Menjadi wali Allah ternyata bisa dengan amalan wajib maupun amalan
sunnah. Begini penjelasannya dalam hadits Arbain #38.
Baca Juga: Hadits Arbain #37: Berniat Baik dan Jelek, Namun Tidak
Terlaksana
) اَّل ِذ يَن َآَم ُن وا َو َكاُن وا62( َأَلا ِإَّن َأْو ِلَياَء الَّل ِه َلا َخ ْو ٌف َع َل ْيِه ْم َو َلا ُه ْم َيْح َزُن وَن
63( )َيَّت ُق وَن
Dari ayat di atas, Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata tentang wali Allah,
“Wali Allah adalah mereka yang beriman dan bertakwa” (Al-Furqan bayna
Awliya’ Ar-Rahman wa Awliya’ Asy-Syaithan, hlm. 25)
“Berikan bagian warisan kepada ahli warisnya, selebihnya adalah milik laki-
laki yang paling dekat dengan mayit.” (HR. Bukhari, no. 6746 dan Muslim, no.
1615)
ُق ْل ِإْن ُكْنُت ْم ُت ِح ُّبوَن الَّل َه َف اَّت ِبُع وِني ُيْح ِبْبُكُم الَّل ُه َو َيْغ ِف ْر َل ُكْم ُذ ُن وَبُكْم َو الَّل ُه
َغُف وٌر َر ِح يٌم
َأ َأ
ِاَّدَع ى َق ْو ٌم َّن ُه ْم ُيِح ُّبْو َن َهللا َف ْن َز َل ُهللا َه ِذِه الآَيَة ِم ْح َن ًة َل ُه ْم
“Suatu kaum mengklaim mencintai Allah, lantas Allah turunkan ayat ini
sebagai ujian bagi mereka”. Allah sungguh telah menjelaskan dalam ayat
tersebut, barangsiapa yang mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, Allah akan mencintainya. Namun, siapa yang mengklaim mencintai
Allah, tetapi tidak mengikuti beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia tidaklah
termasuk wali Allah. Banyak orang menyangka dirinya atau selainnya
sebagai wali Allah, tetapi kenyataannya mereka bukan wali-Nya. Bisa dilihat,
Yahudi dan Nashrani mengklaim bahwa mereka adalah wali Allah, yang
masuk surga hanyalah dari golongan mereka saja, mengaku bahwa mereka
adalah anak Allah dan kekasih-Nya, ternyata hanya klaim semata.” (Al-
Furqan Bayna Awliya’ Ar-Rahman wa Awliya’ Asy-Syaithan, hlm. 30)
Al-abror ash-habul yamin adalah hamba Allah yang hanya mendekatkan diri
pada Allah dengan amalan yang wajib dan meninggalkan yang haram, ia
tidak membebani dirinya dengan amalan sunnah dan tidak menahan diri
dari berlebihan dalam yang mubah.
Penyebutan dua macam wali ini juga ada dalam hadits qudsi yang dikaji kali
ini. Lihat Al-Furqan, hlm. 47 dan 51.
Walau mereka sudah sampai tingkatan makrifat (mengenal Allah seperti itu,
pen.), mereka ternyata paling rajin dan paling banyak ibadahnya pada Allah
Ta’ala. Mereka terus beribadah pada Allah hingga mereka meninggalkan
dunia. Jadi yang benar, makna al-yaqin di sini adalah al-maut (kematian)
sebagaimana dikemukakan sebelumnya.”
Pertama, mukjizat
ِإْذ َق اَل الَّل ُه َيا ِع يَس ى اْبَن َم ْر َيَم اْذُكْر ِنْع َم ِتي َع َل ْيَك َو َع َل ٰى َو اِلَد ِتَك ِإْذ
َأ
َّيْد ُتَك ِبُرو ِح اْل ُق ُد ِس ُت َكِّل ُم الَّناَس ِفي اْل َم ْه ِد َو َكْه ًلا ۖ َو ِإْذ َع َّل ْم ُتَك اْلِك َت اَب
ۖ
َو اْلِح ْكَم َة َو الَّت ْو َراَة َو اْلِإْنِج يَل ۖ َو ِإْذ َت ْخ ُل ُق ِم َن الِّط يِن َكَه ْيَئِة الَّط ْيِر ِبِإْذِني
َفَتْنُف ُخ ِفيَه ا َفَتُكوُن َط ْيًرا ِبِإْذِني ۖ َو ُت ْبِرُئ اْلَأ ْكَم َه َو اْلَأْبَرَص ِبِإْذِني ۖ َو ِإْذ
ُت ْخ ِر ُج اْل َمْو َت ٰى ِبِإْذِني ۖ َو ِإْذ َكَف ْفُت َبِني ِإْس َراِئيَل َع ْنَك ِإْذ ِج ْئ َت ُه ْم ِباْل َبِّيَن اِت
َفَق اَل اَّل ِذ يَن َكَف ُروا ِم ْن ُه ْم ِإْن َٰهَذ ا ِإَّلا ِس ْح ٌر ُم ِبيٌن
Kedua, karamah
Karamah adalah perkara luar biasa, tetapi bukan dari para nabi, yakni dari
pengikut para nabi atau dari kalangan wali Allah. Contohnya adalah pada
Maryam yang menggoyangkan batang kurma. Dalam ayat disebutkan,
َو ُهِّزي ِإَل ْيِك ِبِج ْذ ِع الَّن ْخ َلِة ُت َس اِق ْط َع َل ْيِك ُرَط ًبا َج ِنًّيا
“Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan
menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.” (QS. Maryam: 25). Buah
kurma yang masak itu tidak hancur. Ini namanya karamah. Begitu juga
Maryam bisa hamil (tanpa suami) hingga melahirkan adalah suatu karamah.
Dalam ayat disebutkan,
َو اَّل ِتي َأْح َصَنْت َف ْر َج َه ا َفَنَف ْخ َن ا ِفيَه ا ِم ْن ُروِح َن ا َوَج َع ْل َن اَه ا َو اْبَن َه ا آَيًة
ِلْل َع اَلِم يَن
“Dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu
Kami tiupkan ke dalam (tubuh)nya ruh dari Kami dan Kami jadikan dia dan
anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam.” (QS. Al-
Anbiya: 91)
Ilmu magis (sya’wadzah) adalah sesuatu yang Allah tampakkan pada orang
yang mengabdi pada jin. Ini sebagai bentuk ujian bagi dirinya dan orang
lain, yang membuat tukang sihir itu semakin sesat. Ilmunya datang dari
setan, sehingga yang memilikinya tidak disebut wali Allah, apalagi seorang
nabi.
Kejadian ini untuk membuat orang yang memilikinya semakin hina dan
menunjukkan kedustaannya. Ini seperti yang ada pada Musailamah Al-
Kadzdzab. Ia mengaku sebagai nabi di akhir-akhir hidup Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam, dan punya banyak pengikut. Suatu hari ada petani yang
mendatangi Musailamah, mereka mengadukan padanya bahwa sumur
mereka kering, airnya hanya tersisa sedikit sekali. Mereka meminta kepada
Musailamah supaya mendatangi sumur tersebut lantas ia meludah ke dalam
sumur, seakan-akan ia mengembalikan air. Ia pun pergi, mereka lantas
memberikan pada Musailamah air, ia pun berkumur-kumur dengan air
tersebut kemudian ia memuntahkannya ke dalam sumur. Akhirnya di sumur
itu terdapat air. Ketika ia meludah lagi, air tersebut jadi kering lagi dan tidak
tersisa sedikit pun.
Faedah hadits
1. Memusuhi wali Allah termasuk dosa besar.
5. Adanya karamah wali, karena siapa saja yang memusuhi wali Allah,
Allah mengumumkan perang terhadapnya.
10. Yang Allah cintai adalah amalan wajib, kemudian amalan sunnah.
13. Ibnu Rajab rahimahullah berkata, “Kewajiban badan yang paling agung
adalah menunaikan shalat.” (Jaami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2:336).
Baca Juga:
Referensi:
Artikel Rumaysho.Com
#wali Allah