Anda di halaman 1dari 7

TERJEMAH RISALAH “TAFSIR KALIMAT TAUHID” KARYA SYAIKH MUHAMMAD BIN ABDIL WAHHAB

RAHIMAHULLAH

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab –semoga Allah merahmati beliau- ditanya tentang makna Laa
Ilaaha Illallah. Beliau menjawab sebagai berikut:

Ketahuilah, semoga Allah merahmati anda, sesungguhnya kalimat ini adalah pembeda antara
kekafiran dengan Islam. Itu adalah kalimat ketakwaan. Itu adalah tali ikatan yang terkuat1. Itu adalah
kalimat yang dijadikan oleh Ibrahim –semoga keselamatan tercurah kepada beliau- sebagai kalimat
yang tetap kekal diterapkan untuk keturunan beliau agar mereka kembali (kepada Allah) 2.

Kalimat itu bukanlah dimaksudkan untuk diucapkan dengan lisan saja tanpa diketahui maknanya.
Karena orang-orang munafik mengucapkan kalimat itu namun mereka akan berada di bawah orang-
orang kafir di dasar terbawah neraka 3. Padahal orang-orang munafik itu juga shalat dan bersedekah.

Yang diharapkan adalah seseorang mengucapkan kalimat itu disertai dengan pengenalan (maknanya)
dalam hati, mencintainya, dan mencintai orang-orang yang menerapkan kalimat itu, serta membenci
orang-orang yang menyelisihi maupun memusuhinya4 5.

Sebagaimana sabda Nabi shollallahu alaihi wasallam:

َُ َ‫مَنََقَالََلَََِلَهَََِ َلا‬
َ )‫هللاَملَصَاَ(دخلَاْلناة‬
Barang siapa yang mengucapkan Laa Ilaah Illallah dengan ikhlas, (ia akan masuk surga)(H.R al-Bazzar
dari Abu Said, dishahihkan Syaikh al-Albaniy dalam Shahih al-Jami’us Shaghir, pen)

1
Sebagaimana dalam alQuran surah al-Baqoroh ayat 256:
َ ...‫فمنَيك ُفرَِبلطاا ُغوتَويُؤمنَِب اَّللَف قدَاستمسكَِبل ُعروةَال ُوث قى‬...
…barang siapa yang kufur terhadap thaghut dan beriman kepada Allah, maka ia telah berpegangteguh dengan
tali yang terkuat…(Q.S al-Baqoroh ayat 256)
2
Sebagaimana firman Allah Ta’ala:
َ‫)َوجعله َاَكلمةَِبقيةََِفَعقبهَلعَلا ُهم‬27(َ‫)َِالَالاذيَفطرِنَفإناهَُسي هدين‬26(َ‫يمَِلبيهَوق ومهَِناِنَب راءٌَِمااَت عبُ ُدون‬
َُ ‫وِذَقالَِب راه‬
)28(َ‫ي رج ُعون‬
Dan ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya dan kaumnya: Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kalian
sembah. Kecuali (Dzat) yang menciptakan aku, karena sesungguhnya Dia akan memberikan petunjuk kepadaku.
Dan Ibrahim menjadikan kalimat itu tetap kekal untuk (diikuti) keturunannya agar mereka kembali (kepada
Allah)(Q.S az-Zukhruf ayat 28)
3
Allah Ta’ala berfirman:
َ ‫ِ انَال ُمنافقيََِفَالداركَاِلسفلَمنَالناارَولنَََتدََلُمَنصريا‬
Sesungguhnya orang-orang kafir berada di lapisan terbawah dari neraka dan engkau tidak akan mendapati
ada penolong bagi mereka (Q.S anNisaa’ ayat 145)
4
Sebagaimana ucapan Nabi Ibrahim yang diabadikan dalam alQuran:
َ َُُ‫َاَّللَكفرَّنَب ُكمَوبداَب ي ن ناَوب ي ن ُك ُمَالعداوةَُوالبَْغَاءََُبداََ اََّتُؤمنُواَِب اَّللَوَد‬
‫َدون ا‬ُ ‫َِّناَبُرآءَُمن ُكمَوِمااَت عبُ ُدونَمن‬
…Sesungguhnya kami berlepas diri dari kalian dan yang kalian sembah selain Allah. Kami mengkufuri kalian dan
nampak jelas permusuhan dan kebencian di antara kita selamanya, sampai kalian beriman kepada Allah semata
(Q.S al-Mumtahanah ayat 4)
5
Sikap benci dalam hati bukan berarti bersikap dzhalim kepada mereka. Kedzhaliman tetap terlarang
dilakukan kepada siapapun. Baik kepada sesama muslim ataupun terhadap orang kafir.

1
Dalam sebagian riwayat, dinyatakan:

َ َ‫خَالَصَاَمَنََقَلَبَه‬
Ikhlas dari hatinya (H.R al-Bukhari, pen6)

Dalam riwayat lain, dinyatakan:

َ َ‫صَادَقَاَمَنََقَلَبَه‬
Jujur dari hatinya (H.R Ahmad dari Muadz, pen7

Dalam hadits yang lain:

َ َ‫مَنََقَالََلَََِلَهَََِ َلا‬
َ )َ‫َوَسابُهَُعلىَهللا‬،ُ‫َود ُمه‬،ُ‫هللاَُوكَفَرََبَاَيُعَبَ َُدَمَنََ َُد َونََهللاََ(َ ُرمَمالُه‬
Barang siapa yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah dan mengkufuri semua yang disembah selain Allah
(maka haramlah (terjaga) harta dan darahnya, serta perhitungannya dikembalikan kepada Allah)(H.R
Muslim, pen) 8.

Demikian juga hadits-hadits lain yang menunjukkan ketidaktahuan mayoritas manusia akan
persaksian ini.

Ketahuilah, sesungguhnya kalimat ini berupa penafian dan penetapan. Penafian terhadap sembahan
selain Allah Ta'ala dari kalangan makhluk, termasuk (Nabi) Muhammad shollallahu alaihi wasallam
dan Jibril. Apalagi selain beliau berdua dari kalangan para wali dan orang-orang sholih.

Jika anda memahami ini, perhatikanlah sifat Uluhiyyah yang Allah tetapkan (hanya untuk) Diri-Nya.
Dia tiadakan (sifat Uluhiyyah itu) dari (Nabi) Muhammad, Jibril, maupun selain keduanya. Semuanya
(selain Allah) sama sekali tidak memiliki sifat Uluhiyyah meskipun seberat biji sawi.

Ketahuilah, sesungguhnya sifat Uluhiyyah yang diberi nama oleh orang awam di zaman kita sebagai
as-sirr (sesuatu yang tersembunyi) dan (dianggap) Wali (Allah). Ilah maknanya adalah Wali yang
memiliki (kemampuan) tersembunyi. Yaitu yang mereka namakan al-Faqir atau Syaikh. Orang-orang
awam juga memberinya sebutan as-Sayyid dan semisalnya. 9

6
Lafadz lengkapnya:
‫َمنَقالَلَِلهَِال ا‬،َ‫َسع ُدَالنااسَبشفاعِتَي ومَالقيامة‬
َ َ‫ََوَن فسه‬،‫َخالصاَمنَق لبه‬،ُ‫َاَّلل‬
Manusia paling berbahagia dengan syafaatku pada hari kiamat adalah orang yang mengucapkan Laa Ilaaha
Illallah dengan ikhlas dari hati atau jiwanya (H.R al-Bukhari dari Abu Hurairah)
7
Lafadz lengkapnya:
َ ‫َدخلَاْلَناة‬،‫ولَهللاَصادقاَمنَق لبه‬ ُ ‫َوَ ان‬،ُ‫منَماتَوُهوَيشه ُدََنَلَِلهَِالَهللا‬
ُ ‫َُم امداَر ُس‬
Barang siapa yang meninggal dalam keadaan bersaksi bahwasanya tidak ada sembahan yang benar kecuali
Allah dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah, jujur dari hatinya, ia akan masuk surga (H.R Ahmad
dari Muadz)
8
Syaikh mengisyaratkan akan sebagian syarat Laa Ilaaha Illallah. Sebagian Ulama menjelaskan bahwa syarat Laa
Ilaaha Ilallah ada 8, yaitu: 1) Ilmu, 2) Yakin, 3) Menerima (tidak menolak), 4) Tunduk, 5) Jujur, 6) Ikhlas, 7) Cinta,
8) Mengkufuri segala yang disembah selain Allah
9
Perasaan takut, berharap, diiringi perendahan diri adalah bagian dari makna ibadah. Sebagaimana diriwayatkan
oleh atThobariy ucapan Sahabat Nabi Ibnu Abbas:
َ‫افَون ر ُجوََيَرباناَلَغريك‬ ُ ‫َ"َقُلََي‬:‫يلَل ُمح ام ٍدَصلاىَهللاَُعليهَوسلام‬
َُ ‫َِ اَيكََنُوَ ُدَوَن‬،‫َِ اَيكَن عبُ ُد‬:‫َُم ام ُد‬ ُ ‫قالَجْب‬
2
Mereka menyangka bahwasanya Allah menjadikan makhluk-makhluk tertentu memiliki kedudukan
khusus yang Allah ridhai jika manusia bergantung pada para makhluk itu, berharap kepada mereka,
beristighotsah kepada mereka dan menjadikan mereka sebagai perantara antara dirinya dengan Allah.

Orang-orang musyrik di zaman kita menyangka bahwasanya mereka adalah sebagai perantara
(hubungan dengan Allah). Orang-orang terdahulu menyebutnya sebagai sembahan-sembahan.
Perantara itu adalah Ilah. Sehingga, ucapan seseorang Laa Ilaaha Illallah (tidak ada Ilah (yang benar)
kecuali Allah) berarti membatalkan segala perantara (peribadatan seorang dengan Allah)10.

Jika anda hendak mengetahui hal tersebut dengan pengetahuan yang sempurna, setidaknya dengan
2 perkara:

Pertama: Anda mengetahui bahwasanya orang-orang kafir yang diperangi oleh Rasulullah shollallahu
alaihi wasallam, Nabi memerangi mereka, merampas harta rampasan perang mereka, dan
menghalalkan para wanita mereka (menjadi tawanan), mereka mengakui keesaan Allah Yang Maha
Suci dalam Rububiyyah, yaitu bahwasanya tidak ada yang mencipta, memberi rezeki, menghidupkan,
mematikan, mengatur perkara-perkara, kecuali Allah semata. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

َ‫َُير ُجَاْل ايَمنَالميَ ِتَوُُير ُجَالمي ِتَمنَاْلي‬


ُ ‫سمعَواِلبصارَومن‬
َ‫كَال ا‬
ُ ‫قُلَمنَي رُزقُ ُكمَمنَال اسماءَواِلرضََ امنََيل‬
َُ‫َاَّلل‬
‫ومنَيُدب ُرَاِلمرَفسي ُقولُون ا‬
Katakanlah, siapakah yang memberikan rezeki kepada kalian dari langit dan bumi. Dan siapakah yang
menguasai pendengaran dan penglihatan. Siapakah yang mengeluarkan kehidupan dari kematian dan
mengeluarkan kematian dari kehidupan. Dan siapakah yang mengatur (segala) perkara. Sungguh
mereka akan berkata: Allah (Q.S Yunus ayat 31)

Ini adalah perkara besar yang penting. Yaitu anda mengetahui bahwasanya orang-orang kafir
menyaksikan dan mengakui ini semua. Namun (keyakinan) itu tidaklah memasukkan mereka ke dalam
Islam, dan tidak membuat terjaga darah maupun harta mereka. Mereka juga bersedekah, berhaji,
umrah, beribadah, dan meninggalkan beberapa hal (yang dianggap haram) karena takut kepada Allah
Azza Wa Jalla.

Jibril berkata kepada Muhammad shollallahu alaihi wasallam: Katakanlah wahai Muhammad: Hanya kepada-
Mu (ya Allah) kami beribadah, hanya kepada-Mu kami mentauhidkan, takut, dan berharap wahai Rabb kami,
bukan kepada selain-Mu (riwayat atThobariy dalam tafsirnya ketika menafsirkan surah al-Fatihah ayat 5)
Ibnu Jarir atThobari rahimahullah menyatakan:
‫فَلَي ُكوَّننَِالَمعَذلاٍة؛َِل انَال ُعبُودياةَعندََجيعَالعربََصَلُهاَالذلاة‬
ُ ‫وِنَكانَالارجاءَُواْلو‬
Meskipun perasaan berharap dan takut tidaklah ada kecuali bersamaan dengan perendahan diri. Karena
peribadatan itu menurut bangsa Arab asalnya dari perendahan (diri)(Tafsir atThobariy 1/159)
Maka apabila ada seseorang yang merasa takut dan berharap diiringi perendahan diri kepada siapapun misalkan
kepada seorang yang sholih yang telah meninggal atau masih hidup, maka sesungguhnya ia telah berbuat syirik
kepada Allah.
10
Dalam tafsir atThobariy dijelaskan bahwa Ilah itu maknanya adalah “yang disembah” atau “yang diibadahi”.
Sehingga makna Laa Ilaaha Illallah artinya adalah “tidak ada yang berhak disembah secara benar kecuali Allah”.
Al-Imam Abu Ja’far Muhammad bin Jarir atThobariy rahimahullah (wafat tahun 310 H) menyatakan:
َ‫َلَمعبُودَتصلُ ُحَلهَُالعبادةَُِال ا‬:‫ول‬
َ ُ‫َاَّلل‬ ُ ‫َ{لَِلهَِال‬:ُ‫وق ولُه‬
ُ ‫]َي ُق‬163َ:‫َهو}َ[البقرة‬
dan firman Allah (yang artinya): Tidak ada Ilah kecuali Dia (Q.S al-Baqoroh ayat 163) maknanya: tidak ada
sembahan yang boleh dipersembahkan ibadah kepada-Nya kecuali Allah (Jami’ul Bayan an Ta’wili Aayil Quran
atau disebut juga Tafsir atThobariy 18/353)

3
Namun, perkara kedua yang membuat mereka kafir dan menjadi halal darah dan harta mereka adalah
bahwasanya mereka tidak mempersaksikan tauhid Uluhiyyah untuk Allah. Padahal semestinya tidak
ada yang dijadikan sasaran doa maupun tempat berharap kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-
Nya. Tidak boleh beristighatsah kepada selain-Nya. Tidaklah dilakukan penyembelihan (ibadah)
kepada selain-Nya. Tidaklah dilakukan nadzar untuk selain-Nya. (Tidak ada yang boleh menjadi sasaran
ibadah ini semua) baik Malaikat yang didekatkan (kepada Allah) maupun Nabi yang diutus.

Barang siapa yang beristighotsah (memohon pertolongan dalam hal mendesak yang hanya Allah saja
yang mampu) dengan selain-Nya, maka ia kafir. Barang siapa yang menyembelih untuk selain-Nya
maka ia kafir. Barang siapa yang bernadzar untuk selain-Nya maka ia kafir. Demikian juga
(persembahan ibadah lain) yang seperti itu.

Sebagai penyempurna (penjelasan) ini, hendaknya anda mengetahui bahwasanya kaum musyrik yang
diperangi oleh Rasulullah shollallahu alaihi wasallam mereka berdoa kepada orang-orang shalih
seperti Malaikat, Isa, Uzair, dan para Wali lainnya . Maka mereka pun kafir dengan sebab ini padahal
mereka mengakui bahwasanya Allah adalah Sang Pencipta, Sang Maha Pemberi rezeki, dan Sang
Pengatur (segalanya).

Jika anda mengetahui ini, anda akan mengetahui makna Laa Ilaaha Illallah. Anda juga mengetahui
bahwasanya barang siapa yang meminta kepada para Nabi, Malaikat, atau menganjurkan akan hal itu,
atau beristighatsah kepadanya, maka ia telah keluar dari Islam. Inilah kekafiran yang diperangi oleh
Rasulullah shollallahu alaihi wasallam.

Apabila ada orang yang musyrik yang berkata: Kami mengetahui bahwasanya Allah adalah Sang
Pencipta, Maha Pemberi rezeki, Sang Pengatur, memberikan kewenangan kepada orang-orang shalih
ini untuk didekatkan (kepada-Nya) dan kami pun berdoa kepada mereka, bernadzar untuk mereka,
masuk (mendekatkan diri) kepada mereka, beristighatsah kepada mereka dan kami menginginkan
kedudukan tinggi dan syafaat. Kami tetap memahami bahwasanya Allah adalah Sang Pencipta lagi
Maha Mengatur.

Maka katakanlah: Ucapanmu ini adalah madzhab Abu Jahl dan semisalnya (seperti juga kaum Nashara,
Yahudi, dan orang kafir lainnya,pen). Karena mereka berdoa kepada Isa, Uzair, Malaikat, dan para Wali
untuk menginginkan hal itu 11. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:

ُ ‫َواَلاذَيَنََ ااَّت ُذَواَمن‬


‫َدونهََولياءَماَن عبُ ُد ُهمَِالَليُقربُوَّنََِل ا‬
َ‫َاَّلل َُزلفى‬

11
Hal ini sebagaimana ucapan Mujahid, seorang Tabi’i saat menafsirkan firman Allah surah az-Zumar ayat 3
tersebut:
َ‫َومنَق ب ل ُهمَي ُقولُهَُللملَكِئكة‬،‫شَت ُقولُهَُلْلوَثن‬ ‫َ{ماَن عبُ ُد ُهمَِالَليُقربُوَّنََِل ا‬:‫َِفَق ولَه‬،‫َُماه ٍد‬
ٌ ‫َ«قُري‬:‫]َقال‬3َ:‫َاَّلل َُزلفى}َ[الزمر‬ ُ ‫عن‬
»‫ولعيسىَابنَمرَيَول ُعزي ٍَر‬
Dari Mujahid tentang firman Allah (yang artinya): Kami tidaklah beribadah kepada mereka kecuali agar mereka
mendekatkan kami kepada Allah sedekat-dekatnya (Q.S az-Zumar ayat 3)(Mujahid berkata) Orang-orang
Quraisy berkata demikian terhadap berhala-berhala. (Orang-orang kafir) sebelum mereka berkata demikian
terhadap Malaikat, Isa putra Maryam, dan Uzair (riwayat Ibnu Jarir dalam Tafsirnya)

4
Dan orang-orang yang menjadikan selain-Nya sebagai sembahan, (berdalih dengan ucapan) kami
tidaklah menyembah mereka kecuali untuk mendekatkan kami kepada Allah sedekat-dekatnya (Q.S
az-Zumar ayat 3)12

Allah Ta’ala juga berfirman:

َ‫َاَّلل‬
‫َشفع ُاؤَّنَعند ا‬
ُ ‫َُّرُهمَولَي ن فعُ ُهمَوي ُقولُونَه ُؤلء‬
ُ ‫َاَّللَماَلَي‬
‫َدون ا‬ُ ‫وي عبُ ُدونَمن‬
Dan mereka beribadah kepada selain Allah yang tidak mampu memberikan mudarat13 maupun
manfaat kepada mereka, dan mereka berkata: Sembahan-sembahan ini adalah para pemberi syafaat
kami di sisi Allah (Q.S Yunus ayat 18)

Apabila anda memikirkan ini dengan baik, anda akan mengetahui bahwasanya orang-orang kafir yang
mempersaksikan tauhid Rububiyyah untuk Allah yaitu mengakui bahwasanya Dia satu-satunya
Pencipta, Pemberi rezeki, dan Pengatur. Namun mereka berdoa kepada Isa, Malaikat, dan para Wali
dengan maksud agar (sembahan-sembahan) itu mendekatkan mereka kepada Allah dan memberikan
syafaat di sisi-Nya.

Anda pun mengetahui bahwasanya orang-orang kafir, terkhusus Nashara, ada yang beribadah kepada
Allah siang dan malam, bersikap zuhud di dunia, bersedekah dari penghasilan mereka, menjauh dari
manusia di tempat ibadah mereka, namun mereka kafir musuh Allah kekal di neraka. Karena
keyakinannya tentang Isa dan selainnya dari para Wali. Mereka berdoa kepadanya, menyembelih
untuknya dan bernadzar untuknya. Akan jelas bagi anda bagaimana karakteristik Islam, ajaran yang
didakwahkan oleh Nabi anda –semoga sholawat dan salam tercurah kepada beliau dan keluarga
beliau-.

Nampak jelas bagi anda bahwasanya banyak manusia yang menjauh dari ajaran Islam itu. Jelas bagi
anda makna sabda Nabi shollallahu alaihi wasallam:

َ ََ‫َوسَيَ َعُ َوَُدَغََريَبَاَكَمَاَبَد‬،‫ا‬


َ ‫بَدَََالَسَلَ َُمَغََريَب‬
Islam bermula dalam keadaan asing dan akan kembali menjadi asing (H.R Muslim dari Abu Hurairah,
pen)

12
Pernyataan Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullah ini sesuai dengan penjelasan dalam tafsir
alQurthubiy. Al-Imam Muhammad bin Ahmad bin Abi Bakr al-Qurthubiy rahimahullah (wafat tahun 671 H)
menyatakan:
‫َوَ انَهذَُاْلَلةَِاَّناَي عبُ َُدوَّناََنَاَمن ُهمََ اَّناَتُقرُُهُمََِل ا‬،‫َهوَاللهَُاِلعظ ُم‬
َ‫َكماََخْبَعنَ َُهم‬،‫َاَّلل َُزلفى‬ ‫وذلكََ اَّنُمَكانُواَي عتق ُدونََ ان ا‬
ُ ‫َاَّلل‬
‫"َماَن عبُ ُد ُهمَِالَليُقربُوَّنََِل ا‬:‫بقولهَت عاَل‬
‫َاَّلل َُزلفى‬
Yang demikian itu karena mereka meyakini bahwasanya Allah adalah Ilah (sembahan) yang terbesar dan
bahwasanya sembahan-sembahan ini hanyalah mereka sembah karena mereka duga bisa mendekatkan kepada
Allah sedekat-dekatnya sebagaimana Allah mengkhabarkan kepada mereka dengan firman-Nya (yang artinya):
Kami tidaklah menyembah mereka kecuali agar mendekatkan kami kepada Allah sedekat-dekatnya (Q.S az-
Zumar ayat 3)(al-Jami’ li Ahkaamil Quran atau disebut juga Tafsir al-Qurthubiy 7/62)
13
Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam sebagai makhluk paling utama dan paling mulia saja diperintah
oleh Allah untuk menegaskan bahwa beliau tidak mampu memberikan mudarat ataupun manfaat untuk diri
beliau sendiri:
َ‫كَلن فسيَضراَولَن فعاَِالَماَشاء ا‬
...ُ‫َاَّلل‬ ُ ‫قُلَلََمل‬
Katakanlah (Wahai Muhammad): Aku tidaklah memiliki kekuasaan terhadapku diriku sendiri (menolak)
kemudaratan maupun (menarik) manfaat kecuali sesuai dengan kehendak Allah…(Q.S Yunus ayat 49)

5
Maka Allah…Allah… wahai saudaraku, berpegangteguhlah dengan asal agama kalian.
(Berpegangteguhlah dengan ajaran agama Islam) dari sejak awal, hingga akhir, pondasinya, maupun
atapnya yaitu persaksian Laa Ilaaha Illallah.

Pahamilah maknanya, cintailah kalimat itu dan cintailah orang-orang yang menegakkannya. Jadikanlah
mereka sebagai saudara kalian meskipun mereka jauh (dari sisi kekerabatan). Kufurilah, musuhi, dan
bencilah terhadap thaghut. Bencilah orang yang mencintai thaghut, membela, dan tidak mengkafirkan
mereka. Atau yang berkata: Aku tidak ada kewajiban untuk bersikap terhadap mereka atau berkata:
Allah tidak membebani aku untuk bersikap terhadap mereka.

(Barang siapa yang mengucapkan demikian) berarti telah berdusta atas nama Allah dan mengada-ada
dalam ucapannya. Allah telah membebankan kepada dia dan mewajibkan dia untuk bersikap kufur
dan berlepas diri dari mereka. Walaupun mereka adalah saudara kandung dan anak mereka.

Allah...Allah, berpegangteguhlah dengan itu. Semoga kalian berjumpa dengan Rabb kalian tidak
menyekutukan-Nya dengan suatu apapun. Ya Allah wafatkanlah kami sebagai orang-orang muslim dan
gabungkanlah kami dengan orang-orang sholih.

Kita akhiri pembicaraan dengan ayat yang Allah sebutkan di dalam kitab-Nya, yang menunjukkan
bahwasanya kekafiran kaum musyrik di zaman kita lebih parah dibandingkan yang diperangi oleh
Rasulullah –semoga sholawat dan salam tercurah kepada beliau dan keluarga beliau-. Allah Ta’ala
berfirman:

َ‫وِذاَم اس ُك ُمَالَُُّّرَِفَالبحرَض الَمنَتدعُونَِالَِ اَيَُُف ل اماََناا ُكمََِلَالْبََعرضتُمَ َوكانَالنسا ُنَك ُفورا‬


Dan jika mereka ditimpa kemudaratan di lautan, hilanglah segala yang mereka seru kecuali Dia
(Allah). Ketika Kami selamatkan mereka ke daratan, mereka berpaling. Manusia memang benar-benar
kufur (Q.S al-Israa’ ayat 67)

Kalian telah mendengar bahwasanya Allah Yang Maha Suci menyebutkan keadaan orang-orang kafir
bahwasanya mereka jika ditimpa kemudaratan, meninggalkan para pemimpin dan masyayikh, tidak
beristighatsah kepada mereka. Justru mereka mengikhlaskan (doa) hanya untuk Allah semata, tidak
menyekutukan-Nya. Beristighatsah kepada-Nya satu-satunya. Apabila mereka mendapat kelapangan,
mereka berbuat syirik (lagi). Sedangkan anda melihat kaum musyrik di zaman kita 14 yang sebagian
mereka mengaku termasuk orang yang berilmu, bersikap zuhud, bersungguh-sungguh dalam ibadah,
apabila ditimpa kemudaratan kadang mereka beristighatsah dengan selain Allah, semisal Ma’ruf, atau
Abdul Qodir al-Jailaniy, dan yang lebih mulia dari mereka itu seperti Zaid bin al-Khoththob dan az-
Zubair (bin al-Awwam, pen). Bahkan yang lebih mulia dari mereka seperti Rasulullah shollallahu alaihi
wasallam. Hanya kepada Allahlah kita meminta pertolongan.

14
Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullah tidaklah gegabah dalam mengkafirkan individu terutama
pihak-pihak yang tidak tahu dan belum tegak hujjah padanya. Beliau menyatakan:
َ ‫صنَمََاَلاذَيَعَلَىَقَْبَََحَدَالَبَدََو‬
ََ‫يَوَمَثَاَلَمَا؛َِلَجَلََجَهَلَهَمََ َوعَدَمََمن‬ َ َ‫صنَمَاَلاذَيَعَلَىَعَبَدََالَقَادَر‬
َ‫َوال ا‬، َ‫َوَِذَاَ َُكنااَلَََنُكَفََُرَمنََعَبدََال ا‬
…ََ‫َفَكَيَفَََنُكَفَُرَمَنََلَََيُشََركََِبَلل‬،َ‫يُنَبَ َُه َُهم‬
Jika kami tidak mengkafirkan orang yang beribadah kepada berhala yang berada di atas kubur Abdul Qodir, dan
berhala yang berada di atas kubur Ahmad al-Badawiy maupun semisal beliau berdua, karena ketidaktahuan
mereka dan tidak ada orang yang memperingatkan kepada mereka, bagaimana bisa kami mengkafirkan orang
yang tidak berbuat syirik kepada Allah …(ad-Durar as-Saniyyah 1/66)

6
Yang lebih parah lagi dari itu ada di antara mereka yang beristighotsah kepada para thaghut, orang-
orang kafir dan durhaka. Seperti Syamsaan, Idris, Yunus15, dan semisal mereka. Allah Yang Maha Suci
adalah yang paling mengetahui.

Segala puji bagi Allah di awal dan di akhir, semoga sholawat Allah tercurah kepada makhluk terbaik
Muhammad dan keluarga beliau seluruhnya. Aamiin.

(Diterjemahkan dan diberi catatan kaki oleh Abu Utsman Kharisman)

15
Mereka adalah para thaghut yang mengaku mengetahui ilmu ghaib di Riyadh waktu itu sebelum masuknya
dakwah Syaikh Muhammad bin Abdi Wahhab rahimahullah

Anda mungkin juga menyukai