Anda di halaman 1dari 3

1)- Tauhid Rububiyah

Tauhid rububiyah adalah meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya pencipta,


pemilik, dan pengendali alam raya. Dia dapat menghidupkan dan mematikan dengan
takdir-Nya serta dapat mengendalikan seluruh alam semesta dengan sunah-sunah-
Nya.

Memahami tauhid rububiyah bertujuan agar manusia mengakui tentang keagungan


Allah SWT atas semua makhluk yang diciptakan-Nya. Allah SWT berfirman dalam
surah Al Mu'minun ayat 86-87:

٨٧ - ‫ َس َيقُ ْولُ ْو َن هّٰلِل ِ ۗقُ ْل اَ َفاَل َت َّتقُ ْو َن‬٨٦ - ‫ش ْال َعظِ ي ِْم‬
ِ ْ‫ت ال َّسب ِْع َو َربُّ ْال َعر‬
ِ ‫قُ ْل َمنْ رَّ بُّ الس َّٰم ٰو‬

Artinya: "Katakanlah, "Siapakah Tuhan yang memiliki langit yang tujuh dan yang
memiliki 'Arsy yang agung?" Mereka akan menjawab, "(Milik) Allah." Katakanlah,
"Maka mengapa kamu tidak bertakwa?"-

-Tauhid Uluhiyah

Tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah SWT dalam mengerjakan ibadah, seperti
salat, puasa, zakat, berkurban, berserah diri, dan berharap pada-Nya.

Tauhid jenis ini bertujuan agar manusia mengetahui bahwa hanya Allah SWT
semata yang berhak disembah dengan benar. Sehingga, hal ini menjadikan manusia
tunduk, taat, dan mengikuti perintah-Nya.

Ayat Al-Qur'an yang menerangkan tentang tauhid uluhiyah termaktub dalam surah
An Nahl ayat 36.

‫ت َعلَ ْي ِه الض َّٰللَ ُة ۗ َفسِ ْير ُْوا‬ْ ‫ت َف ِم ْن ُه ْم مَّنْ َه َدى هّٰللا ُ َو ِم ْن ُه ْم مَّنْ َح َّق‬ َّ ‫َولَ َق ْد َب َع ْث َنا فِيْ ُك ِّل ا ُ َّم ٍة رَّ س ُْواًل اَ ِن اعْ ُب ُدوا هّٰللا َ َواجْ َت ِنبُوا‬
َ ۚ ‫الطا ُغ ْو‬
٣٦ - ‫ان َعاقِ َب ُة ْال ُم َك ِّذ ِبي َْن‬ َ ‫ْف َك‬ َ ‫ظر ُْوا َكي‬ ُ ‫ض َفا ْن‬ ِ ْ‫فِى ااْل َر‬

Artinya: "Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk
menyerukan), "Sembahlah Allah, dan jauhilah tagut", kemudian di antara mereka
ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang tetap dalam kesesatan. Maka
berjalanlah kamu di bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang
mendustakan (rasul-rasul)."

-Tauhid Asma wa Sifat


Tauhid asma wa sifat adalah beriman kepada nama-nama Allah SWT dan sifat-Nya,
sebagaimana termaktub dalam Al-Qur'an dan sunnah rasul-Nya.

Mempelajari tauhid yang artinya beriman kepada nama Allah dan sifat-Nya ini


bertujuan untuk mengetahui bahwa apa yang Allah SWT sifatkan untuk dirinya
adalah benar (haq) dan mutlak. Allah SWT berfirman:

٨ - ‫هّٰللَا ُ ٓاَل ا ِٰل َه ِااَّل ه ۗ َُو لَ ُه ااْل َسْ َم ۤا ُء ْالحُسْ ٰنى‬

Artinya: "(Dialah) Allah, tidak ada tuhan selain Dia, yang mempunyai nama-nama
yang terbaik." (QS. Taha: 8).
2)FUNGSI AL-QUR’AN

-Sebagai petunjuk bagi umat manusia sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al Isra’

‫ِإ َّن ٰهَ َذا ْالقُرْ آنَ يَ ْه ِدي لِلَّتِي ِه َي َأ ْق َو ُم‬

Artinya: “Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus QS [al-
Isra’ /17:9]

-Sebagai obat dari segala penyakit

Firman Allah SWT dalam Surat Isrâ’/17: 82

‫آن َما هُ َو ِشفَاء ٌَو َرحْ َمةٌ لِ ْل ُمْؤ ِمنِ ْينَ َوالَ يَ ِز ْي ُد الظَّالِ ِم ْينَ ِإالَّخَ َسارًا‬
ِ ْ‫َونُن َِّز ُل ِمنَ ْالقُر‬

Artinya:“Dan Kami turunkan dari al Quran suatu yang menjadi obat (penawar) dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman dan al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim
selain kerugian.” (QS al-Isrâ’/17: 82)

-Sebagai peringatan Allah SWT


‫ٱختَلَفَ فِي ِه ِإاَّل‬ ۟ ُ‫ٱختَلَف‬
ْ ‫وا فِي ِه ۚ َو َما‬ ْ ‫اس فِي َما‬ َ َ‫نزَل َم َعهُ ُم ْٱل ِك ٰت‬
ِّ ‫ب بِ ْٱل َح‬ َ ‫َكانَ ٱلنَّاسُ ُأ َّمةً ٰ َو ِح َدةً فَبَ َع‬
َ ‫ث ٱهَّلل ُ ٱلنَّبِ ِّيۦنَ ُمبَ ِّش ِرينَ َو ُمن ِذ ِرينَ َوَأ‬
ِ َّ‫ق لِيَحْ ُك َم َب ْينَ ٱلن‬
‫ص َر ٍط‬ ٰ َ ‫هَّلل‬ ْ
ِ ‫ق بِِإذنِ ِهۦ ۗ َوٱ ُ يَ ْه ِدى َمن يَشَٓا ُء ِإل ٰى‬ ْ ۟ ُ َ ْ ۟ ُ َّ ‫هَّلل‬ َ ْ ُ ٰ
ِّ ‫ٱلَّ ِذينَ ُأوتُوهُ ِم ۢن بَ ْع ِد َما َجٓا َءتهُ ُم ٱلبَيِّنَت بَغيًا بَ ْينَهُ ْم ۖ فهَدَى ٱ ُ ٱل ِذينَ َءا َمنوا لِ َما ٱختَلفوا فِي ِه ِمنَ ٱل َح‬
ۢ ْ ْ
‫ُّم ْستَقِ ٍيم‬

Artinya :”Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus
para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar,
untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah
berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu
setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka
sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal
yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang
yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.[ QS. Al Baqarah ayat 213 ]

3) FUNGSI HADIS beserta contoh dan dalilnya

Hadis merupakan mubayyin bagi Al Quran. Arti dari mubayyin adalah penjelas. Jadi fungsi hadis
terhadap Al Quran adalah sebagai penjelas dan menjelaskan serta merincikan hukum yang ada
dalam Al Quran.
Dalam kedudukannya sebagai penjelas, hadis kadang-kadang memperluas hukum dalam Al
Quran atau menetapkan sendiri hukum di luar apa yang ditentukan Allah dalam Kitab Suci.
Kedudukan hadis sebagai mubayyin atau menjalankan fungsi yang menjelaskan hukum Al-
Quran, tidak diragukan lagi dan dapat di terima oleh semua pihak, karena memang untuk itulah
Nabi ditugaskan Allah SWT. 
Jumhur ulama berpendapat bahwa Hadits berkedudukan sebagai sumber atau dalil kedua
setelah Al Quran dan mempunyai kekuatan untuk ditaati serta mengikat untuk semua umat
Islam.
Diriwayatkan dari Imam Malik bahwa Rasulullah SAW telah bersabda:
« ‫َاب هللاِ َو ُسنَّةَ نَبِيِّ ِه‬ ِ ‫ت فِي ُك ْم َأ ْم َري ِْن لَ ْن ت‬
َ ‫َضلُّوا َما تَ َم َّس ْكتُ ْم بِ ِه َما ِكت‬ ُ ‫تَ َر ْك‬ 
Latin: Taraktu fiikum amraini lan tadhilluu maa tamassaktum bihimaa kitaaballahi wa sunnatara
nabiyyihi
“Aku telah tinggalkan kepada kalian dua hal yang jika kalian berpegang teguh kepadanya tidak
akan tersesat, yaitu kitab Allah dan sunah nabi-Nya.” (HR. Malik dalam al-Muwatha‘).
Hadis disebut sebagai bayani atau penjelasan. Dalam kedudukannya sebagai bayani  dalam
hubungannya dengan Al-Quran, hadis memiliki beragam fungsi.
Hadis mempunyai peranan yang sangat penting terhadap keberadaan Alquran, karena sebagian
ayat Alquran memang merupakan ayat-ayat yang membutuhkan penjelasan dan perincian. 
Berikut 6 Fungsi hadis terhadap Al Quran:
1. Menguatkan dan mengaskan hukum-hukumyang tersebut dalam Al-Qur’an atau disebut fungsi
ta’kid dan taqrir. Dalam bentuk ini Hadits hanya seperti mengulangi apa-apa yang tersebut dalam
Al-Qur’an. Umpanya Firman Allah dalam surat Al-Baqarah :110 yang artinya :
“ Dan dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat “ ayat itu dikuatkan oleh sabda Nabi yang artinya :
“ Islam itu didirikan dengan lima pondasi : kesaksian bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan
muhammad adalah Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat.
2. Memberikan penjelasan terhadap apa yang dimaksud dalam Al-Qur’an dalam hal :
3. Menjelaskan arti yang masih samar dalam Al-Qur’an
4. Merinci apa-apa yang dalam Al-Qur’an disebutkan secari garis besar.
5. Membatasi apa-apa yang dalam Al-Qur’an disebutkan secara umum
6. Memperluas maksud dari sesuatu yang tersebut dalam Al-Qur’an
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi hadis terhadap Al Quran sebagai
penjelas dan menjelaskan serta merincikan hukum yang ada dalam Al Quran.

Anda mungkin juga menyukai