Anda di halaman 1dari 6

Hadits: Iman

Pengertian iman sendiri Secara bahasa berarti pembenaran hati, kemantaban hati atau percaya,.
Sedangkan menurut istilah, iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan
diamalkan dengan tindakan (perbuatan).

‫ِإَّنَم ا اْلُم ْؤ ِم ُنوَن اَّلِذ يَن َآَم ُنوا ِباِهَّلل َو َر ُسوِلِه ُثَّم َلْم َيْر َتاُبوا َو َج اَهُدوا ِبَأْم َو اِلِهْم َو َأْنُفِس ِهْم ِفي َس ِبيِل ِهَّللا ُأوَلِئَك ُهُم الَّصاِد ُقوَن‬

Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah orang-orang yang hanya beriman kepada
Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa
mereka di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS al-Hujurât: 15).

Iman sendiri berbgai macam, jika kita merujuk kepada rukun iman dalam islam. Maka ada Iman kepada
ALLAH SWT, Iman kepada malaikat, Iman kepada kitab ALLAH SWT, Iman kepada Rasul, Iman kepada
hari akhir serta Iman kepada qada dan qadar (takdir baik dan buruk dari ALLAH SWT).

Keimanan ini sangatlah penting karena merupakan bekal kita kelak di akhirat. Seorang muslim yang
beriman dan bertakwa kepada ALLAH SWT, maka insyaallah kita akan masuk dalam syurga dan ALLAH
SWT ridho kepada kita.

Namun menjadi hamba yang beriman tidaklah mudah, terkadang iman naik dan turun tidak menentu.
Untuk itu perlu kiranya kita mempelajari sabda Nabi Muhammad SAW dalam hadits hadist tentang iman
agar kita selalu daam ketaatan dan amal shaleh.

‫ اِاْل ْيَم اُن َاْن ُتْؤ ِم ُن ِباهلل َوَم اَل ِئَك ِتِه َو ِبلَقاِئِه َو ِبُرُس ِلِه‬: ‫ َم ااِاْل ْيَم اُن ؟ َقاَل‬: ‫َح ِد ْيُث َاِبى ُهَر ْيَر َة َقاَل َك اَن النبي ص م َباِر ًز ا َيْو ًم ا ِللَّناِس َفَأَتاُه َر ُجٌل َفَقاَل‬
: ‫ َقاَل‬. ‫ اِاْل ْسَالُم َاْن َتْع ُبَد َهللا َو اَل ُتْش ِرْك ِبِه َو ُتِقْيَم الَّص ـاَل َة َو ُتَؤ ِّد َى الَّز َكاَة اْلَم ْفُرْو َض َة َو َتُصْو َم َر َم َضاَن‬: ‫َم ااِاْل ْسَالُم ؟ َقاَل‬: ‫َقاَل‬،‫َو ُتْؤ ِم َن ِبالَبْع ِث‬
،‫ َو َس ُأْخ ِبُرَك َع ْن َاْش َر اِطَها‬، ‫ َم اْالمْسـُئْو ُل َع ْنَها ِبَأْعَلَم ِم َن الَّسـاِئِل‬: ‫ َم َتى الَّسـاَع ُة؟ َقاَل‬: ‫ َقاَل‬. ‫ َفِأنُه َيَر اَك‬،‫ َاْن َتْع ُبَد َهللا َك َأَّنَك َتَر اُه‬: ‫َم ااِاْل ْح َس اُن ؟ َقاَل‬
.‫اآلية‬،‫ ُثَّم َتَال الَّنِبُّى ص م ِاَّن َهللا ِع ْنَد ُه ِع ْلُم الّسـاَع ِة‬.‫ ِفى َخ ْم ٍس اَل َيْع َلُم ُهَّن ِااّل ُهللا‬، ‫ َوِاَذَا َتَطاَو َل ُرَعاُة اِاْل ِبِل اْلَبْهُم ِفى اْلُبْنَياِن‬،‫ِاَذ ا َو َلَد ِت اَالَم ُة َر َّبَها‬
‫ َهذَا ِج ْبِرْيُل َج اَء ُيَع ِّلُم الَّناَس ِد ْيَنُهْم‬: ‫َفَقَل‬.‫ َفَلْم َيَر ْو ا َشْيئًا‬،‫ ُر ُّد ْو ُه‬: ‫ َفَقَل‬. ‫ُثَّم َاْد َبَر‬

Artinya : Hadits Abu Hurairah ra. Dimana ia berkata : “pada suatu hari Nabi SAW. Berada di tengah-
tengah para sahabat, lalu ada seseorang datang kepada beliau lantas bertanya : “Apakah iman itu?”.
Beliau menjawab : “Iman adalah kamu percaya kepada Allah dan malaikatNya, percaya dengan adanya
pertemuan denganNya, dan dengan adanya rasul-rasulNya, dan kamu percaya dengan adanya hari
kebangkitan (setelah mati)”. Ia bertanya : “Apakah Islam itu?”. Beliau menjawab : “Islam yaitu kamu
yang menyembah kepada Allah dan tidak mempersekutukanNya, mendirikan shalat, menunaikan zakat
yang diwajibkan, dan berpuasa pada bulan ramadhlan”. Ia bertanya : “Apakah Ihsan itu?”. Beliau
menjawab : “kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihatNya, dan jika kamu tidak bisa (seakan-
akan) melihatNya maka (beryakinlah) bahwa sesungguhnya Allah melihat kamu”. Ia bertanya : “Kapan
hari kiamat itu?”. Beliau menjawab : “Orang yang ditanya tentang hari kiamat itu tidak lebih tahu
daripada orang yang bertanya. Akan tetapi aku akan memberitahukan kepadamu tentang tanda-
tandanya (yaitu)apabila seorang budak perempuan melahirkan tuannya, apabila pengembala unta dan
ternak berlomba-lomba dalam bangunan; dalam lima hal tidak mengetahuinya kecuali Allah”. Kemudian
Nabi SAW. Membaca ayat (yang artinya) : “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisiNya sajalah pengetahuan
tentang hari kiamat; dan Dialah yang menurunkan hujan dan mengetahui apa yang ada dalam rahim.
Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui lagi maha mengenal”. Orang yang bertanya itu lantas pergi , lalu beliau bersabda : “itu
adalah Jibril yang datang untuk mengajarkan manusia tentang agama mereka”. (HR Bukhari; Muslim ).

‫َح َّد َثَنا ُع َبْيُد ِهَّللا ْبُن ُم وَس ى َقاَل َأْخ َبَر َنا َح ْنَظَلُة ْبُن َأِبي ُس ْفَياَن َع ْن ِع ْك ِرَم َة ْبِن َخاِلٍد َع ْن اْبِن ُع َم َر َرِض َي ُهَّللا َع ْنُهَم ا َقاَل َقاَل َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا‬
‫(رواه‬. ‫َع َلْيِه َو َس َّلَم ُبِنَي اِإل ْسَالُم َع َلى َخ ْم ٍس َش َهاَد ِة َأْن َال ِإَلَه ِإَّال ُهَّللا َو َأَّن ُمَح َّم ًدا َر ُسوُل ِهَّللا َوِإَقاِم الَّص َالِة َو ِإيَتاِء الَّز َكاِة َو اْلَح ِّج َو َص ْو ِم َر َم َضاَن‬
‫(البخاري‬

Artinya: ‘Abdullah ibn Musa telah menceritakan kepada kami, ia berkata bahwa Hanzhalah ibn Abi
Sufyan telah memberitakan kepada kami, dari Ikrimah ibn Khalid, dari ibn Umar r.a berkata: Rasulullah
saw. telah bersabda: “Islam didirikan atas lima perkara, yakni bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah
swt, dan Muhammad adalah utusan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan ibadah
haji (ke Baitullah), dan berpuasa dibulan Ramadhan”. (H.R. Al-Bukhari)

‫ َفِإْن لَّم‬، ‫ (( َم ْن َّر َأى ِم ْنُك ْم ُم ْنَكًرا َفْلُيَغِّيْر ُه ِبَيِدِه‬: ‫ َسِم ْع ُت َرُسْو َل هللاِ َص لي هللا عليه وسلم َيُقْو ُل‬: ‫ َقاَل‬، ‫َع ْن َأِبْي َسِع ْيِد ْالُخْد ِرِّي َرِض َي هللاُ َع ْنُه‬
] 49 : ‫ رواه مسلم [ رقم‬.)) ‫ َو َذ ِلَك َأْض َع ُف ْاِإل ْيَم اِن‬، ‫ َفِإْن لَّم ْ َيْسَتِط ْع َفِبَقْلِبِه‬، ‫َْيْسَتِط ْع َفِبِلَس اِنِه‬

Artinya: “Dari Abu Sa’d Al-Khudriy Radhiyallahu ‘Anhu, beliau berkata : Saya pernah mendengar
Rasulallah SAW berkata: barang siapa diantara kalian melihat suatu kemunkaran maka hendaknya dia
merubah dengan kekuasannya, apabila dia merasa tidak mampu maka dengan lisannya, maka apabila
dia tidak mampu hendaknya dia membenci kemunkaran tersebut dengan hatinya, yang demikian itu
adalah tingkatan iman yang paling lemah ” (H.R. Muslim).

‫ َوَم ْن َك اَن ُيْؤ ِم ُن ِباِهلل َو ْالَيْو ِم ْاآلِخ ِر َفْلُيْك ِرْم َج اَرُه (رواه البخاري و‬: ‫ َأَّن َرُسْو ُل ِهللا َص َّلى هللاُ َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل‬، ‫َع ْن َأِبْي ُهَر ْيَر َة َرِض َي هللاُ َع ْنُه‬
)‫مسلم‬

Artinya: “Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu: Sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda: barang
siapa yang beriman kepada Allah hari akhir maka hendaknya dia mengormati (tidak menyakiti)
tetangganya (orang yang berada di sekelilingnya” . (H.R. Bukhari dan Muslim).

Hadis : Akhlaq

‫ِإَّن ِم ْن َأِح ِّبُك ْم ِإَلَّي َو َأْقَر ِبُك ْم ِم ِّني َم ْج ِلًسا َيْو َم اْلِقَياَم ِة َأْح َس ُنُك ْم َأْخ اَل ًقا‬

Artinya:
“Sesungguhnya di antara orang-orang yang paling aku cintai dan paling dekat tempat duduknya pada
hari kiamat denganku yaitu orang yang paling baik akhlaknya.” (HR. Tirmidzi)

Penjelasan:

Salah satu keutamaan jika memiliki akhlak yang baik adalah dekat dengan nabi. Dekat dengan nabi
adalah salah satu nikmat yang luar biasa. Sebab akan dijauhkan dari neraka.

‫َأَنا َز ِع يٌم ِبَبْيٍت ِفي َرَبِض اْلَج َّنِة ِلَم ْن َتَرَك اْلِمَر اَء َوِإْن َك اَن ُمِح ًّقا َو ِبَبْيٍت ِفي َوَسِط اْلَج َّنِة ِلَم ْن َتَرَك اْلَك ِذَب َوِإْن َك اَن َم اِزًحا َو ِبَبْيٍت ِفي َأْعَلى اْلَج َّنِة‬
‫ِلَم ْن َحَّسَن ُخ ُلَقُه‬

Artinya:

“Aku adalah penjamin sebuah rumah di sekitar taman (Surga) bagi seseorang yang meniggalkan
perdebatan walaupun ia benar, penjamin rumah ditengah Surga bagi orang yang meninggalkan dusta
walaupun ia bercanda, juga menjadi penjamin sebuah rumah di Surga paling atas bagi orang yang
memiliki akhlak yang baik.” (HR. Abu Dawud)

Penjelasan:

Nabi menjamin bagi semua umat muslim akan mendapatkan rumah di surga yang paling atas.
Maksudnya adalah derajat kita akan tinggi di surga. Namun dengan syarat memiliki akhlak yang baik.

Itulah beberapa hadist tentang akhlak yang harus diketahui oleh umat muslim. Akhlak yang baik akan
menuntun kita pada kebaikan pula.

‫ َو ُس ِئَل َع ْن َأْكَثِر َم ا ُيْد ِخ ُل الَّناَس الَّناَر‬.» ‫ َع ْن َأْكَثِر َم ا ُيْد ِخ ُل الَّناَس اْلَج َّنَة َفَقاَل « َتْقَو ى ِهَّللا َو ُحْسُن اْلُخ ُلِق‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ُس ِئَل َر ُسوُل ِهَّللا‬
‫» َفَقاَل « اْلَفُم َو اْلَفْر ُج‬

Artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya mengenai perkara yang banyak memasukkan
seseorang ke dalam surga, beliau menjawab, “Takwa kepada Allah dan berakhlak yang baik.” Beliau
ditanya juga tentang perkara yang banyak memasukkan orang dalam neraka, beliau menjawab, “Perkara
yang disebabkan karena mulut dan kemaluan.” [HR. Tirmidzi no. 2004 dan Ibnu Majah no. 4246].

Penjelasan: Taqwa adalah meninggalkan semua yang di larang dan mengamalkan apapun yang di
perintahkan sesuai dengan petunjuk dan cara yang di contohkan oleh Rasullulah sallallahu alaihi
wassalam, dengan bekal taqwa maka akhlak yang baik akan mudah kita terapkan di keseharian kita.

‫َهَّللا َح ْيُثَم ا ُكْنَت َو َأْتِبِع الَّسِّيَئَة اْلَح َس َنَة َتْم ُح َها َو َخاِلِق الَّناَس ِبُخ ُلٍق َحَس ٍن‬

Artinya: “Bertakwalah kepada Allah di mana saja engkau berada. Ikutilah kejelekan dengan kebaikan
niscaya ia akan menghapuskan kejelekan tersebut dan berakhlaklah dengan manusia dengan akhlak
yang baik.” [HR. Tirmidzi no. 1987 dan Ahmad 5/153].

Penjelasan: Sama seperti hadist pertama di atas, taqwa lebih penting dari akhlak dalam satu sisi. Lalu,
jika kita melakukan suatu kesalahan atau dosa, maka jika kita mengikutinya dengan melakukan amalan
baik maka kesalahan tersebut akan di hapuskan oleh ALLAH Azza wa jalla, tapi syaratnya bukan
kesalahan atau dosa yang besar, karena kalau kita melakukan dosa besar harus dengan taubatan
nashuha.

Di bagian akhir hadist ini memerintahkan kita untuk bergaul dengan manusia dan memperlakukan orang
lain dengan akhlak yang baik, di bawah akan kami tuliskan apa saja akhlak yang baikmenurut islam,

‫َح َّد َثَنا ُع َم ُر ْبُن َح ْفٍص َح َّد َثَنا َأِبي َح َّد َثَنا اَأْلْع َم ُش َقاَل َح َّد َثِني َش ِقيٌق َع ْن َم ْسُروٍق َقاَل ُكَّنا ُج ُلوًسا َم َع َع ْبِد ِهَّللا ْبِن َعْم ٍرو ُيَح ِّد ُثَنا ِإْذ َقاَل َلْم َيُك ْن‬
‫َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َفاِح ًش ا َو اَل ُم َتَفِّح ًش ا َوِإَّنُه َك اَن َيُقوُل ِإَّن ِخ َياَر ُك ْم َأَح اِس ُنُك ْم َأْخ اَل ًقا‬

Artinya: Telah menceritakan kepada kami ‘Umar bin Hafsh telah menceritakan kepada kami Ayahku
telah menceritakan kepada kami Al A’masy dia berkata; telah menceritakan kepadaku Syaqiq dari
Masruq dia berkata; “Kami pernah duduk-duduk sambil berbincang-bincang bersama Abdullah bin
‘Amru, tiba-tiba dia berkata; “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah berbuat keji dan tidak
pula menyuruh berbuat keji, bahwa beliau bersabda: “Sesungguhnya sebaik-baik kalian adalah yang
paling mulia akhlaknya.” (HR. Bukhari no. 5575).

Hadis : Ibadah

Pentingnya niat serta keutamaannya dalam beribadah juga dijelaskan dalam berbagai hadits. Berikut
ulasannya.

Niat Membedakan Antara Ibadah dengan Selain Ibadah

Dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

‫ َوَم ْن َكاَنْت ِهْج َر ُتُه ِلُد ْنَيا ُيِص ْيُبَها‬،‫ِإَّنَم ا ْاَألْع َم اُل ِبالِّنَّياِت َوِإَّنَم ا ِلُك ِّل اْم ِرٍئ َم ا َنَو ى َفَم ْن َكاَنْت ِهْج َر ُتُه ِإَلى ِهللا َو َرُسْو ِلِه َفِهْج َر ُتُه ِإَلى ِهللا َو َرُسْو ِلِه‬
‫َأْو اْمَر َأٍة َيْنِكُح َها َفِهْج َر ُتُه ِإَلى َم ا َهاَج َر ِإَلْيِه‬

Artinya: “Sesungguhnya amal perbuatan tergantung pada niat, dan sesungguhnya setiap orang akan
mendapatkan sesuai dengan yang ia niatkan. Barangsiapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya
maka ia akan mendapat pahala hijrah menuju Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya karena
dunia yang ingin diperolehnya atau karena wanita yang ingin dinikahinya, maka ia mendapatkan hal
sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Di antara perbuatan manusia, ada beberapa tindakan yang mirip antara ibadah dengan selain ibadah.
Misalnya, ibadah puasa dengan menahan diri dari makan atau minum memiliki kemiripan dengan
program diet untuk kesehatan. Maka, untuk membedakannya, tergantung pada niat orang yang
melakukannya.

Kemudian, kembali dijelaskan dalam hadits dari Abu Hurairah, bahwa Nabi Muhammad bersabda,

‫ َفِإْن ُهَو َهَّم ِبَها َفَعِم َلَها َكَتَبَها ُهَّللا َلُه‬، ‫ ُثَّم َبَّيَن َذ ِلَك َفَم ْن َهَّم ِبَح َس َنٍة َفَلْم َيْع َم ْلَها َكَتَبَها ُهَّللا َلُه ِع ْنَد ُه َحَس َنًة َكاِم َلًة‬، ‫ِإَّن َهَّللا َكَتَب اْلَح َس َناِت َو الَّسِّيَئاِت‬
‫ِع ْنَد ُه َع ْش َر َحَس َناٍت ِإَلى َس ْبِع ِم اَئِة ِض ْع ٍف ِإَلى َأْض َع اٍف َك ِثيَرٍة‬

Artinya: “Sesungguhnya Allah mencatat berbagai kejelekan dan kebaikan lalu Dia menjelaskannya.
Barangsiapa yang bertekad untuk melakukan kebaikan lantas tidak bisa terlaksana, maka Allah catat
baginya satu kebaikan yang sempurna. Jika ia bertekad lantas bisa ia penuhi dengan melakukannya,
maka Allah mencatat baginya 10 kebaikan hingga 700 kali lipatnya sampai lipatan yang banyak.” (HR.
Bukhari no. 6491 dan Muslim no. 130)

Hadits tersebut juga didukung oleh hadits lainnya yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu ‘anhu
bahwa Rasulullah bersabda,

‫َم ا ِم ِن اْم ِرٍئ َتُك وُن َلُه َص َالٌة ِبَلْيٍل َفَغ َلَبُه َع َلْيَها َنْو ٌم ِإَّال َكَتَب ُهَّللا َلُه َأْج َر َص َالِتِه َو َك اَن َنْو ُم ُه َصَد َقًة َع َلْيِه‬

“Tidaklah seseorang bertekad untuk bangun melaksanakan shalat malam, namun ketiduran
mengalahkannya, maka Allah tetap mencatat pahala shalat malam untuknya dan tidurnya tadi dianggap
sebagai sedekah untuknya.” (HR. An Nasai no. 1784, shahih menurut Syaikh Al Albani).

Berdasarkan ketiga hadits tersebut, bisa dikatakan bahwa yang terpenting dalam suatu perbuatan
adalah niat. Di mana ketika seorang Muslim dalam kondisi tertentu tidak bisa mengamalkan
perbuatannya, tetapi telah berniat sebelumnya, maka pahala niat itulah yang dicatat oleh Allah SWT.

Hadits tersebut juga didukung oleh hadits lainnya yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu ‘anhu
bahwa Rasulullah bersabda,

‫َم ا ِم ِن اْم ِرٍئ َتُك وُن َلُه َص َالٌة ِبَلْيٍل َفَغ َلَبُه َع َلْيَها َنْو ٌم ِإَّال َكَتَب ُهَّللا َلُه َأْج َر َص َالِتِه َو َك اَن َنْو ُم ُه َصَد َقًة َع َلْيِه‬

“Tidaklah seseorang bertekad untuk bangun melaksanakan shalat malam, namun ketiduran
mengalahkannya, maka Allah tetap mencatat pahala shalat malam untuknya dan tidurnya tadi dianggap
sebagai sedekah untuknya.” (HR. An Nasai no. 1784, shahih menurut Syaikh Al Albani).

Berdasarkan ketiga hadits tersebut, bisa dikatakan bahwa yang terpenting dalam suatu perbuatan
adalah niat. Di mana ketika seorang Muslim dalam kondisi tertentu tidak bisa mengamalkan
perbuatannya, tetapi telah berniat sebelumnya, maka pahala niat itulah yang dicatat oleh Allah SWT.

‫ُج ِع َلْت ِلي اَأْلْر ُض َم ْس ِج ًدا َو َطُهوًرا َو َأُّيَم ا َر ُج ٍل ِم ْن ُأَّمِتي َأْد َر َك ْتُه الَّص اَل ُة َفْلُيَص ِّل‬

Artinya: "Telah dijadikan bumi untukku sebagai tempat bersujud dan bersuci. Maka barangsiapa dari
umatku yang mengetahui datangnya waktu sholat, hendaklah dia segera sholat." (HR Bukhari).

Sebagai jenis ibadah yang paling utama di mata Allah SWT, Al Quran tentunya telah memuat informasi
tersebut. Jenis ibadah ini dapat diketahui dalam surat An Nisa ayat 103.

‫ ُثَّم َأُّي ؟‬: ‫ ُقْلُت‬, ‫ ِبُّر اْلَو اِلَد ْيِن‬: ‫ ُثَّم َأُّي ؟ َقاَل‬: ‫ ُقْلُت‬. ‫ الَّصالُة َع َلى َو ْقِتَها‬: ‫ َأُّي اْلَع َمِل َأَح ُّب إَلى ِهَّللا ؟ َقاَل‬: - ‫ َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬- ‫َس َأْلُت الَّنِبَّي‬
‫ َو َلْو اْسَتَز ْدُتُه َلَز اَد ِني‬- ‫ َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬- ‫ َح َّد َثِني ِبِهَّن َر ُسوُل ِهَّللا‬: ‫ َقاَل‬, ‫ اْلِج َهاُد ِفي َس ِبيِل ِهَّللا‬: ‫َقاَل‬

Artinya: "Aku bertanya kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam , 'Amalan apakah yang paling dicintai
Allah?' Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Shalat pada waktunya." Aku (Abdullah bin
Mas'ud) mengatakan, 'Kemudian apa lagi?' Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Berbakti
kepada dua orang tua." Aku bertanya lagi, 'Lalu apa lagi?' Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab,
"Jihad di jalan Allâh." (HR Bukhari).

‫ُج ِع َلْت ِلي اَأْلْر ُض َم ْس ِج ًدا َو َطُهوًرا َو َأُّيَم ا َر ُج ٍل ِم ْن ُأَّمِتي َأْد َر َك ْتُه الَّص اَل ُة َفْلُيَص ِّل‬
Artinya: "Telah dijadikan bumi untukku sebagai tempat bersujud dan bersuci. Maka barangsiapa dari
umatku yang mengetahui datangnya waktu sholat, hendaklah dia segera sholat." (HR Bukhari).

Sebagai jenis ibadah yang paling utama di mata Allah SWT, Al Quran tentunya telah memuat informasi
tersebut. Jenis ibadah ini dapat diketahui dalam surat An Nisa ayat 103,

‫َفِإَذ ا َقَض ْيُتُم الَّص اَل َة َفاْذ ُك ُروا َهَّللا ِقَياًم ا َو ُقُعوًدا َو َع َلٰى ُج ُنوِبُك ْم ۚ َفِإَذ ا اْطَم ْأَنْنُتْم َفَأِقيُم وا الَّص اَل َةۚ ِإَّن الَّص اَل َة َكاَنْت َع َلى اْلُم ْؤ ِمِنيَن ِكَتاًبا َم ْو ُقوًتا‬

Arab latin: Fa iżā qaḍaitumuṣ-ṣalāta fażkurullāha qiyāmaw wa qu'ụdaw wa 'alā junụbikum, fa


iżaṭma`nantum fa aqīmuṣ-ṣalāh, innaṣ-ṣalāta kānat 'alal-mu`minīna kitābam mauqụtā

Artinya: "Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu
duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu
(sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-
orang yang beriman."

Anda mungkin juga menyukai