Anda di halaman 1dari 3

KHUTBAH JUM'AT

LAILATUL QODAR
Jama'ah sidang Jum'at yang dirahmati Allah
Marilah kita bersama sama
Meningkatkan Kualitas Iman dan Taqwa kita kepada Allah Dengan Segenap
kemampuan yang Allah berikan kepada kita semua. Pada kesempatan siang hari ini
Khotib akan membawakan satu judul Khutbah yaitu

LAILATUL QODAR
Jama'ah sholat Jum'at yang dimuliakan Allah
Sesungguhnya Umat Islam meyakini bahwa malam Lailatul Qadar adalah
malam yang lebih mulia dari seribu bulan. Malam ganjil yang diyakini datang di
sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan ini merupakan waktu yang diharapkan oleh
seluruh umat Islam. Karena apabila kita melakukan amal kebaikan pada malam itu,
seolah-olah kita telah melakukan ibadah yang nilainya setara dengan 1.000 bulan
atau 83 tahun. Keinginan untuk mendapatkan hikmah dan berkah Lailatul Qadar ini
bukanlah sesuatu yang tidak beralasan. Rasulullah Saw sendiri menyeru kepada
umatnya untuk menyongsong malam seribu bulan ini. Dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan Imam Bukhari, Rasulullah SAW bersabda, “Carilah di sepuluh hari
terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai terluput tujuh hari sisanya.” (HR
Bukhari 4/221 dan Muslim 1165).

Sidang Jum 'at Rahima kumullah


Malam yang istimewa itu masih merupakan tanda tanya, dan tidak diketahui
secara pasti kapan datangnya. Namun, menjelang akhir Ramadhan, Rasulullah SAW
biasanya lebih fokus beribadah, terutama sepuluh malam terakhir. Hal ini
sebagaimana yang disebutkan ‘Aisyah: “Nabi Muhammad SAW ketika memasuki
sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan memilih fokus beribadah, mengisi
malamnya dengan dengan ibadah, dan membangunkan keluarganya untuk ikut
beribadah,” (HR Al-Bukhari).
Jama'ah sholat Jum 'at yang berbahagia
Allah berfirman
Dalam surat Al Qodar ayat 4

‫َتَنَّزل‬
ُ ‫اْلَم اَل ِئَكُة َوالُّروُح ِفيَه ا ِبِإْذِن َرِّبِه ْم ِم ْن ُك ِّل َأْم ٍر‬

Artinya
Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya
untuk mengatur segala urusan. Terjemahan Makna Bahasa Indonesia (Isi
Kandungan) Para malaikat dengan jumlah besar turun, diantara mereka adalah jibril,
dengan izin tuhan mereka membawa segala urusan yang tuhan tetapkan pada tahun
tersebut. Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia 4.
Para Malaikat dan Malaikat Jibril -'alaihissalām- turun pada malam itu dengan
izin dari Rabb mereka Yang Mahasuci dengan membawa perkara yang telah
ditakdirkan oleh Allah untuk tahun itu, baik berupa rezeki, kematian, kelahiran dan
lainnya yang telah ditakdirkan oleh Allah. Tafsir Al-Mukhtashar
Menurut penafsiran tadi Adalah Taqdir tahunan

Sidang jum'at yg mulia


Dalam sebuah kisah diceritakan bahwa Rasulullah Saw sedang duduk i’tikaf
semalam suntuk pada hari-hari terakhir bulan suci Ramadhan. Para sahabat pun
tidak sedikit yang mengikuti apa yang dilakukan Rasulullah. Ketika Rasulullah berdiri
shalat, para sahabat juga menuanaikan shalat. Ketika beliau menegadahkan
tangannya untuk berdoa, para sahabat pun serempak mengamininya. Saat itu langit
mendung tidak berbintang. Angin pun meniup tubuh-tubuh yang memenuhi masjid.
Dalam riwayat tersebut malam itu adalah malam ke-27 dari bulan Ramadhan.
Disaat Rasulullah Saw dan para sahabat sujud, tiba-tiba hujan turun cukup deras.
Masjid yang tidak beratap itu menjadi tergenang air hujan. Salah seorang sahabat
ada yang ingin membatalkan shalatnya, ia bermaksud ingin berteduh dan lari dari
shaf, namun niat itu digagalkan karena dia melihat Rasulullah Saw dan sahabat
lainnya tetap sujud dengan khusuk tidak bergerak. Air hujan pun semakin
menggenangi masjid dan membasahi seluruh tubuh Rasulullah SAW dan para
sahabatnya yang berada di dalam masjid tersebut, akan tetapi Rasulullah Saw dan
para sahabat tetap sujud dan tidak beranjak sedikitpun dari tempatnya.
Beliau basah kuyup dalam sujud. Namun sama sekali tidak bergerak. seolah-
olah beliau sedang asyik masuk kedalam suatu alam yang melupakan segala-
galanya. Beliau sedang masuk kedalam suatu alam keindahan. Beliau sedang diliputi
oleh cahaya Ilahi. Beliau takut keindahan yang beliau saksikan ini akan hilang jika
beliau bergerak dari sujudnya. Beliau takut cahaya itu akan hilang jika beliau
mengangkat kapalanya. Beliau terpaku lama sekali di dalam sujudnya. Beberapa
sahabat ada yang tidak kuat menggigil kedinginan.
Ketika Rasulullah Saw mengangat kepala dan mengakhiri shalatnya, hujan
pun berhenti seketika. Anas bin Malik, sahabat Rasulullah Saw bangun dari tempat
duduknya dan berlari ingin mengambil pakaian kering untuk Rasulullah SAW. Namun
beliau pun mencegahnya dan berkata “Wahai anas bin Malik, janganlah engkau
mengambilkan sesuatu untukku, biarkanlah kita sama-sama basah, nanti juga
pakaian kita akan kering dengan sendirinya”. Apa yang dilakukan Rasulullah Saw ini
menunjukkan betapa banyak hikmah dan rahasia di balik malam seribu bulan.
Semoga malam yang tersisa di bulan Ramadhan ini mampu kita manfaatkan untuk
mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Anda mungkin juga menyukai