Anda di halaman 1dari 8

PERSIAPAN

LAILATUL QODR
‫ْد‬‫َق‬ ‫ْل‬‫ا‬ ‫َل‬ ‫ْي‬‫َل‬ ‫ُه‬ ‫ٰن‬ ‫ْل‬ ‫َز‬ ‫ْن‬‫َا‬ ‫ۤا‬‫ِاَّن‬
‫ِفْي ِة ِر‬
◦ Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam qadar." (QS. Al-
Qadr: 1)
◦ Allah meletakkan lailatul qadar di bagian akhir ramadhan agar hari-hari sebelumnya
menjadi "persiapan" dan "pengkondisian" untuk menjemput kebaikan, rahmat dan
karunia-Nya yang tak terhingga besarnya. Semoga ruhiyah kita telah melakukan "mi'raj"
(perjalanan spiritual) menuju Allah hingga saat lailatul qadar hadir ruhiyah kita telah
berada dalam kondisi dekat dengan Allah lalu mampu mengisi lailatul qadar dengan
ibadah-ibadah terbaik dengan ikhlas, penuh semangat dan jernih hati.
◦ Sedemikian besar rahmat Allah dalam lailatul qadar ini hingga kita layak melakukan
persiapan jiwa dan pengkondisian untuk mendapatkannya. Karena kesiapan jiwa akan
mengalahkan berbagai hambatan fisik, alasan kesibukan dan kemalasan.
HADIST dan KISAH
◦ Rasulullah SAW bersabda, ‘’Apabila tiba Lailatul Qadar, maka Jibril turun ke dunia
bersama kumpulan para malaikat dan akan berdoa bagi orang yang berdiri shalat
malam dan duduk mengingat Allah. Dan pada hari Idul Fitri, Allah akan membangga-
banggakan mereka di hadapan para malaikat…'' (HR Baihaqi).
◦ Rasulullah SAW bersabda, ''Carilah malam Lailatul Qadar pada malam-malam ganjil
dari sepuluh malam pada akhir bulan Ramadhan.'' (HR Bukhari).
◦ Umar bin Khattab RA memiliki cara sendiri untuk meraih kemuliaan malam yang lebih
baik dari seribu bulan itu. Ia setelah shalat Isya akan pulang ke rumahnya dan
mengerjakan shalat sepanjang malam hingga terdengar azan Subuh.
◦ Usman bin Affan RA menyambut tamu agung itu dengan ibadah sepanjang malam.
Setelah puasa pada siang harinya, Usman menghabiskan malam dengan shalat. Ia
tidur sebentar yaitu pada sebagian awal malam. Di setiap rakaatnya, Usman
mengkhatamkan seluruh Alquran.
◦ Syaddad RA, seoarng sahabat, dikisahkan biasa berbaring tanpa tidur sepanjang
malamsambil miring ke kanan dan ke kiri sampai waktu fajar, kemudiaan berkata, ''Ya Allah
ketakutan terhadap neraka Jahanam telah mengusir kantukku.‘’
◦ Aswad bin Yazid RA pun tak mau kehilangan Lailatul Qadar. Sahabat Nabi SAW itu beribadah
sepanjang malam pada bulan Ramadhan hingga Subuh, setelah sebelumnya tidur sebentar
antara Maghrib dan Isya. Semua itu dilakukannya demi menyambut tamu agung bernama
Lailatul Qadar.
◦ Said bin Musayyab, selama 50 tahun selalu shalat Isya dan shalat Fajar dengan wudlu yang
sama.
◦ Pemburu Lailatul Qadar lainnya yang tercatat dalam sejarah adalah Shilah bin Ashyim. Ia
biasa menghabiskan seluruh malamnya untuk beribadah kepada Allah hingga Subuh.
Dan setelah matahari terbit, ia berdoa, ''Ya Allah, hamba tak pantas meminta surga kepada-
Mu, tetapi hamba hanya memohon kepada-Mu agar menyelamatkan hamba dari Jahanam.''
◦ Qatadah biasa mengkhatamkan Alquran setiap tiga malam pada bulan Ramadhan.
Namun, pada 10 malam terakhir Ramadhan ia mengkhatamkan seluruh Alquran setiap
malam.
◦ Imam Abu Hanifah terkenal karena selama 40 tahun melakukan shalat Isya dan shalat
Fajar dengan wudlu yang sama. Apabila teman-temannya bertanya bagaimana ia
memperoleh keutamaan untuk melakukannya, ia menjawab, ''Ini karena doa khusus yang
aku mohonkan kepada Allah SWT melalui Ismul Azham (nama-Nya yang Agung).'' Abu
Hanifah hanya tidur sejenak pada siang hari.
Abu Hanifah berkata, ''Hadis menganjurkan agar melakukannya.'' Yaitu tidurnya semata-
mata mengikuti sunah. Sang imam pun sering menangis sedemikian rupa saat membaca
Alquran, sehingga para tetangganya merasa kasihan kepadanya. Suatu ketika, ia
menangis sepanjang malam sambil membaca Alquran surah Al-Qamar ayat 46.
◦ Ibrahim bin Adham bahkan tak tidur sama sekali pada bulan Ramadhan, baik pada siang
ataupun malam hari.
◦ Imam Syafii biasa mengkhatamkan Alaquran enam puluh kali selama bulan Ramadhan
dalam shalat. Semua amal itu ditunaikan tanpa beban sedikitpun.
◦ Kesiapan jiwa bisa dilakukan diantaranya dengan beberapa hal berikut:
◦ Pertama: Berdoa kepada Allah agar mempertemukan kita dengan lailatul qadar, dengan beberapa doa

berikut (sebagai upaya yang bisa dilakukan):‫القدر‬ ‫اللهم بلغنا ليلة القدر و اكتبنا ممن شهد ليلة‬
◦ Ya Allah sampaikan kami hingga bertemu lailatul qadar dan catatlah kami termasuk orang yang
mendapat lailatul qadar".
◦ Doa ini untuk mengkondisikan jiwa agar lailatul qadar menjadi moment yang dinantikan dan diharap
kedatangannya. ‫ِعَباَد ِتَك‬ ‫الَّلُهَّم َأِع ِّني َع َلى ِذ ْك ِرَك َو ُش ْك ِرَك َو ُح ْس ِن‬
◦ Ya Allah, bantulah aku untuk berdzikir dan bersyukur kepada-Mu serta beribadah kepada-Mu dengan
baik".
◦ Melaui doa ini kita memohon pertolongan Allah agar bisa mendapatkan lailatul qadar dan mampu
mengisinya dengan ibadah yang terbaik. Tanpa pertolongan Allah tidak ada sesuatu pun kebaikan yang
bisa kita lakukan.
◦ Dalam riwayat lain disebutkan bahwa doa ini menunjukkan keseriusan kita dalam berdoa. ‫َأِبي‬ ‫َع ْن‬
‫ُهَر ْيَر َةَع ْن الَّنِبِّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل َأُتِح ُّبوَن َأْن َتْج َتِهُد وا ِفي الُّد َع اِء ُقوُلوا الَّلُهَّم َأِع َّنا َع َلى‬
‫”ُش ْك ِرَك َو ِذ ْك ِرَك َو ُح ْس ِن ِعَباَد ِتَك‬
◦ Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: Apakah kalian senang
untuk bersungguh-sungguh dalam berdoa, ucapkanlah: "Ya Allah bantulah kami untuk bersyukur
kepada-Mu dan berdzikir kepada-Mu serta beribadah yang baik kepada-Mu". (Musnad Ahmad 7641)

◦ ‫”َّر ِّب َاْنِزْلِنْي ُم ْنَز اًل ُّم ٰب ـَر ًك ا َّو َاْنَت َخ ْيُر اْلُم ْنِزِلْيَن‬
◦ Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkahi, dan Engkau adalah sebaik-baik pemberi
tempat." (QS. Al-Mu'minun: 29)
◦ Melalui doa ini kita berharap Allah menempatkan kita berada di tempat dan waktu yang berkah
hingga memungkinkan kita mendapatkan lailatul qadar, khususnya di saat pandemi ini. Sekalipun
hanya bisa beri'tikaf di masjid rumah tetapi Allah tetap memberikan pahala ibadah lailatul qadar
seutuhnya.

Kedua: Mengagungkan lailatul qadar di dalam hati. Firman Allah: ‫َف‬ ‫َر‬
‫ِئ ِهّٰللا ِا‬ ‫ٓا‬ ‫َع‬ ‫َش‬ ‫ْم‬ ‫ِّظ‬ ‫َع‬ ‫ُّي‬ ‫ْن‬ ‫َك‬
‫ِل َو َم‬ ‫ٰذ‬
‫َّنَها ِم ْن َتْقَو ى اْلُقُلْو ِب‬
◦ Demikianlah (perintah Allah). Dan barang siapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya hal itu timbul
dari ketakwaan hati." (QS. Al-Hajj: 32)
◦ Lailatul qadar tidak sama dengan malam-malam biasa, tetapi malam istimewa yang dipilih Allah menjadi malam
terbaik diantara semua malam yang diciptakan Allah sepanjang zaman. Bahkan malam ini dihadiri seluruh malaikat
Allah hingga tidak ada tempat kosong di bumi kecuali diisi oleh malaikat-malaikat itu.
◦ Karena itu, kita harus mengagungkan malam tersebut, karena ia termasuk syi'ar Allah. Sebelum mengagungkannya
dengan tilawah al-Quran, taubat, istighfar, dzikir, doa, shalat dan munajat, kita harus mengagungkannya terlebih
dahulu di dalam hati dengan mengimani berbagai keutamaannya dan mengharap keberkahan dan kebaikannya. Juga
merasa rugi besar jika tidak mendapatkannya.
◦ Mengagungkannya di dalam hati bisa dilakukan misalnya dengan membaca surat al-Qadar di setiap rakaat shalat
wajib atau sunah agar kita hidup bersama makna-makna dan suasana surat tersebut. Dengan cara seperti ini semoga
hati kita sangat mengagungkan lailatul qadar dan termotivasi dengan kuat untuk mendapatkannya.
◦ Semoga dengan upaya dan doa ini Allah berkenan mencatat kita termasuk orang yang mendapat pahala lailatul qadar
dan kebaikannya, sekalipun mungkin Allah menakdirkan kematian sebelum lailatul qadar tiba.

Anda mungkin juga menyukai