Anda di halaman 1dari 50

Buku pendidikan fikih kelas 8

BAB IV
DZIKIR DAN DO’A DALAM ISLAM
Ringkasan materi
Doa dan dzikir merupakan perintah Allah SWT yang harus kita laksanakan setiap hari. Dalam bab
ini kalian akan mempelajari tentang tata cara berdoa dan berdzikir, lafadz yang dibaca saat berdoa
dan berdzikir khususnya setelah melaksanakan shalat 5 waktu.
Dalil naqli

“Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.


Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka
Jahannam dalam keadaan hina dina"
(Q.S. Ghofir [40]: 60)
Uraian materi
Pendahuluan
Doa dan dzikir merupakan perwujudan keimanan kita kepada Allah SWT. Doa dan dzikir juga
sebagai sumber harapan dan motivasi yang amat penting dalam kehidupan kita. Orang yang
senantiasa berdoa dan berdzikir kepada Allah SWT akan selalu mendapatkan ketenangan hidup
dan menepis kegelisahan kita dalam menjalani hidup di dunia ini. Oleh karena itu mari kita selalu
berdoa dan berdzikir kepada Allah SWT supaya hidup kita menjadi tenang dan tidak gelisah.
Setelah kita selesai melaksanakan shalat, sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW kita tidak
langsung pergi meninggalkan tempat shalat melainkan disunahkan untuk duduk dengan tertib
berdzikir dan berdoa. Berdzikir dan berdoa sesudah shalat fardlu merupakan ibadah yang sangat
dianjurkan, karena setelah shalat fardlu merupakan waktu yang mustajab untuk berdoa. Kita akan
merugi apabila tidak memanfaatkan waktu yang mustajab itu untuk berdoa memohon kepada Allah
SWT sesuai dengan kebutuhan. Islam mengajarkan untuk mencapai kesuksesan hidup kita harus
senantiasa ingat kepada Allah SWT dan selalu berdoa untuk dimudahkan.
A. Berdzikir
1. Pengertian
Dzikir secara bahasa adalah ingat. Selalu ingat setiap saat dimana saja kita berada. Secara
istilah dzikir adalah menghadirkan hati untuk mengingat dan taat kepada Allah SWT yang
kemudian disusul dengan ucapan atau perbuatan dalam berbagai keadaan. Atau mengingat Allah
SWT dengan mengucapkan lafal-lafal tertentu seperti tasbih, tahmid, tahlil, serta sifat-sifat
keagungan keindahan dan kesempurnaan Allah SWT.
Sesuai dengan pengertian di atas bahwa dzikir dilaksanakan setiap waktu dan dalam keadaan
apapun. Namun juga dituntunkan tata cara berdzikir setelah kita melaksanakan shalat. Allah
berfirman dalam Q.S. Al-Baqarah [2] ayat 152:
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah
kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku”
Sedangkan dalam surat Al-Ahzab [33] ayat 41 Allah berfirman

“Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang
sebanyak-banyaknya”
Dari ayat di atas menerangkan bahwa jika kita selalu ingat kepada Allah SWT maka kita akan
selalu diingat oleh Allah SWT. Akan selalu disayang dan termasuk orang-orang yang beruntung.
Maka sebaiknya kita harus mengingat Allah SWT sebanyak mungkin tidak perlu kita hitung
seberapa banyak kita ingat kepada Allah SWT.
2. Manfaat berdzikir
Bila kita mengingat Allah SWT akan datang manfaat yang nanti kita rasakan diantaranya
adalah sebagai berikut:
a. Berdzikir bisa mencegah perbuatan keji dan munkar
b. Menentramkan hati
c. Menjauhkan diri dari api neraka
d. Menjadi kemenangan dan kekuatan
e. Menentramkan jiwa
3. Adab berdzikir
Selagi kita selalu mengingat Allah SWT sudah disebut dengan dzikir. Adab berdzikir disini
pada saat kita selesai melaksanakan shalat, maka ada ketentuannya diantaranya adalah:
1. Berdzikir di dalam hati atau dengan suara rendah
2. Bersikap merendahkan diri di hadapan Allah SWT, sebagaimana firman-Nya dalam Q.S. Al-
A’raf [7]: 205:

“Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan
dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk
orang-orang yang lalai”
Sesuai firman Allah SWT di atas bahwa berdzikir dengan suara pelan atau di dalam hati.
Berdzikir tidak perlu dengan mengeraskan suara sehingga orang lain mendengar. Sedangkan
waktu untuk berdzikir adalah pagi dan petang hari. Ada beberapa lafal yang dibaca untuk
berdzikir. Sebaiknya lafal tersebut yang berasal dari Al-Qur’an atau sunnah maqbulah
sebagaimana berikut: Bismillahirrahmaanirrahim, tasbih yaitu: Subhaanallah, Tahmid yaitu:
Al-hamdulillahirabbil’alamiin, hauqalah yaitu: Laa hauwa walaa quwwata illa billah, Tahlil
yaitu: Laa ilaaha illallah.
B. Berdoa
1. Pengertian
Doa berasal dari bahasa Arab yaitu ad-du’a yang artinya permohonan atau permintaan. Secara
istilah adalah permohonan manusia kepada Allah SWT dengan penuh pengharapan agar tercapai
segala sesuatu yang diinginkan. Mengapa kita harus berdoa?
Karena manusia tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari baik fisik atau non fisik.
Dari kebutuhan yang kecil sampai yang besar. Kita juga harus berdoa untuk selalu sehat. Allah
SWT berfirman dalam Q.S. Al-Baqarah [2] ayat 186:
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya
Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon
kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka
beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”
Allah SWt itu sangat dekat dengan seorang hamba bahkan lebih dekat daripada urat nadi. Bila
seorang berdoa kepada Allah SWT pasti Allah akan mengabulkan apa yang menjadi
permintaannya dengan syarat antara lain:
a. Ia mampu memohon kepada Allah SWT
b. Ia harus benar-benar beriman atau yakin kepada Allah SWT
Berdoa juga merupakan sarana seseorang untuk memohon ampunan Allah SWT. Hanya Allah-
lah yang bisa mengampuni segala dosa-dosa kita. Oleh karena itu mari kita selalu memperbaiki
keyakinan seseorang dan selalu berdoa/memohon kepada Allah SWT.
Berdoa tidak harus dengan menggunakan bahasa Arab. Seseorang boleh berdoa dengan
menggunakan bahasa yang kita fahami, sesuai dengan apa yang kita inginkan.
2. Adab berdoa
Di dalam melaksanakan doa ada beberapa adab atau tata cara yang dianjurkan, antara lain
adalah sebagai berikut:
a. Mengangkat tangan ketika berdoa
b. Memulai berdoa dengan memuji Allah SWT
c. Bershalawat atas Nabi Muhammad SAW
d. Berdoa dengan tadharru’ (merendahkan diri) dan suara perlahan
e. Menutup doa dengan hamdalah
f. Waktu yang mustajab untuk berdoa
Setiap waktu seorang berdoa kepada Allah SWT boleh dan Allah SWT pasti mendengarkan
doanya. Rasulullah SAW menunjukkan kepada kita ada beberapa waktu yang mustajab untuk kita
gunakan berdoa antara lain:
a. Pada hari Jum’at
b. Pada saat seorang sedang berpuasa
c. Malam hari yaitu sepertiga malam yang terakhir
d. Pada waktu antara adzan dan iqamah
e. Pada saat bersujud
Oleh karena itu mari kita mempraktekkan untuk berdoa pada waktu-waktu tersebut. Sambil
menunggu iqamah dikumandangkan kita gunakan untuk berdoa bukan untuk mengobrol. Kita
berusaha datang lebih awal sebelum iqamah dikumandangkan untuk mengejar waktu mustajab.
3. Lafal dzikir dan doa setelah shalat
Setelah Ia melaksanakan shalat sesuai anjuran Nabi, kita tidak boleh langsung beranjak pergi,
namun kita gunakan untuk berdzikir dan berdoa terlebih dahulu. Dzikir dan doa setelah shalat
sebagai berikut:
a. Membaca istighfar 3X

Artinya: “Aku mohon ampunan kepada Allah”


b. Membaca doa
Artinya: “Ya Allah Engkau Maha Penyelamat dan dari-Mu segala Keselamatan Maha Mulia
Engkau, wahai dzat yang mempunyai keagungan dan kemuliaan”
c. Membaca tahlil

Artinya: “Tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nyalah
segala kerajaan dan bagi-Nyalah segala pujian, Dia berkuasa atas segala sesuatu”
d. Membaca tasbih, tahmid dan takbir

Artinya: “Maha Suci Allah” 33X

Artinya: “Segala Puji Bagi Allah” 33X

Artinya: “Allah Maha Besar” 33X

“Tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nyalah segala
kerajaan dan bagi-Nyalah segala pujian, Dia berkuasa atas segala sesuatu”

“Tidak ada daya dan tidak ada kekuatan kecuali upaya dan kekuasaan Allah”

“Tiada Tuhan selain Allah”


e. Doa setelah shalat fardlu
Doa pembukaan

“Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam”

“Pujian yang sesuai dengan nikmat-Nya dan mencukupi tambahannya”

“Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji sebagaimana yang sesuai bagi keagungan Dzat Mu
dan kebesaran kekuasaan-Mu”

“Maha Suci Dzat yang Maha Tinggi lagi Maha Tertinggi lagi Maha Pemberi”

“Ya Allah berikanlah rahmat-Mu kepada Nabi Muhammad SAW”


Inti doa (contoh)

“Ya Allah ampunilah aku dan kedua orang tuaku serta sayangilah keduanya sebagaimana
keduanya mendidikku sejak aku kecil”

“Ya Tuhan kami, jangalah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan sesudah Engkau
berikan petunjuk kepada kami dan berilah kami karunia dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau
yang Maha Pemberi.”
“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan didunia dan kebaikan di akhirat dan jauhkanlah kami
dari siksa Api Neraka.”
Doa penutup

“Dan semoga rahmat Allah tercurahkan kepada Muhammad dan kepada keluarganya dan
sahabatnya dan semoga terlimpah pula keselamatan.” “Maha suci Tuhanmu Tuhan yang Maha
Mulia dari apa-apa yang mereka sifatkan.” “Dan semoga keselamatan tertuju bagi para rasul”.
“Dan segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.”

Wawasan
Nabi Yunus as ditelan ikan hiu. Berada di dalam perut ikan hiu di dalam lautan yang gelap
adalah kegelapan yang teramat sangat. Pada saat itulah ia berdoa, dengan doa yang unik. Tidak
ada lafadz minta dikeluarkan dari perut ikan hiu, tetapi Nabi Yunus hanya bertauhid, menyucikan-
Nya dan mengakui kesalahannya. Fastajabnaa lahu, maka Allah pun mengabulkan doa itu.
Diskusi
Anak-anak silahkan diskusikan persoalan di bawah ini dengan teman kalian:
Pak lurah begitu mendengar adzan langsung mengambil air wudhu dan melaksanakan shalat
di mushalla kantor kelurahan. Karena acara pak lurah sangat padat maka pak lurah setelah selesai
shalat/salam lalu berdiri untuk mundur dan tidak melaksanakan dzikir dan doa. Bagaimana
pendapat kalian terhadap peristiwa pak lurah tersebut!
Tugas individu
Hafalkan doa-doa di bawah ini!
1. Doa akan dan setelah makan
2. Doa akan dan bangun tidur
3. Doa masuk dan keluar masjid
4. Doa masuk dan keluar kamar kecil
5. Doa untuk kedua orang tua
Mutiara Al-Qur’an

“Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang
sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. Dialah yang
memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia
mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha
Penyayang kepada orang-orang yang beriman”
(Q.S. Al-Ahzab [33]: 41-43)
Uji kompetensi
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Menghadirkan hati untuk mengingat dan taat kepada Allah SWT yang kemudian disusul
dengan ucapan atau perbuatan dalam berbagai keadaan merupakan pengertian dari…
a. Berdoa c. bermunajat
b. Berdzikir d. berkhalawat
2. Secara bahasa dzikir artinya…
a. Memohon c. mengingat
b. Menolong d. merenung
3. Sesuai dengan surat Al-Ahzab ayat 42 bahwa dzikir kepada Allah SWT harus berjumlah…
a. 21 kali c. secukupnya
b. 33 kali d. sebanyak mungkin
4. Salah satu manfaat berdzikir kepada Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari adalah…
a. Menentramkan hati c. tidak mudah murung
b. Hidup menjadi mulia d. semangat tetap terjaga
5. Yang termasuk adab berdzikir di bawah ini adalah…
a. Duduk menghadap ke kiblat c. merendahkan diri
b. Suci dari hadast dan najis d. berniat dengan ikhlas
6. Berdoa secara bahasa adalah…
a. Memohon c. merintih
b. Menolong d. mengabdi
7. Salah satu syarat doa kita dikabulkan oleh Allah sesuai dengan Q.S. Al-Baqarah ayat 186
adalah…
a. Beriman kepada Allah c. beribadah kepada Allah
b. Bermunajat kepada Allah d. mentauhidkan Allah
8. Di bawah ini yang bukan termasuk adab berdoa adalah…
a. Mengangkat kedua tangan c. menggunakan bahasa Arab
b. Bersikap tadarru’ (rendah diri) d. dimulai dengan memuji Allah
9. Berikut ini waktu-waktu yang mustajab untuk berdoa adalah…
a. Setelah shubuh c. pada hari jum’at
b. Sepertiga malam d. antara adzan dan iqamah
10. Setelah shalat selesai dilaksanakan, kita dianjurkan untuk berdzikir membaca tasbih, tahmid
dan takbir dengan jumlah…
a. 70 kali c. 30 kali
b. 33 kali d. 21 kali
B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Sebutkan adab berdoa yang dituntunkan oleh Nabi Muhammad SAW!
2. Terjemahkan ayat berikut!

3. Tuliskan lafal dzikir setelah shalat lengkap!


4. Tulislah doa untuk kedua orang tua dan doa dunia akhirat!
5. Bagaimana kalau kita berdoa tidak menggunakan bahasa Arab! Berikan alasan kalian!
BAB V
PUASA RAMADHAN

Ringkasan materi
Dalam bab V tentang “Ibadah Puasa Ramadhan” ini kita akan mempelajari mengenai banyak hal
tentang:
 Penetapan awal Ramadhan yang dikeluarkan oleh Majelis PP Muhammadiyah
 Macam-macam Puasa
 Pengertian Puasa
 Dasar hukum Puasa
 Syarat wajib puasa dan rukun puasa
 Keutamaan puasa di bulan Ramadhan
 Hal-hal yang membatalkan puasa dan yang merusak pahala puasa
 Orang-orang yang diperbolehkan tidak puasa di bulan Ramadhan
 Hikmah puasa Ramadhan
 Peta konsep puasa-puasa wajib pada bulan Ramadhan
Diharapkan dengan membaca bab tentang “Ibadah Puasa Ramadhan” ini kalian akan
memiliki pengetahuan yang benar dan tepat, sehingga dalam menjalankan ibadah puasa
Ramadhan akan dapat dijalankan dan diamalkan secara benar sesuai tuntunan Rasulullah SAW.
Dalil naqli

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”
(Q.S. Al-Baqarah [2]: 183)

Uraian materi
Pendahuluan
Bulan Ramadhan dapat disebut sebagai bulan pendidikan (syahrut tarbiyah), baik pendidikan
jasmani, rohani maupun mental. Orang yang berpuasa dididik untuk menjaga kesehatan tubuh
dengan makan secara teratur, dan juga dilatih disiplin karena semua kegiatan waktunya sudah
tertentu. Selama bulan Ramadhan, sudah diatur, kapan waktu makan sahur, kapan waktu berbuka
puasa, kapan waktu bekerja, kapan waktu istirahat dan kapan waktu ibadah. Jadi, pendidikan itu
berhubungan langsung dengan penataan kembali kehidupan kita di segala bidang. Ketika berpuasa
juga dididik untuk berjihad melawan hawa nafsu sendiri. Karena itu bulan Ramadhan sering
disebut sebagai syahrul jihad dengan fokus pada pengendalian hawa nafsu diri sendiri. Pada bulan
Ramadhan, orang-orang beriman diwajibkan melaksanakan puasa selama sebulan penuh.
A. Pengertian puasa
Puasa dalam bahasa Arab disebut as-shiyaam atau ash-Saum, yang berarti menahan diri atau
mengekang. Berdasar pengertian ini, maka pengertian puasa mengandung arti menahan atau
mengekang sesuatu. Sedangkan jika dilihat secara istilah, puasa berarti menahan diri dari makan,
minum, berhubungan badan (jima’) dan seluruh hal yang membatalkan lainnya dari sejak terbit
fajar hingga terbenam matahari diiringi niat mendekatkan diri kepada Allah SWT.
B. Macam-macam puasa wajib
Secara garis besar, puasa wajib dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu puasa wajib
karena waktunya telah ditentukan oleh Allah SWT dan puasa wajib karena sebab-sebab tertentu.
1. Puasa Ramadhan
Ibadah puasa telah diperintahkan oleh Allah SWT jauh sebelum kedatangan Nabi Muhammad
SAW. Hanya saja tata cara dan bentuknya berbeda meski tujuannya sama yaitu mendekatkan diri
kepada Allah SWT. bagi umat Nabi Muhammad SAW, diwajibkan untuk melaksanakan ibadah
puasa satu bulan penuh di bulan Ramadhan. Secara bahasa, Ramadhan artinya pembakaran.
Diharapkan pada bulan Ramadhan umat Islam mampu memanfaatkannya dengan sebaik mungkin
untuk melebr segala kesalahan dan dosa yang telah dilakukan, mengingat betapa banyak
keistimewaan yang keutamaannya terdapat di dalam bulan Ramadhan tersebut.
2. Dasar kewajiban puasa Ramadhan
Ibadah puasa telah disyariatkan oleh Allah SWT kepada umat-umat terdahulu sebelum
kedatangan Nabi Muhammad SAW. Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-Baqarah [2]: 183:

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”
Puasa Ramadhan merupakan rukun Islam, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

“Islam dibangun di atas lima perkara: bersakwi bahwa tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak
disembah melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya; menegakkan shalat; menunaikan
zakat; menunaikan haji; dan berpuasa di bulan Ramadhan.”
3. Syarat wajib puasa Ramadhan
Syarat wajib puasa adalah ketentuan mengenai keadaan seseorang yang wajib menjalankan
puasa. Ini berarti dalam Islam seseorang wajib berpuasa jika memenuhi ketentuan syarat wajib
puasa, yaitu:
1. Islam
2. Dewasa (baligh)
3. Berakal (aqil)
Orang yang diwajibkan berpuasa Ramadhan adalah semua muslim dan muslimat yang
mukallaf. Orang yang tidak diwajibkan berpuasa Ramadhan, dan wajib mengganti puasanya di
luar bulan Ramadhan adalah perempuan yang mengalami haidl dan nifas di bulan Ramadhan. Para
ulama telah sepakat bahwa hukum nifas dalam hal puasa sama dengan haidl.
4. Hal-hal yang membatalkan puasa dan sanksinya
a. Makan dan minum di siang hari pada bulan Ramadhan, puasanya batal, dan wajib
menggantinya di luar bulan Ramadhan
b. Berhubungan badan suami isteri di siang hari pada bulan Ramadhan; puasanya batal, dan wajib
mengganti puasanya di luar bulan Ramadhan, dan wajib membayar kifarah. Berupa;
memerdekakan seorang budak; kalau tidak mampu harus berpuasa 2 bulan berturut-turut; kalau
tidak mampu harus memberi makan 60 orang miskin, setiap orang 1 mud makanan pokok
5. Keutamaan puasa Ramadhan
Allah SWT telah memberikan keistimewaan lewat ibadah puasa di bulan Ramadhan. Banyak
keutamaan yang didapat bagi setiap hamba yang melaksanakan dengan penuh kesabaran dan niat
yang ikhlas. Ada beberapa keutamaan yang terdapat pada bulan Ramadhan di dalamnya.
a. Pada bulan Ramadhan pintu-pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup dan setan-setan
dibelenggu
b. Bau mulut orang yang berpuasa lebih harum disisi Allah daripada aroma kasturi
c. Para malaikat memohon ampunan untuk orang-orang yang berpuasa sampai mereka berbuka
d. Allah mengkhususkan ibadah puasa disebabkan kemuliaan dan kecintaan Allahkepada amalan
ibadah puasa ini
e. Orang yang berpuasa memperoleh dua kesenangan, yaitu ketika berbuka puasa dan ketika
kelak bertemu dengan Tuhannya
f. Puasa dapat menjadi perisai yang akan menjaga dan melindungi orang yang berpuasa dari
perbuatan kesia-siaan dan perbuatan tercela
g. Pada bulan Ramadhan terdapat malam Lailatul Qadr, yaitu malam diturunkannya Al-Qur’an
dan malam yang lebih baik dari seribu bulan
Ketika berada di bulan Ramadhan, hendaknya setiap hamba menghidupkan seluruh amalan
ibadah sunnah, diantaranya:
a. Shalat tathawwu’ (rawatif qabliyah dan ba’diyah), shalat dhuha
b. Memperbanyak shadaqah
c. Tadarus Al-Qur’an
d. Melaksanakan shalat tarawih
e. Beritikaf pada sepuluh hari yang terakhir
6. Hal-hal yang membatalkan dan merusak puasa
Ketahuilah bahwa dalam satu tahun terdapat dua belas bulan, dimana pertengahannya ada
bulan yang istimewa yaitu bulan Ramadhan. Oleh sebab itu umat Islam mempunyai kewajiban
untuk menjaga dari hal-hal yang membatalkan dan merusak puasa, di antaranya:
1. Makan dan minum dengan sengaja
2. Hubungan suami istri bagi yang sudah menikah
3. Muntah dengan sengaja
4. Keluar darah haid atau nifas
7. Keringanan (Rukhshah) puasa Ramadhan
Islam memberikan keringanan (Rukhshah) kepada beberapa orang yang dibolehkan untuk
tidak melaksanakan puasa, yaitu:
a. Orang yang dalam perjalanan (musafir), ia diperbolehkan untuk tidak melaksanakan puasa
namun harus mengganti puasanya pada hari atau bulan lain sesuai jumlah puasa yang
ditinggalkannya
b. Orang yang sedang sakit, jika berpuasa dapat memperparah atau menghambat kesembuhan,
maka ia wajib mengganti puasanya pada waktu yang lain
c. Orang tua jompo yang tidak mampu untuk berpuasa, boleh tidak berpuasa namun harus
membayar fidyah sebanyak satu mud (0,5 kg) atau lebih makanan pokok untuk setiap hari yang
diberikan kepada orang miskin
d. Wanita hamil atau baru melahirkan, dikhawatirkan dapat membahayakan bayi dan ibunya.
Merekadiperbolehkan untuk tidak berpuasa dan wajib membayar fidyah
e. Wanita yang sedang haid dan nifas karena habis melahirkan dilarang untuk berpuasa dan wajib
menggantinya di waktu atau bulan yang lain
f. Pekerja keras yang tidak kuat berpuasa, jika berpuasa dapat mengancam keselamatannya
namun jika tidak bekerja keluarga yang ditanggungnya tidak dapat makan dan memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Mereka boleh tidak berpuasa namun menggantinya di hari atau bulan
yang lain
8. Hikmah puasa Ramadhan
Puasa di bulan Ramadhan membawa hikmah yang baik bagi setiap kaum muslimin dan
muslimah. Di antara hikmah puasa Ramadhan yang dapat diambil diantaranya:
a. Meningkatkan rasa syukur atas segala nikmat dan karunia yang telah Allah SWT berikan
b. Menumbuhkan rasa peduli dan perikemanusiaan yang tinggi dalam diri seorang hamba, karena
dengan berpuasa ikut merasakan penderitaan orang-orang fakir miskin yang kekurangan
c. Memunculkan sifat amanah dalam diri, kaena puasa sifatnya tersembunyi yang hanya
diketahui oleh diri sendiri dan Allah SWT
d. Menumbuhkan sifat jujur dan disiplin
e. Menumbuhkan kesabaran dan kontrol diri yang tinggi
9. Peta konsep puasa ramadhan
Ketentuan-ketentuan puasa bulan Ramadhan secara ringkas dapat digambarkan dalam bagan
peta konsep sebagai berikut:
Commented [U1]: Kie mbok arep diubah ya orapapa,
Pengertian soale aku nganggo office 2016, mbarang di gawe format
dan dasar office 93 kie dadi gambar ora bisa diedit
hukum
puasa
Orang-
Keutamaa
orang yang
n di bulan
diwajibkan
ramadhan
berpuasa

Puasa
Wajib
Hikmah
Amalan
dan
utama di
manfaat
bulan
puasa
puasa
Ramadhan
Orang-orang
yang
diperbolehka
n tidak
berpuasa
10. Menetapkan awal puasa Ramadhan
Unutk mengetahui dan menetapkan kapan bulan Ramadhan dimulai dan kapan pula harus
diakhiri, ajaran agama Islam menunjukkan adanya empat cara, yaitu: Commented [U2]: Iki empat cara, tapi nang penjelasan di
bawah Cuma dua cara?
a. Melihat bulan dengan mata kepala atau sering disebut dengan istilah ru’yat. Melihat bulan
dengan ru’yat ini dapat pula menggunakan alat-alat bantu semacam alat teropong bintang dan
sejenisnya. Ketentuan ini didasarkan pada hadits Rasulullah SAW:

“Berpuasalah kalian sesudah melihat bulan dan berbukalah kalian sesudah melihat bulan”.
(H.R. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah ra)
Apabila cuaca mendung sehingga ru’yat tidak dapat dilaksanakan, maka bagi yang
mendasarkan puasanya dengan ru’yat dapat mencukupkan hitungan bulan Sya’ban menjadi
tigapuluh hari. Hal ini didasarkan petunjuk Rasulullah SAW sebagai hadits berikut:

“Berpuasalah kalian sesudah melihat bulan, dan berbukalah kalian sesudah melihat bulan.
Maka apabila udara mendung (hingga tidak dapat melihatnya) sempurnakanlah bilangan
Sya’ban 30 hari”. (H.R. Bukhari dari Abu Hurairah ra)
b. Dengan cara hisab atau mengetahui masuknya bulan Ramadhan dengan cara menghitung
sesuai dengan ilmu falak atau astronomi.
Mengetahui awal bulan Ramadhan dan tanggal 1 Syawwal dengan cara hisab didasarkan
pada Al-Qur’an sebagaimana terdapat dalam surat Yunus ayat 5, Allah berfirman:

“Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya
manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui
bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu
melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang
yang mengetahui”
11. Puasa kafarat
Kafarat artinya denda atau sanksi yang dikenakan kepada seseorang karena melakukan
pelanggaran. Jadi, puasa kafarat adalah puasa pengganti atas pelanggaran yang dilakukan oleh
seseorang. Mengenai dasar hukum puasa kafarat terdapat penjelasan di dalam Al-Qur’an Surat Al-
Maidah [5] ayat 89:

“Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk
bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja, maka
kaffarat (melanggar) sumpah itu, ialah memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan
yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi pakaian kepada mereka atau
memerdekakan seorang budak. Barang siapa tidak sanggup melakukan yang demikian, maka
kaffaratnya puasa selama tiga hari. Yang demikian itu adalah kaffarat sumpah-sumpahmu bila
kamu bersumpah (dan kamu langgar). Dan jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan
kepadamu hukum-hukum-Nya agar kamu bersyukur (kepada-Nya)”
12. Puasa nadzar
Puasa nadzar adalah puasa yang dilaksanakan karena suatu janji atas dirinya. Misalnya
seseorang berjanji “jika lulus Ujian Nasional (UN), bernadzar akan melaksanakan puasa tiga hari”.
Setelah ujian itu diumumkan, dia lulus, sehingga janji untuk berpuasa tiga hari merupakan nadzar
yang wajib dilaksanakan. Berkaitan dengan puasa nadzar, Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-
Hajj [22]: 29:

“Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan mereka dan
hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka dan hendaklah mereka melakukan
melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah)”

Wawasan
Jika seseorang makan dan minum dengan sengaja di siang hari, maka puasanya jelas bata.
Namun jika seseorang makan atau minum dalam keadaan lupa, maka itu dimaafkan dan tidak
membatalkan puasanya.
Ibnu Hajar Al-Asqolani menyebutkan dalam Bulughul Maram no.669 dan 670 hadits berikut
ini:

“Dar Abu Hurairah ra, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang lupa sedang ia
dalam keadaan puasa lalu ia makan atau minum, maka hendaklah ia sempurnakan puasanya karena
kala itu Allah yang memberi ia makan dan minum.” (Muttafaqun ‘alaih. H.R. Bukhari no 1933
dan Muslim no. 1155)
Tugas individu
Buatlah ringkasan “puasa Ramadhan” yang telah dilaksanakan ditahun sebelumnya di masjid
tempat tinggal kalian:
1. Tulislah ringkasan materi yang disampaikan penceramah
2. Jangan lupa, tulis nama penceramah dan temanya
Mutiara Al-Qur’an
Bulan Ramadhan adalah bulan yang mulia. Bulan ini dipilih sebagai bulan untuk berpuasa dan
pada bulan ini pua Al-Qur’an diturunkan. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman dalam Q.S. Al-
Baqarah [2]: 185:

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa
di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa
pada bulan itu, …”
Uji kompetensi
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Pengertian puasa (Ash-Shiyaam) secara bahasa mengandung arti…
a. Menahan lapar c. menahan diri
b. Menahan lapar dan haus d. mendekatkan diri kepada Allah SWT
2. Ibadah puasa telah disyariatkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an surat…
a. Al-Baqarah 138 c. Al-Baqarah 196
b. Al-Baqarah 183 d. Al-Baqarah197
3. Ramadhan pengertian secara bahasa artinya…
a. Pengendalian c. peningkatan
b. Pencegahan d. pembakaran
4. Di bawah ini ada beberapa keutamaan yang terdapat di bulan Ramadhan, kecuali…
a. Pada bulan Ramadhan pintu-pintu surga dibuka
b. Bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah SWT dibandingkan dengan
aroma kasturi
c. Pada bulan Ramadhan terdapat malam Lailatul Qadr
d. Pada malam bulan Ramadhan banyak tayangan Islami di media televisi
5. Ibadah puasa wajib meliputi tiga macam, kecuali…
a. Yaum al-bidh c. kafarat
b. Ramadhan d. nadzar
6. Salah satu syarat orang yang wajib berpuasa adalah mencapai baligh, yaitu…
a. Mampu berpuasa c. sudah besar
b. Mencapai usia d. sudah tua
7. Ahmad berjanji, jika ia naik kelas dan juara di kelasnya akan berpuasa selama lima hari.
Puasa yang dilakukan Ahmad disebut puasa…
a. Kafarat c. qadla
b. Nadzar d. sunnah
8. Orang tua jompo yang tidak mampu berpuasa, boleh tidak berpuasa namun harus membayar
fidyah sebanyak…
a. 0,5 mud c. 1,5 mud
b. 1 mud d. 2,5 mud
9. Di bawah ini adalah hal-hal yang dapat mebatalkan puasa, kecuali…
a. Makan dan minum dengan sengaja c. keluarnya darah haidl atau nifas
b. Muntah dengan sengaja d. tertidur dalam waktu yang cukup lama
10. Ada beberapa karakter baik yang dapat diambil bagi yang menjalankan ibadah puasa dengan
niat ikhlas karena Allah SWT, keculi…
a. Menumbuhkan sifat jujur
b. Menumbuhkan rasa peduli dan perikemanusiaan
c. Menumbuhkan sifat amanah dalam diri pribadinya
d. Menumbuhkan hati senang disaat berbuka puasa
B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Jelaskan pengertian puasa secara bahasa dan istilah!
2. Sebutkan syarat wajib puasa!
3. Jelaskan hal-hal yang membatalkan puasa!
4. Sebutkan dan jelaskan tiga macam puasa wajib!
5. Sebutkan orang-orang yang mendapatkan keringangan (Rukhshah) diperbolehkan tidak
berpuasa!
Refleksi
Setelah mengikuti pembelajaran tentang “Ibadah Puasa Ramadhan”, kalian telah memiliki
pengetahuan yang lebih mantap tentang puasa Ramadhan. Bulan Ramadhan merupakan bulan
yang penuh keutamaan, dan umat Islam dianjurkan untuk melakukan berbagai amal kebaikan.
Buatlah rencana kegiatan di bulan Ramadhan, untuk melakukan amal kebaikan yang sebanyak-
banyaknya, dengan matrik sebagai berikut:
Hari ke Kegiatan Target Realisasi
a.
1 b.
c.
a.
2 b.
c.
a.
3 b.
c.
a.
4 b.
c.
a.
5 b.
c.
Dst.

Mengetahui

Guru Orang Tua

…………………………………… ……………………………………
BAB VI
SHALAT HARI RAYA ‘IDUL FITRI

Dalil naqli
Hadits dari Ummu ‘Athiyah, beliau berkata,

“Nabi SAW memerintahkan kepada kami pada saat shalat ‘Ied (Idul Fitri maupun Idul Adha)
agar mengeluarkan para gadir (yang baru beranjak dewasa) dan wanita yang dipingit, begitu pula
wanita yang sedang haidh. Namun beliau memerintahkan pada wanita yang sedang haidh untuk
menjauhi tempat shalat.” (H.R. Muslim no. 890)
Uraian materi
A. Pengertian
Setelah umat Islam melaksanakan ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan penuh, pada
tanggal 1 Syawwal merayakan hari raya fitri (Idul Fitri). Idul fitri memiliki arti kembali kepada
kesucian. Orang-orang yang beriman setelah menjalankan puasa Ramadhan selama sebulan penuh
dengan melakukan amal kebaikan yang disunnahkan oleh Rasulullah SAW, diharapkan telah
diampuni dosa-dosanya, sehingga mereka kembali suci tidak memiliki dosa. Idul fitri juga bisa
diartikan kembali makan pagi, karena pada tanggal 1 Syawwal umat Islam dilarang melaksanakan
puasa, dan mereka kembali makan pagi sebagaimana hari-hari tidak berpuasa lainnya.
Idul Fitri dalam pengertian yang pertama merupakan hari raya kesucian umat Islam dari dosa-
dosa setelah melaksanakan puasa selama sebulan lamanya serta melakukan amal kebaikan lainnya.
pada hari Idul Fitri, Nabi SAW, mengajarkan agar umat Islam melakukan ibadah shalat sunnah
yang disebut shalat sunnah Idul Fitri. Shalat Idul Fitri merupakan shalat sunnah yanbg dilakukan
pada hari raya Idul Fitri dan merupakan shalat sunnah muakkadah, yaitu shalat sunnah yang sangat
dianjurkan untuk dikerjakan.
Shalat Idul Fitri dilaksanakan setiap setahun sekali, yaitu pada tanggal 1 Syawwal. Waktu
pelaksanaan shalat Idul Fitri adalah setelah matahari terbit sampai tergelincir, dan diutamakan agar
pelaksanaannya tidak terlalu pagi.
Di samping shalat Idul Fitri, juga disunnahkan shalat Idul Adha atau hari raya qurban. Tata
cara shalat sunnah Idul Fitri sama dengan shalat sunnah Idul Adha, hanya waktunya yang berbeda.
Shalat sunnah Idul Fitri dilaksanakan pada tanggal 1 Syawwal, sedangkan shalat sunnah Idul Adha
dilaksanakan tanggal 10 Dzulhijjah.
B. Hukum shalat Idul Fitri
Shalat Idul Fitri termasuk shalat sunnah yang sangat dikuatkan (sunnah muakkadah), bahkan
sebagian ulama dengan merujuk pada beberapa hadits dan dalil menyatakan bahwa hukum
melaksanakan shalat Idul Fitri adalah wajib. Di antara dasar hukum shalat Idul Fitri adalah hadits
yang diriwayatkan dari Muhammad dari Ummu ‘Athiyah:

“Nabi SAW memerintahkan kepada kami pada saat shalat ‘Ied (Idul Fitri maupun Idul Adha)
agar mengeluarkan para gadir (yang baru beranjak dewasa) dan wanita yang dipingit, begitu pula
wanita yang sedang haidh. Namun beliau memerintahkan pada wanita yang sedang haidh untuk
menjauhi tempat shalat.” (H.R. Muslim no. 890)
Ulama berpendapat bahwa shalat Idul Fitri hukumnya wajib didasarkan pada penjelasan
berikut ini:
1. Rasullullah memerintahkan umatnya untuk melaksanakan shalat idul fitri dan bila seseorang
memiliki uzur ia tetap harus keluar rumah dan pergi ketempat dilaksanakannya shalat namun
tetap harus menjaga jaraknya
2. Rasullullah selalu melaksanakan shalat id dan tidak pernah meninggalkannya
3. Perintah Allah SWt dalam surat Al Kautsar ayat 2 “Dirikanlah shalat dan berqurbanlah (an
nahr).” (QS. Al Kautsar: 2)
4. Boleh meninggalkan shalat jum’at jika pagi harinya telah melaksanakan shalat id (jika idul fitri
jatuh pada hari jum’at) hal ini ditafsirkan bahwa seseuatu yang sifatnya wajib bisa gugur
karena sesuatu yang wajib pula.
C. Amal yang disunnahkan sebelum shalat Idul Fitri
Menjelang pelaksanaan shalat Idul Fitri Rasulullah SAW menutunkan beberapa amal yang
disunnahkan, diantaranya:
1. Makan terlebih dulu sebelum berangkat shalat Idul Fitri
Hal tersebut didasarkan pada hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan dari ‘Abdullah bin
Buraidah, dari ayahnya, ia berkata,

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berangkat shalat ‘ied pada hari Idul Fithri dan
beliau makan terlebih dahulu. Sedangkan pada hari Idul Adha, beliau tidak makan lebih dulu
kecuali setelah pulang dari shalat ‘ied baru beliau menyantap hasil qurbannya.” (H.R. Ahmad
5/352)
2. Mengenakan pakaian yang paling bagus, dan memakai wangi-wangian.
Disunnahkan bagi laki-laki untuk membersihkan diri dan memakai pakaian terbaik yang
dimilikinya, memakai minyak wangi dan bersiwak. Adapun bagi wanita tidak dianjurkan untuk
berhias dengan mengenakan baju yang mewah dan menggunakan minyak wangi. Ketentuan
itu didasarkan pada hadits Rasulullah SAW sebagai berikut:
“Rasulullah SAW memerintahkan kepada kami agar pada hari raya kami diseyogyakan
mengenakan pakaian yang terbagus yang ada pada kami dan memakai wangi-wangian yang
terbaik yang ada pada diri kami.”
3. Menempuh jalan yang berlainan ketika berangkat dan ketika pulang dari shalat Idul Fitri.
Amalan ini didasarkan pada hadits Rasulullah SAW:
“Adalah Nabi SAW pada waktu hari raya beliau menempuh jalan yang berlainan”. (H.R. Al-
Bukhari dari Jabir r.a)
4. Mengikut sertakan kaum wanita dan anak-anak.
Sesuai dengan hadits di atas maka dalam rangka syiar Islam, perlu diikut sertakan seluruh Commented [U3]: Iki hadits sing ndi? Nang buku langka
keluarga pergi ke tanah lapang, termasuk juga yang sedang berhalangan shalat. hadits e

5. Menyegerakan shalat Idul Adha dan mengakhirkan shalat Idul Fitri.


Penegasan ini didasarkan pada hadits Rasulullah SAW yang menyatakan:
“Adalah Nabi SAW shalat hari raya Fitri bersama-sama kami, sedang matahari setinggi kira-
kira dua penggalah dari shalat Idul Adha sekitar satu penggalah”. (H.R. Ahmad bin Hassan
al-Banna’ dari jundub r.a)
6. Disunnahkan mengumandangkan takbir menuju tempat shalat.
Bertakbir di luar shalat pada hari raya Fitri didasarkan pada sebuah firman sebagaimana
termaktub dalam Al-Baqarah ayat 185:

“…Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan


Allah (bertakbir) atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.”
Takbir yang diucapkan sebagaimana dikeluarkan oleh Sa’id bin Manshur dan Ibnu Abi
Syaibah,bahwasannya Ibnu Mas’ud bertakbir:

"Allaahu akbar Allaahu akbar Allaahu akbar, laa illaa haillallahuwaallaahuakbar Allaahu akbar
walillaahil hamd"
Artinya: "Allah maha besar Allah maha besar Allah maha besar. Tiada Tuhan selain Allah,
Allah maha besar Allah maha besar dan segala puji bagi Allah".
Adapun waktu melakukan takbir pada hari raya Idul Fitri dimulai setelah masuk waktu
maghrib di akhir bulan Ramadhan (tanggal 1 Syawwal) hingga selesainya shalat Idul Fitri.
Adapun takbir Idul Adha dimulai sejak setelah shalat subuh tanggal 9 Dzulhijjah sampai
setelah shalat Ashar tanggal 13 Dzulhijjah.
D. Waktu dan tempat melaksanakan shalat Idul Fitri
Shalat Idul Fitri dilaksanakan setelah matahari terbit dan berketinggian dua kali panjangnya
penggalah (kurang lebih 6 m), sedangkan shalat Idul Adha setelah matahari meninggi kurang lebih
satu penggalah (yaitu setelah lewat sekitar setengah jam sejak terbitnya). Jadi waktu shalat Idul
Fitri dan Idul Adha itu sama dengan waktu shalat Dhuha. Ketentuan itu didasarkan pada hadits
Nabi SAW,

Diriwayatkan dari Jundub (dilaporkan bahwa) ia berkata: Adalah Nabi SAW melakukan shalat
Idul Fitri bersama kami ketika matahari setinggi dua penggalah dan Idul Adha ketika matahari
setinggi sau penggalah (H.R. Ahmad)
Shalat Id diselenggarakan di lapangan, tidak di masjid, kecuali kalau hari hujan yang tidak
memungkinkan melaksanakan shalat Id di lapangan. Hal ini sesuai dengan sunnah Rasulullah
SAW yang senantiasa melaksanakan shalat Id di lapangan. Beliau mengerjakan shalat Id di
mushalla, yaitu tanah lapang yang terletak 1000 hasta (200 meter) dari masjidnya pada waktu itu.
Beliau tidak pernah mengerjakan shalat Id di masjid, kecuali sekali karena hari hujan. Hal ini
berdasarkan hadits berikut ini:

Diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri bahwa ia berkata: Nabi Muhammad SAW selalu keluar
pada hari Idul Fitri dan hari Idul Adha menuju lapangan, lalu hal pertama yang ia lakukan adalah
shalat… (H.R. Al-Bukhari)
Sunnah amaliyah Rasulullah SAW tersebut menjelaskan bahwa Beliau meninggalkan
masjidnya dalam shalat Idul Fitri dan Idul Adha, dan beliau mendirikan kedua shalat Id itu di
mushalla yang terletak pada sisi luar pintu kota Madinah. Tempat pelaksanaan shalat Id dilakukan
di tanah lapang lebih utama (lebih afdlal) sesuai sunnah Nabi SAW.
E. Tata cara pelaksanaan shalat Idul Fitri
Shalat Idul Fitri secara umum sama dengan shalat sunnah lainnya, namun terdapat perbedaan.
Di antara perbedaannya adalah shalat Idul Fitri diawali 7 takbir pada rakaat pertama, dan 5 takbir
pada awal rakaat kedua. Tata cara melaksanakan shalat Idul Fitri secara rinci sebagai berikut:
1. Shalat Idul Fitri lebih utama atau lebih afdlal bilamana dilaksanakan secara berjamaah.
Ketentuan ini didasarkan pada petunjuk dari berbagai hadits yang meriwayatkan tentang sifat-
sifat shalat Idul Fitri Rasulullah SAW, bahwa Rasulullah SAW selalu melaksanakan shalat
Idul Fitri secara berjama’ah
2. Shalat Idul Fitri dilaksanakan sebanyak dua rakaat. Ketentuan ini didasarkan pada hadits
Rasulullah SAW yang menyatakan: “Bahwasannya Nabi SAW shalat hari raya sebanyak dua
rakaat, yang sebelum dan sesudahnya tidak ada shalat (sama sekali)”. (H.R. Tujuh Ahli Hadits
dari Ibnu ‘Abbas r.a)
3. Pada rakaat pertama, sesudah takbiratul ihram, takbir 7 kali, yang setiap takbir tersebut diikuti
dengan mengangkat kedua belah tangan (sebagaimana saat takbiratul ihram). Pada rakaat
kedua diawali dengan takbir 5 kali, dengan tata cara seperti pada rakaat pertama.
4. Shalat Idul Fitri tidak didahului oleh adzan dan iqamah.
5. Shalat Idul Fitri dilaksanakan sebelum khutbah Idul Fitri disampaikan.
6. Setelah shalat Idul Fitri diteruskan dengan khutbah, hanya satu kali khutbah.
F. Tata cara Khutbah Idul Fitri
Sesudah selesai melaksanakan shalat Id dua rakaat, imam langsung berkhutbah dan
khutbahnya hanya satu kali, yaitu tidak diselingi dengan duduk diantara dua khutbah. Berdasarkan
hadits sebagai berikut:

Diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri bahwa ia berkata: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa
keluar menuju mushalla pada hari Idul Fithri dan Adha. Maka yang pertama kali beliau lakukan
adalah shalat. Kemudian beliau berpaling menghadap manusia sedangkan mereka dalam keadaan
duduk di shaf-shaf mereka. Beliau lalu memberi pelajaran, wasiat dan perintah kepada mereka;
lalu Beliau hendak memberangkatkan angkatan perang atau hendak memerintahkan sesuatubeliau
laksanakan, kemudian Beliau pergi. (H.R. Muttafaq ‘alaih, dan ini lafal Al-Bukhari)
Khutbah dimulai dengan tahmid (membaca al-hamdulillah), tidak dengan takbir karena tidak
ada riwayat yang shahih menerangkan bahwa Rasulullah SAW memulai khutbah Id dengan takbir.
Semua khutbahnya dimulai dengan tahmid. Hanya saja dalam khutbah Id memang diperbanyak
menyelingi dengan takbir, akan tetapi tidak dimulai dengan takbir. Dasarnya adalah:

Diriwayatkan dari Jabir bahwa ia berkata: Saya menghadiri shalat pada suatu hari raya bersama
Rasulullah SAW: sebelum khutbah beliau memulai dengan shalat tanpa adzan dan tanpa iqamah.
Lalu manakala selesai shalat beliau berdiri dengan bersandar kepada Bilal. Lalu ia bertahmid dan
memuji Allah, menyampaikan nasehat dan peringatan untuk jamaah, serta mendorong mereka
supaya patuh kepada-Nya… (H.R. an-Nasa’i)

Menurut Ibnu Qayyim, tidak diketahui dalam satu hadits pun yang menyebutkan bahwa Nabi
SAW. membuka khutbah Id nya dengan bacaan takbir. Beliau memang sering mengucapkan takbir
di tengah-tengah khutbah akan tetapi, hal ini tidak menunjukkan bahwa beliau selalu memulai
khutbah Id nya dengan bacaan takbir.
Ketentuan ini sesuai dengan hadits Nabi SAW:

Diriwayatkan dati Sa’ad al-Mu’adzdzin bahwa ia berkata: Nabi SAW bertakbir di sela-sela
khutbah, beliau memperbanyak takbir di dalam khutbah dua hari raya (H.R. Ibnu Majah)
Kemudian khutbah diakhiri dengan doa, dengan mengangkat tangan jari syahadat (telunjuk)
tangan kanan, sebagaimana pada khutbah Jum’at, sesuai penjelasan dalam hadits berikut:

Diriwayatkan dari Hushain, bahwa Basyir bin Marwan mengangkat kedua tangannya pada khutbah
Jumuah di atas mimbar, kemudian dimarahi oleh Amarah Ruwaibah ats-Tsaqafi dan berkata:
Rasulullah SAW tidak menambah ini, dengan mengisyaratkan jari telunjuknya. (H.R. An-Nasa’i)
Tugas individu
Tuliskan pengalaman kalian melaksanakan rangkaian kegiatan shalat Idul Fitri di kampung
masing-masing. Di samping itu, coba amati dan tuliskan, bagaimana para jama’ah apakah telah
melaksanakan shalat Idul Fitri sesuai dengan sunnah yang dicontohkan Rasulullah SAW.
Tugas kelompok
1. Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok
2. Setiap kelompok diminta mendiskusikan dan membuat teks khutbah Idul Fitri
3. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan memeragakan menyampaikan
khutbah Idul Fitri
4. Kelompok lain menanggapi hasil presentasi kelompok yang maju
Mutiara Hadits
Pada hari raya Idul Fitri disyariatkan zakat fitri, mengeluarkan harta dalam bentuk makanan
kepada fakir miskin dengan ukuran yang telah ditentukan. Rasulullah SAW bersabda tentang
hikmah syariat zakat tersebut,

“Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitri (berfungsi) untuk mensucikan orang yang berpuasa
dari perbuatan sia-sia dan buruk, dan untuk memberi makan kepada fakir miskin.” (H.R. Abu
Dawud)
Uji kompetensi
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Hari raya Idul Fitri adalah hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal…
a. 1 syawwal c. 7 Dzulhijjah
b. 7 syawwal d. 10 Dzulhijjah
2. Cara menentukan awal puasa Ramadhan dan hari Idul Fitri yang dilakukan Majelis Tarjih PP
Muhammadiyah yaitu dengan metode…
a. Melihat bulan c. melihat mendung
b. Menghitung sesuai kaidah ilmu falaq d. menggenapkan 30 hari bulan Sya’ban
3. Sesuai ketentuan hukum, kedudukan shalat Idul Fitri adalah…
a. Wajib c. sunnah muakadah
b. Mubah d. fardlu kifayah
4. Waktu pelaksanaan shalat Idul Fitri adalah…
a. Setelah terbit fajar c. setelah masuk waktu dhuha
b. Setelah shalat subuh d. setelah matahari tergelincir
5. Shalat Idul Fitri dilaksanakan sebanyak…
a. 1 rakaat c. 3 rakaat
b. 2 rakaat d. 4 rakaat
6. Dalam shalat Idul Fitri pada rakaat pertama sesudah takbiratul ihram dilakukan takbir
sebanyak…
a. 4 c. 6
b. 5 d. 7
7. Jumlah takbir shalat Idul Fitri pada rakaat kedua berjumlah…
a. 4 c. 6
b. 5 d. 7
8. Dalam pelaksanaan shalat Idul Fitri tidak disyariatkan adanya…
a. Adzan c. shalat sunnah qobliyah
b. Iqamah d. khutbah
9. Pada malam takbir hari terakhir bulan Ramadhan sampai sebelum melaksanakan shalat Idul
Fitri, umat Islam diwajibkan untuk…
a. Membayar fidyah c. membayar zakat mal
b. Membayar zakat fitrah d. membayar hutang
10. Di bawah ini hal-hal yang disunnahkan sebelum berangkat untuk mendirikan shalat Idul Fitri,
kecuali…
a. Mandi c. memperbanyak takbir
b. Memakai wangi-wangian d. sarapan paginya setelah shalat Idul Fitri
B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Jelaskan pengertian shalat hari raya Idul Fitri!
2. Jelaskan bagaimana tata pelaksanaan shalat Idul Fitri!
3. Jelaskan tata cara khutbah hari raya Idul Fitri!
4. Kemukakan alasan mengapa shalat Idul Fitri diutamakan dilaksanakan di tanah lapang!
5. Sebutkan hal-hal yang disunnahkan sebelum berangkat ke tempat shalat Idul Fitri!
BAB VII
PUASA SUNNAH
Uraian materi
A. Pengertian puasa sunnah
Puasa merupakan salah satu ibadah yang disyariatkan dalam Islam, bahkan puasa merupakan
rukun Islam. Puasa tersebut hukumnya wajib bagi setiap muslim yang telah memenuhi syarat
tertentu. Disamping puasa wajib, Islam juga mengajarkan puasa sunnah. Puasa sunnah merupakan
ibadah yang dilakukan untuk mendapatkan ridha Allah SWT.
Puasa sunnah yang disebut juga puasa tathawwu’ adalah ibadah yang dianjurkan untuk
dilaksanakan. Secara hukum fikih, puasa sunnah bersifat anjuran, sehingga orang yang
melaksanakannya akan mendapat pahala, dan jika ditinggalkan tidak berdosa. Namun, puasa
sunnah merupakan ibadah yang dicontohkan dan disunnahkan oleh Rasulullah SAW. maka
melaksanakan puasa sunnah berarti menjalankan sunnah Rasulullah SAW.
B. Macam-macam dan dasar hukum puasa sunnah
Puasa pada prinsipnya merupakan salah satu usaha untuk mensucikan diri dalam pengertian
yang seluas-luasnya. Hal ini berlaku pada puasa wajib maupun pada puasa sunnah. Macam-macam
puasa sunnah terdiri dari Puasa Senin-Kamis, Puasa Arafah, Puasa Asyura, Puasa Syawwal, Puasa
Yaum al-Bidl, Puasa Daud.
1. Puasa Senin-Kamis
Puasa Senin-Kamis adalah puasa yang dilaksanakan pada hari senin dan hari kamis. Ketentuan
mengenai puasa hari senin dan kamis didasarkan pada hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah
ra.

“Bahwasanmya Nabi saw lebih banyak berpuasa pada hari Senin dan Kamis. Kemudian orang
bertanya tentang alasannya. Maka jawab beliau: “Sesungguhnya semua amal akan
dipersembahkan pada setiap hari Senin dan Kamis, maka Allah pun berkenan mengampuni
terhadap dosa setiap muslim, atau dosa setiap mukmin, kecuali terhadap dua orang yang
bermusuhan. maka Allah swt berfirman: ”tangguhkanlah terhadap keduanya”. (H.R. Ahmad dari
Abu Hurairah ra)
2. Puasa Arafah
Puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dituntunkan Rasulullah SAW untuk dapat ditunaikan
oleh setiap muslim yang tidak melakukan ibadah haji. Adapun bagi orang yang sedang
menunaikan ibadah haji, ibadah puasa sunnah ini tidak boleh dikerjakan, bahkan Rasulullah SAW
melarang orang yang tengah berada di Arafah (wuquf di Arafah) melakukan puasa Arafah. Puasa
Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Dalam suatu hadits yang diriwayatkan dari Abu
Qatadah, Nabi SAW bersabda:

”Puasa pada hari ‘Arafah dapat menghapuskan dosa selama dua tahun, yaitu satu tahun yang telah
lewat dan satu tahun yang akan datang. Sedangkan puasa Asyura dapat menghapus dosa yang telah
lewat” (H.R. Jama’ah kecuali Al-Bukhari dan Tirmidzi dari Abu Qatadah ra)
Dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, Nabi SAW melarang berpuasa pada
hari Arafah ketika berada di Arafah,
“Rasulullah SAW melarang berpuasa pada hari Arafah di Arafah” (H.R. Ahmad, Abu Dawud,
Nasa’I dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah ra)
3. Puasa Asyura
Puasa Asyura adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram. Pelaksanaan
puasa Asyura ini tepat pada tanggal 10 akhir, makanya puasa ini dikenal dengan nama puasa
Asyura, yaitu puasa sepuluh bulan Muharram. Abu Hurairah ra. meriwayatkan,

“Ditanya orang kepada Rasulullah saw: “Shalat manakah yang lebih utama setelah shalat fardhu?”,
beliau menjawab: “Yaitu shalat di tengah malam (shalat tahajud).” Ia menanyakan lagi: “Puasa
manakah yang lebih afdhal?”, beliau menjawab : ” Puasa pada bulan Allah yang kamu namakan
bulan Muharram”. (H.R. Bukhari dan Muslim dari Nu’awiyah bin Abu Sufyan)
4. Puasa Syawwal
Puasa Syawwal adalah puasa yang dilakukan pada bulan Syawwal (setelah puasa Ramadhan)
selama 6 hari. Hukum puasa 6 hari Bulan Syawwal adalah sunnah sebagaimana dijelaskan dalam
hadits yang diriwayatkan dari Abu Ayub ra.

“Bahwasannya Rasulullah saw bersabda: ”barang siapa berpuasa Ramadhan kemudian diikutinya
dengan 6 hari syawal, ia bagikan orang yang berpuasa sepanjang masa”. (H.R. Muslim dari Abu
Ayub ra)
5. Puasa Yaum al-Bidl
Puasa al-Bidl adalah puasa yang dilaksanakan pada tanggal 13, 14, 15 setiap bulan Hijriyah.
Ketentuan tentang puasa ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan dari Abu Dzar al-Ghiffari
ra.

“Kami diperintahkan oleh Rasulullah saw agar berpuasa sebanyak tiga hari setiap bulannya, yakni
pada hari-hari cemerlang, tanggal tiga belas, empat belas dan lima belas. Dan beliau berkata
“Bahwa puasa itu seperti halnya berpuasa sepanjang masa.” (H.R. an-Nasa’I dan disahkan oleh
Ibnu Hibban dari Abu Dzar al-Ghiffari ra)
6. Puasa Daud
Puasa Daud adalah puasa yang dilaksanakan secara selang-seling sehari puasa sehari tidak
berpuasa. Berkaitan dengan puasa Daud, Nabi SAW bersabda:

“Puasa yang paling disukai oleh Allah ialah puasa Nabi Daud, beliau berpuasa sehari dan berbuka
sehari dan shalat yang lebih disukai Allah adalah shalatnya Nabi Daud, beliau tidur seperdua
malam, bangun sepertiganya lalu tidur seperempatnya. Dan adalah ia berpuasa sehari dan berbuka
sehari” (H.R. Al-Bukhari dari Abdullah bin ‘Amr ra)
C. Ketentuan waktu puasa sunnah Commented [U4]: Sebenere ra patia perlu poin kie, la
1. Puasa Senin-Kamis wong wis dijelasna nang poin B wkwk, sing asyura ora ana
penjelasane maning nang buku. Tek tambahi dewek ngikuti
Puasa hari senin dan kamis dilaksanakan setiap hari senin dan kamis. Tata cara dan waktunya sing wis dijelasna nang poin B
seperti melaksanakan puasa wajib di bulan Ramadhan, yaitu berpuasa sejak terbit fajar
hingga terbenam matahari.
2. Puasa Arafah
Puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Tata cara dan waktunya sama seperti
melakukan puasa wajib.
3. Puasa Asyura
Puasa Asyura dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram. Tata cara dan waktunya sama seperti
melakukan puasa wajib.
4. Puasa Syawwal
Puasa Syawwal dilaksanakan selama 6 hari setelah tanggal 1 Syawwal. Dalam hadits di atas Commented [U5]: Kie hadits sing endi maning jan, nang
tidak dijelaskan apakah puasa Syawwal sebanyak 6 hari dilaksanakan secara langsung setelah buku ora ana nang bagian kie.

hari raya Idul Fitri atau tidak. Demikian pula tidak dijelaskan apakah 6 hari itu dilaksanakan
secara terus menerus tanpa putus.
5. Puasa Yaum al-Bidl Commented [U6]: Kie al-Bidl apa al-Bidh si? Nang ngarep
Puasa Yaum al-Bidl ini disebut juga puasa putih. Disebut dengan hari putih (yaum al-Bidl), al-Bidl nang kene al-Bidh
karena puasa sunnah ini dilaksanakan pada tanggal 13, 14, 15 setiap bulan hijriyah yang pada
hari-hari itu bulan bercahaya keputih-putihan.
6. Puasa Daud
Puasa Daud adalah puasa yang dilaksanakan secara selang-seling, yaitu sehari puasa sehari
tidak puasa. Puasa ini dilakukan selang-seling sepanjang tahun, kecuali pada hari-hari yang
dilarang untuk berpuasa.
D. Hikmah puasa sunnah
Puasa sunnah memiliki banyak keutaman dan hikmah, di antara keutamaan puasa sunnah adalah:
1. Puasa Senin-Kamis memiliki keutamaan, yaitu beramal pada waktu utama, ketika catatan amal
hamba dihadapkan kepada Allah SWT.
2. Puasa hari Arafah, tanggal 9 Dzulhijjah dapat menghapus dosa-dosa kecil kita dua tahun
terakhir.
3. Puasa Asyura memiliki keutamaan yang luar biasa, karena pahalanya mampu menghapus dosa-
dosa kecil yang telah kita lakukan setahun yang lalu.
4. Puasa Syawwal berpahala sama seperti telah berpuasa selama satu tahun penuh.
5. Puasa Daud adalah puasa yang paling utama, ia lebih utama daripada puasa-puasa sunnah yang
lain. Meskipun tidak dijelaskan secara definif dalam hadits tentang ganjaran yang Allah
sediakan bagi orang yang melakukan puasa Daud ini, namun Nabi SAW menegaskan bahwa
puasa Daud merupakan puasa sunnah yang paling dicintai Allah.
6. Melakukan puasa tiga hari setiap bulan pada tanggal 13, 14, 15 setiap bulannya seperti
melakukan puasa sepanjang tahun karena pahala satu kebaikan adalah sepuluh kebaikan.
Berarti puasa tiga hari setiap bulan sama dengan puasa sebanyak tiga puluh hari setiap bulan.
Jadi seolah-olah ia berpuasa sepanjang tahun.
Wawasan
Puasa merupakan ibadah yang sangat utama, doa orang yang berpuasa dah Allah akan
memberikan pahala secara khusus bagi orang yang berpuasa. Dalam hadits yang diriwayatkan
dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:

“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh
kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),
“Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan
membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang
yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan
kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih
harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.”” (H.R. Muslim no. 1151)
Tugas Kelompok
1. Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok
2. Setiap kelompok diminta untuk mendiskusikan dan membuat peta konsep tentang macam-
macam puasa sunnah
3. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya tentang puasa sunnah
4. Kelompok lainnya menanggapi hasil presentasi kelompok yang maju
Mutiara Hadits
Rasulullah SAW bersabda

“Tidaklah seorang hamba berpuasa satu hari di jalan Allah kecuali Allah akan menjauhkan
wajahnya dari api neraka (dengan puasa itu) sejauh 70 tahun jarak perjalanan.” (H.R. Bukhari
Muslim dan yang lainnya)
Uji kompetensi
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Istilah puasa sunnah disebut juga sebagai…
a. Puasa pilihan c. puasa tambahan
b. Puasa tathawwu’ d. puasa yaum al-bidl
2. Dibawah ini adalah macam-macam puasa sunnah, kecuali…
a. Puasa senin-kamis c. puasa kafarat
b. Puasa syawwal d. puasa asyura
3. Ada waktu-waktu yang dilarang untuk melaksanakan ibadah puasa, yaitu puasa Tasyrik yang
pelaksanaannya pada tanggal… Commented [U7]: Kie ra ana penjelasane nang materi
a. 9, 10, 11 Dzulhijjah c. 11, 12, 13 Dzulhijjah
b. 10, 11, 12 Dzulhijjah d. 12, 13, 14 Dzulhijjah
4. Pelaksanaan ibadah puasa sunnah Arafah dilaksanakan pada tanggal…
a. 1 Syawwal c. 10 Muharram
b. 9 Dzulhijjah d. 12 Rabi’ul Awwal
5. Puasa sunnah yang dilaksanakan secara selang-seling, sehari puasa sehari tidak disebut…
a. Puasa senin-kamis c. puasa asyura
b. Puasa daud d. puasa yaum al-bidl
6. Puasa Asyura dilaksanakan pada tanggal…
a. 1 Muharram c. 10 Muharram
b. 5 Muharram d. 15 Muharram
7. Puasa syawwal dilaksanakan selama…
a. 3 hari c. 5 hari
b. 4 hari d. 6 hari
8. Nama lain puasa Yaum al-Bidl adalah…
a. Puasa awal c. puasa putih
b. Puasa akhir d. puasa selang-seling
9. Salah satu keistimewaan puasa Arafah adalah…
a. Menghapus dosa tahun ini dan tahun yang akan datang
b. Menghapus dosa-dosa yang telah lalu
c. Menghapus dosa-dosa setelah bulan Ramadhan
d. Menghapus semua dosa-dosa kita
10. Puasa Yaum al-Bidl dilaksanakan selama tiga hari, yaitu pada tanggal…
a. 9, 10, dan 11 c. 12, 13, dan 14
b. 11, 12, dan 13 d. 13, 14, dan 15
B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Jelaskan pengertian puasa sunnah!
2. Sebutkan macam-macam puasa sunnah!
3. Jelaskan pengertian puasa Arafah!
4. Jelaskan pengertian puasa Syawwal!
5. Bagaimana cara mengerjakan puasa Daud!
Buku pendidikan akidah akhlak kelas 8
BAB 3
ASMAUL HUSNA; AL-‘ALIM DAN AL-KHABIR

Sekilas materi
Pada bab ini kita akan mempelajari makna asmau husna : Al-Alim dan Al-Khabir, tentang
dalil naqli dan aqli, menyebutkan contoh perilaku yang mencerminkan asmaul husna : Al-Alim
dan Al-Khabir dan mendemonstrasikan makna dan contoh perilaku yang mencerminkan asmaul
husna : Al-Alim dan Al-Khabir.
Dalil pokok

“Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul
husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut)
nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka
kerjakan”
(Q.S. Al-A’raf [7]: 180)
Materi pokok
Allah mempunyai nama-nama yang indah dan baik berjumlah 99 nama, yang disebut Asmaul
Husna. Asmaul Husna terdiri dari dua kata, yaitu asma yang berarti nama-nama, dan husna yang
berarti baik atau indah. Jadi, asmaul husna dapat diartikan sebagai nama-nama yang baik lagi indah
yang hanya dimiliki oleh Allah SWT sebagai bukti keagungan-Nya.
Allah berfirman:

“Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul
husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut)
nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka
kerjakan”(Q.S. Al-A’raf [7]: 180)
Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa asmaul husna merupakan amalan yang bermanfaat dan
mempunyai nilai yang tak terhingga tingginya. Berdoa dengan menyebut asmaul husna sangat
dianjurkan menurut ayat tersebut.
Rasulullah SAW bersabda yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:
“Dari Abu Hurairah ra. Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya Allah SWT
mempunyai sebilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu, barangsiapa yang
menghafalkannya, maka ia akan masuk surga”. (H.R. Bukhari)
Berdasarkan hadits di atas, menghafalkan asmaul husna akan mengantarkan orang yang
menghafalkannya masuk surga Allah SWT. Apakah hanya dengan menghafalnya saja seseorang
dapat dengan mudah masuk surga? Jawabannya, tentu saja tidak, bahwa menghafalkan asmaul
husna harus juga diiringi dengan menjaganya, baik menjaga hafalannya dengan terus menerus
mendzikirkannya, maupun menjaganya dengan menghindari perilaku-perilaku yang bertentangan
dengan sifat Allah SWT dalam asmaul husna tersebut.
Pada bab ini hanya dua asmaul husna yang akan kalian pelajari: al-‘Alim dan al-Khabir.
Setelah mempelajari topik ini, kalian diharapkan dapat menjelaskan makna kedua asmaul husna
tersebut, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
A. Asma’ul husna Al-‘Alim
1. Pengertian Al-‘Alim
Al-‘Alim artinya Maha Mengetahui. Allah SWT Maha Mengetahui yang tampak atau yang
ghaib. Pengetahuan Allah SWT tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Segala aktivitas yang
dilakukan oleh makhluk diketahui oleh Allah SWT. bahkan, peristiwa yang akan terjadi pun
sudah diketahui oleh Allah SWT. dengan kata lain, pengetahuan Allah SWT itu tanpa batas.
2. Dalil naqli tentang asma’ul husna al-‘Alim
Agar lebih yakin perhatikan firman Allah pada Q.S. Al-An’am [6]: 59 berikut:

“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya
kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai
daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun
dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis
dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)”
Perlu kalian ketahui bahwa Allah SWT menyuruh kita untuk menggali ilmu sebanyak-
banyaknya, agar kalian dapat mengetahui ciptaan-Nya, baik yang ada di langit maupun yang
ada di bumi. Sesungguhnya, Allah SWT sangat menyukai orang yang rajin mencari ilmu
pengetahuan dan mengamalkannya.
3. Perbedaan ilmu Allah dengan ilmu manusia
Manusia tentu saja dapat meraih ilmu berkat bantuan Allah SWT, betapapun dalam dan
luasnya ilmu manusia, terdapat perbedaan antara ilmu Allah SWT dan ilmu manusia.
Perbedaan tersebut antara lain:
a. Allah SWT mengetahui segala sesuatu, manusia tidak mungkin dapat mendekati
pengetahuan Allah SWT
b. Kejelasan pengatahuan manusia tidak mungkin dapat mencapai kejelasan ilmu Allah SWT
c. Ilmu Allah bukan hasil dari sesuatu, tetapi sesuatu itulah yang merupakan hasil dari ilmu-
Nya
d. Ilmu Allah SWT tidak berubah dengan perubahan objek yang diketahui-Nya. Itu berarti
tidak ada kebetulan di sisi Allah SWT, karena pengetahuan-Nya tentang apa yang akan
terjadi dan daat kejadiannya sama saja di sisi-Nya
e. Allah SWT mengetahui tanpa alat, sedang ilmu manusia diraih dengan panca indra, akal
dan hatinya, di mana semuanya didahului oleh ketidak tahuan
f. Ilmu Allah SWT kekal, tidak hilang dan tidak pula dilupakan-Nya
4. Perilaku yang mencerminkan makna asma’ul husna al-‘Amin
Hal penting yang harus kita lakukan adalah senantiasa merefresh pemaknaan kita terhadap
sifat Allah Al-‘Alim ini. Mengimani asma Allah SWT yang satu ini seharusnya menjadikan
kita:
a. Berhati-hati dalam amal
Orang yang mengimani bahwa Allah SWT Maha Mengetahui tidak akan sembrono dalam
amal. Terpatri dalam dirinya bahwa Allah mengetahui segala lintasan dalam hati, angan dalam
pikiran dan perbuatan yang dilakukan. Dengan demikian ia akan lebih berhati-hati dalam
menata setiap bisikan hati, ucapan lisan dan amal perbuatan. Dia akan selalu ingat bahwa Allah
SWT mengetahui setiap gerak-geriknya baik lahir maupun batin. Dia akan selalu introspeksi
diri, memuhasabah dan menghisab amalannya sebelum amal itu dihisab Allah nanti di akhirat.
“Dan (aku telah diperintah), “Hadapkanlah wajahmu kepada agama dengan tulus dan ikhlas,
dan jangan sekali-kali engkau termasuk orang yang musyrik”. (Q.S. Yunus: 105)
b. Tidak galau dalam menghadapi masalah
Tidak ada masalah yang tidak diketahui Allah SWT dan tidak ada masalah yang tidak Allah
ketahui solusinya. Allah selalu ada bagi kita dan Allah SWT juga menyediakan solusi atas
masalah kita. Orang yang beriman kepada sifat al-‘Alim ini bisa tenang dalam menghadapi
masalah dan sangat yakin akan pertolongan Allah SWT. dia datang dan curahkan segala
masalah yang dialaminya kepada al-‘Alim. Segalau-galaunya dia, akan tetap bisa menata hati
dan pikirannya untuk senantiasa husnudzon (berbaik sangka) pada Allah. Dimaknai setiap
masalah sesuai porsi Islam memandang suatu masalah. Oleh karena itu dia senantiasa
memohon petunjuk dan solusi kepada Allah SWT. memang demikian tidaklah mudah. Tapi
inilah yang Islam ajarkan dalam menyikapi suatu permasalahan.
c. Produktif
Produktif dalam hal ini, dia akan menghindari sifat pemalas, mudah menyerah. Dia akan
aktif mengisi detik-detik hidupnya dengan karya. Mengapa? Karena sadar bahwa Pengetahuan
Allah meliputi segala sesuatu. Jika hidupnya habis untuk tidur dan bermain, dia akan malu
pada Allah. Dia akan mengejar dan mencari kesibukan untuk mengisi waktunya agar tidak
terbuang sia-sia, agar waktu yang digunakan dapat bermakna dan bermanfaat. Hingga bila
nanti di akhirat tidak ada penyesalan.
d. Menegakkan syariat Allah SWT
Pengetahuan Allah meliputi segala sesuatu, tidak terkecuali berkaitan pengaturan manusia.
Kemahatahuan-Nya menjadikan Allah menurunkan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dan
Muhammad SAW sebagai panutan hidup. Bila kita beriman kepada Allah dan meyakini sifat
Al-‘Alim-Nya Allah maka wajib bagi kita untuk menyerahkan aturan hidup itu kepada Allah
SWT. syariat Islam menjadi pilihan dan harus diperjuangkan tegaknya. Pemahaman ini harus
senantiasa ada dalam setiap detik yang berjalan. Dengan demikian menjadi harapan kita
mampu menjaga diri dari maksiat dan kemalasan beramal soleh. Mari kita senantiasa berusaha
menorehkan karya. Meski itu hanya berupa dzikir atau nasehat pada orang lain. Sesungguhnya
setiap kebaikan adalah sedekah. Mari berlomba dalam kebaikan.
e. Semangat menuntut ilmu
Perilaku yang dapat diwujudkan dalam meyakini sifat Allah al-‘Alim adalah kita harus
terus-menerus mencari ilmu-ilmunya Allah SWT dengan cara belajar dan merenungi ciptaan-
Nya. Tapi ingat! Penting juga untuk diperhatikan bahwa kita tidak boleh merasa paling
pandai. Orang berilmu itu harus tetap rendah hati. Seperti pohon padi, semakin berisi
semakin merunduk.
B. Asma’ul husna Al-Khabir
1. Pengertian asma’ul husna al-Khabir
Al-Khabir artinya Mahawaspada atau Mahateliti, mengetahui perkara yang tersembunyi.
Allah SWT menciptakan milyaran makhluk dengan berbagai ragamnya. Semuanya diketahui
oleh Allah dengan detail, penuh kecermatan dan kewaspadaan, baik secara lahir maupun batin.
Agaknya cukup dengan memperhatikan kata “Khabar” yang mengandung nformasi tentang
sesuatu, untuk menyatakan bahwa kata “khabir” mengandung makna mengatahui. Jika
memperhatikan penggunaan kata tersebut dalam Al-Qur’an terulang sebanyak lima puluh kali.
2. Dalil naqli tentang asma’ul husna al-Khabir
Tidak satupun ciptaan Allah SWT yang salah sasaran. Ini menandakan bahwa Allah SWT
Maha Waspada. Dapat mengetahui secara detail apa yang dikerjakan makhluknya. Dalam
Q.S. At-Taubah [9]: 16 Allah SWT berfirman:

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan, sedang Allah belum mengetahui (dalam
kenyataan) orang-orang yang berjihad di antara kamu dan tidak mengambil menjadi teman
yang setia selain Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan”
3. Perilaku yang mencerminkan makna asma’ul husna al-Khabir
Perilaku yang dapat diwujudkan bagi orang yang percaya bahwa Allah SWT Maha
Waspada antara lain:
a. Berusaha mengenal jati dirinya, mengetahui gejolak nafsu dan tipu dayanya, mampu
merasakan atau membedakan antara bisikan nafsu, bisikan setan dan ilham malaikat.
b. Mendalami dan mengetahui duduk persoalan yang dilakukannya, sehingga tidak bertindak
atau meniru dan mengikuti selainnya, kecuali atas dasar pengetahuan yang jelas.
c. Hendaklah kita harus waspada dan cermat terhadap apa yang kita lakukan atau yang akan
kita lakukan.
d. Kita harus waspada dan cermat dalam melaksanakan kegiatan baik di sekolah, di rumah,
maupun di tempat lainnya.
e. Orang yang waspada akan mendapatkan hasil maksimal, dan tidak akan menyesal di
kemudian hari.
Wawasan
Kisah Umar bin Khattab dengan penggembala kambing
Abdullah bin Dinar berjalan bersama Khalifah Umar bin Khattab dari Madinah menuju
Makkah. Di tengah perjalanan, bertemulah mereka berdua dengan anak gembala. Khalifah hendak
mencoba menguji si gembala itu.
“Wahai anak gembala, juallah kepadaku seekor anak kambing dari ternakmu itu!” ujar Amirul
Mukminin. “Aku hanya seorang budak,” jawab si gembala. Khalifah pun membujuk: “Kambing
itu amat banyak. Apakah majikanmu tahu?”. “Tidak, majikanku tidak tahu berapa ekor jumlah
kambingnya. Dia tidak tahu berapa kambing yang mati dan berapa yang lahir. Dia tidak pernah
memeriksa dan menghitungnya”.
Khalifah terus mencoba membujuk: “Kalau begitu hilang satu ekor kambing, majikanmu tidak
akan tahu. Atau katakan saja nanti pada tuanmu, anak kambing itu dimakan serigala. Ini uangnya,
terimalah! Ambil saja buat kamu untuk membeli baju atau roti.”
Anak gembala tetap tidak terbujuk dan mengabaikan uang yang disodorkan oleh Umar.
Si penggembala diam sejenak. Ditatapnya wajah Amirul Mukminin. Dari bibirnya terucaplah
kata-kata yang meggetarkan hati Khalifah Umar, “Jika Tuan menyuruh saya berbohong, lalu di
mana Allah? Bukankah Allah Maha Melihat? Apakah Tuan tidak yakin bahwa Allah pasti
mengetahui siapa yang berdusta?”
Umat bin Khattab gemetar mendengar ucapan si gembala itu. Rasa takut menjalari seluruh
tubuhnya, persendian tulangnya terasa lemah. Dia menangis mendengar kalimat tauhid itu yang
mengingatkannya kepada keagungan Allah SWt dan tanggung jawabnya di hadapan-Nya kelak.
Lalu dibawanya anak gembala yang berstatus budak itu kepada tuannya, Khalifah menebusnya,
dan telah berkata kepadanya: “Telah kumerdekakan kamu, Nak.”
Masalah diskusi
Di zaman yang serba cepat, canggih, dan serba praktis ini, seseorang dituntut untuk dapat
memanfaatkan kecanggihan hasil rekayasa manusia dalam bidang teknologi dengan sebaik-
baiknya. Betapa tidak, tanpa memperdulikan hal tersebut, seseorang akan tertinggal jauh ke
belakang dalam melakukan kegiatan-kegiatan sosial kemanusiaan. Selain itu, kemampuan
menguasai dan menggunakan perangkat teknologi dapat terhindari dari upaya-ypaya jahat yang
dapat merugikan dirinya, seperti penipuan, pemerkosaan, penganiayaan, dan sebagainya.
Dari kisah di atas, bagaimana pendapat kamu tentang manfaat yang dihasilkan dari kemajuan
teknologi! Tuliskan pula dampak negatif yang ditimbulkan dari kemajuan dalam bidang teknologi
tersebut! Serta diskusikan perbedaan ilmu Allah dan ilmu yang dimiliki manusia!
Tugas individu
Tulislah Asmaul Husna Al-‘Alim dan Al-Khabir beserta artinya pada sebuah kertas manila.
Buatlah seindah mungkin (dengan warna-warna yang indah)!
Tugas kelompok
1. Buatlah kelompok sesuai jumlah peserta didik di kelas (maksimal 5 orang per kelompok)
2. Carilah cerita atau kejadian nyata tentang asmaul husna Al-‘Alim dan Al-Khabir
3. Presentasikan hasil tugas kelompok tersebut, kelompok lainnya memberi tanggapan
Kalimat hikmah
“Sesungguhnya Allah SWT mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu,
barangsiapa yang menghafalkannya, maka ia akan masuk surga” (H.R. Bukhari)
Uji kompetensi
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Al-Qur’an diturunkan untuk dijadikan petunjuk hidup, termasuk perintah untuk mengambil
hikmah dari Asmaul Husna agar hidup kita…
a. Sukses dan terhormat c. tenang dan kaya raya
b. Lurus dan benar d. memiliki kedudukan yang tinggi
2. Asmaul Husna menurut bahasa artinya…
a. Nama-nama yang baik c. nama-nama yang praktis
b. Nama-nama yang lengkap d. nama-nama yang terkenal
3. Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang artinya: “Allah SWT memiliki 99 nama, (seratus
kurang satu), barangsiapa yang menghafalkan nama-nama tersebut akan…
a. Mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat c. mati dalam keadaan husnul khatimah
b. Mendapat kekayaan yang tiada tara d. masuk surga
4. Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-A’raf ayat 180. Yang artinya: “Hanya milik Allah asmaa-
ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan
tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-
Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan” ayat
tersebut menjelaskan tentang…
a. Perintah melaksanakan shalat lima waktu
b. Perintah berdoa dengan menggunakan asmaul husna
c. Perintah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah
d. Perintah berdoa dengan tulus ikhlas dan penuh kekhusyu’an
5. Di antara bentuk pengamalan dari keyakinan terhadap Asmaul Husna al-‘Alim adalah…
a. Suka membaca buku c. suka memberikan maaf
b. Dermawan kepada sesama d. menghindari kemungkaran
6. Tabel Asmaul Husna
No Asmaul Husna No Arti Asmaul Husna
1 Al-‘Alim A Maha Mendengar
2 Al-Khabir B Maha Mengetahui
3 As-Sami’ C Maha Melihat
4 Al-Bashir D Maha Waspada
Dari tabel tersebut urutan pasangan yang cocok ditunjukkan pada pilihan…
a. 1-B, 2-A, 3-D, 4-C c. 1-A, 2-D, 3-B, 4-C
b. 1-B, 2-D, 3-A, 4-C d. 1-B, 2-D, 3-C, 4-A
7. Keindahan alam semesta dan seisinya yang diciptakana Allah dengan tertata rapi, terstur dan
seimbang menunjukkan bahwa Allah SWT Maha…
a. Waspada c. melihat
b. Mendengar d. mengetahui
8. Ilmu manusia dibandingkan dengan ilmu Allah SWT ibarat setetes tinta di lautan, tidak
sebanding. Sebab Allah SWT mempunyai Asmaul Husna yang bernama…
a. Al-‘Alim c. Al-Bashir
b. As-Sami’ d. Al-Khabir
9. Tidak ada satupun ciptaan Allah yang salah sasarian menunjukkan Asmaul Husna yang
bernama…
a. Al-‘Alim c. Al-Bashir
b. As-Sami’ d. Al-Khabir
10. Perilaku yang dapat diwujudkan bagi orang yang percaya bahwa Allah SWT memiliki
Asmaul Husna Al-Khabir, kecuali…
a. Suka menolong orang yang sedang kesusahan
b. Bersemangat dan kreatif dalam segala hal
c. Cermat dan hati-hati dalam melakukan setiap pekerjaan
d. Teliti betul apa yang akan dilakukan agar hasilnya terbaik
B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Jelaskan pengertian asmaul husna!
2. Tuliskan dalil naqli tentang asmaul husna beserta artinya!
3. Jelaskan pengertian asmaul husna al-‘alim!
4. Jelaskan pengertian asmaul husna al-Khabir!
5. Sebutkan masing-masing 3 contoh perilaku wujud beriman kepada asmaul Allah Al-‘Alim
dan Al-Khabir!
Muhasabah
Berilah tanda centang sesuai dengan dorongan hati kalian dalam menanggapi pernyataan-
pernyataan yang tersedia!
No Pernyataan Ya Tidak
Saya meyakini bahwa Allah SWT mengetahui semua yang ada
1
di langit dan di bumi
Saya meyakini bahwa ilmu yang saya dapatkan adalah hasil
2
jerih payah semata
Saya harus berbaik sangka kepada Allah SWT dan orang lain
3
karena tidak mengetahui apa yabg terjadi pada orang tersebut
Saya meyakini bahwa semua perbuatan dan pekerjaan manusia
4
diketahui Allah SWT
Saya meyakini bahwa saya boleh berkata semaunya karena
5
tidak ada yang mendengarkan
Saya meyakini bahwa kita boleh berbuat sesuka hati selama
6
tidak ada orang yang melihat
Saya meyakini bahwa penglihatan Allah SWT juga ada
7
batasnya
Saya meyakini bahwa paranormal pasti dapat mengetahui
8 sesuatu baik yang tersembunyi maupun tidak, karena ia
memiliki indera keenam
Saya meyakini bahwa Allah SWT kadang-kadang melihat
9
perilaku dan perbuatan saya
Saya meyakini bahwa saya harus selalu memuji Allah SWT
10
atas ilmu pengetahuan yang dimiliki-Nya
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟
Nilai akhir = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 × 100

Nilai Paraf
Penguasaan konsep
Penerapan Guru Orang tua
dan nilai-nilai
BAB V
BERIMAN KEPADANABI DAN RASUL ALLAH

Para siswa yang dirahmati Allah, coba kita renungkan apa jadinya apabila di dunia ini tidak
ada panutan atau teladan. Panutan atau teladan yang membimbing umatnya untuk beribadah
kepada Sang Pencipta dengan cara yang benar. Jika tidak ada panutan, tentu banyak sekali masalah
yang akan timbul diantara umat manusia. Kehidupan manusia akan penuh dengan kesesatan,
kebohongan dan kejahilan khususnya di bidang akidah, ibadah, syariah, muamalah dan akhlak.
Manusia hanya mencari kebahagiaan dunia saja tanpa memperdulikan kehidupan selanjutnya di
akhirat.
Kita sepatutnya bersyukur kepada Allah SWT yang telah mengutus para Rasul-Nya yang
dengan sabar dan gigih, dalam menegakkan kebenaran dengan penuh kejujuran. Memberi contoh
langsung kepada umat manusia menuju ke jalan yang lurus dan benar. para Rasul menunjukkan
kepada umatnya bahwa yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah, meskipun berbagai
tantangan dan ancaman menghadang di depan mata.
Dalil pokok

“Kami tiada mengutus rasul rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang-laki-
laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang
berilmu, jika kamu tiada mengetahui” (Q.S. Al-Anbiya’ [21]: 7)
Ulasan materi
Keimanan seseorang itu tidak sah sampai ia mengimani semua nabi dan rasul Allah SWT dan
membenarkan bahwa Allaah SWT telah mengutus mereka untuk membimbing dan mengeluarkan
manusia dari kegelapan kepada cahaya kebenaran. Allah SWT juga mewajibkan kepada setiap
orang Islam supaya beriman kepada semua rasulyang diutus oleh-Nya, tanpa membeda-bedakan
antara antara rasul yang satu dengan yang lain.
Di antara para rasul itu, ada yang diceritakan dalam Al-Qur’an dan ada pula yang tidak
diceritakan. Adapun rasul-rasul yang diceritakan dalam Al-Qur’an berjumlah dua puluh lima
orang. Pada setiap umat pasti ada rasul sebagai teladan hidup yang harus diikuti ajarannya dan
diteladani jejaknya.
A. Pengertian Nabi dan Rasul
Secara bahasa kata rasul berasal dari kata ar-sa-la artinya mengutus. Setelah dibentuk menjadi
kata rasul artinya menjadi yang diutus. Jadi secara istilah rasul adala orang yang diutus Allah SWT
dengan syariat yang baru untuk menyeru manusia kepada-Nya. Sedangkan secara bahasa, Nabi
berasal dari kata na-ba artinya ditinggikan, atau diutus Allah SWT untuk menetapkan
(menjalankan) syariat rasul-rasul sebelumnya. Sebagai contoh bahwa nabi Musa adalah nabi
sekaligus rasul. Tetapi nabi Harun hanyalah nabi, sebab ia tidak diberikan syariat yang baru. Ia
hanya melanjutkan atau membantu menyebarkan syariat yang dibawa nabi Musa as.
Nabi dan rasul merupakan manusia biasa, laku-laki, yang dipilih oleh Allah SWT untuk
menerima wahyu. Nabi dan rasul wajib menyampaikan risalah, bedanya, Rasul diberi syariat baku,
sedangkan nabi tidak. Jadi, setiap rasul juga nabi, tetapi tidak setiap nabi adalah rasul.
Sebagaimana manusia biasa, nabi dan rasul pun hidup seperti kebanyakan manusia yaitu
makan, minum, tidur, berjalan-jalan, menikah, punya anak, sakit, senang, mati dan sifat-sifat
manusiawi lainnya.
B. Pengertian beriman kepada Rasul
Iman kepada rasul Allah termasuk rukun iman yang keempat dari enam rukun yang wajib
diimani oleh setiap umat Islam. Yang dimaksud iman kepada para rasul ialah meyakini dengan
sepenuh hati bahwa para rasul adalah orang-orang yang telah dipilih oleh Allah SWT untuk
menerima wahyu dari-Nya untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia agar dijadikan
pedoman hidup demi memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
C. Dalil naqli tentang beriman kepada Rasul
Untuk memberikan pemahaman yang mendalam, agar kita beriman kepada rasul Allah, maka
dijelaskan dalam firman Allah SWT yang terkandung dalam kitab suci Al-Qur’an. Adapun dalil
naqlinya sebagaimana firman Allah SWT berikut:
1. Q.S. Al-Anbiya’ ayat 7:

“Kami tiada mengutus rasul rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang-
laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-
orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui”
2. Q.S. Al-Kahfi ayat 110:

“Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku:
"Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap
perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan
janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya"
D. Nama-nama Nabi dan Rasul
Nama-nama nabi dan rasul yang nama dan sejarahnya terdapat dalam Al-Qur’an ada 25,
nama-nama tersebut adalah sebagai berikut:
1. Nabi Adam A.S
2. Nabi Idris A.S
3. Nabi Nuh A.S
4. Nabi Hud A.S
5. Nabi Sholeh A.S
6. Nabi Ibrahim A.S
7. Nabi Luth A.S
8. Nabi Ismail A.S
9. Nabi Ishak A.S
10. Nabi Yaqub A.S
11. Nabi Yusuf A.S
12. Nabi Ayub A.S
13. Nabi Syu’aib A.S
14. Nabi Musa A.S
15. Nabi Harun A.S
16. Nabi Dzulkifli A.S
17. Nabi Daud A.S
18. Nabi Sulaiman A.S
19. Nabi Ilyas A.S
20. Nabi Ilyasa A.S
21. Nabi Yunus A.S
22. Nabi Dzakaria A.S
23. Nabi Yahya A.S
24. Nabi Isa A.S
25. Nabi Muhammad S.A.W
E. Sifat Nabi dan Rasul
Secara umum setiap nabi can rasul memiliki sifat-sifat yang mulia dan terpuji sesuai dengan
statusnya sebagai manusia pilihan Allah SWT, atau serimg juga disebut demgam sofat wajib rasul,
baik dalam hal-hal yang berhubungan langusng dengan Allah SWT maupun dengan sesama
manusia dan makhluk Allah lainnya. Namun demikia secara khusus setiap rasul memiliki empat
sifat yang erat kaitannya dengan tugasnya sebagai utusan Allah yang membawa misi membimbing
umat menempuh jalan yang diridhai Allh SWT. sefat-sifat terpuji tersebut adalah sebagai berikut:
1. Shiddiq (benar)
Artinya selalu berkata benar, tidak pernah berdusta dalam keadaan bagaimanapun. Apapun
yang dikatakan oleh seorang rasul baik berupa berita, janji, ramalan masa depan dan lain-lain
selalu mengandung kebenaran. Mustahil (tidak mungkin) seorang rasul mempunyai sifat
Kadzib atau pendusta, karena hal membenarkan risalah.
2. Amanah (dapat diperccaya)
Artinya seorang rasul selalu menjaga dan menunaikan amanah yang dipikul dipundaknya.
Perbuatannya akan sama dengan perkataannya. Dia akan selalu menjaga amanah kapan dan
dimanapun, baik dilihat dan diketahui orang lain maupun tidak. Oleh sebab itu mustahil
seorang rasul berkhianat, melanggar amanah atau tidak sekata dan perbuatan.
3. Tabligh (menyampaikan)
Artinya seorang rasul akan menyampaikan apa saja yang diperintahkan oleh Allah SWT
untuk disampaikan. Tidak akan ada satupun bujukan atau ancaman yang menyebabkan dia
menyembunyikan sebagian dari wahyu yang wajib disampaikannya. Mustahil seorang rasul
bersifat kitman atau menyembunyikan wahyu ilahi. Jika itu terjadi tentu batal nubuwah dan
risalahnya.
4. Fathanah (cerdas)
Artinya seorang rasul memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi, pikiran yang jernih, penuh
kearifan dan kebijaksanaan. Dia akan mampu mengatasi persoalan yang paling dilematis
sekalipun tanpa harus meninggalkan kejujuran dan kebenaran. Mustahil seorang rasul itu
bodoh.
Selain memiliki sifat-sifat wajib dan mustahil, para rasul juga memiliki sifat jaiz, artinya sifat
yang boleh ada bagi setiap manusia lainnya. Sebagai manusia, para rasul memiliki kebiasaan-
kebiasaan yang dilakukan seperti manusia lainnya, seperti makan, minum, tidur, berkeluarga,
menikah, sedih, senang dan lain sebagainya.
F. Tugas Rasul-Rasul Allah SWT
Para rasul dipilih oleh Allah SWT dengan mengemban tugas yang tidak ringan. Diantara
tugas-tugas rasul itu adalah sebagai berikut:
1. Menyampaikan risalah dari Allah SWT
2. Mengajak kepada tauhid, yaitu mengajak umatnya untuk mengesakan Allah SWT dan
menjauhi perilaku musyrik (menyekutukan Allah)
3. Memberi kabar gembira kepada orang mukmin dan memberi peringatan kepada orang kafir
4. Menunjukkan jalan yang lurus
5. Membersihkan dan menyucikan jiwa manusia serta mengajarkan kepada mereka kitab dan
hikmah
6. Sebagai hujjah bagi manusia
G. Menerapkan perilaku Mulia
Perilaku mulia yang dicerminkan oleh orang yang beriman kepada rasul Allah SWT antara
lain adalah sebagai berikut:
1. Menjunjung tinggi risalah kenabian (ajaran Allah SWT yang disampaikan rasul-Nya)
2. Melaksanakan seruannya untuk beribadah hanya kepada Allah SWT
3. Giat dan rajin bekerja mencari rezeki yang halal, sesuai dengan keahliannya
4. Selalu mengingat, memahami, dan berperilaku sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW
5. Melakukan usaha-usaha agar kualitas hidupnya meningkat ke derajat yang lebih tinggi
Usaha-usaha itu misalnya:
a. Memelihara dan meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT
b. Memelihara dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani
c. Meningkatkan ilm pengetahuan yang bermanfaat
6. Terus berdakwah agar ajaran yang dibawa rasul tidak sirna
Wawasan
Mengapa Nabi Muhammad Peringkat Pertama 100 orang yang berpengaruh di dunia?

Tahukah kalian bahwa Nabi kita Nabi Muhammad SAW merupakan pemimpin rangking
pertama di dunia. dalam buku The 100, a Rangking of the Most Influental Person in History, karya
Michael Hart, Nabi Muhammad SAW, menempati peringkat pertama. Padahal Michael Hart
bukanlah orang Islam. Penempatan ini tentunya bukan tanpa alasan, apalagi yang
menempatkannya adalah tokoh non muslim.
Michael Hart adalah seorang ilmuwan Amerika ternama di bidang astronomi dan geometri.
Dia bekerja di Badan Antariksan Amerika (NASA). Michael Hart banyak melakukan riset ilmiyah
tentang tokoh-tokoh besar dunia. Dia juga banyak menulis karya, salah satunya yang populer ialah
100 Manusia Paling Berpengaruh di Dunia.
Berikut kesaksian Michael Hart tentang alasannya menempatkan Nabi Muhammad SAW di
peringkat pertama sebagai manusia paling berpengaruh dalam sejarah.
1. Satu-satunya manusia yang meraih keberhasilan spektakuler
Saya tidak ragu sedikitpun saat memilih Muhammad sebagai tokoh pertama di antara deretan
nama manusia yang paling berpengaruh di dunia yang pernah ada dalam kesejarahan umat
manusia universal. Tentu banyak orang yang heran dengan pilihan saya tersebut dan mereka
punya hak untuk heran.
Akan tetapi, yang pasti Muhammad adalah satu-satunya manusia yang meraih keberhasilan
spektakuler, baik di bidang penyiaran agama maupun kehidupan dunia. dia menyiarkan risalah
Islam dan kini menjadi agama terbesar di muka bumi ini. Dia adalah pemimpin politik dan
panglima tentara yang brilian serta pemimpin agama yang hebat dan agung. Kini, setelah empat
belas abad kepergian Muhammad SAW, pengaruhnya tetap eksis dan pengikutnya terus
bertambah.
2. Politikus terbesar
Jika kita melihat sosok Muhammad dalam segi kekuasaan, kita akan mengakui dengan jujur
bahwa Muhammad adalah politikus terbesar dan kepala pemerintahan terhebat dalam sejarah
kemanusiaan universal. Masyarakat dunia mengakui keagungan itu dan kehebatan sosok
Muhammad. Keberhasilan spektakuler tersebut tidak akan diraih tanpa kepemimpinan,
tuntunan, dan pembekalan iman yang diajarkan Muhammad.
3. Sinergi antara agama dan dunia
Pengaruh besar Muhammad yang tetap eksis hingga detik ini – walau ada sedikit riak
perselisihan politik pragmatisme di antara sesama negara Arab – tetapi jalinan kebersamaan
mereka tetap kukuh, karena disatukan agama, bahasa, budaya dan sejarah. Bahkan, saat
ekspansi barat menjamah negeri mereka pada 1973, seluruh negeri Arab bersatu padu
mengusirnya dari ranah Arabia.
Lebih lanjut, Michael Hart menuturkan bahwa sinergi antara agama dan dunia yang sangat
brilian yang diajarkan Muhammad itulah yang mendorongnya memilih Muhammad sebagai tokoh
pertama di antara deretan nama manusia yang paling berpengaruh di dunia yang pernah ada dalam
sejarah kemanusiaan universal di muka bumi ini.
Masalah diskusi
Para siswa sekalian, coba diskusikan dengan kelompok kalian masing-masing untuk menjawab
pertanyaan berikut ini
Dapatkah seorang manusia mendapatkan kebenaran jika Allah tidak mengutus Nabi dan atau
Rasul?
Tugas kelompok
1. Bagilah jumlah peserta didik di kelasmu menjadi 5 kelompok!
2. Buat cerita tentang rasul yang termasuk ulul ‘axmi! (satu kelompok membuat satu cerita
rasul)!
3. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya, kelompok lain menanggapi!
Kalimat hikmah

Katakanlah kebenaran meskipun terkadang pahit


Uji kompetensi
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Nabi dan Rasul merupakan manusia pilihan Allah SWT. perbedaan antara Nabi dan Rasul
adalah…
2. Meyakini dalam hati, membenarkan dalam perbuatan bahwa Allah benar-benar memilih utusan
dari manusia untuk menyampaikan ajaran kepada umatnya disebut…
3. Perhatikan ayat di bawah ini!

Dari ayat di atas tugas para rasul di antaranya…


4. Seorang nabi yang mempunyai ayah bernama Azar sang pembuat patung. Ketika masih kecil
dia berusaha mencari siapa sebenarnya Tuhan yang wajib disembah. Dalam menjalankan
dakwahnya beliau mendapat tantangan dari banyak orang, terutama dari raja Namrudz. Nabi
tersebut adalah…
5. Raja Namrudz kesal karena telah menghancurkan berhala-berhala yang disembahnya,
sehingga akhirnya Namrudz menghukum Nabi Ibrahim dengan… Commented [U8]: Nomer 4 takon sapa nabi ne, lah kie
6. Para rasul senantiasa konsekwen menyampaikan kebenaran (wahyu) kepada umatnya. Karena malah ditidokna wkwkwkwk

rasul memiliki sifat wajib tabligh, mustahil rasul memiliki sifat…


7. Perhatikan data berikut ini:
1) Merayakan maulid nabi
2) Meneladani sifat-sifat Muhammad SAW
3) Memperbanyak shalawat nabi
4) Menziarahi makam nabi
5) Berbuak baik terhadap sesama
Dari data di atas yang termasuk sikap mencontoh Rasulullah adalah…
8. Usman sebagai ketua IPM berusaha untuk selalu bertanggungjawab, jujur dan tidak akan
menghianati kepercayaan yang diberikan oleh teman-temannya. Sikap Usman tersebut
menunjukkan sikap yang mencontoh sifat wajib rasul, yaitu…
9. Perhatikan pernyataan di bawah ini!
1) Bisa menguasai bahasa binatang
2) Membuat burung dari tanah liat
3) Membuat perahu
4) Menyembuhkan penyakit kusta
5) Tongkat yang bisa berubah jadi ular
6) Menghidupkan orang mati dengan ijin Allah
Dari pernyataan di atas yang termasuk mukjizat Nabi Isa ditunjukkan nomor…
10. Perhatikan tabel di bawah ini!
I II III IV
Nuh Adam Nuh Harun
Ismail Nuh Ibrahim Musa
Musa Ibrahim Musa Daud
Ishak Musa Isa Sulaiman
Muhammad SAW Muhammad SAW Muhammad SAW Muhammad SAW
Dari tabel di atas rasul yang termasuk dalam ‘ulul azmi ditunjukkan pada tabel…
B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Jelaskan perbedaan nabi dan rasul!
2. Jelaskan 5 rasul beserta mukjizatnya!
3. Lengkapi tabel di bawah ini!
No Sifat wajib bagi rasul Sifat mustahil rasul Sifat jaiz
1 Sidiq
2 Kiyanah
3 Tabligh
4 Baladah
4. Sebutkan bentuk-bentuk beriman kepada Rasulullah SAW!
5. Ceritakan secara singkat satu kisah rasul yang kamu ketahui!
Muhasabah
Berilah tanda centang sesuai dengan dorongan hati kalian dalam menanggapi pernyataan-
pernyataan yang tersedia!
Kebiasaan
Tidak
No Pernyataan Selalu Sering Jarang
pernah
Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1
Saya senang jika membaca biografi rasul-rasul
1
Allah
Saya tertarik dengan sifat-sifat yang dimiliki
2
oleh rasul Allah SWT
Saya berusaha untuk mengikuti teladan
3
Rasulullah SAW
4 Saya tertarik dengan cerita Nabi Ibrahim as
Saya malas mendengar cerita Nabi Yusuf yang
5
digoda oleh Zulaikha
6 Fir’aun seharusnya diasingkan dari masyarakat
Saya senang mengidentifikasi sifat-sifat rasul
7
Allah SWT
Saya berusaha menghindai pembicaraan tentang
8
rasul Allah SWT
Saya senang mencari dan menelusuri cerita-
9
cerita nabi yang terkandung dalam Al-Qur’an
Saya akan berusaha untuk mengikuti nasehat
10
orang-orang bijak
Jumlah skor Commented [U9]: Pernyataan karo kebiasaan kok ora
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 nyambung ya?
Nilai akhir = × 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

Nilai Paraf
Penguasaan konsep
Penerapan Guru Orang tua
dan nilai-nilai
BAB VI
Perilaku jujur dan adil

Dalil pokok
Materi
A. Sikap jujur
1. Pengertian
 secara bahasa: jujur dalam bahasa Arab merupakan terjemahan dari kata shiddiq, yang
berarti benar, dapat dipercaya.
 secara istilah: sikap jujur adalah suatu pernyataan atau tindakan yang sesuai dengan
faktanya sehingga dapat dipercaya dan memberikan pengaruh bagi kesuksesan seseorang.
Perlu diketahui bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki sifat dan pribadi yang
mengagumkan yaitu ash-Shiddiq, yang berarti benar (jujur) dan beliau mustahil memiliki sifat
pendusta atau al-Kidzbu.
Orang yang senantiasa berlaku jujur akan memberi dampak positif kepada pelakunya.
Orang lain akan senantiasa memberikan kepercayaan yang penuh, dan juga akan banyak
disukai oleh orang. Hendaknya kita ppun bisa berlaku jujur dalam perkataan dan perbuatan.
Perilaku jujur tidak hanya kepada orang lain, tetapi yang utama adalah jujur kepada Allah
SWT, kemudian kepada diri sendiri, kemudian kepada orang lain.
2. Dalil naqli dan aqli tentang perilaku jujur
a. Dalil naqli

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak


menerimanya…” (Q.S. An-Nisa : 58)
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT menyuruh kita untuk menjaga amanah
yang diberikan kepada kita. Amanah apapun itu harus kita tunaikan sebagaimana mestinya.
Ketahuilah bahwa kunci dari sifat amanah adalah kejujuran.

“dari Abdullah ra dari Nabi SAW beliau bersabda: “Sesungguhnya kejujuran akan
membimbing pada kebaikan, dan kebaikan itu akan membimbing ke surga, sesungguhnya
jika seseorang yang senantiasa berlaku jujur hingga ia akan dicatat sebagai orang yang
jujur. Dan seseungguhnya kedustaan itu akan mengantarkan pada kejahatan, dan
sesungguhnya kejahatan itu akan menggiring ke neraka. Dan sesungguhnya jika seseorang
yang selalu berdusta sehingga akan dicatat baginya sebagai seorang pendusta.” (H.R.
Bukhari)
Jadi kejujuran itu adalah pangkal perbuatan baik, sebaliknya kebohongan merupakan
pangkal dari perbuatan jahat
b. Dalil aqli
 Rasulullah SAW disukai dan diterima oleh masyarakat Arab karena selalu bersikap
jujur, wajarlah jika kemudian beliau diberi gelar ash-Shiddiq (orang yang benar/jujur)
 Orang yang pernah berbohong satu kali saja biasanya tidak dipercaya oleh orang lain
apalagi kalau sering berbohong, pasti dijauhi dan tidak diikutsertakan dalam
mengemban pekerjaan
 Orang-orang yang sukses dalam usaha dan pekerjaan adalah mereka yang menanamkan
kejujuran dalam dirinya, bukan orang yang suka berbohong
 Orang yang terbiasa berbohong akan merasakan kegelisahan yang kemudian akan
membuatnya merasa tidak nyaman dan selalu dihantui rasa bersalah
3. Contoh-contoh perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari
a. Jujur terhadap Allah, yaitu dengan cara beriman kepada-Nya dan senantiasa berdzikir atau
mengingat-Nya, sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an surat Ar-Ra’d ayat 28
b. Jujur terhadap diri sendiri, yaitu dengan cara mengerjakan apa yang telah kita katakan,
bukan sebaliknya
c. Mengerjakan soal ulangan akhir semesterdi sekolah tanpa mencari bantuan atau melihat
buku catatan
d. Berani mengakui kesalahan di hadapan guru meskipun menanggung malu
e. Menyampaikan pesan tanpa menambah dan mengurangi pesan tersebut
B. Sikap adil
1. Pengertian
 Secara bahasa: kata adil diambil dari kata al-‘adl/’adilun yang berarti seimbang, tidak berat
sebelah, tidak memihak, tidak sewenang-wenang, tidak zalim, dan sepatutnya.
 Secara istilah: adil adalah menegaskan suatu kebenaran terhadap dua masalah atau
beberapa masalah untuk dipecahkan sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan
agama.
Kita juga bisa mengartikan keadilan dengan “tidak mendzalimi dan tidak didzalimi”,
artinya kita tidak boleh berbuat aniaya terhadap orang lain hanya karena berbeda pandangan.
Bagaimanapun keadilan harus dijunjung tinggi.
Di lingkungan sekolah, kita bisa menumbuhkan perilaku adil dengan berbagai macam cara
diantaranya dalam mengerjakan tugas kelompok harus adil dan merata dalam pembagian tugas.
Juga dalam berorganisasi, pimpinan harus bisa menunjukkan perilaku adil terhadap anggota-
anggotanya.
2. Dalil naqli dan aqli tentang perilaku adil
a. Dalil naqli

“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-
kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.
Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Q.S. Al-Maidah: 8)
Adapun kandungan dari ayat di atas:
Sebagai orang yang beriman hendaknya selalu menegakkan kebenaran dan keadilan
karena Allah SWT
Dalam memberikan kesaksian haruslah dengan adil
Meskipun kita membenci atas suatu kaum, kita tetap harus berlaku adil terhadap
mereka
Orang yang senantiasa berlaku adil akan Allah SWT dekatkan pada derajat orang-orang
yang bertakwa
Allah juga memerintahkan kepada kita agar senantiasa bertakwa dalam segala amal
perbuatan karena Allah SWT Maha Mengetahui apa yang kita kerjakan

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul
(Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang
dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui” (Q.S. Al-Anfal: 27)
Isi kandungan ayat:
Allah SWT melarang orang-orang beriman untuk berkhianat terhadap Allah dan Rasul-
Nya, maksudnya sebagai orang beriman, kita tidak boleh menduakan Allah dan Rasul,
dan juga tidak boleh mengingkari perintah-perintah dan larangan yang telah ditegaskan
dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits
Adapun amanah atau tugas yang diberikan kepada kita maka harus kita jalankan dan
laksanakan dengan baik, benar dan maksimal
b. Dalil aqli
 Penguasa yang adil dalam membuat kebijakan akan disukai oleh masyarakat,
sebaliknya penguasa yang zalim akan dibenci
 Pedagang yang tidak adil dalam menjualkan barang dagangannya, pasti tidak akan
dibeli oleh banyak orang
 Guru yang tidak adil dalam berinteraksi dengan siswa atau membeda-bedakan
siswanya, pasti tidak dihormati oleh siswa-siswanya yang lain
 Dampak dari perilaku tidak adil pasti berujung mengecewakan dan menyakitkan
 Ketua IPM yang mengayomi semua anggota-anggotanya, pasti disukai dan dihormati
3. Contoh-contoh perilaku adil dalam kehidupan sehari-hari
a. Menyayangi teman tanpa membeda-bedakan satu sama lain
b. Seorang guru memberikan tugas yang sama terhadap semua siswa di kelas kecuali terhadap
anak berkebutuhan khusus
c. Orang tua memberikan uang terhadap anak-anak sesuai dengan kebutuhannya
d. Penjual tomat di pasar memisahkan antara tomat yang bagus dengan tomat yang rusak
supaya mudah dibeli oleh orang lain, tidak dengan dicampur antara yang baik dan buruk
karena bisa menimbulkan kerugian terhadap pembeli
e. Seorang hakim memberikan putusan terhadap terdakwa sesuai dengan peraturan yang
berlaku
Wawasan
Ali bin Abi Thalib kehilangan baju besi
Banyak kasus yang ia tangani berakhir dengan sangat menakjubkan tanpa ada perpecahan di
antara banyak pihak. Pengalaman perselisihan juga dialami Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib.

Alkisah, Ali kehilangan baju besi miliknya. Baju besi mahal dan berharga itu ditemukan oleh
seorang non-Muslim (dzimmi) dan hendak dijual di pasar. "Ini baju besiku yang jatuh dari untaku
pada malam 'ini', di tempat 'begini'," kata Ali.

"Tidak, ini baju besiku karena ia ada di tanganku, wahai Amirul Mukminin," jawab dzimmi
itu.

"Tak salah lagi, baju besi itu milikku. Aku tidak merasa menjual dan memberikannya pada
orang lain. Dan sekarang tiba-tiba baju itu ada di tanganmu."

"Di antara kita ada seorang hakim Muslim."

"Engkau telah meminta keadilan. Mari kita ke sana."

Keduanya lantas pergi ke Syuraih al-Qadhi. "Apa yang ingin Anda katakan, wahai Amirul
Mukminin?"

"Aku menemukan baju besiku di tangan orang ini karena benda itu benar-benar jatuh dari
untaku pada malam 'ini', di tempat 'ini'. Lalu, baju besiku sampai ke tangannya, padahal aku tidak
menjual atau memberikan padanya."

Sang hakim bertanya kepada si dzimmi, "Apa yang hendak kau katakan, wahai si fulan?"

"Baju besi ini milikku dan buktinya ia ada di tanganku. Aku juga tidak menuduh khalifah."

Sang hakim menoleh ke arah Amirul Mukminin sembari berkata, "Aku tidak ragu dengan apa
yang Anda katakan bahwa baju besi ini milik Anda. Tapi, Anda harus punya bukti untuk
meyakinkan kebenaran yang Anda katakan, minimal dua orang saksi."

"Ya, saya sanggup. Budakku, Qanbar, dan anakku, Hasan, bisa menjadi saksi."

"Namun, persaksian anak untuk bapaknya tidak diperbolehkan, wahai Amirul Mukminin."

"Mahasuci Allah! Seorang ahli surga tidak boleh menjadi saksi. Tidakkah kau mendengar
sabda Rasulullah SAW bahwa Hasan dan Husain adalah tuan para pemuda penduduk surga?"

"Ya. saya mendengarnya, Amirul Mukminin. Hanya saja Islam membuatku melarang
persaksian anak untuk bapaknya."
Khalifah lalu berkata pada si dzimmi, "Ambillah baju besiku karena aku tidak punya saksi lagi
selain keduanya."

Mendengar kerelaan Ali bin Abi Thalib, si dzimmi berujar, "Aku mengaku baju besi ini
memang milik Anda, Amirul Mukminin,"

Ia lalu mengikuti sang Khalifah sambil berkata, "Amirul Mukminin membawa keputusan ke
depan hakim. Dan, hakim memenangkan perkara ini untukku. Sungguh aku bersaksi bahwa agama
yang mengatur perkara demikian ini adalah benar. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah
dan bahwa Nabi Muhammmad hamba dan utusan Allah! Ketahuilah wahai hakim, baju besi ini
miliknya. Aku mengikuti tentaranya ketika mereka berangkat menuju Shiffin. Baju besi ini jatuh
dari unta, lalu aku ambil."

Ali bin Abi Thalib berkata, "Karena engkau telah masuk Islam, aku berikan baju ini padamu,
berikut kudaku ini." Beberapa waktu kemudian, laki-laki itu gugur sebagai syahid ketika ia ikut
berperang melawan kaum Khawarij di Nahrawan.

Tepat
Keputusan Umar untuk mengangkat Syuraih sebagai hakim di Kufah amat tepat. Tinta emas
sejarah mencatatnya sebagai hakim adil dan bertakwa. Syuraih adalah seorang lelaki Yaman dari
suku al-Kindi.

Saat Jazirah Arab disinari cahaya Islam dan menyebar hingga ke negeri Yaman, Syuraih
termasuk orang yang pertama beriman kepada Allah dan Rasulnya. Bahkan, ia termasuk orang
yang memenuhi panggilan dakwah Islam.

Syuraih menjalankan amanah dan menegakkan keadilan itu selama 60 tahun lamanya. Di
depan peradilan, ia tak pernah mengistimewakan pejabat atau kerabatnya sendiri.

Pengangkatan Syuraih al-Qadhi sebagai hakim di Makkah tidaklah rumit, hanya merujuk pada
kredibilitas, reputasi, dan integritas seseorang. Karena begitulah sistem pengangkatan seorang
pejabat negara pada masa kekhalifahan Islam. Berbeda pengangkatan seorang pejabat negara
seperti sekarang, perlu persyaratan administrasi yang melelahkan.
Masalah diskusi
Kritisi perilaku berikut ini, kemudian berikan tanggapanmu dengan beberapa sudut
pandang (contoh dari sisi agama, sosial, budaya dan sebagainya)
1. Meskipun banyak yang menganggap kejujuran sudah sulit ditemukan, masih banyak orang
yang sebenarnya sangat jujur dalam hidupnya. Hal ini terbukti dari beberapa kejadian yang
diliput oleh media, salah satunya pada saat seorang supir taksi mengembalikan uang yang
ditemukan di taksinya yang jumlahnya tidak sedikit. Hal-hal seperti ini patut di apresiasi.
Sebenarnya, kejujuran masih dimiliki oleh semua anak kecil; mereka masih polos dan belum
memiliki niat jahat atau niat tersembunyi lainnya yang mungkin dapat berimbas melukai orang
lain.
2. Jika kejujuran yang diperlihatkan oleh siswa di sekolah, seperti dalam berkata dan berbuat,
pasti ia akan dihormati teman, di sayang guru, dan interaksi sosial sesama menjadi indah.
Sebaliknya, jika perilaku kita diwarnai ketidakjujuran, pasti interaksi kita tidak nyaman. Begitu
juga di rumah, sepanjang kita menjunjung tinggi nilai kejujuran dalam hal apapun, pasti orang
tua akan bangga. Di masyarakat pun demikian, kejujuran harus disandingkan dalam kehidupan
kita tanpa kecuali. Insya Allah apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW bahwa kejujuran
akan membawa kebaikan, dan kebaikan akan menuju surga pasti terbukti.
Tugas
Tugas individu
1. Sebutkan perilaku jujur yang pernah dilakukan di rumah atau di sekolah!
2. Sebutkan perilaku adil yang pernah dilakukan di rumah atau di sekolah!
Tugas kelompok
1. Buatlah kelompok sesuai dengan jumlah peserta didik di kelasmu. (maksimal 5 orang satu
kelompok)
2. Buatlah naskah drama tentang kejujuran dalam kehidupan sehari-hari
3. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya, kelompok yang lain menanggapi
Kalimat hikmah
Orang yang suka berkata jujur mendapat tiga perkara yaitu kepercayaan, cinta dan rasa hormat
(Ali bin Abi Thalib)
Uji kompetensi
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Jujur dalam bahasa Arab adalah…
a. Shiddiq c. al-Buruj
b. Dzalim d. ihsan
2. Arti kata adil adalah…
a. Kebenaran c. seimbang
b. Jujur d. peduli
3. Contoh sifat jujur yang benar adalah…
a. Mengerjakan PR bersama teman-teman
b. Mengikuti pengajian di masjid
c. Membantu orang tua
d. Mengembalikan buku pinjaman ke perpustakaan
4. Contoh sifat adil yang benar adalah…
a. Bersahabat dengan orang-orang kaya
b. Memberi makanan kepada anak jalanan yang disukai
c. Tekun mempelajari ilmu-ilmu umum
d. Berbagi tugas dengan adik dalam pekerjaan rumah
5. Di bawah ini yang termasuk manfaat berbuat jujur dan adil adalah…
a. Tidak didekati oleh teman-teman yang suka berbohong
b. Selalu dipuji saat pelaksanaan upacara bendera
c. Dipercaya dan dihormati teman
d. Mendapatkan nilai tertinggi di kelas
6. “Dan janganlah kamu campur adukkan kebenaran dengan kebatilan dan (janganlah) kamu
sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahuinya”. Kutipan ayat tersebut merupakan
dasar berperilaku…
a. Jujur c. empati
b. Istiqamah d. amanah
7. Perhatikan pernyataan berikut ini.
1) Akan dipercaya orang lain
2) Mendapatkan banyak teman
3) Mendapatkan banyak harta
4) Akan selalu bersama Allah
Yang termasuk hikmah perilaku jujur adalah…
a. 1, 2, dan 3 c. 1, 2, dan 4
b. 2, 3, dan 4 d. 1, 3, dan 4
8. Rosyid disuruh ayahnya pergi ke warung untuk membeli beras dan minyak goreng. Rosyid
diberi uang sebesar Rp. 50.000.00,- dan masih ada kembalian Rp. 500,- uang kembaliannya
itu diberikan lagi kepada ayahnya. Perilaku yang ditunjukkan oleh Rosyid merupakan
contoh…
a. Jujur c. simpati
b. Boros d. istiqamah
9. Perhatikan ayat berikut:
Ayat di atas terdapat di dalam Q.S. An-Nisa : 58, memerintahkan kita agar…
a. Menjaga keadilan c. bersikap jujur di waktu luang
b. Menyampaikan pesan yang baik d. amanah dalam tanggung jawab
10. Dampak dari ketidakadilan dalam memutuskan perkara adalah…
a. Merasa puas c. mengangkat pangkat kita
b. Dibenci oleh orang lain d. mendapat penghasilan
B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Banyak pemimpin atau aparat negara yang dimasukkan ke dalam penjara karena tidak
mengindahkan perilaku jujur, seperti melakukan korupsi dan suap. Jelaskan mengapa bisa
terjadi demikian?
2. Jelaskan, seperti apa yang kalian rasakan setelah menyampaikan perkara yang benar padahal
sesungguhnya itu pahit dikatakan!
3. Tulislah ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan jujur dan adil!
4. Sikap seperti apa yang kalian lakukan jika menemukan teman yang tidak jujur?
5. Usaha apa yang akan kalian lakukan agar bisa selalu jujur dan adil dalam berbuat?
Muhasabah
Berilah tanda centang sesuai dengan dorongan hati kalian dalam menanggapi pernyataan-
pernyataan yang tersedia!
Kebiasaan
Tidak
No Pernyataan Selalu Sering Jarang
pernah
Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1
Saya yakin bahwa jujur adalah salah satu unsur
1
agama yang paling dasar
Saya yakin kalau jujur, saya akan dipercaya
2
orang lain
Saya yakin bahwa kejujuran itu akan membawa
3
kebaikan
Saya percaya bahwa orang yang jujur tidak
4
akan memiliki teman
Saya yakin bahwa orang yang jujur akan selalu
5
mendapatkan kemudahan
Saya yakin bahwa jujur dapat mendatangkan
6
ketenteraman hidup
Saya yakin bahwa jujur akan membawa
7
kebaikan dan kebaikan akan membawa ke surga
Saya yakin bahwa orang yang jujur akan selalu
8
banyak teman
Saya selalu beli makanan di kantin kejujuran di
9
sekolah
Saya selalu tertib membayar di kantin sekolah
10
merkipun tidak ditunggui
Jumlah skor
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟
Nilai akhir = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 × 100

Nilai Paraf
Penguasaan konsep
Penerapan Guru Orang tua
dan nilai-nilai

Anda mungkin juga menyukai