1
Amril, Akhlak Tasawuf, (Pekanbaru: Program Pascasarjana UIN SUSKA RIAU, 2007), hlm 3
1
Do’a dalam pengertian adalah pendekatan diri kepada Allah
SWT dengan sepenuh hati. 2
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam telah menegaskan
keistemewaan do’a di sisi Allah SWT adalah melebihi segala
keistimewaan yang ada, dalam hal ini rasulullah bersabda: tidak ada
sesuatu yang lebih mulia di sisi allah di banding dengan do’a (hr.
tarmizi, nasai,abu dawud). Do’a adalah bentuk pengagungan
terhadap allah dengan di sertai keikhlasan hati serta permohonan
petolongan disertai kejernihan nurani agar selamat dari segala.
selamat dari segala musibah serta meraih keselamatan abadi. Doa
berarti memohon atau meminta sesuatu yang baik kepada Allah
SWT yang Maha Pemurah. Allah SWT menyuruh orang-orang Islam
berdoa atau meminta sesuatu kepadaNya seperti firman Allah SWT
Q.S Al-mu’min : 60.
Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan
Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang
menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka
Jahannam dalam keadaan hina dina.”
2
Abu Naufal Al-Mahalli, Doa Yang di#dengar Allah, (Yogyakarta: Pustaka Firdausi, 2005), hlm 27
2
seperti pada hari arafah, hari jumat, bulan ramdhan, malam
lailatul-qadar,waktu sahur (menjelang shubuh), atau di tengah
keheningan malam.
3
hendaklah mengangkat tangan ketika berdo’a, dan
mengusapkan kedua telapak tangan ke wajah ketika selesai
brdo’a. Karna itu bagian dari sunnah rasul.
Do’a yang di panjatkan disertai mengangkat tangan mudah di
kabulkan oleh Allah SWT, dalam hal ini Rasulullah
menegaskan: “sesungguhnya tuhan mu hidup kekal lagi maha
mulia, merasa malu terhadap hamba-nya yang mengangkat
tangan tinggi-tinggi ketika berdo’a sehingga tidak ada lagi alasan
untuk tidak mengabulkan permohonannya .”(HR A bu daud dan
tirmidzi dari salaman AL-Fairisi).
4. Dimulai dengan Memuji Allah SWT
Seoramg muslim ketika berdo’a hendaklah memulai do’anya
dengan memuji keagungan Allah, bahwa pujian kepada Allah
bershalawat kepada Nabi baik di tengah, di awal maupun di akhir
do’a. Bahwa pujian kepadaAallah dengan menyebut asma-nya
yang mulia (asmaul-husna) dan bacaan shalawat nabi ketika
memulai suatu do’a merupakan etika dalam berdo’a. Sebuah
do’a akan di kabulakan Allah bila disertai bacaan asmaul-husna
dan shlawat nabi, dan para nabi meyakinin bahwa hal tersebut
merupakan etika yang sngat tinggi di dalam berdo’a, sehingga
mereka menjadikan pujian terhadap allah merupakan permulaan
dari do’a.
5. Khusyuk dalam Berdo’a
Ketika dalam berdo’a hendaklah menunjukkan siakap
merendahkan diri dan kekhsyuk’an hati. Misalnya, dengan
mengulang bacaan do’a hingga tiga kali, tidak tergesa-gesa ,
serta penuh keyakinan bahwa do’a yang panjatkan pasti di
kabulkan oleh Allah SWT kepada setiap hambanya yang
memanjatkan do’a dalam Al-Qur’an telah di tegaskan :
Artinya : ”berdo’a lah kepada tuhan mu dengan merendahkan diri
dan suara yang lembut .sesungguhnya allah tidak menyukai
4
orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu
membuat kerusakan di muka bumi sesudah allah
memperbaikinya , dan berdo’alah kepadnya dengan rasa takut
tidak di terima dan penuh harapan akan di kabulkan ,
sesungguhnya rahmat allah sngatlah dekat kepada orang-orang
yang berbuat baik .”(QS-A’raf:55-56).
6. Dengan Suara Sederhana
Ketika memanjatkan do’a hendalah dengan volume suara yang
sederhana, tidak tidak terlalu keras tidak pula terlalu pelan.
Sebab orang yang berdo’a berarti sedang berdialog dan
berhadapan langsung dengan Allah SWT, dan selayaknya bila
dia merendahkan suara hingga hatinya lebih khusyuk dan
merasa dekat dengan-Nya.
7. Memilih Do’a Qur’ani dan Hadisi
Ketika berdo’a hendaklah kita memilih do’a-do’a yang telah di
ajarkan Al-Qur’an maupun Al-Hadist, Imam Al-Ghazali dalam
kitab Ihya’Ulumuddin menegaskan: yang terbaik bagi seseorang
yang memanjatkan do’a adalah memilih do’a yang benar-benar
telah diajarkan Al-Qur’an dan Al-Hadist, sebab kemakbulannya
sudah teruji, keberhasilannya dalam mendatangkan
kemaslahatan bagi ummat.
8. Tidak Menyimpang dari Syariat
Ketika berdo’a hendaklah jangan menyimpang dari garis ajaran
syariat Islam, dan jangan berdo’a untuk kesengsaraan orang lain
atau untuk kecelakaan diri sendiri. Sebab sudah kebiasaan bagi
manusia, bila dilanda musibah yang berat kemudian putus asa
dan berdo’a dengan do’a yang konyol, misalnya, meminta agar
segera meninggal atau mendapatkan musibah yang lebih berat
lagi dan apabila marah pada orang lain, kemudian
mendo’akannya dengan do’a yang tidak baik.
5
2.2.3. Taubat
Taubat adalah kembali dari kemaksiatan kepada ketaatan atau
kembali dari jalan yang jauh dari allah ke jalan yang lebih dekat ke
pada allah dan meninggalkan seluruh dosa dan kemaksiatan,
menyesali perbuatan dosa yang telah lalu, dan berkeinginan teguh
untuk tidak mengulngi lagi perbuatan dosa tersebut pada waktu yang
kan datang.3
Allah berfirman Q.S. Al-Tahrim 8: Artinya: “Hai orang-orang
yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa
(taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan
menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam
jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika
Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang
bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di
sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: “Ya Rabb kami,
sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami;
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Hukum taubat adalah wajib bagi setip muslim atau muslimah
yang sudah mukallaf (balig dan berakal). Taubat baru dinggap sah
dan dapat menghapus dosa apabila telah memenuhi syarat yang
telah di tentukan. Bila dosa itu terhadap Allah SWT. Maka syarat
taubatnya ada tiga macam, yaitu:
1. Menyesal terhadap perbuatan maksiat yang telah diperbuat.
2. Meninggalkan perbuatan maksiat itu.
3. Bertekan dan berjanji dengan sungguh-sungguh tidak
akan mengulangi lagi perbuatan maksiat itu.
3
Ibnul Qayyim al jauziyah, Tobat Kembali pada Allah, (Jakarta: Gema Insani Press, 2006), hlm 19
6
Namun bila dosa itu terhadap sesama manusia, maka syarat
taubatnya ditambah dua lagi yaitu :
7
Taubat yang di terima dan benar itu mempunyai beberapa
tanda :
8
3. Berazam tidak akan mengulangi lagi.
4. Berterus terang memohon maaf jika berkaitan dengan hak
orang lain.
Hikmah Taubat :
2.2.4. Dzikir
Pengertian dzikir menurut bahasa berasal dari kata
“dzakaro” yang artinya ingat . Kata dzikir mengambil dari masdarnya
dzikron, kemudian terkenal dengan istilah dzikir. Sedangkan dzikir
menurut syara’ adalah ingat kepada Allah dengan etika tertentu
yang sudah ditentukan dalam Al Qur’an dan Hadits dengan tujuan
mensucikan hati dan mengagungkan Allah. 4
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan
menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS. Al-
Ahzab : 41).
Allah sudah menunjukkan dasar pokok bahwa dzikir mampu
menentramkan hati manusia. Hanya dengan dzikirlah hati akan
menjadi tentram, sehingga tidak timbul nafsu yang jahat. Berdzikir
dapat dilakukan dengan berbagai cara dan dalam keadaan
bagaimamanapun, kecuali ditempat yang tidak sesuai dengan
kesucian Allah. Seperti bertasbih dan bertahmid di WC.
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil
berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):
4
Hasbi Ashiddieqy, Pedoman Dzikir dan Doa, (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1956), hlm 60
9
“Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia.
Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS.
Ali Imran : 191).
Dzikir Menurut Imam Nawawi Al BAntaniyu Penulis kitab Al
Adzkar, menjelaskan dalam kitabnya bahwa dzikir bisa dilakukan
dengan lisan dan hati. Tingkatan dzikir akan menjadi lebih sempurna
jika melakukannya denga hati dan lisan. Jika harus memilih, mana
yang lebih utama, menurutnya, harus dengan hati saja, namun akan
lebih afdhol (utama) jika melakukannya dengan hati dan lisan sesuai
dengan sunah Rosulullah.
Dzikir ialah menyebut allah dengan
tasbih (subhanallah), membaca tahlil (la-ilaha illallahu), membaca
tahmid (alhamdulillahi), baca tqdis (quddusun), membaca
taqbir (allahu akbar), membaca hauqalah (la haula wala quata illa
billahi), membaca hasbalah (hasbiyallahu), membaca basmalah
(bismillahirrohmanirrohim)membaca Al-Qur’an dan membaca do’a-
do’a yang di terima dari allah SAW.
10
3. Dzikir dengan perbuatan, yaitu dengan cara melakukan apa yang
diperintahkan Allah dan menjauhi larangan-laranganNya. Yang
harus diingat ialah bahwa semua amalan harus dilandasi dengan
niat. Niat melaksanakan amalan-amalan tersebut adalah untuk
mendapatkan keridhoan Allah SWT. Dengan demikian menuntut
ilmu, mencari nafkah, bersilaturahmi dan amalan-amalan lain
yang diperintahkan agama termasuk dalam ruang lingkup dzikir
dengan perbuatan.
11
tidak pernah diduga, serta selalu dicukupkan semua
kebutuhan hidupnya.
3. Diam dan tenang. Hal ini dilakukan agar di dalam dzikir nanti dia
dapat memperoleh shidq, artinya hatinya dapat terpusat pada
bacaan Allah yang kemudian dibarengi dengan lisannya yang
mengucapkan Lailaaha illallah.
12
Sedangkan 12 (dua belas) adab yang harus diperhatikan
pada saat melakukan dzikir adalah :
13
10. Memilih shighot dzikir bacaan La ilaaha illallah, karena
bacaan ini memiliki keistimewaan yang tidak didapati pada
bacaan-bacaan dzikir syar’i lainnya.
14