KEPADA
ALLAH SWT
Kelompok 5:
Agung Tyo Kuswara (202210340311062)
Hamdan Farhan Nur Alam (20221034031167)
Deky Prawibowo (202210340311068)
PENGERTIAN
AKHLAK KEPADA
ALLAH SWT
MACAM MACAM
AKHLAK KEPADA
ALLAH SWT
PENGERTIAN AKHLAK KEPADA
ALLAH SWT
SECARA ETIMOLOGI
Secara etimologis akhlak berasal
dari bahasa arab adalah bentuk SECARA TERMINOLOGI
jama’ dari khuluq yang Sikap atau perbuatan yang
berarti budi pekerti, perangai, seharusnya dilakukan oleh
tingkah laku / tabiat. Berakar dari manusia sebagai makhluk
kata khalaqa yang berarti kepada Tuhan sebagai Khaliq
menciptakan seakar dengan
kata Khaliq (pencipta), makhluq
(yang diciptakan) dan khalq
(penciptaan).
MACAM MACAM AKHLAK KEPADA ALLAH SWT
1. BERIBADAH
2. BERDZIKIR
3. TAWAKAL
4. TAWADUK
5. BERSYUKUR
6. TAQARRUB
7.BERTAUBAT
Beribadah
● Secara Bahasa:
Merendahkan diri, ketundukan dan kepatuhan akan aturan aturan agama
Dalil berdzikir :
• (QS. Al Baqarah : 152)
ۡ فَ ۡاذ ُكر ُۡونِ ۡ ٓى اَ ۡذ ُك ۡر ُكمۡ َو
اش ُکر ُۡوا لِ ۡى َواَل تَ ۡكفُر ُۡو ِن
Artinya: ”Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-
Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.”
“Siapa yang ingin bersenang – senang di taman syurga, perrbanyaklah dzikir”. (HR.
Thabrani)
TAWAKKA
Secara Bahasa:
L
Kata tawakal dalam bahasa Arab( تـــوـكـُلdibaca
Tawakkul) artinya berserah dan bersabar
Secara Istilah:
Menyerah diri kepada Allah.SWT sebagai sikap bersandar dan
mempercayakan diri kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa.
Secara Islam:
Berserah diri sepenuhnya kepada Allah.SWT dalam menghadapi
atau menunggu hasil suatu pekerjaan, atau menanti akibat dari
suatu keadaan.
Secara istilah:
Sikap merendahkan hati, baik di hadapan Allah.SWT maupun sesama manusia
Tawadhu atau rendah hati itu berbeda dengan rendah diri. Tawadhu adalah sebuah perasaan di mana seorang itu
merasa bahwa dirinya tidak lebih baik dari pada orang lain.
Sedangkan rendah diri itu adalah merendahkan diri atau menghinakan diri sampai melecehkan haknya.
Kebalikan dari tawadhu adalah sombong. Sombong berarti memposisikan diri atau merasa diri terlalu tinggi melebih
yang seharusnya.
Seorang yang tawadhu adalah seorang yang sebetulnya memiliki kelebihan. Akan tetapi ia tidak merasa lebih baik
dari pada orang lain meskipun orang tersebut lebih rendah kedudukannya.
Bersyukur
Kata Syukur berasal dari bahasa Arab yang berarti berterima kasih. Bersyukur berarti kita berterimakasih kepada
Allah Swt. atas karunia yang dianugerahkan Allah Swt. kepada dirinya.
Sedangkan menurut istilah syukur ialah memberikan pujian kepada Allah dengan cara taat kepada-Nya, tunduk dan
berserah diri hanya kepada Allah Swt. serta beramar makruf nahi munkar.
Taqarrub menurut arti istilah adalah upaya seseorang melakukan suluk untuk mendekatkan diri kepada
Allah SWT dengan melalui ibadah, amal saleh, tadabbur dan tafakkur. Istilah Para ulama seperti Imam
Nawawi dan Imam Ibnu Hajar al-Asqalani menyatakan arti kedekatan yang dimaksud bukanlah
kedekatan fisik, akan tetapi dipahami secara majazi (kiasan), sehingga taqarrub adalah melaksanakan
ketaatan kepada Allah dengan menjalankan kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.
Taubat
Secara Bahasa, at-Taubah berasal dari kata َت>>> َو َبyang bermakna kembali. Dia bertaubat, artinya ia kembali dari dosanya
(berpaling dan menarik diri dari dosa). Taubat adalah kembali kepada Allâh dengan melepaskan hati dari belenggu yang
membuatnya terus-menerus melakukan dosa lalu melaksanakan semua hak Allâh Azza wa Jalla .
Secara Syar’i, taubat adalah meninggalkan dosa karena takut pada Allâh, menganggapnya buruk, menyesali perbuatan
maksiatnya, bertekad kuat untuk tidak mengulanginya, dan memperbaiki apa yang mungkin bisa diperbaiki kembali dari
amalnya.
HAKIKAT TAUBAT
Hakikat taubat yaitu perasaan hati yang menyesali perbuatan maksiat yang sudah terjadi, lalu mengarahkan hati kepada
Allâh Azza wa Jalla pada sisa usianya serta menahan diri dari dosa. Melakukan amal shaleh dan meninggalkan larangan
adalah wujud nyata dari taubat.
Taubat mencakup penyerahan diri seorang hamba kepada Rabbnya, inabah (kembali) kepada Allâh Azza wa Jalla dan
konsisten menjalankan ketaatan kepada Allâh. Jadi, sekedar meninggalkan perbuatan dosa, namun tidak melaksanakan
amalan yang dicintai Allâh Azza wa Jalla , maka itu belum dianggap bertaubat.
Syarat Taubat
1. Hendaknya taubat itu dilakukan dengan ikhlas. Artinya, yang mendorong dia untuk bertaubat adalah kecintaannya
kepada Allâh Azza wa Jalla , pengagungannya terhadap Allâh, harapannya untuk pahala disertai rasa takut akan
tertimpa adzab-Nya.
2. Menyesali serta merasa sedih atas dosa yang pernah dilakukan, sebagai bukti penyesalan yang sesungguhnya kepada
Allâh dan luluh dihadapan-Nya serta murka pada hawa nafsunya sendiri yang terus membujuknya untuk melakukan
keburukan.
3. Segera berhenti dari perbuatan maksiat yang dia lakukan. Jika maksiat atau dosa itu disebabkan karena ia melakukan
sesuatu yang diharamkan, maka dia langsung meninggalkan perbuatan haram tersebut seketika itu juga.
4. Bertekad untuk tidak mengulangi dosa tersebut di masa yang akan datang. Karena ini merupakan buah dari
taubatnya dan sebagai bukti kejujuran pelakunya.
5. Taubat itu dilakukan bukan pada saat masa penerimaan taubat telah habis. Jika taubat itu dilakukan setelah habis
waktu diterimanya taubat, maka taubatnya tidak akan diterima
Manfaat Akhlak Kepada Allah.SWT
Dicintai oleh Rasulullah SAW
Keutamaan memiliki akhlak yang terpuji (akhlakul mahmudah) yaitu dicintai oleh Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadist
yang diriwayatkan oleh Tirmizi, disebutkan bahwa seorang muslim yang memiliki sifat terpuji akan dekat dengan
Rasulullah SAW. Sebagaimana dalam hadist berikut ini, Rasulullah SAW bersabda:
"Orang yang paling saya cintai dan paling dekat dengan tempat saya kelak di hari kiamat adalah mereka yang memiliki akhlak
mulia. Sementara orang yang paling saya benci dan tempatnya paling jauh dari saya kelak di hari kiamat adalah mereka yang
keras dan rakus, suka menghina dan sombong." (HR. Tirmizi).
Tak hanya itu, seorang muslim yang memiliki akhlak terpuji juga dapat menggapai derajat seperti orang yang berpuasa
atau salat. Sebagaimana dalam hadist berikut ini, Rasulullah SAW bersabda.
"Tidak ada sesuatu amalan yang jika diletakkan dalam timbangan lebih berat dari akhlak yang mulia. Sesungguhnya orang yang
berakhlaq mulia bisa menggapai derajat orang yang rajin puasa dan rajin shalat." (HR. Tirmidzi).
Mendapatkan jalan ke luar dari kesulitan
Allah juga akan memberikan jalan ke luar dari segenap permasalahan bagi orang-orang yang
bertakwa. Jalan ke luar yang dimaksudkan di sini meliputi kesulitan dalam berbagai
masalah di dunia dan yang lebih penting lagi adalah jalan ke luar yang akan kita
hadapi di hari kiamat. Tidak ada yang masalah sulit atau sukar yang dihadapi oleh
orang-orang yang bertakwa kecuali Allah berikan solusinya.