Anda di halaman 1dari 6

GURU PEMBIMBING

FITRI NOVRIANI, S.Pd

MAKALAH AKIDAH AKHLAK

“TAUBAT”

Disusun Oleh :

Nama : Tiara
Zaskia Hanipa
Resti Rahmalia
Nur Zakia
Muhammad Bilal Asri
Alfiando Sadewa
Febrian Neldi Sulaiman
Kelas : Xª
Kelompok : 3

MADRASAH ALIYAH PONPES DARUSSAKINAH Batu Bersurat

TAHUN PELAJARAN 2022/2023


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara bahasa Taubat adalah masdar dari kata, “taba-yatubu-tawbatan”


yang artinya kembali kepada allah dari kemaksiatan atau ‘ada-ya’udu (kembali).
Secara istilah , Taubat adalah meninggalkan dosa yang telah diperbuat dan
kembali kepada Allah dengan mengagungkan nya dan takut akan murkanya.
Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia, taubat yaitu sadar atau
menyesal akan dosa dan berniat untuk memperbaiki tingkah laku dan
perbuatannya.
Taubat merupakan sebuah permulaan karna setiap hamba pasti pernah
tergelincir, bahkan sering. Memang manusia adalah tempatnya salah dan lupa.
Namun, manusia yang terbaik bukanlah mereka yang sama sekali tidak pernah
melakukan dosa. Akan tetapi, mereka yang ketika berbuat kesalahan atau dosa,
dia langsung bertaubat kepada Allah SWT. Dengan sebenar-benarnya taubat.
Bukan sekedar taubat sesaat yang diiringi dengan niat hati untuk mengulang dosa
kembali, karena begitu pentingnya taubat bagi kehidupan manusia, maka kita
perlu memperdalam pembahasan tentang taubat dan hal-hal yang berkaitan
dengannya.

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Taubat
Taubat berasa dari kata “taba” yang berarti kembali, sedangkan menurut
istilah taubat artinya kembali kepada Allah setelah menjauh darinya. Taubat
adalah sebuah keinginan, kegandrungan, kebutuha akan ALLAH swt muapun
segala yang dapat membuat kita lebih mengenalnya oleh karena itu, landasan
bertaubat adalah mencari Allah singkatannya bahwa bertaubat adalah kembalinya
seorang hamba dari kemaksiatan menuju ketaatan kepada Allah SWT, dengan
menjalankan apa yang diperintahkannya dan menjauhi apa yang di bencinya.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata bertaubat dan

beristigfar maka perhatikanlah firman Allah SWT


Yang artinya: “karna itu mohonlah ampun kepadanya, kemudian

bertaubatlah, sesungguhnya tuhanku sangat dekat (Rahmatnya) dan

memperkenankan (do’a hambanya)”. (QS. Hud/11:2).

Bertaubat sesungguhnya merupakan panggilan Allah SWT. Allah yang

menumbuhkan keinginan bertaubat didalam hati manusia, Allah memerintahkan

untuk bertaubat didalam Al-Qur’an sebanyak 87 kali. Allah juga memerintahkan

nabi Muhammad SAW agar mengingatkan umatnya untuk bertaubat.

Bertaubat sanngat penting bagi manusia karena kalau tidak bertaubat


berarti mereka sudah menzalimi dirinya sendiri. Selain itu bertaubat juga
merupakan ibadah utama yang disukai Allah SWT.
Perhatikan firman Allah SWT :
َ‫ِإنَّ هَّللا َ يُ ِح ُّب التَّ َّوابِينَ َويُ ِح ُّب ا ْل ُمتَطَ ِّه ِرين‬
Artinya : “sesungguhnya Allah SWT menyukai orang-orang yang bertaubat dan
menyukai orang-orang yang mensucikan diri ‘. (QS. Al-baqarah/2:222).

2.2 Hakikat Taubat


Hakikat taubat yaitu perasaan hati yang menyesali perbuatan hati yang
menyesali perbuatan maksiat yang sudah terjadi, lalu mengarahkan hati kepada
Allah Azza Wa Jalla pada sisa usianya serta menahan diri dari dosa. Melakukan
amal sholeh dan meninggalkan larangan adalah wujud nyata dari taubat.
Taubat mencakup penyerahan diri seorang hamba kepada Rabbnya,
innabah (kembali) kepada allah Azza Wa Jalla dan konsisten menjalankan ktaatan
kepad Allah. Jadi, sekedar meninggalkan perbuatan dosa, namun tidak
melaksanakan amalan yang dicintai Allah, maka itu belum dianggap bertaubat.
Seseorang dianggap bertaubat jika ia kemblai kepada Allah dan
melepaskan diri dari belenggu yang membuatnya terus menerus melakukan dosa.
Ia tanamankan maknah taubat didalam hatinya sebelum diucapkan lisannya,
senantiasa mengingat apa yang disebutkan Allah Berupa keterangan terperinci
tentang surga yang dijanjikan bagi orang-orang yang taat, dan mengingat siksa
neraka yang diancamkan bagi pendosa, dia berusaha terus melakukan itu agar rasa
takut dan optimismenya kepada Allah semakin kuat dalam hatinya, ia berdo’a
senantiasa kepada Allah dengan penuh harap dan cemas agar Allah berkenan
menerima taubatnya, menghapus dosa dan kesalahannya.

2.3 Syarat-syarat Taubat


Banyak manusia yang tidak tahu akan hakikat taubat, syarat dan adab-
adabnya. Oleh karena itu, banyak yang bertaubat hanya dengan lisan saja.
Sedangkan hati mreka koson, sehingga mereka tidak berhenti melakukan maksiat.
Artinya bahwa tidak semua taubat dapat diterima, tentu terdapat beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi agar taubat diterima Allah SWT.
Supaya taubat kita diterima oleh Allah SWT, maka ada beberapahal yang harus
dilakukan, diantaranya adalah :
a. Meninggalkan dosa tersebut
Ibnu Qayyim berkata: “Tobat mustahil terjadi, sementara dosa tetap
dilakukan.”
b. Menyesali perbuatan tersebut
Rasulullah SAW. Bersabda : “menyesali adalah taubat”
c. Berjanji
(berazzam) untuk tidak mengulangi lag. Ibnu Mas”ud berkata bahwa
taubat yang benar adalah taubat dari kesalahan ang tidak akan diulangi
kembali, bagaikan air susu yang tidak mungkin kembali kekantong
susunya lagi.
d. Mengembalikan kedzaliman kepada pemiliknya, atau meminta untuk
dihalalkan.
Imam Nawawi berkata bahwa diantra syarat taubat adalah mengembalikan
kedzaliman atau meminta untk dihalalkan.
e. Iklhas
Ibnu Hajar berkata: “Taubat tidak akan sah kecuali dengan ikhlas.”
f. Tobat dilaksanakan pda waktu masih hidup (sebelum sakaratul maut).
Hal ini disandarkan pada firman Allah SWT, yang artinya : “Dan taubat
itu tidaklah ditrima Allah dari mereka yang melakukan kejahatan hingga
ajal kepada seorang diantara mereka, barulah dia mengatakan, “saya
benar-benar bertaubat sekarang”

2.4 Faidah Bertaubat


Dalam kehidupan sehari-hari tidak jarang ditemukan bahwa untuk
melakukan taubat agak sulit. Oleh karena itu untuk menggerakkan hati kita agar
setiap saat bergerak untuk bertaubat, ada beberapa hal yang dapat dilakukan,
diantaranya adalah ;
a. Mengetahui hakikat taubat
b. Merasakan akibat dosa yang dilakukan
c. Menghindar dari lingkungan yang kurang baik
d. Membaca dan mengkaji al-qur’an dan hadist, terutama yang berkaitan
dengan dosa
e. Berdo’a
f. Mengetahui keagungan Allah yang maha pencipta
g. Mengngat kematian yang tidak dapat diketahui kapan, dimana, dan
datangnya tiba-tiba
h. Membaca sejarah atau kisah-kisah orang yang bertaubat
Setelah kita mengetahui syarat dan hal-hal yang dapat menggerakkan hati untuk
bertauba, maka kita dapat mengetahui manfaat taubat diantaranya adalah :
 Tobat itu jalan menuju keberuntungan
 Malaikat mendo’akan orang-orang yang bertaubat
 Mendapat kemudahan hidup dan rezeki yang luas
 Menghapus kesalahan dan pengampunan dosa
 Hati menjadi bersih dan bersinar
 Dicintai Allah SWT
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Yang dimaksud dengan taubat masa sekarang : meninggalkan secara
langsung dosa yang sedang dilakukan. Adapun taubat masa yang akan datang :
bertekad untuk tidak melakukan kembali.
Taubat ada 3 macam :
 Taubat umum (‘Am),
Adalah taubat dari maksiat, yaitu tobat orang-orang yang bermaksiat.
 taubat khusus khash,
adalah taubat dari taubat umum, taubat ini adalah taubat para nabi
terdahulu
 taubat paling khusus (khawwashul khawwash)
adalah taubat dari perhatian terhadap selain Allah SWT, ini dalah
taubatnya Rasulullah SAW dan Ahlul bait (sa). Jadi taubat mereka adalah
kembali kepada Allah dari pandangan kepada selain Allah. Istilah taubat
ini dikenal dikalangan ahli suluk. Sedangkan Roja’ berarti mengharapkan
sesuatu dari Allah SWT. Ketika berdo’a maka kita harus penuh harap
bahwa do’a kita akan dikabulkan oleh Allah SWT.

3.2 Saran
Dalam menghadapi hidup hendaknya setiap orang memiliki perilaku-
perilaku terpuji salh satunya perilaku taubat dan Raja’, karena bertaubat
merupakan suatu tindakan yang meninggalkan secara langsung dosa yang sedang
dilakukan. A Raja’ merupakan perilaku berarti mengharapkan sesuatu dari Allah
SWT. Sesungguhnya Allah memerintahkan manusia untuk bertaubat didalam Al-
Qur’an sebanyak 87 kali. Sedangkan Roja’ yang terpuji hanya ada pada diri orang
yang beramal taat kepada Allah dan berharap pahala-Nya atau bertaubat dari
kemaksiatannya dan berharap taubatnya diterima, adapun Roja’ tanpa disertai
amalan adalah Roja’ yang palsu, angan-angan belaka dan tercela.

Anda mungkin juga menyukai