Anda di halaman 1dari 16

Mata kuliah : pendidikan agama

Dosen pembimbing : zakiah S.Pd,.M.Pd

TAUBATAN NASUHA

Di susun oleh:

KELOMPOK 6

1. Nur Aisyah

2. Mayssi kusumawati

3. Tenri wulan

AKADEMI KEPERAWATAN SYEKH YUSUF GOWA

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji-puji dan syukur kami panjatkan pada Allah SWT. Hanya kepada-Nya lah kami memuji dan hanya
kepada-Nya lah kami memohon pertolongan. Tidak lupa shalawat serta salam kami haturkan pada
junjungan nabi agung kita, Nabi Muhammad SAW. Risalah beliau lah yang bermanfaat bagi kita semua
sebagai petunjuk menjalani kehidupan.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................i

DAFTAR ISI .......................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................................1

A. Latar belakang ............................................................................................................1

B. Rymusan masalah .......................... ............................................................................1

C. Tujuan .........................................................................................................................1

BAB 2 PEMBAHASAN ....................................................................................................2

A. Pengertian taubatan nasuha .....................................................................................2

B. Langkah-langkah untuk taubatan nasuha ................................................................2

C. Cara bertaubat dengan taubatan nasuha ................................................................5

D. Macam-macam taubatan nasuha ............................................................................7

E. Sebab taubat diterima ...............................................................................................9

F. Doa tobatan ................................................................................................................11

BAB 3 PENUTUP ............................................................................................................14

A. Kesimpulan ................................................................................................................14

B. Saran ..........................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................15

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Taubatan nasuha artinya adalah taubat atau memohon ampun atas segala dosa yang dilakukan secara
bersungguh-sungguh, dengan kebulatan tekad, niat, dan menyempurnakannya dengan usaha
memperbaiki diri. Tanpa melakukan usaha perbaikan diri, maka taubat yang dilakukan sukses taubatan
nasuha. Ia hanya sekedar meminta ampunan tapi usaha untuk menjauhi perbuatan dosanya tetap
dilakukan.
Untuk melakukan taubatan nasuha maka terdapat terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan
sebagai upaya untuk membuktikan diri kepada Allah bahwa kita memang benar-benar ingin bertaubat
dan menjauhi segala perbuatan keji dan munkar kembali.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Jelaskan pengertian taubatan nasuha

2. Apa saja langkah-langkah untuk taubatan nasuha

3. Bagaimana cara bertaubat dengan taubatan nasuha

4. Apa saja macam - macam taubat

5. Apa sebab taubat diterima

6. Apa saja doa taubatan

C. TUJUAN

1. Mendekskripsikan pengertian taubatan nasuha

2. Mengetahui langkah - langkah untuk taubatan nasuha

3. Mengetahui cara berauba dengan taubatan nasuha

4. Mengetahui macam-macam taubat

5. Mengetahyi sebab taubat diterima

6. Mengetahui doa taubatan

BAB 2 PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TAUBATAN NASUHA

Nasuha Taubatan atau dikenal juga dengan nama Taubatan Nasuha dalam bahasa Indonesia berarti
tobat yang semurni-murninya, dan merupakan salah satu bentuk tobat yang dianjurkan untuk penganut
agama Islam.

Dalil dari bentuk tobat ini adalah Surat At-Tahrim (66) ayat ke-8 dan didefinisikan sebagai tobat dari
dosa yang diperbuat saat ini, menyesal atas dosa-dosa yang dilakukannya pada masa lalu dan berjanji
untuk tidak melakukannya lagi pada masa mendatang.Tobat nasuha diperuntukkan untuk dua macam
dosa, yaitu menyangkut hak Allah dan menyangkut hak manusia.
Menurut Imam Nawawi ada tiga syarat yang harus dilakukan dalam pelaksanaannya apabila maksiat
yang dilakukan adalah urusan antara manusia dan Allah yaitu 1) meninggalkan perilaku dosa tersebut; 2)
menyesali perbuatan yang telah dilakukan; 3) berniat tidak melakukannya lagi selamanya.

Sementara apabila maksiat yang dilakukan terkait hak sesama manusia (Haqqul Adami) setelah ketiga
syarat sebelumnya ditambah dengan membebaskan diri dari hak manusia yang dizalimi, apabila
menyangkut harta adalah dengan mengembalikan harta tersebut; dan apabila menyangkut non-materi
seperti fitnah, gibah, dan yang lainnya maka agar meminta maaf kepada yang bersangkutan.

Saran lain sebagai pengiring termasuk amal perbuatan yang baik sebagai penebus dosa seperti
memperbanyak infaq dan sedekah kepada fakir miskin, yatim piatu atau yayasan sosial serta amal
ibadah sunah lainnya.

B. LANGKAH LANGKAH UNTUK TAUBATAN NASUHA

Taubatan nasuha artinya adalah taubat atau memohon ampun atas segala dosa yang dilakukan secara
bersungguh-sungguh, dengan kebulatan tekad, niat, dan menyempurnakannya dengan usaha
memperbaiki diri. Tanpa melakukan usaha perbaikan diri, maka taubat yang dilakukan sukses taubatan
nasuha. Ia hanya sekedar meminta ampunan tapi usaha untuk menjauhi perbuatan dosanya tetap
dilakukan.

Untuk melakukan taubatan nasuha maka terdapat terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan
sebagai upaya untuk membuktikan diri kepada Allah bahwa kita memang benar-benar ingin bertaubat
dan menjauhi segala perbuatan keji dan munkar kembali.

1. Evaluasi Diri

Evaluasi diri yaitu manusia melakukan proses perenungan dan penghayatan dirinya, apa yang
salah dan selama ini bernilai dosa di hadapan Allah. Tanpa melakukan proses perenungan dan
pengahayatan akan kesalahan diri, maka manusia nantinya tidak akan menemukan apa saja
kekeliruan dia selama ini. Untuk itu dibutuhkan proses evaluasi diri yang baik dan mendalam.
Evaluasi diri bukan hanya atas yang kita sadari salah saja, melainkan mencari-cari kesalahan-
kesalahan dan dosa yang kita perbuat selama ini agar tidak terjerumus ke dalam jurang yang
sama atau tidak kembali tanpa sadar.

2. Mengakui 1

Mengakui kesalahan adalah awal langkah untuk meminta maaf kepada Allah SWT. Mengakui
kesalahan yaitu adalah kita atas mengakui apa hasil evaluasi kita atau apa yang disampaikan
orang lain kepada kita, atas perbuatan yang buruk.
Tanpa pengakuan kesalahan, manusia dalam memohon ampun tidak akan benar-benar
melakukan serendah-rendahnya atau dengan cara yang benar-benar berserah diri kepada Allah
SWT. Itu, pengakuan kesalahan adalah langkah awal untuk melakukan taubatan Nasuha.
3. Memperbaiki Kesalahan

Memperbaiki kesalahan adalah hal yang wajib dilakukan manusia ketika sudah menyadari
kesalahan atau kekeliruan dalam dirinya. Hal inilah yang membuktikan apakah ia bertaubat
dengan sungguh-sungguh atau tidak.
Orang yang taubatan nasuha akan melakukan perbaikan, menjauhi kedosaan, dan bersungguh-
sungguh untuk menjaga menjaga kesehatan yang baik. Ia akan berusaha dengan cara meningkat
akhlak agar tidak masuk kepada kesesatan jalan hidup.
Orang yang hanya mengakui kesalahan dan tidak memperbaiki keadaan sejatinya dalam yang
tidak benar-benar bertaubat. Allah menilai bukan hanya dari niat dan pernyataan permohonan
taubat kita, namun Allah melihat amalan dan konsistensi perbuatan kita. Maka, kunci dari
taubatan nasuha adalah amalan yang dipertahankan dan dilakukan secara konsisten.

4. Memohon Ampunan Allah

Meskipun sudah melakukan evaluasi dan perbaikan, manusia tidak bisa sombong mengatakan
bahwa taubatnya telah diterima. Untuk itu, manusia tetap harus meminta ampunan Allah setiap
saat dan waktu-waktu berdoa atau shalat kita.
Manusia tidak pernah bisa memastikan kapan ia berdosa dan berpahala, karena perhitungan
tersebut hnayalah Allah yang bisa dipercaya. Untuk itu, dibutuhkan permohonan ampunan
kepada Allah setiap waktu, karena kita tidak bisa terus menerus menyadari kesalahan apa yang
telah kita perbuat.
Allah Maha Pengampun, maka kapanpun kita meminta ampunan, Allah selalu membukanya
dengan luas.

5. Bertaubat Sebelum Ajal

Orang yang bertaubat sebelum ajal datang tidak akan bisa diterima oleh Allah karena sudah
habis masa hidupnya sedangkan ia baru menyadari semuanya ketika ajal mejemput maka tidak
akan ada waktu lagi pembuktian diri akan kesungguhan taubatnya.
Hal ini karena kita tidak tahu kapan kita akan menemui kematian. Sedangkan kematian yang
dalam kondisi buruk adalah salah satu penyebab hati gelisah menurut Islam.
“Dan permintaan taubat itu Allah dari orang-orang yang diterima kejahatan (yang) hingga
datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan:“ Sesungguhnya saya
bertaubat sekarang. ” Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di
dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih. | (QS: An-Nisa: 18)

Berikut tata cara sholat taubat nasuha:

1. Niat Sholat Taubat Nasuha


Bacaan niat sholat taubah nasuha yakni usholli sunnatat taubati rokaataini lillahi ta'aala.
Artinya: Saya niat shalat sunnah taubat dua rakaat karena Allah.

2. Takbirotul Ihram

3. Membaca doa Istiftah/iftitah


4. Membaca surat Al Fatihah
5. Membaca surat dari Alquran

6. Rukuk
7. I'tidal (Membaca doa i'tidal)
8. Sujud (Membaca tasbih sujud tiga kali)
9. Duduk di antara dua sujud (Membaca doa 'Robbighfirlii warhamnii...')
10. Sujud kedua (Membaca tasbih sujud tiga kali)
11. Bangun melanjutkan rakaat kedua seperti urutan di atas sampai 10.
12. Tasyahud akhir (Membaca bacaan tasyahud akhir)
13. Salam
14. Berdoa mohon ampunan

C. CARA BERTAUBAT DENGAN TAUBATAN NASUHA

Bertaubat dengan taubatan nasuha tentunya tidak asal-asalan dan Allah akan mengampuni jika manusia
mengikuti kondisi-kondisi yang Allah syaratkan. Berikut adalah hal-hal yang harus umat islam perhatikan
dalam proses taubatan nasuha dan cara taubat nasuha :

1. Bertaubat dengan Kondisi Beriman

“Orang-orang yang mengerjakan kejahatan, kemudian bertaubat sesudah itu dan beriman;
sesungguhnya Tuhan kamu sesudah taubat yang disertai dengan iman itu adalah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS : Al-A’raf : 153)
Orang yang beriman adalah orang yang senantiasa menjadikan rukun iman dan rukun islam
sebagai pondasi hidupnya. Ia pun juga dapat mengetahui dan merasakan manfaat beriman
kepada Allah SWT tanpa meragukannya kembali. Untuk itu orang beriman akan senantiasa
menjaga dirinya dengan bertaubat dan tidak mau mengulang kesalahan yang terjadi.
Allah menganpuni dan menerima orang-orang yang telah berbuat kejahiliahan dengan
menghapuskannya dengan syarat dalam proses pertaubatannya adalah orang-orang yang
datang meminta ampun dalam keadaan beriman. Mereka bukan hanya pura-pura beriman
melainkan dalam kondisi yang benar-benar beriman kepada Allah SWT. Sedangkan orang-orang
yang tidak beriman, tentu belum tentu diterima pertaubatannya karena belum jelas
keimanannya disampaikan pada siapa. Itulah fungsi iman kepada Allah SWT yang sering kali
manusia lalaikan.
6

2. Bertaubat atas Ketidaktahuan

“Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan
kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka
itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (QS : An-
Nisa : 17)
Orang yang bertaubatan nasuha tidak akan mengulangi lagi kesalahannya bahkan ia akan
menjauhi segala perbuatannya yang keliru dan membawakan dampak yang buruk. Taubatan
nasuha adalah taubat yang bersungguh-sungguh dan melakukan kesalahan bukan karena
disengaja melainkan karena khilaf atau ketidak tahuan. Hal itu dikarenakan orang beriman tidak
akan melaksanakan hal-hal yang dilarang Allah secara sengaja. Ia akan diterima oleh Allah
taubatnya asalkan tidak akan dilakukan kembali.

3. Bertaubat Sebelum Ajal

Orang yang bertaubat sebelum ajal datang tidak akan bisa diterima oleh Allah karena sudah
habis masa berlaku hidupnya sedangkan ia baru menyadari semuanya ketika ajal mejemput
maka tidak akan ada waktu lagi pembuktian diri akan kesungguhan taubatnya. Hal ini karena kita
tidak tahu kapan kita akan menemui kematian. Sedangkan kematian yang dalam kondisi buruk
adalah salah satu penyebab hati gelisah menurut islam.
“Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang)
hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan :
“Sesungguhnya saya bertaubat sekarang.” Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang
mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang
pedih.” (QS : An-Nisa : 18 )

D. MACAM-MACAM TAUBATAN
Ada banyak kenikmatan yang diperoleh seorang hamba setelah ia bertaubat. Keutamaan taubat antara
lain mendatangkan kenikmatan dan kasih sayang Allah. Allah berfirman, “Dan akanlah kamu meminta
ampun kepada Rabb-mu dan bertaubat kepadaNya, (jika kamu melakukan yang demikian), niscaya Dia
akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu, hingga pada waktu yang telah
ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap -tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan)
keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sungguh aku takut, kamu akan ditimpa siksa hari Kiamat
”(QS.Hud: 3). Berikut ini akan beberapa jenis taubat yang tidak diketahui.

Taubat menjadi pertanda bahwa Allah menghendaki bagi hambaNya. Dengan kasih sayangNya, Allah
membuka pintu taubat sehingga seseorang benar-benar menyesal atas kesalahan yang pernah
dibuatnya. Allah meniupkan hidayah, sehingga ia merasakan keagungan Allah dan membutuhkan
ampunan dari Allah.

Penyesalan yang hadir itu juga menjadi salah satu syarat dalam taubat. Selanjutnya, taubat dibuktikan
dengan berhenti dari dosa, serta bertekad dan berjuang untuk tidak perbuatan maksiat yang pernah
dilakukan. Taubat juga inginnya diiringi dengan keinginan untuk memperbanyak amal soleh. Orang yang
telah bertaubat (dengan izin Allah) akan dimudahkan dalam melaksanakan amal-amal soleh sebagai
penghapus dosa-dosanya.

Selain syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk bertaubat, ada juga jenis-jenis taubat yang perlu kita
ketahui. Para ulama membagi taubat berdasarkan berbagai macam hal. Mulai dari tingkat wajibnya,
hingga berdasarkan kualitas taubat seseorang.

Jenis Taubat Menurut Ibnu Taimiyah


Ibnu Taimiyah membedakan taubat menjadi dua jenis, yaitu taubat wajib dan taubat sunnah. Taubat
Wajib adalah taubat yang dilakukan karena meninggalkan perintah Allah, atau melanggar larangan Allah.
Bagi setiap mukallaf (orang yang terbebani syariat), taubat ini wajib dilakukan.

Allah berfirman di surat Pada Tahrim ayat 8, “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah
dengan taubat semurni-murninya”. Mereka yang melakukan taubat wajib ini digolongkan dalam
kelompok abrar, atau orang-orang yang baik.

Sedangkan taubat sunnah adalah taubat yang dilakukan karena meninggalkan amalan sunnah, atau
melakukan perbuatan makruh. Orang-orang yang bertaubat dari hal-hal termasuk dalam golongan
muqarrabin, atau orang-orang yang mendekatkan diri kepada Allah.

8
Jenis Taubat Menurut Imam Al Ghazali
Imam Al Ghazali mengelompokkan taubat berdasarkan kualitas amal seseorang. Terdiri dari tiga jenis,
yaitu Taubat, Firar, dan Inabat. Tingkat tertinggi diraih oleh seseorang yang senantiasa bertaubat untuk
memperbaiki diri.

1. Taubat
Menurut Imam Al Ghazali, taubat berarti kembali dari kemaksiatan menuju ketaatan. Misalnya orang
yang tadinya gemar melakukan ghibah, maka ia bertekad untuk meninggalkannya.

2. Firar

Firar diartikan sebagai tindakan 'lari' dari kemaksiatan menuju ketaatan. Pelaku firar adalah mereka yang
melakukan perbuatan lebih baik lagi. Mereka sengaja menghindar dari berbagai perbuatan maksiat.

Misalnya menghindari korupsi, menghindari jangan sampai ghibah, menghindari minuman keras, dll.
Mereka adalah orang yang memperbaiki diri.

3. Inabat

Orang yang melakukan inabat adalah mereka yang bertaubat berulang-ulang, sekalipun tidak melakukan
perbuatan dosa. Dengan kesadaran penuh, ia selalu mendekat kepada Allah dan mendawamkan taubat
sebagai kebiasaannya.

Jenis Taubat Berdasarkan Pelaksanaannya

1. Taubat secara Lisan

Tim Umroh.com memaparkan , jenis taubat ini merupakan langkah 'formal' yang dilakukan seseorang,
yaitu dengan kalimat kalimat Istighfar. Mengucapkan Istighfar (Astgahfirullahal'adzim) adalah sunnah
yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.

2. Taubat di Dalam Hati

Orang yang melaksanakan taubat jenis ini telah memiliki komitmen untuk tidak melakukan tindakan
maksiat yang telah bertekad. Ia memiliki penyesalan yang dalam dan tulus, serta bertekad untuk tidak
mengatur dosanya.

3. Taubat yang Diiringi dengan Perbuatan Baik

Tidak hanya di lisan atau di hati, orang yang melakukan jenis taubat ini mengiringinya dengan berbagai
amal sholeh. Amal sholeh yang dilakukan seseorang akan mampu memperbaiki dosa. Sebagaimana
sabda Rasulullah, “Susulkan dosa dengan kebajikan, niscaya kebajikan itu akan menghapusnya”
(HR.Tirmidzi).

4. Taubat yang Sesungguhnya

Jenis taubat ini juga disebut sebagai taubat nasuha. Mereka yang melakukan taubat ini benar-benar
meniatkan taubatnya hanya untuk Allah. Ia membersihkan diri dari segala ketergantungan kepada
makhluk, dan menuju hanya kepada Allah.

Orang yang melakukan taubat nasuha mampu membersihkan pikirannya dari pikiran untuk dosa,
sehingga ia bisa kembali menjalani aktivitas di masyarakat dengan penuh keimanan. Kondisi hati yang
telah bersih itu akan berpengaruh kepada seluruh perilakunya. Sehingga ia melakukan amal soleh
kepada Allah dan makhlukNya.

E. SEBAB TAUBAT DITERIMA

Sebagai manusia tentulah kita merupakan makhluk yang bergelimang dengan dosa. Alangkah baiknya
kita taubat dan memohon ampun kepada Allah SWT agar bisa menjadi hamba yang lebih baik.

Namun tidak ada muslim yang dapat menjamin bahwa Allah SWT menerima taubatnya. Sebagai manusia
kita hanya bisa selalu berharap agar Allah SWT mengampuni dosa-dosa kita. Lantas adakah tanda-tanda
taubat diterima?

Manusia tidak bisa mengetahui bahwa taubat diterima atau tidak, oleh sebab itu Allah SWT
memerintahkan umatnya memperbanyak taubat. Dan Allah berjanji akan menerima taubat yang
dilakukan dengan sungguh-sungguh.

“Tidak ada satupun manusia yang mampu mengetahui bahwa Allah telah menerima taubatnya atau
belum, sebagai manusia kita hanya bisa meminta ampun dan terus bertaubat kepadanya,” ujar Ketua
Ikatan Sarjana Quran dan Hadits ustadz Fauzan Amin kepada Okezone.

10

Menurut ustad Fauzan Amin ada beberapa tanda-tanda taubat orang yang bersungguh-sungguh, yaitu :

1. Betul betul menyesali perbuatannya

Seorang muslim yang serius akan taubatnya, pasti menyesali semua perbuatannya yang salah dengan
sangat serius. Dan mereka bertaubat dengan keyakinan tidak akan mengulangi kesalahan yang sama lagi
untuk kedepannya.

2. Mengakui kesalahannya kepada Allah

Muslim yang bertaubat dengan serius akan mengakui kesalahannya kepada Allah SWT dengan sungguh-
sungguh.

3. Salat taubat

Salat taubat dilakukan oleh hamba yang sangat serius dalam melakukan taubatnya.

4. Tidak mengulangi kesalahan

Seorang hamba yang benar-benar taubat, akan bertekad untuk tidak melakukan kesalahan yang sama di
masa depan.
Sebuah ayat juga menjelaskan bagaimana orang-orang yang benar-benar sungguh dalam melakukan
taubatnya, ayat tersebut adalah surat At-taubah ayat 112 yang berbunyi :
ٓ ٰٓ
١١٢ َ‫َر َو ۡٱل ٰ َحفِظُونَ ِل ُحدُو ِد ٱهَّلل ۗ ِ َوبَ ِّش ِر ۡٱل ُم ۡؤ ِمنِين‬ ۡ ِ ‫ٱلتَّئِبُونَ ۡٱل ٰ َعبِ ُدونَ ۡٱل ٰ َح ِم ُدونَ ٱل ٰ َّسئِحُونَ ٱل ٰ َّر ِكعُونَ ٱل ٰ َّس ِج ُدونَ ٱأۡل ٓ ِمرُونَ بِ ۡٱل َم ۡعر‬
ِ ‫ُوف َوٱلنَّاهُونَ َع ِن ٱل ُمنك‬
“Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang melawat, yang ruku
´, yang sujud, yang menyuruh berbuat ma´ruf dan mencegah berbuat munkar dan yang memelihara
hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu.” (QS at-Taubah : 112)

“Orang-orang yang diterima taubatnya akan merasakan beberapa hal yang berubah dikehidupannya,
mereka akan merasakan hidup yang semakin tentram, semakin sering bersyukur dan mereka juga akan
selalu rindu untuk melakukan amalan sholeh,” tambah ustad Fauzan Amin.

Jika seseorang benar-benar melakukan taubat dengan sungguh-sungguh, maka Allah akan senantiasa
menerima taubatnya. Oleh sebab itu ketika Anda sadar telah melakukan dosa baik disengaja maupun
tidak disengaja walaupun itu dosa kecil makan cepat-cepatlah melaksanakan taubat.

11

َ ِ‫ب فَأُو ٰلَئ‬


‫ك يَتُوبُ هَّللا ُ َعلَ ْي ِه ْم‬ ٍ ‫ ۗ إِنَّ َما التَّوْ بَةُ َعلَى هَّللا ِ لِلَّ ِذينَ يَ ْع َملُونَ السُّو َء بِ َجهَالَ ٍة ثُ َّم يَتُوبُونَ ِم ْن قَ ِري‬:
“Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan
lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima
Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

F. DOA TAUBATAN

Bertaubat adalah salah satu perbuatan yang dicintai oleh Allah SWT, sebagaimana Ia sampaikan dalam
firmanNya:
‫اۡل‬ ‫اۡل‬ ‫ہّٰللا‬
‫ص ۡی ٍر‬ ِ ‫ک خَ ۡیرًا لَّہُمۡ ۚ َو اِ ۡن یَّت ََولَّ ۡوا یُ َع ِّذ ۡبہُ ُم ُ َع َذابًا اَلِ ۡی ًما ۙ فِی ال ُّد ۡنیَا َو ا ٰ ِخ َر ِۃ ۚ َو َما لَہُمۡ فِی ا َ ۡر‬
ِ َ‫ض ِم ۡن َّولِ ٍّی َّو اَل ن‬ ُ َ‫فَاِ ۡن یَّتُ ۡوب ُۡوا ی‬

Artinya :

“Maka jika mereka bertaubat, itu adalah lebih baik bagi mereka, dan jika mereka berpaling, niscaya Allah
akan memberi azab kepada mereka dengan azab yang pedih di dunia dan akhirat. Dan mereka tidak
mempunyai pelindung dan tidak (pula) ada penolong di bumi.” (QS. At Taubah ayat 74).

Bertaubat juga diingatkan oleh Rasulullah SAW, dan Allah maha luas tangannya untuk selalu menerima
taubat hambaNya seperti dalam hadist berikut:

‫ب ُم ِس ْي ُء اللَّي ِْل‬ ِ َ‫ َوبِالنَّه‬، ‫ار‬


َ ْ‫ار لِيَتُو‬ َ ْ‫إِ َّن هللاَ يَ ْب ُسطُ يَ َدهُ بِاللَّ ْي ِل لِيَتُو‬
ِ َ‫ب ُم ِس ْي ُء النَّه‬
Artinya :

“Sungguh, Allah meluaskan tangan-Nya pada malam hari untuk menerima taubat dari hamba yang
bermaksiat di siang hari. Dan Allah meluaskan tangan-Nya pada siang hari untuk menerima taubat dari
hamba yang bermaksiat di malam hari.” (HR. Muslim).
Sholat Taubat

Bertaubat bisa dilakukan dengan menunaikan sholat taubat. Sholat Taubat dilakukan untuk memohon
ampunan kepada Allah atas dosa-dosa besar atau pun dosa-dosa kecil yang telah dilakukan. Sholat
Taubat merupakan jenis sholat sunnah nafilah. Artinya, tidak disyariatkan untuk melakukan sholat ini
secara berjamaah.

Sholat taubat ini dilakukan sebagai bukti penyesalan atas dosa-dosa yang telah dilakukan. Taubat yang
paling baik adalah taubat nasuha. Taubat nasuha adalah taubat yang dilakukan

12

dengan sungguh-sungguh dan semurni-murninya dan tidak akan mengulangi perbuatan dosa lagi.

Dari Abu Bakar Ash-Shidiq, Rasulullah saw bersabda, "Tidaklah seorang hamba melakukan dosa
kemudian ia bersuci dengan sempurna, lalu berdiri untuk melakukan salat dua rakaat, kemudian
memohon ampunan kepada Allah, kecuali Allah akan mengampuninya.”

Kemudian beliau membaca ayat ini, “Dan (juga) orang-orang yang melakukan perbuatan keji atau
menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan
siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak melakukan perbuatan
kejinya, sedang mereka ketakutan. " (HR. Tirmidzi)

Doa setelah selesai sholat Taubat

Selesai sholat terjaga, jangan berdiri dan berlalu. Sangat dianjur berzikir agar Allah SWT bersedia
mengampuni dan menerima taubat nasuha kita. Adapun dzikir yang disarankan adalah dengan
membaca tiga hal berikut:

1. Membaca Istighfar

Lafaznya adalah sebagai berikut: Astaghfirullahal Ladzii Laa Ilaaha Illaa Huwal Hayyul Qayyuumu Wa
Atuubu Ilaihi

Artinya: "Aku meminta maaf kepada Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia Yang Maha Hidup dan Berdiri
Sendiri dan aku bertaubat kepadanya."

Lafaz istighfar yang lain:

‫ك أَ ْنتَ تَوَّابُ َر ِح ْي ٌم‬ َّ َ‫َربِّ ا ْغفِرْ لِي َوتُبْ َعل‬


َ َّ‫ي إِن‬
"Rabbigfirlii Watub'alayya Innaka Anta Tawwabur Rahiim"

Artinya: “Ya Allah ampuni aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha penerima taubat
dan maha penyayang.”

Atau bisa juga membaca doa Nabi Adam:

َ‫َربَّنَا ظَلَ ْمنَا أَ ْنفُ َسنَا َوإِ ْن لَ ْم تَ ْغفِرْ لَنَا َوتَرْ َح ْمنَا لَنَ ُكون ََّن ِمنَ ْالخَا ِس ِرين‬
“Rabbanaa zhalamnaa anfusanaa wa-in lam taghfir lanaa watarhamnaa lanakuunanna minal
khaasiriina.”

Artinya: “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami
dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi. ”

13

2. Membaca Tasbih

Lafaznya adalah sebagai berikut: Subhanallahi Wa Bihamdihi.

Artinya: "Maha Suci Allah dan segala puji bagiNya."

3. Membaca Doa Salat Taubat Nasuha (Sayidul Istighfar)

Lafaznya adalah sebagai berikut:

َّ َ‫ أَبُوْ ُء لَكَ بِنِ ْع َمتِكَ َعل‬.‫ْت‬


.‫ي‬ ُ ‫صنَع‬
َ ‫ك ِم ْن َش ِّر َما‬ َ ِ‫ أَ ُعوْ ُذ ب‬.‫اللهم أنت ربي ال إله إال أنت خلقتني وأنا عبدك وأنا على عهدك ووعدك ما استطعت‬
ْ َ
َ‫ب إِ أنت‬‫اَّل‬ َ ْ‫ فَاغفِرْ لِ ْي فَإِنهُ اَل يَغفِ ُر الذنو‬.‫َوأَبُوْ ُء بِذنبِ ْي‬
ُ ُّ ْ َّ ْ ْ َ

Allâhumma anta rabbî, lâ ilâha illâ anta khalaqtanî. Wa anâ 'abduka, wa anâ' alâ 'ahdika wa wa'dika
mastatha'tu. A'ûdzu bika min syarri mâ shana'tu. Abû'u laka bini'matika 'alayya. Wa abû'u bidzanbî.
Faghfirlî. Fa innahû lâ yaghfirudz dzunûba illâ anta.

Artinya, “Hai Tuhanku, Engkau Tuhanku. Tiada tuhan yang disembah selain Engkau. Engkau yang
menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku berada dalam perintah iman sesuai perjanjian-Mu sebatas
kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang kuperbuat. Kepada-Mu, aku mengakui
segala nikmat-Mu padaku. Aku mengakui dosaku. Maka itu ampunilah dosaku. Sungguh tiada yang
mengampuni dosa selain Engkau, ”

Sayidul istighfar adalah doa yang mengandung keutamaan luar biasa. Keindahan dan bobot lafal
pengakuan di dalamnya memberikan nilai khusus bagi pembacanya di sisi Allah SWT. Rasulullah SAW
menyebut ada ganjaran istimewa bagi Muslim yang mengamalkan sayidul istighfar setiap pagi dan sore.

Rasulullah SAW pernah bersabda, yang artinya:

“Barangsiapa ucapannya (sayyidul istighfar) di siang hari dalam keadaan yakin dia kemudian dia mati
pada hari itu sebelum petang hari, maka dia termasuk penduduk syurga. Dan siapa yang
mengucapkannya di waktu malam hari dalam keadaan dia yakin dengannya, kemudian dia mati sebelum
subuh maka dia termasuk penduduk syurga. ” (HR. Al-Bukhari)
14

BAB 3 PENUTUP

A. KESIMPULAN

Nasuha Taubatan atau dikenal juga dengan nama Taubatan Nasuha dalam bahasa Indonesia berarti
tobat yang semurni-murninya, dan merupakan salah satu bentuk tobat yang dianjurkan untuk penganut
agama Islam.

Dalil dari bentuk tobat ini adalah Surat At-Tahrim (66) ayat ke-8 dan didefinisikan sebagai tobat dari
dosa yang diperbuat saat ini, menyesal atas dosa-dosa yang dilakukannya pada masa lalu dan berjanji
untuk tidak melakukannya lagi pada masa mendatang.Tobat nasuha diperuntukkan untuk dua macam
dosa, yaitu menyangkut hak Allah dan menyangkut hak manusia.

Menurut Imam Nawawi ada tiga syarat yang harus dilakukan dalam pelaksanaannya apabila maksiat
yang dilakukan adalah urusan antara manusia dan Allah yaitu 1) meninggalkan perilaku dosa tersebut; 2)
menyesali perbuatan yang telah dilakukan; 3) berniat tidak melakukannya lagi selamanya.

B. SARAN

Makalah yang telah kami susun, semoga dengan makalah ini dapat menambah pengetahuan serta
menjadi panutan pembelajar dan lebih bisa memahami tentang pokok pembahasan makalah ini bagi
para pembacanya. Yang baik datang dari Allah dan yang kurangnya datang dari diri kami sendiri, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

15

DAFTAR PUSTAKA
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tobat_nasuhah#:~:text=Nasuha%20Taubatan%20atau%20dikenal
%20juga,dianjurkan%20untuk%20penganut%20agama%20Islam.

Review by: Redaksi Dalamislam

OLEH TOMMY MAULANA 26 NOVEMBER 2019 muslim

Sabtu 23 November 2019 01:25 WIB Jurnalis - Viola Triamanda

Selasa, 1 September 2020 | 08:48 WIB Oleh: Endah Lismartini

Anda mungkin juga menyukai