Tiara (1930502105)
Indriani (1930502112)
Dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Psikoterapi Islam semester genap
tahun akademik 2021 jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam UIN Raden Fatah
Palembang, kami telah menyelesaikan makalah yang berjudul “Psikoterapi
Melalui Taubat/Munasabah” harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengertahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih belum sempurna, untuk itu segala kritik dan saran yang
membangun bagi para pembaca sangat kami harapkan demi perbaikan
selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca nya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN................................................................................
B. PENGERTIAN MUNASABAH..........................................................
C. SYARAT-SYARAT TAUBAT...........................................................
D. CARA-CARA BERTAUBAT.............................................................
A. KESIMPULAN .................................................................................
B. SARAN..............................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bertaubat kepada Allah swt., kata dasarnya tauban, taubatan, dan mataban.
Maksudnya insyaf dari kemaksiatannya dan menyesalinya. Orang yang bertobat
disebut tabi’in. Allah menerima tobatnya, maksudnya Allah mengampuninya dan
kembali memberikan karunia kepadanya.
Subtansi tobat adalah kembali kepada Allah dengan melaksanakan apa yang
dicintainya dan meninggalkan apa yang dibencinya. Oleh karena itu Allah
menggantungkan keberuntungan yang mutlak kepada pelaksanaan perintah dan
meninggalkan larangan. Al-Qur’an menyebutkan kata tobat dan devinisinya
sebayak 85 kali, di dalamnya Allah menjelaskan tentang bagaimana orang-orang
terdahulu bertaubat, serta balasan dan pahala yang diberikan kepada orang yang
bertaubat, dan siksannya yang didapatkan oleh orang yang bertaubat dalam
kehidupan nyata.Dengan tobat seseorang hamba akan mendapatkan ampunan dari
Allah.
Muhasabah merupakan sebuah cara yang dilakukan oleh nabi dan para
sahabat untuk introspeksi atau mengevaluasi setiap perilaku dan perbuatan yang
sudah dilakukannya, apakah perbuatan tersebut sedah sesuai dengan apa yang
diperintahkan Allah SWT atau tidak.
1
dengan waktu yang terbatas sehingga pasti akan kembali kepada Allah dengan
waktu yang tidak diketahui siapapun. Berhentinya kehidupan di dunia maka akan
dimulai waktu perhitungan dan pertanggungjawaban atas apa yang telah diperbuat
selama hidup, bagaimana menggunakan pendengaran, penglihatan, hati, tangan,
kaki, mulu dan bagaimana memanfaatkan umur yang telah Allah anugerahkan.
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN TAUBAT
Dalam bahasa arab, kata tobat diambil dari huruf ta,wawu, dan ba‟,
menunjukkan pada arti pulang (al-ruju‟) dan kembali (al-audah). Adapun maksud
tobat kepada Allah adalah pulang kepadanya, kembali ke haribaannya, dan berdiri
didepan pintu surgannya.
Tobat secara bahasa artinya kembali. Secara istilah artinya kembali kepada
Allah yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Menyerah diri pada-Nya
dengan hati penuh penyesalan yang sungguh-sungguh. Yakni kesal, sedih, susah
serta rasa tidak patut atas dosa-dosa yang pernah kita dilakukan sehingga
menangis. Hati terasa pecah-pecah bila mengingati dosa-dosa yang dilakukan itu.
Memohon agar Allah yang Maha Pengampun akan menerima tobat kita. Hati
menyesal akan perbuatan dosa yang kita lakukan itu menjadikan anggota-anggota
lahir (mata, telinga, kepala, kaki, tangan, kemaluan) tunduk dan patuh dengan
syariat yang Allah telah tetapkan dan berjanji tidak akan mengulangi lagi
perbuatan-perbuatan itu kembali.
Bertaubat kepada Allah swt., kata dasarnya tauban, taubatan, dan mataban.
Maksudnya insyaf dari kemaksiatannya dan menyesalinya. Orang yang bertobat
disebut tabi’in. Allah menerima tobatnya, maksudnya Allah mengampuninya dan
kembali memberikan karunia kepadanya.
3
amal. Ilmu akan menghasilkan keadaan dan keadaan akan menghasilkan amal.
Semuannya merupakan sunnatullah yang tidak bisa diubah.
Subtansi tobat adalah kembali kepada Allah dengan melaksanakan apa yang
dicintainya dan meninggalkan apa yang dibencinya. Oleh karena itu Allah
menggantungkan keberuntungan yang mutlak kepada pelaksanaan perintah dan
meninggalkan larangan. Al-Qur’an menyebutkan kata tobat dan devinisinya
sebayak 85 kali, di dalamnya Allah menjelaskan tentang bagaimana orang-orang
terdahulu bertaubat, serta balasan dan pahala yang diberikan kepada orang yang
bertaubat, dan siksannya yang didapatkan oleh orang yang bertaubat dalam
kehidupan nyata.Dengan tobat seseorang hamba akan mendapatkan ampunan dari
Allah. Allah berfirman:
“Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman,
beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar” (QS : taha 82)
4
6) Hatinya terjaga dari kelalaian yaitu selalu mengingat Allah sambil
disertai penyesalan dan rasa takut, dan ini sesuai denagn besarnya
kesalahan.
B. PENGERTIAN MUNASABAH
Muhasabah sejatinya berasal dari kata hasiba yahsabu hisab, maka secara
etimologis makna kata tersebut adalah melakukan perhitungan. Sementara dalam
terminologi syari, makna muhasabah sendiri adalah upaya dalam melakukan
evaluasi terhadap diri sendiri dalam melihat pencapaian dan melihat
keseluruhannya.
5
Hakikat Muhasabah
“Hai orang-orang yang percaya, bertakwalah kepada Allah dan inginlah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan” (QS.Al-Hasyr (59) :18).
Dari Syadad bin Aus ra, dari Rasulullah SAW, bahwa beliau berkata, “Orang
yang pandai adalah yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal
untuk kehidupan sebelum kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah yang
dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah SWT”
(HR. Imam Turmudzi)
Sebagai seorang muslim, kita pun tau bahwa manusia yang beruntung
menemukan yang selamat di yaumul akhir. Karena itulah manusia sangat
disarankan untuk bermuhasabah sebagai pengingat diri di setiap waktu dan
seorang hamba agar tidak menyianyiakan waktu yang diberikan Allah SWT dalam
hidupnya.
6
sebagai manusia yang beradab. Manusia yang berakhlak baiklah yang akan
dicintai Allah SWT.
C. SYARAT-SYARAT TAUBAT
1. Benar-benar Menyesal
Tobat yang dilakukan seorang Muslim juga harus diiringi dengan sholat 2
rakat setelah wudhu.
5. Banyak Berdzikir
D. CARA-CARA BERTAUBAT
Ada beberapa cara untuk kamu bertaubat dari kesalahan dan dosa yang telah
kamu perbuat. Apabila dosa atau kesalahan yang kemu perbuat termasuk dalam
7
dosa kecil, maka kamu perlu untuk bertaubat dengan cara mendekatkan diri
kepada Allah SWT dan selalu beristighfar. Namun apabila dosa yang telah kamu
perbuat itu besar, maka cara bertaubat yang harus kamu lalukan ialah dengan
sholat taubat dan tidak mengulanginya lagi. Kamu juga diharuskan untuk
mengerti cara taubat dengan tulus dan sungguh-sungguh bila memang telah
melakukan dosa besar seperti zina ataupun syirik.
Jika kamu ingin bertaubat, maka kamu sebaiknya untuk menyesali segala
perbuatan yang telah kamu lakukan dengan sungguh-sungguh. Karena sebuah
penyesalan sendiri ialah hakekat untuk bertaubat. Dan apabila kamu masih
teringat dengan kemaksiatan yang kamu perbuat, maka kamu harus melawannya
dengan kesedihan yang ada.
Tentu saja untuk meninggalkan sebuah dosa tersebut kamu haru meninggalkan
perbuatnnya. Selain itu kamu juga harus meninggalkan dan menjauh dari segala
pemicu dosa zina tersebut.
Selain mengakui kesalahan dan meninggalan segala pemicu dari dosa zina
tersebut, cara bertaubat selanjutanya ialah tidak mengulai kesalahan yang telah
diperbuat. Kamu harus memiliki tekad untuk tidak mengulang kembali kesalahan
tersebut.
Cara bertaubat yang sangat disarankan tentu saja kembali mendekatkan diri dan
banyak beribadah kepada Allah SWT. Karena mendekatkan diri kepada Allah
dapat menggugurkan dosa yang telah kamu perbuat. Selain itu telah dijelaskan
pula dalam firman Allah di QS Hud ayat 114.
8
“Dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian
permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu
menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi
orang-orang yang ingat.”
5. Sholat Taubat
Sholat taubat ini bisa kamu lakukan dengan dua rakaat dan juga niat dalam hati.
Niat yang kamu ucapkan hanyalah berniat untuk sholat taubat dan mohon
ampunan agar diridhoi oleh Allah SWT. Dan memohon ampunan kepada Allah
juga bisa dilakukan dengan sholat taubat ini. Pada saat kamu melakukan sholat
taubat, maka kamu pun telah berjanji untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan
yang dilarang oleh Allah SWT.
Lingkungan yang baik tentu saja akan membawa dampak yang baik pula untuk
kamu. Oleh karena itu, jika kamu memang bertekad untuk lepas dari segala
perilaku tak terpuji, maka kamu harus mencari lingkungan yang baik. Hal ini juga
dilakukan untuk memperkuat taubat yang telah kamu lakukan.
7. Rahasiakanlah
Dosa yang pernah kamu perbuat sebaiknya rahasiakan. Rahasiakan dosa dari
siapapun termasuk orang terdekat anda apalagi orang lain. Dalam sebuah hadist
pun Rasulullah pernah bersabda.
“Siapa yang tertimpa musibah maksiat dengan melakukan perbuatan semacam ini
(perbuatan zina), hendaknya dia menyembunyikannya, dengan kerahasiaan yang
Allah berikan.” (HR. Malik)
Maka dari itu sebaiknya kamu mulai untuk menjauhi segala jenis dosa yang ada.
Dan semoga Allah akan mengampuni setiap dosa yang diperbuat dan selalu
meridhoi jalan yang kamu ambil.
9
1. Perintah bertaubat
“Dan seandainya bukan karena keutamaan dari Allah kepada kalian dan kasih
sayang-Nya (niscaya kalian akan binasa). Dan sesungguhnya Allah Maha
penerima taubat lagi Maha bijaksana.” (QS. An Nuur: 10)
10
Pintu taubat ada di hadapanmu terbuka lebar, ia menanti kedatanganmu…
Jalan orang-orang yang bertaubat telah dihamparkan. Ia merindukan pijakan
kakimu… Maka ketuklah pintunya dan tempuhlah jalannya. Mintalah taufik dan
pertolongan kepada Tuhanmu… Bersungguh-sungguhlah dalam menaklukkan
dirimu, paksalah ia untuk tunduk dan taat kepada Tuhannya. Dan apabila engkau
telah benar-benar bertaubat kepada Tuhanmu kemudian sesudah itu engkau
terjatuh lagi di dalam maksiat, sehingga memupus taubatmu yang terdahulu,
janganlah malu untuk memperbaharui taubatmu untuk kesekian kalinya. Selama
maksiat itu masih berulang padamu maka teruslah bertaubat.
2. Keutamaan Taubat
Pada hakikatnya taubat itulah isi ajaran Islam dan fase-fase persinggahan
iman. Setiap insan selalu membutuhkannya dalam menjalani setiap tahapan
kehidupan. Maka orang yang benar-benar berbahagia ialah yang menjadikan
taubat sebagai sahabat dekat dalam perjalanannya menuju Allah dan negeri
11
akhirat. Sedangkan orang yang binasa adalah yang menelantarkan dan
mencampakkan taubat di belakang punggungnya. Beberapa di antara
keutamaan taubat ialah:
Pertama: Taubat adalah sebab untuk meraih kecintaan Allah ‘azza wa jalla.
َإِ َّن هّللا َ يُ ِحبُّ التَّوَّابِينَ َوي ُِحبُّ ْال ُمتَطَه ِِّرين
“Dan bertaubatlah kepada Allah wahai semua orang yang beriman, supaya kalian
beruntung.” (QS. An Nuur: 31)
ِ َوهُ َو الَّ ِذي يَ ْقبَ ُل التَّوْ بَةَ ع َْن ِعبَا ِد ِه َويَ ْعفُو ع َِن ال َّسيِّئَا
ت
“Dan barang siapa yang bertaubat dan beramal saleh maka sesungguhnya Allah
akan menerima taubatnya.” (QS. Al Furqaan: 71) artinya taubatnya diterima
12
Keempat: Taubat merupakan sebab masuk surga dan keselamatan dari siksa
neraka.
ً الِحاNNص َ لN َ Nَاب َوآ َمنَ َو َع ِمَ ت فَ َسوْ فَ يَ ْلقَوْ نَ َغيّا ً إِاَّل َمن ت
ِ صاَل ةَ َواتَّبَعُوا ال َّشهَ َوا َ َف أ
َّ ضاعُوا ال ٌ فَخَ لَفَ ِمن بَ ْع ِد ِه ْم خَ ْل
َ ِفَأُوْ لَئ
ْ ك يَ ْد ُخلُونَ ْال َجنَّةَ َواَل ي
ً ُظلَ ُمونَ َشيْئا
ًل َع َمالN َ Nَا ً إِاَّل َمن تN ِه ُمهَانN ْد فِيNُ ِة َويَ ْخلNوْ َم ْالقِيَا َمNNَ َذابُ يNهُ ْال َعNََف ل
َ Nاب َوآ َمنَ َو َع ِمN َ ق أَثَاما ً ي
ْ اعNُض َ ك يَ ْل
َ َِو َمن يَ ْف َعلْ َذل
ً ت َو َكانَ هَّللا ُ َغفُوراً َّر ِحيما َ ِصالِحا ً فَأُوْ لَئ
ٍ ك يُبَ ِّد ُل هَّللا ُ َسيِّئَاتِ ِه ْم َح َسنَا َ
“Dan barang siapa yang melakukan dosa-dosa itu niscaya dia akan menemui
pembalasannya. Akan dilipatgandakan siksa mereka pada hari kiamat dan mereka
akan kekal di dalamnya dalam keadaan terhina. Kecuali orang-orang yang
bertaubat dan beriman serta beramal saleh maka mereka itulah orang-orang yang
13
digantikan oleh Allah keburukan-keburukan mereka menjadi berbagai kebaikan.
Dan Allah maha pengampun lagi maha penyayang.” (QS. Al Furqaan: 68-70)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang yang bertaubat dari suatu
dosa sebagaimana orang yang tidak berdosa.” (HR. Ibnu Majah, dishahihkan oleh
Al Albani)
“Apabila kalian bertaubat maka sesungguhnya hal itu baik bagi kalian.” (QS. At
Taubah: 3)
“Maka apabila mereka bertaubat niscaya itu menjadi kebaikan bagi mereka.” (QS.
At Taubah: 74)
Kedelapan: Taubat adalah sebab untuk menggapai keimanan dan pahala yang
besar.
Kesembilan: Taubat merupakan sebab turunnya barakah dari atas langit serta
bertambahnya kekuatan.
14
Allah ta’ala berfirman,
َُوا إِلَ ْي ِه يُرْ ِس ِل ال َّس َماء َعلَ ْي ُكم ِّم ْد َراراً َويَ ِز ْد ُك ْم قُ َّوةً ِإلَى قُ َّوتِ ُك ْم َوالَ تَتَ َولَّوْ ْا ُمجْ ِر ِمين
ْ ُوا َربَّ ُك ْم ثُ َّم تُوب
ْ َويَا قَوْ ِم ا ْستَ ْغفِر
“Dan Allah menghendaki untuk menerima taubat kalian.” (QS. An Nisaa’: 27).
Maka orang yang bertaubat berarti dia adalah orang yang telah melakukan perkara
yang disenangi Allah dan diridhai-Nya.
Kedua belas: Keutamaan taubat yang lain adalah Allah bergembira dengan sebab
hal itu.
15
Hal ini sebagaimana disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang
artinya, “Sungguh Allah lebih bergembira dengan sebab taubat seorang hamba-
Nya ketika ia mau bertaubat kepada-Nya daripada kegembiraan seseorang dari
kalian yang menaiki hewan tunggangannya di padang luas lalu hewan itu terlepas
dan membawa pergi bekal makanan dan minumannya sehingga ia pun berputus
asa lalu mendatangi sebatang pohon dan bersandar di bawah naungannya dalam
keadaan berputus asa akibat kehilangan hewan tersebut, dalam keadaan seperti itu
tiba-tiba hewan itu sudah kembali berada di sisinya maka diambilnya tali
kekangnya kemudian mengucapkan karena saking gembiranya, ‘Ya Allah,
Engkaulah hambaku dan akulah tuhanmu’, dia salah berucap karena terlalu
gembira.” (HR. Muslim)
Ketiga belas: Taubat juga menjadi sebab hati menjadi bersinar dan bercahaya.
“Sekali-kali tidak akan tetapi itulah raan yang menyelimuti hati mereka akibat apa
yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al Muthaffifin: 14) (HR. Ahmad, Tirmidzi,
Ibnu Majah dan dihasankan Al Albani)
Oleh karena itu, Sudah sepantasnya setiap orang yang berakal untuk
bersegera menggapai keutamaan dan memetik buah memikat yang dihasilkan oleh
ketulusan taubat ituTunaikanlah taubat yang diharapkan Ilahidemi kepentinganmu
sendiri Sebelum datangnya kematian dan lisan terkunci Segera lakukan taubat dan
tundukkanlah jiwa Inilah harta simpanan bagi hamba yang kembali taat dan baik
amalnya
16
Allah mengabarkan bahwasanya kepemimpinan dalam agama hanya bisa
diperoleh dengan bekal kesabaran dan keyakinan. Kesabaran akan menolak
rayuan syahwat dan keinginan-keinginan yang merusak, sedangkan dengan
keyakinan berbagai syubhat dan keragu-raguan akan tersingkirkan.
a. Perintah Muhasabah
17
menghapuskannya dan bergaullah sesama manusia dengan akhlaq yang baik.”
(HR. Tirmidzi)
b. Keutamaan Muhasabah
Pertama, muhasabah adalah suatu perintah dari Allah SWT. Hal itu
sesuai dengan Alquran surah al-Hasyr ayat 18. Artinya, "Hai orang-orang
yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat);
dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan."
18
yang menghindari bermuhasabah. Dengan menghisab diri sendiri,
seseorang dapat sadar diri. Pada akhirnya, dia kian termotivasi untuk
meningkatkan kualitas amalan-amalan demi mendapatkan ridha-Nya.
19
yang besar dengan istighfar dan tidak ada dosa yang kecil kalau diulang-ulang”.
(HR. Thabrani).
Keempat, berjanji tidak akan mengulanginya benar-benar dari lubuk hati yang
paling dalam, bukan hanya di bibir saja.
1. Pengertian Munasabah
Muhasabah merupakan sebuah cara yang dilakukan oleh nabi dan para
sahabat untuk introspeksi atau mengevaluasi setiap perilaku dan perbuatan yang
sudah dilakukannya, apakah perbuatan tersebut sedah sesuai dengan apa yang
diperintahkan Allah SWT atau tidak.
Muhasabah yang dimaksud dalam Alquran adalah evaluasi diri sebelum amal
perbuatan dihitung di akhirat. Dengan muhasabah, setiap orang akan menyadari
banyaknya kesalahan dan maksiat yang diperbuat sedangkan amalan terlalu
sedikit. Maka dengan muhasabah, seseorang akan menambah perbuatan baiknya
dan berhenti melakukan perbuatan buruk. Allah memerintahkan manusia untuk
selalu bermuhasabah sebagai bekal menghadapi kematian, dengan muhasabah
akan meringankan hisab ketika di akhirat.
20
Dengan muhasabah manusia akan mengetahui letak kesalahan dan seberapa
besar kesalahan yang telah diperbuatnya. Hidup di dunia hanyalah sementara dan
dengan waktu yang terbatas sehingga pasti akan kembali kepada Allah dengan
waktu yang tidak diketahui siapapun. Berhentinya kehidupan di dunia maka akan
dimulai waktu perhitungan dan pertanggungjawaban atas apa yang telah diperbuat
selama hidup, bagaimana menggunakan pendengaran, penglihatan, hati, tangan,
kaki, mulu dan bagaimana memanfaatkan umur yang telah Allah anugerahkan.
2. Terapi Muhasabah
Terapi muhasabah terdiri dari dua suku kata yaitu terapi dan muhasabah.
Secara etimologi, terapi dalam bahasa Arab sepadan dengan kata ”Syafa-Yashfi-
Shifani”, yang berarti pengobatan, mengobati, dan menyembuhkan. Menurut
pandangan beberapa para tokoh, secara terminologi yang dikemukakan oleh
Abdul Aziz Ahyadi, terapi adalah perawatan dengan menggunakan alat-alat
psikologis terhadap permasalahan yang berasal dari kehidupan emosional, dimana
seorang ahli sengaja menciptakan hubungan profesi dengan pasien yang bertujuan
untuk menghilangkan, mengubah, atau menurunkan gejala-gejala yang ada,
meningkatan pertumbuhan serta perkembangan kepribadian kearah yang positif.
Sedangkan menurut James P Chaplin yang dikutip oleh Abdul Mujib dan Jusuf
Mudzakir mengartikan terapi dari dua sudut pandang.Yang pertama, secara
khusus adalah penerapan tekhnik khusus adalah penerapan tekhnik khusus pada
penyembuhan penyakit mental atau pada kesulitan-kesulitan penenangan diri
setiap hari. Kedua, secara luas adalah mencakup penyembuhan lewat keyakinan
agama melalui pembicaraan informal atau diskusi personal dengan guru atau
teman. Maka yang dimaksud dengan terapi diatas ialah pengobatan pikiran dan
perawatan gangguan psikis melalui metode psikologis.
Muhasabah adalah suatu akivitas untuk diri sendiri dengan cara intropeksi,
mawas, atau meneliti diri sendiri. Yakni dengan cara menghitung-hitung
perbuatan yang dilakukan setiap tahun, tiap bulan, tiap minggu, bahkan aktivitas
yang dilakukan tiap hari. Oleh karena itu muhasabah tidak harus dilakukan pada
21
akhir tahun atau akhir bulan. Namun perlu juga dilakukan setiap hari bahkan
setiap saat.38 Konsep muhasabah, dalam al-Qur‟an terdapat dalam surah Al-
Hasyr: 18-19:
”Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap
diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu
Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri.Mereka itulah orang-
orang yang fasik” (QS. Al-Hasyr:18-19).
Dari QS. Al-Hasyr ayat 18-19, dapat memberikan isyarat akan pentingnya
agar selalu bermuhasabah (mengintropeksi diri) setiap pekerjaan yang telah
berlalu ataupun yang dilakukan ketika pekerjaan sedang berlangsung. Oleh karena
itulah Umar r.a. berkata: “adakanlah al-muhasabah kepada dirimu sendiri,
sebelum kamu diadakan orang akan al-muhasabah dan timbangkanlah akan dirimu
itu sebelum kamu ditimbangkan orang lain”. Dalam hadits Rasulullah Shollallahu
„Alaihi Wasallam, konsep muhasabah disebutkan pada beberapa hadits. Salah
satunya yaitu:
“Diriwayatkan dari Umar bin Khattab, Nabi bersabda: Hisablah dirimu sebelum
kamu dihisab, dan hiasilah dirimu sekalian (dengan amal shaleh), karena adanya
sesuatu yang lebih luas dan besar, dan segala sesuatu yang meringankan hisab di
hari kiamat yaitu orang-orang yang bermuhasabah atas dirinya ketika didunia”
(H.R. Tirmidzi).40
Munasabah pada dasarnya merupakan cara untuk menalaah diri agar lebih
bertambah baik dalam berperilaku dan bertindak, atau merupakan cara berpikir
terhadap segala perbuatan, tingkah laku, kehidupan batin, pikiran,perasaan,
keinginan, pendengaran, penglihatan dan segenap unsur kejiwaan lainnya. Hanya
saja upaya intropeksi diri ini sering dijumpai hambatan-hambatan psikologis yang
muncul dari diri sendiri. Hambatan-hambatan itu sendiri antara lain sebagai
berikut:
22
1) Penghalang terhadap segala sesuatu sering tidak dapat diingat kembali secara
keseluruhan.
3) Kerap kali muncul ketidakjujuran terhadap diri sendiri, sehingga tidak adanya
keberanian dalam menuliskan segala sesuatu apalagi menyangkut pikiran-pikiran
yang buruk.
Oleh karena itu, sebagai orang Islam dan beriman, hendaknya senantiasa
pandai-pandai mengoreksi dan membersihkan aib atau kesalahan-kesalahan yang
terjadi pada diri sendiri dan berusaha dengan segala upaya untuk mengekang hawa
nafsu. Karena pada dasaranya, kesalahan-kesalahan yang terjadi itu adalah karena
menurutkan hawa nafsu. Bergejolaknya hawa nafsu itu bersumber dari empat hal,
yaitu: (a)Sering melanggar larangan Allah. (b)Sering berlaku riya‟ (berbuat baik
bukan karena Allah, melainkan supaya mendapat pujian sanjungan dan
sebagainya). (c)Suka membuang-buang waktu dengan percuma. (d)Malas
mengerjakan perintah-perintah Allah.
3. Bentuk-Bentuk Muhasabah
23
mendekatkan diri kepada Allah dan dapat menghindari dosa yang akan
dilakukannya. Dalam melakukan muhasabahseseorang dapat melakukan tiga
bentuk:
Dilakukan dengan selalu mengontrol diri agar tidak menyimpang dari apa yang
semestinya dikerjakan dan bagaimana melaksanakannya. Hal ini dapat mencegah
kemungkinan terjainya penyimpangan pada saat melaksanakan sesuatu atau
menghentikannya sama sekali.
Dilakukan dengan maksud agar dapat menemukan kesalahan yang dilakukan, lalu
menyesali dengan bertaubat kepada Allah dan tidak melakukan perbuatan yang
dilakukan sebelumnya dan masa-masa mendatang.
1) Menutup Mata Dari Berbagai Akibat Kesalahan dan dosa yang dilakukan
manusia tentu ada akibatnya, baik di dunia maupun di akhirat. Manakala
seseorang tidak melakukan muhasabah, dia akan menutup mata dari berbagai
akibat perbuatan yang buruk, baik akibat yang menimpa diri dan keluarganya
maupun akibat yang menimpa orang lain.
24
2) Larut Dalam Keadaan Efek negative berikut dari tidak melakukan
muhasabahadalah seseorang akan larut dalam keadaan sehingga dia dikendalikan
oleh keadaan bukan pengendali keadaan.
4. Manfaat Muhasabah
a. Mengetahui aib sendiri. Barang siapa yang tidak memeriksa aib dirinya,
maka ia akan mungkin menghilangkannya.
25
beristrahat di masa kematiannya. Apabila ia mengekang dirinya dan
menghisab sekarang, maka orang tersebut akan istrahat kelak di saat
kedahsyatan hari penghisaban.
BAB III
PENUTUP
26
A. Kesimpulan
Subtansi tobat adalah kembali kepada Allah dengan melaksanakan apa yang
dicintainya dan meninggalkan apa yang dibencinya. Oleh karena itu Allah
menggantungkan keberuntungan yang mutlak kepada pelaksanaan perintah dan
meninggalkan larangan. Al-Qur’an menyebutkan kata tobat dan devinisinya
sebayak 85 kali, di dalamnya Allah menjelaskan tentang bagaimana orang-orang
terdahulu bertaubat, serta balasan dan pahala yang diberikan kepada orang yang
bertaubat, dan siksannya yang didapatkan oleh orang yang bertaubat dalam
kehidupan nyata.Dengan tobat seseorang hamba akan mendapatkan ampunan dari
Allah.
Muhasabah merupakan sebuah cara yang dilakukan oleh nabi dan para
sahabat untuk introspeksi atau mengevaluasi setiap perilaku dan perbuatan yang
sudah dilakukannya, apakah perbuatan tersebut sedah sesuai dengan apa yang
diperintahkan Allah SWT atau tidak.
B. Saran
Berdasarkan hasil makalah yang dibuat ini, semoga bermanfaat bagi pribadi
sendiri. Disamping itu, semoga dapat menambah wawasan mahasiswa/mahasiswi
yang masih dalam fase belajar, serta mempermudah mahasiswa/mahasiswi dalam
memahami PSIKOTERAPI MELALUI TAUBAT ATAU MUHASABAH Jauh
sebelumnya, telah disadari bahwa makalah ini belum sepenuhnya sempurna, untuk
itu diperlukan kritik dan saran kalian semua.
27
DAFTAR PUSTAKA
28
Al-Imam Abul Fida Isma‟il Ibnu Katsir ad-Dimasyqi,2002 Terjemah Tafsir Ibnu
Katsir Juz 28, Bandung: Sinar Baru al-Gensido,
Manal Abu Hasan,2010. Meniti Jalan Taubat, Jakarta: Cakra Lintas Media,
29