NAMA KELOMPOK 4
MUFIDATUL HASANAH (63030200040)
EKA SILVI SUTRISNO (63030200047)
DIYANAH AZZAH HANIFAH (63030200052)
DIYAH SITI FATIMAH (63030200053)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Maqamat dalam Tasawuf :
Taubat dan Sabar:” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak
Nashrul Haqqi Firmansyah, M.Pd. pada mata kuliah Akhlak Tasawuf. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Maqamat dalam Tasawuf : Taubat dan
Sabar” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Nashrul Haqqi Firmansyah, M.Pd.
Selaku Dosen Akhlak Tasawuf yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Taubat dan Sabar merupakan upaya yang harus dilakukan oleh manusia agar manusia
selamat dunia dan akhirat. Dengan bertaubat berarti kita menyesali semua dosa yang telah
kita perbuat, baik yang kita sengaja atau tidak kita sengaja karena sebagai manusia kita pasti
tidak lepas dari yang namanya dosa, baik dosa kepada sang pencipta yaitu Allah SWT atau
dengan sesama manusia. Taubat itu merupakan solusi dan setelah bertaubat kita diharapkan
untuk tidak melakukan kesalahan-kesalahan yang dulu pernah kita lakukan dan menuju pada
pribadi yang lebih baik karena telah bersih dari dosa-dosa.
Sabar adalah sifat yang harus dimiliki oleh setiap manusia agar ia selalu merasa cukup
dan selalu syukur terhadap apa yang Allah takdirkan kepadanya. Dengan melalui pintu sabar
maka akan terbuka pintu-pintu yang lain seperti tabah, baik hati, berprasangka baik dan
sebagainya. Maka dari itu kita sebagai manusia harus selalu menumbuh kembangkan sifat
sabar. Dan dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai taubat dan sabar.
B. Rumusan masalah
a. Apa definisi taubat dan sabar ?
b. Apa saja dalil Al-Qur’an dan Hadist tentang taubat dan sabar !
c. Apa saja contoh sikap dan perilaku taubat dan sabar ?
C. Tujuan
a. Mengetahui pengertian Taubat dan Sabar
b. Mengetahui Dalil Al-qur’an dan Hadis tentang Taubat dan Sabar dengan penjelasannya
c. Mengetahui contoh Sikap dan Perilaku Taubat dan Sabar
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Taubat dan Sabar
Pengertian taubat
Pengertian Taubat berarti merasa bersalah atau menyesal atas perbuatan yang tidak sesuai
dengan ajaran agama. Tobat nasuha berarti tobat yang sebenar-benarnya dengan janji tidak
akan mengulangi lagi.
Taubat secara bahasa artinya kembali. Secara istilah artinya kembali kepada Allah yang
Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Menyerah diri pada-Nya dengan hati penuh
penyesalan yang sungguh-sungguh tidak cukup dengan hanya mengucapkan istighfar di
mulut, “ Astaghfirullahal adzim” Hati tidak merasa bersalah dan berdosa.
Tidak semudah itu Allah SWT hendak menerima taubat hamba-hamba-Nya kecuali
setelah menempuh syarat-syarat (proses) yang telah ditetapkan-Nya.Syarat-syarat taubat ada
dua bagian sebagaimana dosa dan pahala terbagi kepada dua, yaitu:
a. Syarat taubat di atas dosa dan kesalahan dengan Allah
b. Syarat taubat di atas dosa dan kesalahan dengan sesama manusia
Taubat sebagai maqam yg pertama para penempuh jalan sufi. sebagaimana ibnu taimiyah
mengawali tasawuf dengan ulasan tobat. Ia menegaskan bahwa allah swt sangat mencintai
orang orang yang bertobat dan mensucikan dirinya dan bahwa tobat merupakan salah satu
karakter penting seorang wali allah. Qs.an-nur ayat 31 Rasulullah bersabda "wahai sekalian
manusia ! Bertobatlah kalian semua kepada allah, sebab aku bertobat dalam sehari sebanyak
100 kali."
Tingkatan taubat :
Taubat bagi kalangan awam yaitu tobat pada tingkatan yang paling dasar,dimana
seseorang yang melakukan tobat di tuntut untuk memenuhi persyaratan yang paling
minimal. Yaitu menyesali segala perilaku kesalahan yang telah dilakukan dengan
sepenuh hati.
Taubat yang kembali dari yang baik menuju yang lebih baik yakni seseorang yang
betobat pada tingkatan ini dituntut untuk.kembali dari perbuatan yang lebih baik menuju
yang terbaik. Kembali dari yang terbaik menuju kepada allah SWT. Pada tingkatan ini
seorang yang bertobat akan berbuat yang terbaik dengan tanpa motivasi apapun kecuali
karena allah SWT.
Komponen tobat :
Menyesali kesalahan yang telah dilakukan
Berketepatan hati untuk tidak mengulangi kesalahan serupa
Memperbaiki kesalahan dengan amal soleh
Mencari ridha Allah SWT kepada sesama atas kesalahan yang telah diperbuat.
Taubat menyangkut dosa terhadap Allah, Imam Nawawi mengatakan bahwa ada 3 (tiga)
syarat dalam melaksanakan taubat yang wajib dilakukan oleh setiap Muslim atas dosa yang
dilakukan apabila maksiat itu di antara manusia dengan Allah dan tidak berhubungan dengan
hak sesama manusia(haqqul 'adami), maka ada 3 (tiga) syarat:
Apabila tidak terpenuhi ketiga syarat di atas, maka tidak sah taubatnya. Syarat Taubat Dosa
Dengan Allah SWT.
Antara syarat-syarat taubat yang berhubung kait dengan Allah ialah:
Menyesal sungguh di atas dosa-dosa yang telah dilakukan. Yakni terasa kesal, sedih,
dukacita, rasa tidak patut kerana melanggar syariat Allah. Sekaligus datang perasaan
menyerah diri kepada-Nya.
Berazam/bercita-cita bersungguh-sungguh tidak akan mengulangi lagi perkara-perkara
yang menjadi larangan Allah itu.
Meninggalkan perkara-perkara yang mendatangkan dosa-dosa dengan Allah sama ada
dosa besar atau dosa kecil.
Antara contoh-contoh dosa besar ialah meninggalkan sembahyang, tidak puasa, mengadu
nasib, minum arak, zina, judi, riba, memfitnah, mengumpat, membunuh dan lain-lain lagi.
Di antara dosa-dosa kecil ialah mendedahkan aurat, bergaul bebas antara lelaki dan
perempuan, mendengar nyanyian yang menaikkan nafsu syahwat, bercakap perkaraperkara
lucah, bergurau berlebih-lebihan, berkelakar, membazir dan lain-lain lagi.
Taubat menyangkut dosa terhadap sesama manusia. Sedangkan jika dosa itu berhubungan
dengan hak anak Adam/sesama manusia maka lebih lanjut Imam Nawawi menyebutkan ada
4 (empat) syarat yaitu:
Menyesal sungguh-sungguh di atas segala kesalahan yang dibuat terhadap orang lain itu.
Benar-benar terasa di hati perasaan sedih, dukacita dan rasa tidak patut berbuat begitu.
Meninggalkan terus perkara-perkara yang mendatangkan dosa dengan manusia.
Berazam bersungguh-sungguh untuk tidak mengulangi perkara-perkara yang
mendatangkan dosa yang ada hubungan dengan manusia (mu’amaidh).
Meminta maaf atau meminta ridho (halal) kepada orang yang kita telah berbuat dosa
terhadapnya atau bayar semula ganti rugi atau pulangkan barang yang telah diambil
Pengertian sabar
Sabar secara bahasa artinya ikatan. Menurut ajaran Islam, sabar adalah sikap teguh dalam
menghadapi segala cobaan dan rintangan dengan tidak melupakan ikhtiar atau usaha. Sabar
tidak sama dengan pasrah. Pasrah adalah sifat penyerah terhadap keadaan tanpa melakukan
usaha atau disebut juga berangan-angan tanpa usaha. Sikap sabar mengandung pengertian
menerim.dengan lapang dada dan hati terbuka kepada apa saja yang datang dari Allah SWT.
Baik dalam menerima serta melaksanakan ketentuan-ketentuan agama maupun yang
berkenaan dengan masalah nasib dirinya. dikalangan para sufi sabar yaitu sabar dalam
menjalankan-menjalankan perintah allah SWT, menjauhi segala larangannya dan menerima
segala cobaan-cobaan yang diberikan. Firman Allah swt.: “Wahai orang-orang yang
beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah
beserta orang-orang yang sabar.” (Surah Al-Baqarah [2]:153)
Hakikat sabar berarti ketika kita mampu mengendalikan diri dari dosa, menaati segala
perintah Allah, ketika mampu memegang teguh akidah Islam, dan ketika mampu tabah serta
tidak mengeluh atas musibah dan keburukan apa pun yang menimpa kita.
Sabar dibagi menjadi empat macam berikut ini :
a. Bersabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, contohnya salat, puasa, zakat, haji,
menuntut ilmu, tawa«u, dan qana’ah. Sabar dalam melaksanakan perintah Allah. Dalam
menjalankan kewajiban sebagai hamba Allah sekaligus khalifah, kita manusia yang tidak
bisa meninggalkan kesabaran. Dalam melaksanakan shalat yang merupakan kewajiban
sehari-hari saja, Allah memerintahkan kepada manusia untuk bersabar. Hal ini
sebagaimana tertuang dalam Al-Qur’an surat Thaha ayat 132: “Dan perintahkanlah
kepada keluargamu mendirikan shalat dan Bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.
kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezki kepadamu. dan akibat
(yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.”
b. Bersabar untuk tidak melakukan hal-hal yang diharamkan Allah, contohnya
meninggalkan minuman keras, tidak berjudi, dan menjauhi marah.Sabar dalam usaha
menjauhi larangan Allah. Selain bersabar dalam menjalan ibadah, sabar juga berlaku
dalam menjauhi larangan Allah. Setiap saat, kita dihadapkan pada godaan nafsu dan
syetan yang membuat kita melanggar larangan Allah tersebut. Dalam melawan nafsu
yang merupakan musuh utama manusia, kita dituntut untuk bersabar. Kita harus berupaya
sekuat mungkin mengendalikan diri. Sehingga tidak menuruti keinginan nafsu dan
bisikan syetan yang hendak menjerumuskan kita.
c. Bersabar ketika menghadapi musibah atau cobaan yang menimpanya, contohnya
kehilangan harta, dikurangi rezekinya, terkena banjir, dan bencana alam. Sabar dalam
musibah, jika kita sudah bersabar dalam keadaan lapang, maka kita juga harus bersabar
dalam keadaan sempit. Setiap musibah atau kesedihan yang menimpa kita harus kita
hadapi dengan sabar. Sehingga tidak ada pikiran apalagi bahasa yang menyalahkan
takdir. Dengan sabar, kita tidak akan mengeluh sedikitpun. Kita akan menghadapi
musibah dengan hati yang luas.
d. Bersabar Dalam Nikmat yang Diberikan Allah
Bahkan dalam menikmati karunia Allah, kita harus bisa mengendalikan diri. Jangan
sampai terlena hingga membuat kita lupa siapa kita dan darimana kita berasal. Banyak
contoh kisah di masa lalu tentang orang yang tidak sabar dalam menerima nikmat dari
Allah. Contohnya ialah Fir’aun yang mengaku Tuhan karena diberi kekuasaan dan
kesehatan lebih dibandingkan manusia yang lain. Lalu Qarun yang menjadi super kikir
lantaran tidak sabar dalam menerima kelebihan harta yang Allah berikan. Saat ini, banyak
juga contoh orang-orang yang tidak sabar dalam menerima nikmat Allah. Si penguasa
menjadi lupa karena kekuasaannya. Si kaya lupa karena kekayaannya. Bahkan orang
yang berpengetahuan menjadi sombong lantaran merasa paling tahu.
َِإ َّن هَّللا َ يُ ِحبُّ التَّوَّابِينَ َوي ُِحبُّ ْال ُمتَطَه ِِّرين
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang
menyucikan diri.” (Q.S Al-Baqarah: 222)
ت َأ ْن تَ ِميلُوا َم ْياًل َع ِظي ًما َ َُوهَّللا ُ ي ُِري ُد َأ ْن يَت
ِ وب َعلَ ْي ُك ْم َوي ُِري ُد الَّ ِذينَ يَتَّبِعُونَ ال َّشهَ َوا
“Dan Allah hendak menerima taubatmu, sedang orang-orang yang mengikuti keinginan hawa
nafsunya menghendaki agar kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran).” (Q.S An-
Nisa: 27)
Nabi saw. bersabda, “Tidak ada yang lebih dicintai oleh Allah ta’ala dari pada pemuda yang
taubat dan tidak adalah yang lebih dibenci Allah ta’ala dari pada orang tua yang selalu
istiqamah pada kemaksiatan-kemaksiatannya.” Hadis tersebut merupakan potongan hadis
riwayat imam Abul Mudhaffar dari sahabat Salman Al-Farisi r.a.
}ُب لَه ِ {النَّ َد ُم تَوْ بَةٌ َوالتَّاِئبُ ِمنَ ال َّذ ْن:صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم
َ ب َك َم ْن اَل َذ ْن َ َوقَا َل
Nabi saw. bersabda, “Penyesalan itu taubat dan orang yang bertaubat dari dosa itu seperti
orang yang tidak ada dosa baginya.” Hadis ini diriwayatkan oleh imam Ath-Thabarani dan
Abu Nu’aim dari sahabat Ibnu Sa’id Al-Anshari r.a.
a. Hadist Pertama diriwayatkan oleh imam Al-Bazzar dan imam Abu Ya’la dari sahabat
Abu Hurairah r.a. imam An-Nawawi:
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sabar itu ketika pertama kali mendapatkan musibah.”
Hadist ini menjelaskan bahwa kesabaran yang sempurna itu adalah kesabaran saat
pertama kali mendapat musibah karena bisa dikatakan kesabaran pertama kali adalah
kesabaran paling berat yang diterima.
b. Hadis ini diriwayatkan oleh imam Abu Nu’aim dari Sayyidah ‘Aisyah R.A.
Nabi Muhammad SAW. bersabda, “Jika kesabaran itu adalah seorang laki-laki, maka
sungguh ia adalah laki-laki yang mulia.”
c. Hadist ketiga
Nabi Muhamad SAW. bersabda, “Jika Allah mencintai seorang hamba, maka Allah akan
mencobanya dengan cobaan yang tidak ada penawarnya, jika ia sabar maka Dia akan
memilihnya, dan jika ia ridha, maka Allah akan memilihnya (sangat mencintainya).”
Hadist ini belum ditemukan sanad dan perawinya, seperti halnya penjelasan imam An-
Nawawi Al-Batani saat mensyarah hadis ini tidak menyebutkan riwayat dan perawinya.
Orang Arab yang awalnya menyembah berhala, diganti dengan keimanan dan tauhid
kepada Allah.
Orang Arab yang semula bertabiat dan berwatak buruk, diganti dengan budi pekerti
serta akhlak yang mulia.
Peraturan-peraturan yang semula merugikan masyarakat yang lemah berupa hukum
rimba, diganti dengan hukum Allah swt..
Manusia yang semula berpecah-belah, diganti dengan bersatunya umat manusia tanpa
membedakan warna kulit, warga negara, bahasa maupun derajat dan keturunan.
Firman Allah swt : “Maka bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah itu benar, dan
mohonlah ampun untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu
petang dan pagi” (Surah Al-Mu’minμn [40]:55)
Perilaku Sabar dalam Kehidupan Sehari-hari
Seseorang tidak mungkin mempunyai kesabaran kecuali jika ia dibantu oleh cahaya iman.
Kesabaran memiliki lima ciri sebagai berikut:
Ali bin Abu Thalib berkata, “Hubungan sabar dengan iman adalah seperti hubungan kepala
dengan badan. Jika kepala terpotong, badan akan binasa.
Dengan demikian, tidak ada iman tanpa sabar.” Untuk dapat bersabar, agama Islam
mengajarkan perilaku dalam kehidupan, antara lain :
B. Saran
Semoga Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi setiap mahasiswa dan mengetahui
apa itu pengertian sabar, bagaimana sabar dan taubat dalam ilmi tasawuf serta dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Tidak lupa kritikan dan masukan sangat
kami harapkan untuk kedepannya agar menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
https://bincangsyariah.com/khazanah/hadis-hadis-keutamaan-taubat/
https://saintif.com/hadist-tentang-sabar/
Anwar, Rosihon. 2010, Ahklak Tasawwuf, Bandung: CV Pustaka Setia.
Abdul Mustaqim. 2007. Ahklak Tasawuf. Yogyakarta: CV. Kreasi Wacana.