PENDAHULUAN
1
Mahmoud, Abdul Halim. 1999. Hal Ihwal Tasauf : Analisa Tentang Al-Munqidz Min al-Dhalal.
Jakarta : Daarul Ihya.
2
ibid
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Taubat
Taubat berasal dari kata “taba” yang berarti kembali, sedangkan menurut
istilah taubat artinya kembali mendekatkan diri kepada allah setelah menjauh
darinya. Adalah sebuah keinginan, kegandrungan, kebutuhan akan Allah SWT.
Maupun segala yang dapat membuat kita lebih mengenalnya Oleh karena itu,
landasan bertaubat adalah mencari Allah Singkatnya bahwa bertaubat adalah
kembalinya seorang hambaa dari kemaksiatan menuju ketaatan kepada Allah
SWT., dengan menjalankan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang
dibenci-Nya.3
ع ْبدِي َ أَنَا ِع ْن َد َظ ِن: يَقُو ُل هللاُ ت َ َعالَى: َقا َل النَّ ِب ُّي صلى هللا عليه وسلم:َ قَال،حديث أ َ ِبي ه َُري َْرةَ رضي هللا عنه
ٍ ذَك َْرتُهُ ِفي َم،إل
إل َخي ٍْر ٍ ذَك َْرتُهُ فِي نَ ْفسِ ي َو ِإ ْن ذَك ََرنِي فِي م،س ِه ِ ِبي َوأَنَا َمعَهُ ِإذَا ذَك ََرنِي فَ ِإ ْن ذَك ََرنِي فِي نَ ْف
، تَقَ َّربْتُ إِلَ ْي ِه بَاعًا َوإِ ْن أَتَا ِني يَ ْمشِي،ب إِلَ َّي ذ َِراعًا
َ تَقَ َّربْتُ إِلَ ْي ِه ذ َِراعًا َوإِ ْن تَقَ َّر،شب ٍْر
ِ ب إِلَ َّي ِب
َ ِم ْن ُه ْم َوإِ ْن تَقَ َّر
باب قول هللا تعالى (ويحذركم هللا نفسه15 : كتاب التوحيد97 : أخرجه البخاري في.)أَت َ ْيتُهُ َه ْر َولَة ً
Artinya : ‘’Abuhurairah r.a. berkata: Nabi saw. bersabda. Allah ta'ala berfirman:
Aku selalu mengikuti sangka hamba-Ku pada-Ku, dan Aku selalu menolongnya
selama ia ingat (dzikir) pada-Ku, jika ia dzikir (ingat) pada-Ku dalam hatinya.
Aku ingat padanya dalam diriku, dan bila ia ingat (dzikir) padaku di tengah-
tengah rombongan maka Aku juga ingat padanya di tengah rombongan yang lebih
baik dari rombongannya, dan jika ia mendekat padaku sejengkal, maka Aku
mendekat kepadanya sehasta, dan bila ia mendekat kepadaku sehasta maka aku
lebih mendekat kepadanya sedepa, dan bila ia datang kepada-Ku berjalan, maka
Aku datang kepadanya berlari. (Bu-khari. Muslim). Yakni Allah yang mendahului
karunia-Nya terhadap hamba-Nya. (al-Lu’lu wal Marjan : 1746)
Mengerjakan taubat itu hukumnya wajib dari segala macam dosa. Jikalau
kemaksiatan itu terjadi antara seseorang hamba dan antara Allah Ta'ala saja, yakni
tidak ada hubungannya dengan hak seseorang manusia yang lain, maka untuk
bertaubat itu harus menepati tiga macam syarat, antara lain :
3
Hawwa, Sa’id. 2005. Tazkiyatun Nafs : Intisari Ihya Ulumuddin. Terj. Tim Kuwais : Abdul
Amin, Lc, dkk. Jakarta : Darus Salam.
2
1. Hendaklah menghentikan sama sekali-seketika itu juga -dari kemaksiatan
yang dilakukan.
2. Merasa menyesal kerana telah melakukan kemaksiatan tadi.
3. Berniat tidak akan kembali mengulangi perbuatan maksiat itu untuk
selama-lamanya.
Jikalau salah satu dari tiga syarat tersebut di atas itu ada yang ketinggalan
maka tidak sahlah taubatnya. Apabila kemaksiatan itu ada hubungannya dengan
sesama manusia, maka syarat-syaratnya itu ada empat macam, iaitu tiga syarat
yang tersebut di atas dan keempatnya ialah supaya melepas-kan tanggungan itu
dari hak kawannya.4 Maka jikalau tanggungan itu berupa harta atau yang semisal
dengan itu, maka wajiblah mengembalikannya kepada yang berhak tadi, jikalau
berupa dakwaan zina atau yang semisal dengan itu, maka hendaklah mencabut
dakwaan tadi dari orang yang didakwakan atau meminta saja pengampunan
daripada kawannya dan jikalau merupakan pengumpatan, maka hendaklah
meminta penghalalan yakni pemaafan dari umpatannya itu kepada orang yang
diumpat olehnya.
Seseorang itu wajiblah bertaubat dari segala macam dosa, tetapi jikalau
seseorang itu bertaubat dari sebahagian dosanya, maka taubatnya itupun sah dari
dosa yang dimaksudkan itu, demikian pendapat para alim-ulama yang termasuk
golongan ahlul haq, namun saja dosa-dosa yang lain-lainnya masih tetap ada dan
tertinggal - yakni belum lagi ditaubati.5
B. Syarat-syarat Taubat
Banyak manusia yang tidak tahu akan hakikat taubat, syarat, dan adab-
adabnya. Oleh karena itu,banyak yang bertaubat hanya dengan lisan saja,
sedangkan hati mereka kosong, sehingga mereka tidak berhenti melakukan
maksiat. Artinya bahwa tidak semua taubat dapat diterima, tentu terdapat
beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar taubat diterima oleh Allah.
Supaya taubat kita diterima oleh Allah SWT., maka ada beberapa hal yang
harus dilakukan, diantaranya adalah :
4
Hawwa, Sa’id. 2005. Tazkiyatun Nafs : Intisari Ihya Ulumuddin. Terj. Tim Kuwais : Abdul
Amin, Lc, dkk. Jakarta : Darus Salam.
5
ibid
3
4. Mengembalikan kezaliman kepada pemiliknya, atau meminta untuk
dihalalkan.
5. Ikhlas.
6. Tobat dilaksanakan pada waktu masih hidup (sebelum sakaraul maut)
C. Faedah Taubat
Setelah kita mengetahui syarat dan hal-hal yang dapat menggerakkan hati
untuk bertaubat, maka kita dapat mengetahui manfaat taubat diantarnya adalah :
D. Kriteria Taubat
4
2. Tobat seseorang ketika hampir mati atau sekarat
3. Tobat nasuha atau tobat yang sebenar-benarnya. Tobat nasuha adalah tobat
yang dilakukan dengan sungguh-sungguh atau semurni-murninya. Tobat
semacam inilah yang dinilai paling tinggi.
a. Segera mohon ampun dan meminta tolong hanya kepada Allah (QS An
Nahl : 53)
b. Meminta perlindungan dari perbuatan setan atau iblisdan ari kejahatan
makhluk lainnya. (QS An Nas : 1-6, Al Falaq : 1-5, dan An Nahl : 98)
c. Bersegera berbuat baik atau mengadakan perbaikan, dengan sungguh-
sungguh, sesuai keadaan, tidak melampaui batas, dan hasilnya tidak boleh
diminta segera (QS Al A’raf : 35, Hud : 112, Al Isra’ : 17-19, Al Anbiya :
90 & 37, Az Zumar : 39) serta sadar karena tidak semua keinginan dapat
dicapai. (QS An Najm : 24-25)
d. Menggunakan akal dengan sebaik-baiknya agar tak dimurkai Allah (QS
Yunus : 100) dan menggunakan pengetahuan tanpa mengikuti nafsu yang
buruk (QS Hud : 46 dan Ar Rum : 29) serta selalu membaca ayat-ayat
alam semesta Al Qur’an (QS Ali Imran : 190-191), mendengarkan
perkataan lalu memilih yang terbaik (QS Az Zumar : 18), dan bertanya
kepada yang berpengetahuan jika tidak tahu (QS An Nahl : 43)
e. Bersabar (QS Al Baqarah :155-157) karena kalau tidak sabar orang
beriman dan bertakwa tidak akan mendapat pahala (QS Al Qasas : 30)
f. Melakukan salat untuk mencegah perbuatan keji dan munkar (QS Al
Ankabut : 45) dan bertebaran di muka bumi setelah selesai salat untuk
mencari karunia Allah dengan selalu mengingatnya agar beruntung (QS Al
Jumuah : 9-10)
g. Terus menerus berbuat baik agar terus menerus diberi hikmah (QS Yusuf :
22, Al Qasas : 4, Al Furqan : 69-71, At Taubah : 11 dan Al mukmin : 7).
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Taubat ada tiga macam, yaitu Taubat umum ('Am), taubat khusus Khâsh,
dan taubat paling khusus (khawwâshul khawwâsh) :
1. Taubat umum adalah taubat dari maksiat, yaitu taubat orang-orang yang
bermaksiat.
2. Taubat khusus adalah taubat dari taubat umum, taubat ini adalah taubatnya
para Nabi terdahulu
3. Taubat paling khusus adalah taubat dari perhatian terhadap selain Allah
swt, ini adalah taubatnya Rasulullah saw dan Ahlul bait (sa). Jadi taubat
mereka adalah kembali kepada Allah dari pandangan kepada selain Allah.
Istilah taubat ini dikenal di kalangan ahli suluk.
6
Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir Al-Mishbah : Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an. Jakarta :
Lentera Hati.