Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Kekuatan Doa

Doa secara bahasa bermakna merayu, mengundang, mengutarakan, memelas dan


meminta. Secara terminologi doa berarti mendekatkan diri kepada Allah Swt dengan segenap
jiwa dan raga untuk mengutarakan suatu permohonan.1 Adapun yang dimaksud dengan kekuatan
doa yaitu menyampaikan harapan kepada Allah Swt dengan penuh pengharapan, rasa ikhlas,
niscaya Allah Swt akan mengabulkan doa tersebut. Setiap doa yang dipanjatkan dengan penuh
pengharapan dan ikhlas niscaya akan diijabah oleh Allah SWT. Itulah kekuatan dari doa yang
akan dirasakan bagi hamba-Nya yang sabar dan taat. Seperti dalam sabda Rasulullah SAW yang
artinya:

“Barangsiapa yang mengangankan sesuatu (kepada Allah), maka perbanyaklah angan-angan


tersebut karena ia sedang meminta kepada Allah ‘Azza wa Jalla.” (HR. Ibnu Hibban no. 889,
dishahihkan al-Albani dalam Shahih al–Jami’ no. 437).

Kekuatan Doa dalam Al-Qur’an

Secara bahasa kata doa berasal dari kata daaa yadu duaaan wadawatan yang mempunyai
banyak arti, sebagaimana pula terkonsep dalam ayat-ayat Alqur’an al Karim. Doa dalam hal ini
memiliki beberapa pengertian antara lain:

1) Permintaan (Assual) sebagaimana firman Allah Swt dalam QS al Mukmin:60 yang


artinya:
Dan Tuhanmu berfirman: Mintalah kepadaKu, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.
Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu (berdoa
kepadaKu) akan masuk neraka jahannam dalam kaeadaan hina.
2) Minta Tolong (Istighatsah) sebagaimana firman Allah dalam QS al Baqarah: 23 yang
artinya:
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Alqur’an yang kami wahyukan kepada
hamba kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Alqur’an itu dan
ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.
3) Pujian atau Sanjungan (as Tsana) sebagaimana firman Allah dalam QS al Isra: 110 yang
artinya:
Katakanlah: “Serulah Allah atau serulah ar Rahman, dengan nama yang mana saja kamu
seru, dia mempunyai al asmaaul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu
mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah
jalan tengah di antara kedua itu”.
4) Perkataan atau ucapan (al Qawl) sebagaimana firman Allah dalam QS Yunus: 10 yang
artinya:

1
Ferudun Ozdemir, Allah Dihatiku Allah dekalbim, (Jakarta: Zahira 2015), Cet. Hal,45
Doa mereka didalamnya ialah: “subhanakallahumma, dan salam penghormatan mereka
ialah: “salam” (sejahtera dari segala bencana), dan penutup doa mereka ialah:
“alhamdulillahi rabbil aalamin”.
5) Sembahan (ibadah) sebagaimana peringatan Allah kepada orang-orang musyrik, kita
diharapkan senantiasa tidak menyembah dan meminta pertolongan apapun kecuali hanya
kepadaNya. Allah Swt berfirman dalam QS Yunus:106 yang artinya:
“Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula)
memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian) itu,
maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zalim.”

Didalam doa sesungguhnya terdapat tiga unsur yang penting yaitu:

1) Pernyataan seorang hamba tentang eksistensi Allah Swt. Dengan kata lain, seorang
hamba yang merasa yakin sepenuhnya bahwa Allah Swt memang ada, Maha Kuasa,
Maha Pemurah dan Penyayang selaku Dzat paling agung. Dialah satu-satunya Dzat yang
patut dimintai pertolongan, tiada yang lain yang dapat memberikan manfaat dan
mendatangkan mudharat selain diri-Nya. Maka hendaknya seorang hamba hanya
senantiasa berdoa, memohon sesuatu kepada Allah Swt saja dengan penuh keyakinan
bahwa di tangan Allah Swt terletak segala kekuasaan mutlak untuk mengabulkan segala
permohonan.
2) Pernyataan seorang hamba tentang ketidakberdayaannya. Setelah berusaha sungguh-
sungguh, pada akhirnya seorang hamba akan pasrah kepada Allah Swt karena dia yakin
bahwa segala usaha yang telah dilakukan hanyalah sebatas ikhtiar belaka.
3) Wujud nyata intropeksi diri. Selaku hamba Allah Swt yang sangat lemah, kita harus
senantiasa menyadari status kita di hadapan Nya. Namun, dibalik kelemahan itu, kita juga
harus yakin adanya doa-doa kita sepanjang kita dekat dan taat dalam menjauhi segala
larangan dan mentaati segala perintah-Nya. Sebaliknya, kita juga tidak boleh khilaf
bahwa Allah Swt pasti tidak akan mengabulkan permintaan kita selama kita masih
melanggar segala larangan dan menjauhi segala perintahnya (Sudarmaji, 2005: 66-68).

Kendala di Kabulkannya Doa

1) Tidak memenuhi hak Allah


Hak Allah atas manusia adalah agar mereka beribadah kepada-Nya. Setiap manusia
haruslah mensyukuri nikmat yang dilimpahkan Allah kepada mereka dengan jalan
beribadah kepada-Nya.
2) Tidak mengamalkan isi Al-Qur’an
3) Tidak mengikuti sunah rasul
4) Tunduk kepada setan
Setan itu adalah musuh bagi manusia yang selalu ingin menjerumuskan manusia ke
lembah kenistaan sehingga ia memiliki banyak teman di dalam api neraka. Namun pada
umumnya manusia bertekuk lutut dan tidak berdaya menahan bujuk rayu dan godaan
setan.
5) Mau masuk surga tetapi tidak mau beramal
6) Menjerumuskan diri sendiri ke jurang api neraka
Maksudnya ialah pada umumnya manusia ingin memasuki pintu kebahagiaan, namun dia
menguncinya sendiri. Yaitu dia tidak mau mengerjakan yang ma’ruf tetapi selalu
bergelimang dosa dan maksiat. Berarti ia telah menjerumuskan dirinya sendiri ke dalam
api neraka.
7) Merasakan nikmat tetapi tidak mau bersyukur

Anda mungkin juga menyukai