CEK KHAMSIATUN
Dosen Tetap Fakultas Tarbiyah Universitas
Serambi Mekkah Banda Aceh
ABSTRAK
Kajian ini membahas tentang pentingnya doa dalam menjalani kehidupan.
Doa adalah sarana untuk memperoleh kekuatan dalam mencapai tujuan hidup
yang di tujukan kepada Allah. Bagi seorang yang beriman, doa adalah
rutinitas yang senantiasa dilakukan karena menyadari sifat diri sebagai
manusia yang lemah tanpa daya, kecuali hanya dari kekuatan Allah. Doa
adalah ibadah yang agung dan amal shalih yang utama, bahkan ia merupakan
esensi ibadah dan subtansinya. Meminta hanya kepada Allah dan bukan
kepada makhluknya ialah wajib. Sebab, di dalamnya orang yang meminta
menampakkan ketundukan, kerendahan, kebutuhan, kefakiran, serta
pengakuan atas kemampuan yang dimintai untuk mengangkat marabahaya
darinya, memberikan apa yang diminta, meraih manfaat dan menolak
mudharat. Di samping karena kerendahan dan rasa butuh seorang hamba
tidaklah layak ditujukan kecuali hanya kepada Allah, sebab itulah hakikat
sebuah ibadah.
A. Pendahuluan
Firman Allah SWT dalam Al-Quran:
َ أُ ْدعُوْنِي أَسَْتجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَ ْدخُلُوْنَ جَهَنَّم....
َدَاخِرِيْن
“ .... Berdoalah kepadaku, niscaya akan kuperkenalkan bagimu, sesungguhnya
orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepadaku ( berdoa
kepadaku) akan masuk ke neraka dalam keadaan hina dina”
1
Q.S. Al-Mukmin : 60
2
Hamka, “ Tafsir Al-Azhar” jilid 1, Jakarta: PT. Mitra Kerjaya Indonesia 2005.
{109
Urgensi Doa dalam Kehidupan
B. Pentingnya Doa
Seberapa pentingkah doa dalam kehidupan kita? Perlukah kita
berdoa? Ini adalah pertanyaan yang sering dilontarkan oleh mereka
yang enggan berdoa, mereka yang menganggap bahwa doa itu
tidaklah penting, toh semua permasalahan hidup itu bisa diselesaikan
tanpa berdoa. Atau mereka yang menganggap belum pantas untuk
berharap kepada Allah SWT dikarenakan dosa-dosa mereka yang
teramat banyak dibandingkan amal shalihnya. Ini adalah persepsi
yang keliru, yang harus kita lenyapkan. Bahkan orang yang tidak
pernah berdoa akan digolongkan dalam golongan orang-orang yang
sombong. Pernahkah anda meminta pertolongan kepada teman,
tetangga, atau orang lain yang anda kenal di saat anda mendapat
kesulitan hidup? Apakah pertolongan itu datang begitu saja? Kalau
pertolongan dari makhluk tak kunjung datang, berdoalah. Mintalah
kepada Allah dengan berdoa. Hanya dengan berdoa kita bisa
mengomunikasikan keinginan kita kepada sang pemilik segala yang
ada di alam ini.
Firman Allah SWT dalam Al-Quran:
َْوإِذَ َسَألَكَ عِبَادِى عَنِّى َفإِنِّى قَرِْيبٌ ُأجِيْبُ َدعْ َوةَ الدَّاعِ إِذَا َدعَانِ فَلْيَسَْتجِيْبُوْا لِى
.ََولْيُئْمِنُوْا بِى َلعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْن
Artinya: “ dan apabila hamba-hambaku bertanya kepadamu( Muhammad )
tentang aku, maka ( jawablah), bahwa aku itu dekat, aku akan mengabulkan
permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka
110}
Vol. 3, No. 1, Januari 2015
3
Q.S. Albaqarah : 186
4
Agus Riyanto, “ Bangkit, Maju, dan Raih Mimpi” PT. Elex Media Komputindo,
Jakarta 2013, hal : 216.
{111
Urgensi Doa dalam Kehidupan
ْسَتجِبْ لِي
ْ سَتجَابُ ِلأَحَدِكُمْ مَالَمْ يَ ْعجَلْ يَقُوْ ُل َدعَوْتُ فَلَمْ َي
ْ ُي
“ Doa salah seorang dari kalian akan dikabulkan selama ia tidak
tergesa-gesa, yaitu ia berkata, saya sudah berdoa, tapi kenapa
belum dikabulkan?” 6
5
Q.S. Al-Mukmin: 14
6
H.R. Bukhari –Muslim ( Riyadhus Shalihin, Imam Annawawi, hal 869)
112}
Vol. 3, No. 1, Januari 2015
َْأنَا ِعنْدَ ظَنِّ َعبْ ِديْ ِبيْ وََأنَا مَعَهُ َحيْثُ يَذْكُ ُرنِي
“ Aku bagaimana prasangka hamba-Ku terhadap-Ku, dan aku
akan senantiasa bersamanya selama is mengingati-Ku”
َالدعَاء
ُّ أَقْرَبُ مَاَيكُ ْونُ الْ َعبْدُ مِنْ رَبِّهِ َوهُوَ سَاجِدٌ َفأَكْثَرُوْا
“ Waktu terdekat antara hamba dan Rabbnya adalah di saat ia sedang
bersujud, maka perbanyaklah doa padanya”
7
Hasan bin Ahmad Hammam, Terapi dengan Ibadah, PT.Aqwam,2010, Solo.
Hal:115
116}
Vol. 3, No. 1, Januari 2015
8
Hasan bin Ahmad Hammam, Terapi dengan Ibadah,.... hal 119
{117
Urgensi Doa dalam Kehidupan
G. Penutup
Ada kata-kata hikmah yang perlu kita renungkan, yang di
sampaikan oleh ibnu Athailah dalam kitabnya tasawufnya Al-Hikam,
yaitu : “ bagaimana engkau menginginkan sesuatu yang luar biasa
padahal engkau sendiri tidak mengubah dirimu dari kebiasaanmu?
Kita banyak meminta, banyak berharap kepada Allah, tapi sibuknya
meminta kadang membuat kita tak sempat menilai diri sendiri” 9
Jadi, disamping kita meminta kepada Allah, sudah selayaknya
jugalah kita sebagai hambanya juga memenuhi semua apa yang
diperintahkan oleh Allah, dan juga menjauhi semua yang
dilarangkannya, agar terciptanya keseimbangan antara khaliq dan
makhluk. Semoga bermanfaat. wallahu’alam.
9
Agus Riyanto, “ Bangkit, maju, dan raih mimpi” .... hal 219
118}
Vol. 3, No. 1, Januari 2015
DAFTAR PUSTAKA
Agus Riyanto, “ Bangkit, Maju, dan Raih Mimpi” PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta 2013
H.R. Bukhari –Muslim, Riyadhus shalihin, Imam Annawawi
Hamka, “ Tafsir Al-Azhar” jilid 1, Jakarta: PT. Mitra Kerjaya
Indonesia 2005
Hasan bin Ahmad Hammam, Terapi dengan Ibadah, PT. Aqwam, 2010,
Solo
Merrikhi, P. (2014). The Effect of Knowing the Main Idea of a Text on
Answering Multiple-Choice Questions Which Look for the
Details of the Text. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 2(3), 51-66.
Tabrani ZA. (2009). Ilmu Pendidikan Islam (antara Tradisional dan
Modern). Kuala Lumpur: Al-Jenderami Press.
Tabrani ZA. (2012). Future Life of Islamic Education in Indonesia.
International Journal of Democracy, 18(2), 271–284.
Tabrani ZA. (2013). Modernisasi Pengembangan Pendidikan Islam
(Suatu Telaah Epistemologi Pendidikan). Serambi Tarbawi, 1(1),
65-84.
Tabrani ZA. (2014a). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kualitatif.
Yogyakarta: Darussalam Publishing.
Tabrani ZA. (2014b). Islamic Studies dalam Pendekatan
Multidisipliner (Suatu Kajian Gradual Menuju Paradigma
Global). Jurnal Ilmiah Peuradeun, 2(2), 211–234.
Tsai, K. (2014). A Journey to the Qualitative Wonderland: Lessons
Learned for Novice Researchers. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 2(3),
39-50.