Anda di halaman 1dari 9

Pembuka

 Kondisi hati yang paling mulia adalah Ketika kita bersyukur atas segala
kenikmatan yang Allah curahkan kepada kita.
 Kita bersyukur semata-mata bukan karna urusan pangan, sandang dan
papan, tetapi yang senantiasa kita syukuri adalah ketika kita diberikan
oleh Allah kenikmatan yang membangun kehidupan diakhirat kelak.
 Karna Allah itu apabila cinta kepada hambanya dan menyempurnakan
nikmatnya pada kita maka Allah akan sibukkan kita dalam ketaatan dan
ibadah. Sebaliknya apabila Allah benci pada kita maka Allah akan
sibukkan manusia pada perkara kemaksiatan dan dosa.
 Maka pada kesempatan kali ini ada 3 kebaikan yang Allah berikan
kepada kita, pertama Allah tidak mempertemukan kita dalam dosa dan
kemaksiatan. Kedua, kita dipertemukan dimasjidnya Allah, dimana
masjid adalah tempat yang dicintai oleh Allah diatas muka bumi. Dan
ketiga, Allah pertemukan kita dalam satu kegiatan yang Allah cintai
pula yaitu duduk dan berkumpul dalam majelis ilmu seperti ini, yang
mana ribuan malaikat mendoakan kebaikan untuk diri kita.

Gambaran umum
 Setiap orang pasti pernah mengalami permasalahan, baik ditimpa
kesedihan dan lain sebagainya
 Dan setiap kita ketika ditimpa permasalahan, tentu akan mencari solusi
dari permasalahan tersebut, kita berusaha akan menyelesaikan masalah
tersebut.
 Dan tentu itu tidak salah, Allah dan Rasulnya memerintahkan untuk
berusaha.
 Namun perlu diketahui ada solusi yang paling utama yang terkadang
sering dilupakan oleh seorang mukmin, yaitu solusi doa.
 Doa adalah silahul mukmin, senjata bagi orang beriman.
 Maka tatkala kita menyelesaikan masalah, cara yang harus kita lakukan
pertama kali adalah doa dulu.
 Yakinlah setiap masalah kita akan diselesaikan oleh Allah, maka minta
tolonglah kepada Allah dengn cara berdoa.
 Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyebutkan di dalam ayat:
 ‫ان َف ۡل َي ۡس َت ِجيبُو ْا لِى َو ۡلي ُۡؤ ِم ُن و ْا ِبى‬
‌ِۖ ‫اع إِ َذا دَ َع‬ ۖ ‫ك عِ َب ادِى َع ِّنى َف إ ِّنى َق ر‬
ۡ ُ‫يبٌ‌ أ ُ ِجيب‬ َ ‫َوإِ َذا َسأ َ َل‬
ِ ‫دَع َو َة ٱل َّد‬ ِ ِ
َ ‫ش ُد‬
‫ون‬ ُ ‫َل َعلَّهُمۡ َي ۡر‬

Artinya: “Dan apabila bamba-bamba-Ku bertanya kepadamu tentang


Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan
permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka
hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah
mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam
kebenaran.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 186).   

Ayat ini merupakan bimbingan Allah kepada kita manusia yang penuh dengan kekurangan,
kedhaifan dan kekeliruan, untuk berdoa, memohon atau meminta kepada-Nya.

Di ayat yang lain Allah mengatakan, bahwasanya:

‫اد يِت‬ َ ُ ‫ِين يَ ْس تَ ْك رِب‬


َ َ‫ون َع ْن عِب‬ َّ َّ ‫ إ‬%ۚ ‫ب لَ ُك ْم‬
َ ‫ِن ال ذ‬ ْ ‫ال َر بُّ ُك ُم ْاد عُ و يِن أ‬
ْ ‫َس تَ ِج‬ َ َ‫َو ق‬
‫ِين‬
َ ‫اخ ر‬ِ ‫ون َج َه نَّ َم َد‬َ ُ‫َس يَ ْد ُخ ل‬
“Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan
Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan
diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina
dina“. (Q.S Al-Mu’min [40]: 60).
Secara tidak langsung, ayat tersebut mengisyaratkan betapa pentingnya berdoa.
Pertanyaannya kemudian, mengapa berdoa itu menjadi penting? Karena doa merupakan salah
satu perintah Allah SWT, sekaligus ancaman bagi orang-orang yang sombong, termasuk di
dalamnya adalah orang-orang yang tidak mau berdoa kepada Allah SWT.
Dengan kata lain, orang yang banyak berdoa maka akan mulia, sebaliknya orang yang
enggan berdoa maka akan menjadi hina dina. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam
Al-Hakim:
“Tidak ada sesuatu yang paling mulia dalam pandangan Allah Swt, selain dari “berdoa” kepada-
Nya, sedang kita dalam keadaan lapang”
.
Maka pada kesempatan kali ini kita akan belajar tentang adab2 atau cara berdoa yang baik
kepada Allah, agar kemudian permohonan kita kemudian diperkenankan oleh Allah.

1. Ikhlash; totalitas berserah diri hanya kepada Allah

ِ ‫صينَ لَهُ ال ِّدينَ فَلَ َّما نَجَّاهُ ْم إِلَى ْالبَرِّ فَ ِم ْنهُ ْم ُم ْقت‬
‫َص ٌد‬ ُّ ‫َوإِ َذا َغ ِشيَهُ ْم َموْ ٌج َك‬
ِ ِ‫الظلَ ِل َد َع ُوا هَّللا َ ُم ْخل‬
"Dan apabila mereka digulung ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru Allah dengan
tulus ikhlas beragama kepada-Nya. Tetapi ketika Allah menyelamatkan mereka sampai di
daratan, lalu sebagian mereka tetap menempuh jalan yang lurus..." (QS Luqman: 32)
Ayat diatas mengisyaratkan bahwa doa yang dilakukan dengan penuh ketulusan, penuh
kepasrahan, dan secara total berserah diri dan berharap hanya kepada Allah sebagaimana orang-
orang yang tengah diigulung oleh badai di tengah samudera adalah doa yang disukai oleh Allah.
Maka yang pertama dijelaskan para ulama sesungguhny berdoa yang pertama harus ikhlas
karna Allah, artinya ikhlas disini ibuk dan bapak itu tidak menduakan Allah dalam ibadah doa.
Betul2 hatinya hanya tertuju pada Allah swt. Tidak ada pertolongan melainkan sejatinya
pertolongan datangnya dr Allah.
Jangan sampai timbul didalam hati kita ada tuhan lain selain Allah. Jangan sampai ada
keyakinan dan anggapan dalam doa bahwa harta kita yang mampu menyelamatkan kita, teman
kita yang mampu menyelamatkan kita. Padahal semuanya tidak mampu tanpa ijin Allah.

2. Akhlak tidak minta buru2


Dalam berdoa tidak diperkenankan minta diburu2, atau minta disegerakan. Karna nabi
bersabda,”akan dikabulkan doa kalian, selama tidak tergesa2. “saya telah berdoa, namun belum
dikabulkan” (bukhori muslim)
Contohnya” ya Allah tutuplah hutang ku bulan ini ya, bukan bulan depan…tidak boleh, karna itu
minta diburu2 dan disegerakan atau tergesa2. Maka Ketika berdoa lakukan lang dengan
tenang,dan tidak boleh memburu2 Allah karna Allah yang lebih mengetahui dari apa yang kita
ketahui.
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu.” (QS. Al Baqarah: 216)

3. Yakin
Ketika kita berdoa harus yakin dan tidak boleh ragu. Contohnya “Ya Allah ampuni saya ya Allah
kalau engkau berkehendak, kalau tidak berkehendak tidak pa2”. Hal ini tentu tidak boleh. Kalau
berdoa ya harus yakin.. “Ya Allah kasihkanlah aku Kesehatan jika engkau mau, kalau tidak mau
juga tidak pa2. Tidak bisa. Harus yakin.. ya Allah hamba minta Kesehatan ya Allah..”
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, bahwasanya ia berkata, “Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
ُ‫ْز ِم ْال َمسْأَلَةَ َوالَيَقُوْ لَ َّن اللّهُ َّم إِ ْن ِش ْئتَ فَأ َ ْع ِطنِ ْي فَإِنَّهُ الَ ُم ْستَ ْك ِرهَ لَه‬
ِ ‫إِ َذا َدعَا أَ َح ُد ُك ْم فَ ْليَع‬.

‘Apabila salah seorang di antara kalian berdo’a maka hendaklah ia bersungguh-sungguh dalam
permohonannya kepada Allah dan janganlah ia berkata, ‘Ya Allah, apabila Engkau sudi, maka
kabulkanlah do’aku ini,’ karena sesungguhnya tidak ada yang memaksa Allah.”

Ingatlah bahwa Allah adalah yang kita sangkakan, maka yakinlah bahwa Allah akan
mengabulkan doa kita. Yakinlah bahwa kuasa Allah selalu mampu mengabulkan apapun doa dan
keinginan kita.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

ِ ‫اع إِ َذا َدع‬ ُ َ َ‫َوإِ َذا َسأَل‬


‫َان‬ ِ ‫ك ِعبَا ِدي َعنِّي فَإِنِّي قَ ِريبٌ ۖ أ ِجيبُ َد ْع َوةَ ال َّد‬

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepada-mu tentang Aku, maka (jawablah)


bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a.” [Al-
Baqarah/2: 186]

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ادعوا هللا وأنتم موقنون باإلجابة واعلموا أن هللا ال يستجيب دعاء من قلب غافل اله‬

“Berdoalah kepada Allah dan kalian yakin akan dikabulkan. Ketahuilah, sesungguhnya Allah
tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai, dan lengah (dengan doanya).” (HR. Tirmidzi dan
dishahihkan Al-Albani)

4. Memuji Allah dengan asmaul husna

Berdoa adalah meminta, maka seharusnya kita memuji-muji yang akan memberikan sebelum kita
memintanya. Maka mulailah doa dengan pujian kepada Allah SWT.

َ َ‫ فَق‬،‫رْ لِ ْي َوارْ َح ْمنِ ْي‬%ِ‫ اَللّهُ َّم ا ْغف‬:‫ا َل‬%َ‫لَّى فَق‬%‫ص‬


‫ال‬% َ َ‫ ٌل ف‬%ُ‫ َل َرج‬%َ‫ دًا إِ ْذ َدخ‬%‫لَّ َم قَا ِع‬%‫ ِه َو َس‬%ْ‫صلَّى هللاُ َعلَي‬ َ ِ‫ بَ ْينَا َرسُوْ ُل هللا‬:‫ضالَةَ ْب ِن ُعبَ ْي ٍد قَا َل‬ َ َ‫ع َْن ف‬
‫لَّى‬%‫ص‬َ ‫ال ثُ َّم‬%
َ %َ‫ هُ ق‬%‫ي ثُ َّم ا ْد ُع‬
َّ َ‫لِّ َعل‬%‫ص‬ َ ‫هُ َو‬%ُ‫و أَ ْهل‬%َ %ُ‫صلَّيْتَ فَقَ َعدْتَ فَاحْ َم ِدهللاَ بِ َما ه‬
َ ‫صلِّ ْي إِ َذا‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َع ِج ْلتَ أَيُّهَا ْال ُم‬
َ ِ‫َرسُوْ َُل هللا‬
ُ ُ ْ
ْ‫صلي ادع ت َجب‬ ِّ ْ َ َّ َ
َ ‫صلى هللاُ َعل ْي ِه َو َسل َم أيُّهَا ال ُم‬ َّ َّ َ َ َّ َ
َ ‫ فقا َل النبِ ُّي‬، ‫صلى هللاُ َعل ْي ِه َو َسل َم‬ َّ َّ
َ ‫صلى َعلى النبِ ِّي‬َ َّ َ َ
َ ‫ر ُج ٌل آ َخ ُر بَ ْع َد ذلِكَ ف َح ِم َد هللاَ َو‬.َ

Dari Fadhalah bin ‘Ubad Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam dalam keadaan duduk-duduk, masuklah seorang laki-laki. Orang itu kemudian
melaksanakan shalat dan berdo’a: ‘Ya Allah, ampunilah (dosaku) dan berikanlah rahmat-Mu
kepadaku.’ Maka, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Engkau telah tergesa-gesa,
wahai orang yang tengah berdo’a. Apabila engkau telah selesai melaksanakan shalat lalu engkau
duduk berdo’a, maka (terlebih dahulu) pujilah Allah dengan puji-pujian yang layak bagi-Nya dan
bershalawatlah kepadaku, kemudian berdo’alah.’ Kemudian datang orang lain, setelah
melakukan shalat dia berdo’a dengan terlebih dahulu mengucapkan puji-pujian dan bershalawat
kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
berkata kepadanya, ‘Wahai orang yang tengah berdo’a, berdo’alah kepada Allah niscaya Allah
akan mengabulkan do’amu.’” (Shahih: Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (no. 3476) dan Abu
Dawud (no. 1481). Dishahihkan oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah
dalam Shahiihul Jaami’ (no. 3988))

Allah mengajarkan kita dalam surah alfatihah Ketika kita berdoa harus memuji Allah,
coba perhatikan “ihdinas shirotol mustakim” itu ayat keberapa, ayat ke lima. Didahului apa
bismillahirrohmanirrohim, alhamdulillahirrohmanirrohim, arrohmanirrohim. 4 ayat ini
menjelaskan tentang pujian kepoada Allah.. hal ini mengajarkan kepada kita maka sebelum
berdoa puji Allah. Dan diantara pujian kita kepada Allah adalah dengan menyebutkan asmaul
husna. Allah paling seneng disebut dengan asmaul husna. Ya rohman, ya Rahim, ya malik, ya
kudus, ya salam dstnya..

5. Bersholawat kepada Rasulullah SAW


Allahhumma sholli ala Muhammad wa ala ali Muhammad. Kenapa? Karna sholawat kita
yang menjadikan mustajab doa kitadisisi allah.

6. Mengakui dosa-dosa yang diperbuat

Perbuatan tersebut mencerminkan sempurnanya penghambaan terhadap Allah Hal ini


berdasarkan hadits dari ‘Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Telah bersabda
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

، َ‫ب إِالَّ أَ ْنت‬


َ ْ‫ذنُو‬%ُّ %‫ ُر ال‬%ِ‫وْ بِ ْي إِنَّهُ الَ يَ ْغف‬%%ُ‫ا ْغفِرْ لِ ْي ُذن‬%%َ‫ ْي ف‬%‫ت نَ ْف ِس‬ َ ‫ ْد‬%َ‫ الَ إِلهَ إِالَّ أَ ْنتَ إِنِّ ْي ق‬:‫إِ َّن هللاَ لَيَ ْع َجبُ ِمنَ ْال َع ْب ِد إِ َذا قَا َل‬
ُ ‫ظلَ ْم‬
ُ‫اقِب‬%%%%%%%%%%%%%%%%‫ ُر َو يُ َع‬%%%%%%%%%%%%%%%%ِ‫ا ًّ يَ ْغف‬%%%%%%%%%%%%%%%%‫هُ َرب‬%%%%%%%%%%%%%%%%َ‫ َرفَ أَ َّن ل‬%%%%%%%%%%%%%%%%َ‫ ِديْ ع‬%%%%%%%%%%%%%%%%ْ‫ َعب‬:‫ا َل‬%%%%%%%%%%%%%%%%َ‫ق‬.

“Sesungguhnya Allah kagum kepada hamba-Nya apabila ia berkata: ‘Tidak ada sesembahan
yang hak kecuali Engkau, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri, maka ampunilah
dosa-dosaku karena sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa-dosa itu kecuali Engkau.’
Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah mengetahui bahwa baginya ada Rabb yang mengampuni dosa
dan menghukum.’”[3]
Banyak-banya memohon ampun kepada Allah sebelum kita meminta kepada Allah.
Kenapa? Karna kalau missal saya, bapak tidak memohon ampun maka dosa2 yang masih
nempel kekita itu yang menjadikan doa kita tidak menjadi mustajab.
Karna dosa dan maksiat itu menutup pintu langit. Maka kalau msal kita berdoa yang
banyak namun kita juga banyak bermaksiat dan tidak istighfar dulu sebelum berdoa. Maka dosa
kita yang menyeret doa2 kita untuk kembali ke dunia dan tidak bisa naik ke langit. Maka Ketika
berdoa ucapkan istighfar terlebih dahulu yang banyak kepada Allah..

7. Berdo’a dengan mengulanginya sebanyak tiga kali

Telah diriwayatkan dengan shahih dalam as-Sunnah, sebagaimana hadits riwayat Muslim
yang panjang dari Sahabat Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu, ia berkata,

Setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai dari shalatnya, beliau mengeraskan
suaranya, kemudian mendo’akan kejelekan bagi mereka dan apabila Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam berdo’a, beliau ulang sebanyak tiga kali dan apabila beliau Shallallahu ‘alaihi
wa sallam memohon, diulanginya sebanyak tiga kali kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa
sallam berdo’a: ‘Ya Allah, atas-Mu kuserahkan kaum Quraisy, Ya Allah, atas-Mu kuserahkan
kaum Quraisy, Ya Allah, atas-Mu kuserahkan kaum Quraisy.’”[6]

Karna sesungguhnya Allah menyukai hal2 yang bersifat ganjil, sebagaimana dalam hadist
Riwayat bukhori muslim, “sesunggunya Allah swt itu witir dan dia mencintai yang witir atau
ganjil. Ketika kita minta anak yang sholih.. “Robbi habli minassholihin. Diulang 3x.

8. Berdoa diwaktu lapang dan sempit


Biasakanlah berdoa kepada Allah diwaktu lapang dan sempit, karna Allah akan
menolong kita diwaktu sempit sebagaimana kita mengingat Allah diwaktu lapang. Sebagaimana
dalam hadist Riwayat Tarmidzi “siapa yang ingin dikabulkan doanya Ketika senmpit dan susah,
henndaknya ia memperbanyak doa Ketika lapang dan senang.
Sebagaiman kita ambil contoh, kisah nabi yunus. Nabi yunus itu diceritakan oleh Allah swt
 “ fa laula annahu kana minal musabbihin, lalabitsa fi bathnihi ila yaumi yub’atsun” 

Maka, sekiranya Yunus tidak termasuk orang yang banyak berdzikir, niscaya ia akan
tetap tinggal di perutnya (ikan itu) sampai hari berbangkit. (Ash-Shofat 143-144)

Kenapa nabi Yunus ditolong oleh Allah Ketika berada dalam perut ikan paus, dimana
saat itu Allah wahyukan ikan paus minggir ketepi lautan memuntahkan nabi yunus. Karna
kebiasaaan nabi yunus bertasbih mengingat Allah diwaktu lapang sampai Allah mengingat nabi
yunus diwaktu sempit. Sebagaimana doa dahsyat yang ia lantunkan dalam perut hiu pun
adalah tasbih “ Laa Ilaaha Illaa Anta Subhaanaka Innii Kuntu Minazh Zhaalimiin ( Tidak
ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku
adalah termasuk diantara orang-orang yang berbuat aniaya)”.
Karna banyak orang berdoa itu diwaktu sempit, sedang diwaktu lapang tidak pernah doa.
Itu yang kemudian menjadikan akhirnya permohonan kita ditolak oleh Allah.
Maka minta sama oloh baik diwaktu lapang maupun sempit.
(bertasbih kepada Alloh)

9. Mengangkat tangan
Dan Ketika kita mengangkat tangan disunahkan sebagaimana dalam Riwayat ibnu abas
dan ibnu umar ra, bahwa mengangkat tangan itu seberapa.. yaitu sebahu, maka sebahu itu begini
Ketika kita berdoa kepada Allah tidak boleh rendah drpd itu dan lebih tinggi daripada itu.

Karna kalau msal kita perhatikan seluruh agama yang batil punya tatacara mengangkat
tangan dalam berdoa ada yang begini, ada yang beginiitu semuanya batil. Maka yang betul itu
adalah mengangkat tangan. Diantara faedah yang bisa diambil sebagaimana disampaikan ulama
kenapa kita mengangkat tangan. Faedah tauhidnya yaitu itu menanamkan kepada kita sebuah
ilmu bahwa Allah itu tidak berada dimana2, melainkan Allah itu diatas ‘ars, coba bayangkan
kalau Allah dimana2..kita bingung nnt bagaimana meletakkan tangan..tapi karna Allah diatas ars
maka begini..
Demikian juga, diyakini oleh para imam mazhab, yaitu Imam Malik bin Anas, Imam Abu
Hanifah (Imam Hanafi), dan Imam Ahmad Ibnu Hambal (Imam Hambali). Tentang hal ini,
silakan merujuk pada kitab I’tiqad Al-Imamil Arba’ah karya Muhammad bin Abdirrahman al-
Khumais.

Allah berada di ‘arsy dan ‘arsy-Nya di langit, sebagaimana digambarkan dalam ayat
berikut: Allah Yang Maha Pemurah bersemayam di atas ‘arsy.’’ (QS Thaha: 5). Ayat
tersebut begitu tegas menjelaskan bahwa Allah berada di ‘arsy.
Ada 4 metode dalam mengangkat tangan:
1. Tidak boleh mengankat tangan Ketika dalam sholat, kecuali saat doa qunut.
“keadaan terdekat antara hamba dengan Tuhannya adalah Ketika dalam
sujud, karena itu, perbanayaklah doa.” (HR.Muslim)

2. Mengangkat tangan Ketika doa permohonan (mas’alah), daan tidak


mengangkat tangan saat doa ibadah (rutinitas)
Terus kapan kita mengangkat tangan, yaitu Ketika doa permohonan
diwaktu-waktu mustajab.. mengangkat tangan begini, kapan..antara adzan dan
iqomah, Ketika turunnya hujan, Ketika safar, sepertiga malam terakhir, maka
kemudian kita mengangkat tanagn.
Berdoalah di waktu yang paling baik atau mustajab, yakni di sepertiga
malam terakhir, ketika berpuasa, hari Jumat, dan hari Arafah.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Allah turun ke langit dunia setiap malam, ketika tersisa sepertiga malam
terakhir. Allah berfirman, ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku, Aku kabulkan, siapa
yang meminta, akan Aku beri, dan siapa yang memohon ampunan pasti Aku
ampuni’.”

Maka bagaiman dengan doa ibadah/doa rutinitas seperti masuk masjid,


keluar kamar mandi dan keluar kamar mandi. Sebagian para ulama mengatakan
kalau itu doa ibadah maka tidak perlu mengangkat tanagan. Doa itu ada 2, doa
mas’alah dan doa ibadah. Mas’alah itu apa diambil dr kata sa’ala/yas’alu yang
berarti meminta atau permohonan. Sedang kalau doa ibadah adalah doa yang
dipanjatkan karna rutinitas ibadah yang dilakukan

3. Mengangkat tangan tinggi-tinggi


Kapan kita mengangkat tangan tinggi2. Yaitu Ketika dhoruroh, atau
genting

4. Mengangkat telunjuk Ketika menjadi khotib.


Maka Ketika khotib jumat seorang khotib berdoa dengan mengangkat
telunjuk seperti ini.

10. Bersuara lembut


Jika kita meminta pada orang saja harus dengan suara yang lembut dan penuh kerendahan
diri, apalagi jika kita meminta dengan Allah SWT. Tentu kita harus bersuara penuh kelembutan
sebagaimana Allah perintahkan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

ْ ِ‫ك َواَل تُ َخاف‬


‫ت بِهَا َوا ْبت َِغ بَ ْينَ َذلِكَ َسبِياًل‬ َ ِ‫صاَل ت‬
َ ِ‫َواَل تَجْ هَرْ ب‬

“Janganlah kalian mengeraskan doa kalian dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan
tengah di antara kedua itu.” (QS. Al-Isra: 110)

11. Jauhi harta dan makanan haram

Salah satu penghalang doa adalah harta dan makanan yang haram, maka jauhilah agar
doa kita dikabulkan Allah SWT.

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ِ ‫ا‬%%َ‫وا ِمنَ الطَّيِّب‬%%ُ‫ ُل ُكل‬%‫ا الرُّ ُس‬%%َ‫ا أَيُّه‬%%َ‫ا َل ( ي‬%%َ‫لِينَ فَق‬%‫ ِه ْال ُمرْ َس‬%ِ‫ َر ب‬%‫ا أَ َم‬%%‫ؤ ِمنِينَ بِ َم‬%
‫ت‬ ْ %‫ َر ْال ُم‬%‫أَيُّهَا النَّاسُ إِ َّن هَّللا َ طَيِّبٌ الَ يَ ْقبَ ُل إِالَّ طَيِّبًا َوإِ َّن هَّللا َ أَ َم‬
‫فَ َر‬%‫الس‬
َّ ‫ ُل‬%‫ل ي ُِطي‬%َ %‫ َر ال َّر ُج‬%‫ ثُ َّم َذ َك‬.» )‫ا ُك ْم‬%%َ‫ا َرزَ ْقن‬%%‫ت َم‬ َ ‫وا ِم ْن‬%%ُ‫وا ُكل‬%%ُ‫صالِحًا إِنِّى بِ َما تَ ْع َملُونَ َعلِي ٌم) َوقَا َل (يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمن‬
ِ ‫ا‬%%َ‫طيِّب‬ َ ‫َوا ْع َملُوا‬
َ َّ َ َ ْ
َ‫ى بِال َح َر ِام فأنى يُ ْست ََجابُ لِذلِك‬ ُ ْ
َ ‫ث أَغبَ َر يَ ُم ُّد يَ َد ْي ِه إِلى ال َّس َما ِء يَا َربِّ يَا َربِّ َو َمط َع ُمهُ َح َرا ٌم َو َمش َربُهُ َح َرا ٌم َو َملبَ ُسهُ َح َرا ٌم َوغ ِذ‬
ْ ْ َ ْ َ ‫أَ ْش َع‬

“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu thoyib (baik). Dia tidak akan menerima
sesuatu melainkan yang baik pula. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-
orang mukmin seperti yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul. Firman-Nya, ‘Wahai para
Rasul! Makanlah makanan yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya
Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan’. Dan Allah juga berfirman, ‘Wahai orang-orang
yang beriman! Makanlah rezeki yang baik-baik yang telah kami rezekikan kepadamu’.
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang seroang laki-laki yang telah
lama berjalan karena jauhnya jarak yang ditempuhnya. Sehingga rambutnya kusut, masai dan
berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdo’a, ‘Wahai Tuhanku, wahai
Tuhanku’. Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram,
pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dengan makanan yang haram, maka
bagaimanakah Allah akan mengabulkan do’anya?” (HR. Muslim)

Itulah 8 adab dalam berdoa yang perlu diketahui. Dengan berdoa sesuai adabnya, maka mudah-
mudahan Allah akan mengabulkan doa kita dengan cepat. Aamiin.

Namun para ulama berbeda pendapat mengenai detail bentuknya:


 Ulama Hanafiyah mengatakan bahwa kedua telapak tangan dibuka namun kedua tidak
saling menempel, melainkan ada celah diantara keduanya. (Lihat  Al Mausu’ah Al
Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah, 45/266)

 Ulama Syafi’iyyah mengatakan telapak tangan mengarah ke langit dan punggung


tangan ke arah bumi, boleh ditempelkan ataupun tidak. Ini dilakukan dalam doa untuk
mengharapkan terkabulnya sesuatu. Sedangkan untuk mengharapkan hilangnya bala,
punggung tangan yang menghadap ke langit, telapak tangan mengarah ke bumi
(yaitu Al Ibtihal). (Lihat Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah, 45/266)

  Sedangkan Hanabilah berpendapat kedua tangan ditempelkan berdasarkan hadits:

‫صلَّى هللا َعلَ ْي ِه َوسلم إِذا َد َعا ضم كفيه َوجعل بطونهما ِممَّا َيلِي َوجهه‬ َ ‫َك‬
َ ‫ان‬

“Biasanya Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam ketika berdoa beliau menempelkan kedua


telapak tangannya dan melihat pada kedua telapak tangannya” (HR. Ath Thabrani
5226, sanad hadits ini dhaif sebagaimana dikatakan oleh Al ‘Iraqi dalam  Takhrijul
Ihya 1/326). (Lihat Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah, 45/266)

 Syaikh Shalih Alu Asy Syaikh menjelaskan lebih detil jenis ini: “Mengangkat kedua
tangannya dengan telapak tangan terbuka di depan dada, tepatnya di pertengahan dada.
Umumnya bentuk ini yang digunakan oleh Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dalam
berdoa. Namun terkadang beliau beliau berdoa di Arafah dengan cara begini:
mengangkat kedua tangannya tepatnya dipertengahan dada lalu menengadahkannya
sebagaimana orang yang meminta makanan, tidak meletakannya dekat wajah namun
juga tidak jauh dari wajah dan masih dikatakan ada di pertengahan dada. Juga dengan
membuka kedua telapaknya bagaikan orang miskin yang meminta makanan” ( Syarh
Arba’in An Nawawiyyah, 1/112)
  Syaikh Bakr Abu Zaid menjelaskan cara lain: “Boleh juga seseorang menutup
wajahnya dengan telapak tangannya dan kedua punggung tangannya menghadap kiblat”
(Tas-hih Ad Du’a, 1/117)

Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/9295-mengangkat-tangan-ketika-


berdoa.html

Anda mungkin juga menyukai