Anda di halaman 1dari 1

Syahadatain Sebagai Titik Tolak Perubahan

dan Peradaban
Makna “Asyhadu” dan Hakikat Iman
Syahadah yang diekspresikan dalam keimanan bukan sekadar angan-angan atau selingan, tapi ia
merupakan kesungguhan yang mencakup tiga hal, yaitu (1) ucapan lisan (al-qaul bi al-lisan), (2)
dibenarkan dengan hati (at-tashdiiq bi al-qolb) dan (3) perbuatan (al-amal).
Orang beriman yang istiqomah (konsistensi, konsekwensi) akan mendapatkan karunia dari Allah
berupa keberanian (as-syaja’ah), ketenangan (al-ithmi’naan), optimis (at-tafa’ul), kebahagiaan
(as-sa’adah). Jika saja seseorang mampu istiqomah yang kemudian mendapatkan karunia
semacam itu, maka sesungguhnya syahadah sudah menjadi ruh dan nafas kehidupannya. Itulah
sebaik-baik kehidupan.

Urgensi Syahadah
pertama, pintu gerbang masuk Islam (madkholu ila al-Islam). “Hai orang-orang beriman,
masuklah dalam Islam secara sempurna”.
Kedua, Syahadah (syahadatain) merupakan pernyataan proklamasi kemerdekaan hakiki seorang
hamba bahwa ibadah hanya milik, untuk dan kepada Allah semata; laa ma’buda bi haqqin ilaallah,
tidak ada yang patut atau layak disembah selain Allah, baik secara individu maupun secara
kolektif.

Selain itu, dalam syahadah juga ada sebuah kesaksian akan kenabian Nabi Muhammad Saw. Ini
bermakna bahwa kita mesti meyakini bahwa Muhammad adalah utusan Allah, dimana
seharusnya kepadanya-lah kita berteladan dalam banyak hal terutama bagaimana beribadah
kepada Allah dan menjalani kehidupan.
Ketiga, Secara kolektif, di bidang ibadah, merubah penyembahan kepada berbagai berhala
menjadi penyembahan hanya kepada Allah. Dalam bidang ekonomi, merubah perekonomian riba
menjadi sistem Islam tanpa riba. Dalam bidang sosial dan budaya, merubah sosial-budaya yang
hedonistik dan permisif menjadi budaya yang kolektifistik dan baik (beradab).
Kemudian, dalam bidang pemikiran, merubah pemikiran dan cara pandang agnostik (agnotisme),
liberalistik (liberalisme) dan sekularistik (sekularisme) menjadi pemikiran dan cara pandang
islami (islamic worldview, ru’yatul Islam lil wujud, nazhoriyatul Islam), dan begitu seterusnya
di semua bidang kehidupan.

Keempat, hakikat dakwah para Rasul (hakikatud da’watir Rasul). Para Nabi, dari Adam as
sampai Muhamad Saw. berdakwah dengan misi yang sama, mengajak manusia pada doktrin dan
ajaran yang sama yaitu untuk beribadah hanya kepada Allah dan meninggalkan thoghut. Allah
berfirman,

Kelima, Syahadah merupakan keutamaan di atas segala keutamaan dalam aksi kehidupan
seseorang, baik berupa moral maupun materil; kebahagiaan dunia maupun akhirat; mendapatkan
jaminan surga dan dihindarkan dari neraka.

Anda mungkin juga menyukai