Anda di halaman 1dari 28

AGAMA

RELIGI

AD-DIN
a=tidak, gam = pergi, jadi tidak pergi, tetap di
tempat , diwarisi turun temurun

Berarti teks atau kitab suci.


Karena agama memiliki kitab suci

Gam berarti tuntunan. Memang agama


mengandung ajaran-ajaran yang menjadi
tuntunan hidup bagi penganutnya.
Relegere = mengumpulkan, membaca. Agama merupakan
kumpulan cara-cara mengabdi kepada Tuhan, ini
terkumpul dalam kitab suci.

Religare berarti mengikat. Ajaran-ajaran agama mempunyai


sifat mengikat bagi manusia. Terdapat ikatan roh manusia
dengan Tuhan. Agama mengandung arti ikatan-ikatan yang
harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan tsb punya
pengaruh besar sekali terhadap kehidupan manusia. Ikatan tsb
berasal dari kekuatan yg lebih tinggi dari manusia, suatu
kekuatan ghaib yg tak dapat ditangkap oleh pancaindera.
Din dalam bahasa Semit berarti
undang-undang atau hukum.

Din dalam Bahasa Arab berarti


menguasai, menundukkan, patuh,
hutang, balasan, kebiasaan.
Hubungan antara dua pihak di mana yang
pertama mempunyai kedudukan yang
lebih tinggi daripada yang kedua.

Semua kata yang menggunakan huruf “dal, ya, dan nun seperti
dain = hutang, dana yadinu = menghukum/taat, dll. Semuanya
menggambarkan adanya dua pihak yang yang melakukan
interaksi seperti di atas.
Agama adalah hubungan antara
makhluk dan khalik-nya. Hubungan ini
mewujud dalam sikap batinnya serta
tampak dalam ibadah yang
dilakukannya dan tecermin pula dalam
sikap kesehariannya.
Syed al-Attas menjelaskan beberapa makna dasar din :

Sikap bersyukur

Sikap tunduk

Kekuasaan dan kebijaksanaan

Kecondongan/kecenderungan alamiah
Sistema Credo
(Tata keimanan)

Sistema Ritus
(Tata
Sistema
peribadatan) Norma (tata
aturan)
Kebutuhan manusia terhadap agama adalah kebutuhan dasar dan primer
yang berhubungan erat dengan substansi kehidupan, misteri dan wujud hati
nurani manusia yang paling dalam.

Menurut Yusuf al-Qaradhawi faktor kebutuhan terhadap agama dalam


kehidupan manusia adalah :

Kebutuhan akal Kebutuhan


thdp pengetahuan Kebutuhan fitrah terhadap
mengenai hakikat manusia kesehatan jiwa dan
ekstensi terbesar kekuatan rohani

Kebutuhan masy Kebutuhan masy


terhadap motivasi kpd solidaritas dan
dan disiplin akhlak soliditas
ِ ‫اَّلل ال ه ِت فَ َط َر النه َاس عَلَ ْْيَا ََل تَ ْب ِدي َل ِل َخلْ ِق ه‬
‫اَّلل َذ ِ َِل د ِال ُين‬ ِ ‫فَأَ ِق ْم َو ْ َْج َك ِل دِل ِين َح ِنيف ًا ِف ْط َر َة ه‬
﴾٣٠﴿ ‫ون‬ َ ‫الْ َق ِ د ُّي َولَ ِك هن َأ ْك َ ََث النه ِاس ََل ي َ ْعلَ ُم‬
30. Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama
Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan
manusia menurut fitrah itu. tidak ada perubahan pada fitrah
Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahui. ( QS. Rum (30): 30)
Hamka

Tali kekang terhadap Tali kekang dari


pengembaraan akal gejolak hawa nafsu
pikiran (yang liar & (yang angkara
binal) murka)

Tali kekang terhadap ucapan &


prilaku (yang keji & biadab)
- Ilmu mempercepat sampai ke tujuan, agama
menentukan arah yang dituju.
- Ilmu menyesuaikan manusia dengan
lingkungannya, agama menyesuaikan dengan
jati dirinya.
- Ilmu hiasan lahir, agama hiasan batin.
- Ilmu memberikan kekuatan dan menerangi
jalan, agama memberi harapan dan dorongan
bagi jiwa.
- Ilmu menjawab pertanyaan yang dimulai
dengan bagaimana, agama menjawab
pertanyaan yang dimulai dengan mengapa.
- Ilmu tidak jarang mengeruhkan pikiran
pemiliknya, agama selalu menenangkan jiwa
pemeluknya yang tulus. (Murtadha
Muthahhari)
•Agama yang •Agama bumi,
diwahyukan Allah agama filsafat,
kepada manusia ra’yu ; Agama
melalui para ciptaan manusia
nabi/Rasul-Nya sendiri

Samawi Ardhi
Monotheisme Ajarannya
mutlak jelas dan tegas

Beriman kepada Ajarannya


Nabi lengkap

Sumber utama
Agama
kitab suci yang
Misionari
diwahyukan
Islaamul Wajhi
Istislam, Islam
menundukka
n wajah As salaam
(4:125)
berserah
selamat, As salaamah
diri (3:83) Assalm atau As
sejahtera keselamatan, silm
(6:54) kebersihan,
kesehatan perdamaian,
(26:89). kedamaian
(47:35)
AGAMA ISLAM

Berasal dari kata silm =


selamat, sejahtera dan damai.

Aslama dalam bentuk muta’adi/aktif


transitif = patuh, tunduk dan
berserah diri.
Dalam melaksanakan perintah dan larangan
manusia wajib menunjukkan kepatuhan dan
ketundukan serta penyerahan diri secara penuh
sehingga dapat meraih keselamatan dan
kebahagiaan dunia dan akhirat.
Sikap tunduk yang mengantarkan
kedamaian. Suatu bentuk
pengorbanan diri yang bersifat
sukarela (al-Baqarah: 256)

Rahasia kebahagiaan terletak dalam


upaya mengendalikan hasrat-hasrat
diri yang lebih rendah dan mematuhi
perintah-perintah Tuhan.

Terdapat kebebasan mendasar dalam


sikap tunduk kepada kehendak-Nya.
Melalui pengabdianlah kita menunjukkan
rasa syukur kepada Tuhan yang telah
melimpahkan anugrah penciptaan.
ISLAM Agama Tauhid

Islam Satu-satunya agama yang diterima


Allah Swt. Surat Ali Imran 19, 85

Islam agama para Nabi-nabi terdahulu.


a. Q.S Ali Imran 67.
‫ما كان إبراهيم يهوديا وال نصرانيا ولكن كان حنيفا مسلما وما‬
‫كان من المشركين‬
Rabbaniyah Insaniyah Syumul
(Ketuhanan) (Kemanusiaan) (Universal)

Al-Wasthiyah Al-Waqi’iyah Al-Wudhuh


(Moderat) (Kontekstual) (Jelas

Menyatukan antara Tathawur


(Transformasi) dan Tsabat (Konsistensi)
RABBANIYAH
Islam menjadikan tujuan akhir dan sasarannya
yang jauh ke depan, yaitu dengan menjaga
hubungan dengan Allah secara baik dan
mencapai ridhanya

Sumber hukum dan sistem/metode yang telah


ditetapkan dalam ajaran Islam guna mencapai
sasaran dan tujuan adalah manhaj rabbani yang
murni. Karena sumbernya adalah wahyu Allah
Islam agama
INSANIYAH (KEMANUSIAAN)
manusia

Sumber Islam bersifat Rabbani, manusialah


yang akan memahami sumber tersebut.
Rabbaniyah merupakan tujuan masyarakat muslim,
sebagaimana menjadi tujuan setiap pribadi muslim,
substansi tujuan itu adalah kebahagiaan dan
keberuntungan manusia dengan berbagai nikmat yang di
berikan Allah SWT.
Rabbaniyah merupakan risalah (misi) setiap pribadi muslim,
sasaran-sasaran Rabbaniyah ini adalah dalam rangka
merealisasikan kebaikan dan ketinggian nilai bagi manusia, dan
menjauhi penyimpangan dan kejatuhan nilai.
SYUMUL (UNIVERSAL)

1
Risalah semua zaman
2

Risalah bagi seluruh alam semesta


3
Risalah bagi totalitas manusia.
4
Risalah bagi manusia dalam semua fase kehidupan
5
Risalah manusia dalam segala sektor kehidupan.
AL-WASTHIYAH (MODERAT)

Moderat atau keseimbangan adalah keseimbangan di antara


dua jalan atau dua arah yang saling berhadapan atau
bertentangan, di mana salah satu dari dua jalan tadi tidak bisa
berpengaruh dengan sendirinya dan mengabaikan yang lain.
Juga salah satu dari dua arah tersebut tidak dapat mengambil
hak lebih banyak dan melampaui yang lain.

Islam mengakui hak-hak individu dan masyarakat


serta menetapkan hak-hak keduanya secara adil dan
merata. Dalam menetapkan kewajiban-kewajiban
disesuaikan dengan kadar dari hak-hak itu sendiri.
AL-WAQI’IYAH (KONTEKSTUAL)

Mengakui realitas alam ini sebagai suatu hakikat yang


faktual dan memiliki eksistensi yang terlihat. Islam
senantiasa menjaga dan memelihara realita di setiap
aspek yang didakwahkan kepada manusia, mulai dari
aspek akidah, ibadat, akhlak dan tasyri’.

Al-Waqi’iyah Islam dalam berbagai bidang. Tidak membebani manusia


dengan kesulitan, tidak memberikan kepada mereka keberatan dan
tidak menjadikan mereka dalam kondisi ketidakmampuan. Islam
berusaha naik bersama mereka, namun Islam tidak mengabaikan
manakala dalam kondisi menurun. Islam menghendaki mereka sehat
dan kuat, namun apabila sakit, Islam senantiasa membantu dan
mengobati hingga sehat seperti sediakala dan dapat bangkit kembali.
KARAKTERISTIK ISLAM
AL-WUDHUH (JELAS)
Kejelasan dalam Ushul dan dasar-dasar Islamiyah, terlihat
dalam kejelasan asas-asas akidah, ibadah, moral, dan syari’at
Islam

Kejelasan sumber-sumber hukumnya (Al-Qur’an, Sunnah, dan Ijtihad)

Kejelasan dalam hal sasaran dan tujuan. QS.Ibrahim [14]: 1


‫ور ِب ِإ ْذ ِن َر ِب ِه ْم‬
ِ ُّ‫ت ِإلَى الن‬ ُّ ‫اس ِم َن ال‬
ِ ‫ظلُ َما‬ َ َّ‫ج الن‬ َ ‫اب أ َ ْن َز ْلنَا ُه ِإلَ ْي َك ِلت ُ ْخ ِر‬
ٌ َ ‫ِكت‬
‫اط ا ْلعَ ِز ِيز ا ْل َح ِمي ِد‬ ِ ‫ِإلَى ِص َر‬
Kejelasan sistem/metode dan jalan penyelesaian
KARAKTERISTIK ISLAM
MENYATUKAN ANTARA TATHAWWUR (TRANSFORMASI)
DAN TSABAT (KONSISTENSI)

Sistem Islam mampu menyatukan keduanya dalam sebuah


kombinasi yang menakjubkan dan meletakkan keduanya
pada kedudukannya masing-masing. Tsabat di dalam
persoalan yang memang harus lestari, sementara fleksibel
atau luwes di dalam hal yang memang harus berubah.

Dalam syari’at Islam terlihat batasan tsabat dalam hal sasaran dan
tujuan, sementara luwes dalam hal sarana dan uslub (cara/tekhnik).
Tsabat dalam hal kaidah-kaidah fundamental (pokok), sementara
luwes dalam furu’ (cabang) dan masalah-masalah juz’iyat (bagian-
bagian kecil). Tsabat dalam hal nilai-nilai dien dan akhlak, sementara
luwes dalam hal-hal keduniaan dan ilmu
Firman Allah Q.S 21:107 :

ِ َ ْ ِ ً ‫ه‬ ْ
‫َو َما َأ ْر َسلنَ َاك اَل َر ََم لل َعالم َن‬
ْ
ِ
Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan
untuk (menjadi) Rahmat bagi seluruh alam

Anda mungkin juga menyukai