Anda di halaman 1dari 7

1.

Manusia dan Agama

Pandangan tentang Manusia

Quraish Shihab:

o al-Uns berarti jinak, harmonis, dan tampak.


o Insan Menunjuk pada manusia dan totaitasnya (jiwa dan raga)
o Bashar berarti penampakan sesuatu dengan baik dan indah

menunjuk pada proses, berkembang biak, dan kekhalifahan

Manusia diciptakan sebaik-baik makhluk

(At Tin : 4. hal 2)

Manusia kesatuan dari jasmani dan rohani

(As Shad : 71-71. hal 4)

Manusia dalam humanisme

“ Barangsiapa mengenal dirinya, dia mengenal Tuhannya”

Comthe: mengenal diri adalah megenal sejarah

6 Antropological constant:

1. Relasi manusia dengan alam ekologis

2. Keterlibatan dengan sesama

3. Keterikatan dengan struktur sosial dan institusional

4. Ketergantungan masyarakat dan kebdayaan pada waktu dan tempat

5. Hubungan timbal balik antara teori dan praktek

6. Kesadaran religius

Quraish Shihab

Definisi adalah menghimpun semua unsur yang didefinisikan dan mengeluarkan segala yang tidak termasuk
didalamnya

Mukti Ali

Kata “agama ” adalah kata tersulit untuk didefinisikan. 3 alasan :

1. Pengalaman agama besifat batiniyah-subyektif-individualis

2. Bersifat spiritual-emosional

3. Konsepsi agama dipengaruhi tujuan pembuat konsepsi agama

AGAMA

Etimology Sansakerta (hindu-budha): A tidak Gam pergi. Sehingga bersifat turun temurun. Gam tuntunan,
sehingga melahirkan kitab suci.

A tidak Gama kocar-kacir.

Terminology dari pengertian di atas dapat diartikan sebagai seperangkat aturan atau ketentuan hidup yang
melekat dalam diri manusia agar hidupnya teratur dan selamat

Ad-DIN

Etimology Semit: undang-undang/ hukum


Arab: menguasai, patuh, hutang,menundukkan, kebiasaan.

Nuqaib:

1. Tendensi alamiah

2. berhutang

3. Kepatuhan

4. Kekuasaan yang bijaksana (hal. 9)

Kesimpulan arti Ad din adalah suatu peraturan Tuhan yang mendorng jiwa seseorang yang mempunyai akal
memegang peraturan dengan kehendaknya sendiri, untuk mencapai kebahagiaan hidup didunia dan akhirat kelak

Sigmund Frued Dasar:Oedipus kompleks (child’s sexsual desire for her mother), dorongan jiwa
Pengertian:Mengatasi frustasi

Edward Taylor Teori jiwa Evolusi jiwa,Kesadaran jiwa

JG Frazer batas akal, Memecahkan permasalahan diluar akal

M Crawley Krisis dalam individu,Mengatasi ketakutan akan kritis dalam hidupnya

Unsur agama: 1. Emosi keagamaan2. Sistem keyakinan3. Sistem ritual keagamaan4. Tempat dan peralatan
keagamaan5.Kelompok pemeluk

Tidak ada klasifikasi mutlak dalam agama tergantung agama pembuat klasifikasi

Peran

Petunjuk supaya tidak tersesat (hudal lin nas)

Pengimbang sisi material

IPTEK=AGAMA

Fungsi

Psikologis dan sosiologis menurut Robert KM:

1. Manifes (yang disadari/ disengaja), e. g: menyembah Tuhan

2. Laten (tidak disadari/ tersembunyi), e. g: memenuhi kebutuhan manusia

Talcott Pasons

Fungsi Referensi transendental, 3 alasan;

1. Ketidakpastian

2. Ketidakberdayaan

3. Tatanan masyarakat

F. o’ Dea

1. Dukungan moral, sarana emosional, rekonsiliasi frustasi

2. Hubungan transendental

3. Legitimasi norma masyarakat

4. Standar nilai

5. Identitas diri
6. Status baru-siklus-krisis individu

FJ Moreno, Agama lebih tua dari manusia, Tidak ada masyarakat yang tidak beragama

Max Muller (Historian), Sejarah umat manusia adalah sejarah agama, Cara indah mengenal Tuhan

HM Rosyidi, Religion is problem of ultimate concern, Setiap manusia beragama

Ciri-ciri

1. Sempurna (Qs ali imron: 19. hal 35,Qs al baqarah: 136 & Qs al maidah: 3. hal 33)

2. Mencakup semua aspek

3. Menuntut pengaktualisasian (kaffah)

Karkteristik ajaran agama islam

1. Agama robbaniyah (Qs adz dzariyat: 56. hal 37)

2. Agama insaniyah (Qs ar rum: 30. Qs albaqarah: 185 & 286. hal 38)

3. Agama syumuliyah/ universal (Qs as saba’: 28. hal 40)

4. Agama waqi’ah/ kontekstual

5. Agama wastiya/ moderat (dunia : akhirat)

6. Agama rasional (Qs al isra: 36)

Khallaf, Kalam alloh yang diturunkan kepada nabi muhammad melalui malaikat jibril dengan megunakan bahasa arab
sebagai bukti kerasulan muhammad dan sebagai pedoman hidup manusia serta sebagai media mendekatkan diri kepada
alloh dengan membacannya

Syaukani, Kalam alloh yang diturunkan kepada nabi muhammad , tertulis dalam mushaf, dinukilkan secara mutawattir

Ibnu syubki, Lafadz yang diturunkan kepada nabi muhammad, mengandung mu’jizat, pada setiap suratnya yang dinilai
ibadah membacannya

1. Fungsi Al-quran: Hudan (petunjuk), e. g: Qs al baqarah: 2

2. Rahmad e. g: Qs luqman: 2-3

3. Bayyinah, e. g: Qs al baqarah: 185

4. Furqon, e. g: Qs al baqarah: 185

5. Mualidhoh, e. g: Qs yunus: 57

6. Syifa, e. g: Qs yunus: 57

7. Tibyan, e. g: Qs an nahl: 89

8. Busyra, e. g: Qs an nahl: 89

9. Tafshil, e. g: Qs yusuf: 111

10. hikam, e. g: Qs luqman: 2

11. Musshoddiq, e. g: Qs al maidah: 48

12. Muhaimin/ penguji, e. g: Qs luqman: 2

Quraish shihab
Merupakan mu’jizat bagi nabi muhammad. Mu’jizat adalah suatu hal yang luar biasa melalui seseorang yang
mengaku nabi, sebagai bukti kenabiannya kepada yang ragu untuk mendatangkan hal serupa dan mereka tidak mampu
melakukan hal tersebut.

1. Robbaniyah : sumber dan tujuan akhirnya mengacu pada Allah swt.( al-An’am :161;an-Najm :42)

2. Syumuliah takamuliah : Pendidikan harus mencakup seluruh aspek manusia dan kehidupa ,dan harus
disempurnakan agar saling mendukung terbentuknya insan kamil yang bertanggungjawab pada tugas
kekhalifahan secara individu dan sosial.

3. Tawazun : menyeimbangkan antara pendidikan ruhiyah dan madiyah, individu dan sosial, kebahagiaan dunia dan
akhirat, idialis dan pragmatis; berdasar pada ajaran al-Qur’an.

4. Mukhafidzoh wa mujadidah : Pendidikan harus menjaga ajaran yang tetap/ prinsip yang sudah ditegaskan
al=quraan, dan demikian juga memperhatikan situasi dan perubahan yang terjadi, untuk terus dikaji dengan
ijtihad agar pendidikan dapat menjawab perubahan esuai dengan nilai pokok dalam ajaran yang tetap.

5. Ada empat yang menjadi dasar tujuan pendidikan Islam :

1. Tegaknya aqidah, hal ini karena Allah swt adalah sebagai tujuan tertinggi(Ar-Rum:27).

2. Tegaknya ibadah, karena ibadah adalah tugas kedua dari eksistensi manusia yang berhubungan langsung dengan
masalah kehidupan individu dan sosial( Ad-Dzariah:56)

3.Tegaknya potensi individu manusia secara menyeluruh baik : Ruh,hati, akal,jiwa, fisik,dan keindahan.

4. Tegaknya kehidupan msyarakat.

• RUMUSAN TUJUAN : 1.Al-Ghozali : Memberi petunjuk akhlak dan pembersihan jiwa dengan maksud membentuk
individu-individu yang di tandai dengan sifat utama, yang dengan ini akan merata keutamaan dalam masyarakat.

• 2. Dr.Munir Mursi : Tercapainya kesempurnaan kemanusiaan, dan mewujudkan kebahagiaan hidup dunia akhirat,
serta mengantarkan kesuksesan hidup dunia.

• 3. Konferensi Pendidikan Islam : Pendidikan harus bertujuan pada pertumbuhan seimbang dari kepribadian total
manusia melalui pelatihan semangat, intelek,rasional dirinya, perasaan, dan inderanya. Pendidikan itu harus
diperuntukkan bagi pertumbuhan manusia dalam semua aspek:spiritual, intelektual, imajinatif, fisik, ilmiah,
linguistik, baik perorangan maupun kolektif untuk pencapean kesempurnaan. Tujuan ahirnya adalah dapat
mewujudkan ketundukan pada Allah swt pada tingkat individu, dan masyarakat secara keseluruhan

Tujuan hidup yang paling mulia bagi umat manusia adalah selalu berbuat kebajikan (Sayyid Sabiq).

• Q.S. al-Baqarah (2):148 menyatakan: “dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya sendiri, maka berlomba-lombalah
dalam kebaikan…”).

• Manusia memerlukan nilai-nilai mutlak (ultimate) untuk menjawab persoalan kehidupannya baik di dunia ini
maupun setelah kematiannya (Milton Yinger).

• Nilai-nilai mutlak tersebut meliputi hal-hal yang bersifat relasional (baik-buruk dan benar-salah) antara manusia
dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam. Dalam hal relasi manusia dengan manusia
disebut dengan ‘etika sosial’ (Toshihiko Izutsu).

• Bagi Talcott Parsons agama menjadi ‘referensi transendetal’, yaitu mentransendensikan pengalaman sehari-hari
(O’Dea, 1985: 7), atau dalam istilah Kingsley Davis, agama mensucikan nilai-nilai dan norma-norma yang telah
terbentuk dalam masyarakat (O’Dea, 1985: 26); mengawal perbuatan dengan ‘niat’ secara konsisten (Islam).

• Pentingnya moralitas ini ditunjukan oleh misi Nabi Muhammad s.a.w., yang tidak lain adalah mengawal
moralitas manusia, yaitu membimbing manusia untuk terus melakukan pendakian sehinga mencapai derajat
akhlak al-karimah (Muhammad al-Mishri, 2011: 3).

• Semua nilai yang terdapat dalam al-Qur’an, yang meliputi akhlak kepada Allah, kepada Rasul, akhlak pribadi,
akhlak dalam keluarga, masyarakat, dan akhlak bernegara (seperti al-ikhlas, al-tawakkal, al-syukr, al-ridha, al-
shidq, al-amanah, al-fathanah, al-tabligh, al-shabar, al-istiqamah, al-‘afwu, al-syaja’ah, al-‘iffah, al-haya, birrul
walidain, ikram al-ajrah, al-dhuyuf, musyawarah, ‘adl dan seterusnya) adalah dalam rangka menuju puncak
pendakian kepribadian yang utuh dan integral yang disebut taqwa.
• Mmanusia adalah homo duplex, yaitu makhluk dengan dua motif yang berbeda dan berlawanan: hasrat nafsu
hewaninya dan keharusan moralnya(Durkheim).

• Q.S. al-Syams (91):7-10: “Demi jiwa serta penyem-purnaan (ciptaan)nya; maka, Dia mengilhamkan kepadanya
(jalan) kejahatan dan ketaqwaannya; sungguh beruntung orang yang mensucikan (jiwa itu), dan sungguh rugi
orang yang mengotorinya”.

• Masih ada ‘gap’ di kalangan pemeluk agama, karena keberagamaannya ‘tidak berbanding lurus dengan perilaku
moralnya’?.

• Agama, baru ditempatkan pada fungsi identitas dan sosialitas, dan belum sampai pada fungsi maknawi (Weber).

• Masih ada ‘gap’, karena agama ‘baru sampai pada tingkat kesalehan ritual-individual dan belum berimplikasi
pada kesalehan sosial.

• Peribadatan mestinya kontinum dengan perilaku sosialnya, misal “shalat itu akan mencegah seseorang dari
perbuatan keji dan munkar” (QS al ‘Ankabut (29): 45).

 Menciptakan keluarga sakinah berlandaskan mawaddah wa rahmah

( Q.S. Ar-Ruum, 30 : 21)

 Menjaga pandangan mata dan menjaga kehormatan

( H.R.Bukhori)

 Memperoleh keturunan

( H.R. Ahmad )

 Pengertian dan Dasar Hukum.

 Alquran ( Q.S. Ar-Ruum, 30 :21, An- Nisa’,4 : 3, An-Nuur, 24 : 32)

 Hadis

 UU No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan ( pasal 1 ).

 Kompilasi Hukum Islam ( KHI ),pasal 2

 Prinsip Nikah Islam: Kebebasan memilih

 Mawaddah

 Rahmah

 Amanah

 Mu’asyarah bil ma’ruf

 Pernikahan dengan ibu tirinya.

( Q.S. An-Nisa,4 : 22-24 )

 Pernikahan saling bertukar isteri

 Suami mengijinkan isteri bersetubuh dengan pria lain untuk mendapatkan keturunan yang baik.

 Pernikahan dengan tawanan perempuan tanpa mahar.

 Poligami tanpa batas

 Pernikahan muth’ah
• Konsep Wali

 Sebelum Islam wali dianggap sebagai bentuk kuasa dan wewenang laki-laki atas perempuan, atau peniadaan hak
atas perempuan.

 Sesudah Islam, wali sebagai pemandu dan pembimbing perempuan Arab yang pada waktu itu relatif masih
terbelakang.

• Konsep Mahar

 Sebelum Islam, Mahar dianggap sebagai bentuk harga dari seorang pengantin perempuan

 Sesudah Islam, mahar adalah bentuk kesungguhan cinta kasih yang diwujudkan dalam shaduqat (pemberian).

 Pengertian : Pernikahan yang meskipun telah memenuhi rukun dan syarat pernikahan sesuai ketentuan syar’i,
namun tidak dicatatkan di KUA/ Pegawai Pencatat Nikah.

 Perbedaan :

Nikah Resmi  mempunyai akta nikah,

sah secara agama dan secara hukum

Nikah Siri  Tidak ada akta nikah,

sah secara agama, tidak sah secara hukum.

 Status Hukumnya

Secara Hukum Islam, nikah siri adalah sah dimata Allah selama pelaksanaannya memenuhi ketentuan-ketentuan
syar’i, seperti adanya calon mempelai, wali,dua orang saksi, mahar, ijab dan qabul.

Secara Hukum Nasional, nikah siri tidak sah secara hukum, karena merupakan pelanggaran terhadap UU no.1 Tahun 1974
tentang perkawinan pasal 2:

(1) Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu

(2) Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku

(3) Faktor Penyebab dilangsungkannya :

 Menghindari zina

 Belum ada kesiapan moril dan materiil

 Menghindari prosedur yang berbelit

 Tidak ada biaya untuk administrasi pernikahan

 Alasan untuk bisa berpoligami

 Dan lain-lain.

• Pengertian :

Pernikahan yang didasarkan pada jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak.

• Hukumnya:

Pernikahan tersebut pernah terjadi pada masa Rasulullah, namun kemudian Rasul melarangnya :

“ Saya pernah membolehkanmu melakukan nikah mut’ah, namun Allah telah melarangmu sampai hari akhir
Pengadilan”.

Anda mungkin juga menyukai