Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TAUHID DAN AKHLAK TASAWUF

Konsep Tiga Pilar dalam Agama Islam

[ Iman, Islam, dan Ihsan ]

Dosen Pengampu : Arifiana Nur Kholiq, Lc., M.S.I.

Disusun oleh :

Anggifatul Hana ( 210202605 )

Fakultas Syari’ah dan Hukum

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kita sebagai manusia menginginkan kehidupan yang tenang, tenteram,


dan bahagia. Dalam sebuah agama Islam kita patut untuk mengenal konsep
iman, Islam, dan Ihsan. Ada tiga pilar penting dalam Islam yang manusia harus
diketahui untuk menuju kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat yaitu iman,
Islam, dan IIhsan

Dalam sebuah agama islam kita patut untuk mengenal konsep iman dan
ihsan. Kedudukan ihsan dalam menjalani kehidupan ini sangatlah penting.
Karna kadang kala kita sebagai seorang muslim sudah diberikan tuntunan
masih saja melakukan hal yang kurang baik (jelek). Ini karna tingkat keimanan
seorang muslim masih kurang stabil walaupun sebenarnya kita sudah
mengetahui dengan baik bahwasanya ihsan merupakan realisasi dari iman .

Ketiganya memiliki makna masing-masing dan saling bersangkut paut


karena memiliki kesamaan. Oleh karena itu, kita sebagai umat Islam harus
mengetahui bagaimana kaitan antara iman, Islam, dan Ihsan. Karena dari
ketiga konsep tersebutlah merupakan sebuah kunci untuk mencapai suatu
kebahagiaan yang tenang, tenteram, dan bahagia.

B.Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari Iman, Islam, dan Ihsan?

2. Bagaimanakah keterkaitan antara Iman, Islam, dan Ihsan?


C. Tujuan Penulisan

1. Dapat menjelaskan pengertian Iman, Islam, dan Ihsan

2. Mengetahui keterkaitan antara Iman, Islam, dan Ihsan


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Iman

secara etimologi, kata iman berasal dari bahasa Arab Aamana - yu’minu’iimaanan yang
artinya percaya. Sedangkan secara terminologi iman adalah membenarkan dengan hati
(tashdiq bi qalb), menyatakan dengan lisan (iqrar bi lisan) dan membuktikan dengan
perbuatan (amal bi arkan) terhadap kebenaran atau keyakinan tertentu. Berdasarkan hadits
Nabi Muhammad Saw sebagai berikut :

‫ ان تؤ من باهللا و مالىكته و كتبه ورسله واليوم االخر والقدر خطيره وشره‬: ‫فاخبرني عن االيمان قال‬

Artinya : Maka beritahulah kami wahai Rasulullah tentang Iman, Nabi Muhammad Saw
menjawab : bahwa engkau percaya kepada Allah SWT, Malaikat – malaikatnya, Kitab –
kitabnya, Rasul – rasulnya, percaya pada qodlo dan qodar Allah SWT atau nasib baik
maupun nasib buruk.

Rukun Iman yang enam yaitu :

1.Iman kepada Allah SWT

Iman kepada Allah SWT merupakan asas dan pokok akan adanya keimanan kepada kitab-
Nya, yakni keyakinan yang pasti bahwa Allah SWT adalah Rabb dan pemilik segala sesuatu,
Dialah satu-satunya pencipta, pengatur segala sesuatu, dan Dialah satu-satunya yang berhak
disembah, tidak ada sekutu bagi-Nya. Untuk mengamalkan rukun Iman ini, seorang muslim
harus memahami Asmaul Husna dan segala sifat kesempurnaan Allah SWT baik itu sifat
wajib, sifat mustahil, dan sifat Jaiz.

2. Iman kepada Malaikat

Malaikat adalah makhluk ghoib yang diciptakan Allah SWT dari cahaya atau nur. Iman
kepada malaikat artinya percaya adanya malaikat-malaikat Allah SWT yang diciptakan untuk
menyampaikan amanat Allah SWT kepada seluruh manusia. Jumlah malaikat sebenarnya
tidak dapat dihitung tapi yang wajib kita imani ada 10 yaitu :

1.Malaikat Jibril bertugas menyampaikan wahyu kepada nabi dan rasul

2 Malaikat Mikail bertugas membagi rezeki kepada semua makhluk

3.Malaikat Isrofil bertugas meniup sangkakala pada hari kiamat

4.Malaikat Izroil bertugas mencabut nyawa

5.Malaikat Munkar bertugas menanyai tiap-tiap manusia di alam kubur

6.Malaikat Nakir bertugas menanyai tiap-tiap manusia di alam kubur

7.Malaikat Roqib bertugas mencatat amal baik

8.Malaikat Atid bertugas mencatat amal buruk

9.Malaikat Malik bertugas menjaga pintu neraka

10.Malaikat Ridwan bertugas menjaga pintu surga

3.Iman kepada Kitab Suci

Kitab Allah SWT adalah kitab suci yang memuat Wahyu Allah SWT. Kitab-kitab tersebut
diturunkan oleh Allah SWT kepada nabi dan rasul-Nya. Dalam Islam, terdapat empat kitab
suci yang wajib diimani, yaitu Kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa, Kitab Zabur
diturunkan kepada Nabi Daud, Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa, dan Al Qur’an yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad.

4.Iman kepada Nabi dan Rasul

Dalam Al Qur’an disebutkan ada 25 Nabi dan Rasul yang memiliki kewajiban untuk
menyampaikan wahyu yang diterimanya kepada manusia. Umat muslim harus memercayai
keberadaan ke-25 nabi dan rasul tersebut.

5.Iman kepada Hari Akhir

Iman kepada hari akhir artinya mempercayai bahwa hari kiamat suatu hari akan datang .
Dimana, seluruh alam semesta hancur dan kehidupan yang kekal ( akhirat ) akan menanti.
Setelah itu manusia akan di mintai pertanggungjawaban atas amal ibadahnya selama di
dunia. Allah SWT telah memberi gambaran kondisi pada hari kiamat dalam Al Qur’an, salah
satunya pada surat Az- Zumar ayat 68 yang artinya :

“ Sungguh telah datang pada hari kiamat akan ditiup sangkakala ( trompet ) lantas matilah
sekalian apa yang ada di langit dan yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah.
Kemudian akan ditiup padanya sekali lagi, kemudian mereka sekalian akan bangkit
memandang ( menunggu keputusan ).”

Umat muslim harus memercayai suatu saat nanti kiamat pasti akan datang dan hanya Allah
SWT yang mengetahui kapan peristiwa itu terjadi.

6. Iman kepada Qadha dan Qodar

Menurut bahasa Qadha artinya ketentuan, pelaksanaan, hukum atau keputusan. Sedangkan
secara istilah Qadha adalah ketentuan suatu rencana dari Allah sejak zaman azali sesuai
kehendaknya tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan makhluknya. Qadar secara
bahasa artinya jangka atau ukuran. Sedangkan secara istilah Qadar adalah perwujudan atau
implementasi dari ketetapan

( Qadha ) Allah terhadap semua makhluknya.

Taqdir dibagi menjadi dua yaitu taqdir mubram dan taqdir mu’allaq. Taqdir mubram ialah
qadha dan qadar yang tidak dapat untuk diletakkan, pasti terjadi pada diri manusia, telah
ditetapkan oleh yang maha pencipta, yang kita tidak mempunyai kesempatan untuk
memilihnya, ketentuan Allah terhadap makhluknya yang tidak bisa diubah lagi. Sedangkan
taqdir mu’allaq ialah qadha dan qadar yang bergantung kepada ikhtiar seseorang, atau
usaha menurut kemampuan yang ada pada diri manusia, taqdir yang dapat diubah dengan
Do’a, dan usaha.

B. Pengertian Islam

Kata Islam diambil dari kata bahasa Arab, aslama – yuslimu yang memiliki arti tunduk, patuh,
dan berserah diri. Sedangkan secara istilah yaitu sikap penyerahan diri ( kepasrahan,
ketundukan, kepatuhan ) seorang hamba kepada Tuhannya dengan senantiasa
melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, demi mencapai kedamaian dan
keselamatan hidup, di dunia maupun di akhirat. Rukun Islam ada lima yaitu :

• Syahadat : menyatakan tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad itu utusan Allah

• Shalat : mendirikan shalat wajib lima waktu dalam sehari

• Zakat : memberikan sebagian harta kepada fakir miskin atau golongan yang berhak
menerimanya

• Puasa : berpuasa dan mengendalikan diri selama bulan suci Ramadhan

• Haji : pergi beribadah ke Mekkah, setidaknya satu kali seumur hidup bagi mereka yang
mampu

C. Pengertian Ihsan

Ihsan artinya berbuat baik atau membuat kebaikan. Ihsan adalah puncak ibadah dan akhlak
yang senantiasa menjadi target seluruh hamba Allah SWT. Sebab Ihsan menjadikan kita
sosok yang mendapatkan kemuliaan dari-Nya. Ihsan merupakan suatu perbuatan yang
sangat bermanfaat di dalam Islam, pentingnya Ihsan didasarkan atas tiga hal, yaitu sesuai
fitrah manusia, diperintahkan dan dicintai oleh Allah SWT.

Ihsan terbagi menjadi dua, pertama yaitu Ihsan dalam beribadah kepada Allah
pengertiannya beribadah kepada Allah seakan-akan melihatnya apabila tidak dapat melihat
Allah maka yakinlah bahwa Allah SWT melihat kita. Kedua yaitu Ihsan dalam menjalankan
hak sesama makhluk adalah dengan menjalankan hak-hak mereka. Ihsan kepada makhluk ini
meliputi 2, adalah yang wajib dan Sunnah. Pertama yang disebut wajib misalnya mengabdi
kepada kedua orang tua dan bersikap adil dalam bermasyarakat. Kedua yang disebut
Sunnah misalnya membagikan bantuan tenaga atau harta yang melampaui batas kadar
kewajiban seseorang. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Umar bin Khattab
Radhiyallahu Anhu dalam kisah jawaban Nabi Muhammad Saw kepada Jibril ketika ia
bertanya tentang Ihsan, maka Nabi Muhammad Saw menjawab :

‫أن تعبد هللا كأ نك ترا ه فأ ن لم تكن ترا ه فأنه يراك‬


“ Engkau beribadah kepada Allah SWT seolah-olah engkau melihat-Nya, maka bila engkau
tidak melihat-Nya, sesungguhnya Allah melihat mu.”

D. Keterkaitan antara Iman, Islam, dan Ihsan

Keterkaitan atau hubungan antara Iman, Islam, dan Ihsan adalah suatu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan. Iman adalah keyakinan yang kokoh yang menjadi dasar akidah. Sedangkan
pelaksanaan rukun Islam dilakukan dengan cara Ihsan, sebagai upaya pendekatan diri
kepada Allah SWT. Dalam perjalanannya meskipun telah menjadi ilmu tersendiri setelah
adanya pemisahan, dalam tataran pengalaman kehidupan beragama, tiga hal tersebut tidak
boleh dipisah-pisahkan, akan tetapi harus diterapkan secara bersama-sama, artinya tidak
boleh mementingkan aspek Iman dan meninggalkan Islam dan Ihsan, atau sebaliknya. Bila
itu terjadi maka pengalaman menjadi tidak sempurna atau bahkan tidak sah. Misalnya,
orang yang sedang sholat, dia harus meng-esakan Allah SWT disertai keyakinan bahwa
hanya Allah SWT yang wajib disembah, itulah iman. Sholat memenuhi syarat dan rukun
sholat dilakukan dengan khusyuk, tawadlu’, dan penuh dengan penghayatan apa yang
dibaca. Firman Allah dalam surat Al-Mu’minun ayat 1-2 :

) ٢( ‫) الذ ين هم فى صالتهم خا سعون‬١ ( ‫قد ا فلح المؤ منو ن‬

Artinya : “ Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, ( yaitu ) orang-orang


yang khusyuk dalam sholatnya.” ( QS. Al- Mu’minun : 1-2 )

Hubungan Iman, Islam, dan Ihsan :

• Iman sebagai landasan keyakinan Islam, dan Ihsan sebagai bukti nyata dari keyakinan
tersebut

• Iman, Islam, dan Ihsan bagaikan rumah kita, di mana rukun Iman sebagai pondasinya,
rukun Islam sebagai tiang penyangganya dan Ihsan sebagai atapnya

• Iman, Islam dan Ihsan merupakan satu kesatuan yang saling mendukung, menguatkan dan
tidak dapat dipisahkan

• Iman, Islam dan Ihsan bagaikan sama sisi, masing-masing mempunyai nilai dan fungsi yang
sama pentingnya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Iman, Islam, dan Ihsan merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan saling
mengait satu sama lain. Iman adalah keyakinan yang menjadi dasar akidah. Keyakinan
tersebut kemudian diwujudkan melalui pelaksanaan kelima rukun Islam. Sedangkan
pelaksanaan rukun Islam dilakukan dengan cara Ihsan. Kita dapat menganalogikan Iman,
Islam, dan Ihsan sebagai sebuah rumah. Di mana Iman sebagai pondasi, Islam sebagai tiang
penyangganya dan Ihsan sebagai atapnya. Jadi ketiganya tidak dapat dipisahkan.

B. Saran

Dalam pembahasan di atas kita sebagai umat muslim harus senantiasa meningkatkan
kualitas keimanan dan memperbanyak melakukan perbuatan-perbuatan baik, serta selalu
mendekatkan diri kepada Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA

Sitoresmi, Ayu Rifka. ( 2021, Juni 12 ). “ Pengertian Iman dan Rukun Iman dalam Ajaran
Islam yang Wajib Diketahui ”, https://m.liputan6.com/hot/read/4580193/pengertian-iman-
dan-rukun-iman-dalam-ajaran-islam-yang-wajib-diketahui, diakses pada 29 Agustus 2021.

Hadi, Nur. ( 2019, April 1 ). “ Islam, Iman dan Ihsan Dalam Kitab Matan Arba’in An-Nawawi :
Studi Materi Pembelajaran Pendidikan Islam dalam Perspektif Hadits Nabi SAW ”,
https://ejournal.iai-tribakti.ac.id/index.php/intelektual/article/download/811/606, diakses
pada 29 Agustus 2021.

News. ( 2021, April 6 ). “ Pengertian Iman dan Rukun Iman yang wajib Diyakini umat Muslim
”, https://m.kumparan.com/berita-hari-ini/pengertian-iman-dan-rukun-iman-yang-wajib-
diyakini-umat-muslim-1vV1osTrKhT, diakses pada 3 September 2021.

Harnani, Rahma Indina. ( 2021, Agustus 31 ). “ Iman Artinya dalam Islam Dilengkapi dengan
Dalilnya ”, https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5702999/iman-artinya-dalam-islam-
dilengkapi-dengan-dalilnya, diakses pada 5 September 2021.

Anda mungkin juga menyukai