Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

Islam, Iman, dan Ihsan

DOSEN PEMBIMBING
Muhammad Saefullah., M.Pd.l

DISUSUN OLEH
1. M. Zaenaldi Musthofa (2022150104)
2. M. Nizar Dhiaudin (2022150105)
3. Sandikha Bayu Pratama (2022150106)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia yang beruntung adalah manusia yang memiliki agama, karna dengan agama
manusia memiliki nilai dan aturan untuk menjalani hidup dengan sebaik-baiknya.
Islam adalah agama yang paling sempurna, agama yang menuntun kehidupan
pemeluknya secara rinci dan jelas. Karna Islam datang untuk meluruskan agama-agama
terdahulu yang di ajarkan oleh rasul-rasul sebelumnya yang telah di simpangkan dan
menjadi pelengkap ajaran-ajaran rasul sebelumnya.
Agama Islam memiliki tiga pokok ajaran agama yang terdiri dari tiga komponen,
ketiganya saling berkaitan satu sama lain dan harus diamalkan oleh setiap pemeluknya,
yakni Iman, Islam dan Ihsan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Islam
Islam secara istilah adalah agama samawi yang di turunkan oleh Allah SAW .Agama islam
secara umum adalah berserah diri, tunduk dan patuh kepada apa yang telah di turunkan
oleh Allah ( Syariat Islam). Kata Islam berasal dari Bahasa Arab adalah bentuk masdar dari
kata kerja‫ اسالما‬- ‫ اسلم – يسلم‬Yang secara etimologi mengandung makna : Sejahtera, tidak
cacat, selamat. Seterusnya kata salm dan silm, mengandung arti : kedamaian, kepatuhan,
dan penyerahan diri. Dari kata-kata ini, dibentuk kata salam sebagai istilah dengan
pengertian : Sejahtera, tidak tercela ,selamat, damai, patuh dan berserah diri. Dari uraian
kata-kata itu pengertian islam dapat dirumuskan taat atau patuh dan berserah diri kepada
Allah. Kesimpulanya islam agama yang mengajarkan kita mematuhi perintah Allah dan
menjauhi larangannya.
Dasar dalam Islam adalah rukun islam, Rukun islam adalah tindakan atau perbuatan
yang menjadi syarat agar menjadi muslim yang sempurna. Rukun islam ada lima yaitu:
1. Syahadat
2. Sholat
3. Zakat
4. Puasa
5. Haji (bagi yang mampu)

B. Iman
Secara Bahasa, Iman berasal dari bahasa arab amana-yukminu-imanan yang artinya
percaya. Sedangkan secara istilah berarti kita meyakini atau mempercayai apa yang
berkenaan dengan agama, seperti yakin/percaya kepada Tuhan, nabi, kitab dan sebagainya.
Rukun islam dibagi menjadi ada 6, yaitu:
1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada Malaikat Allah
3. Iman kepada Kitab-Kitab Allah
4. Iman kepada Rasul Allah
5. Iman Kepada hari kiamat
6. Iman Kepada qada dan qodar
Selain rukun, iman juga memiliki beberapa tingkatan atau bagaimana seseorang
menyikapi iman nya, diantara lain:
a) Iman Taqlid
Tingkat keimanan yang pertama yaitu iman taqlid. Iman taqlid adalah iman yang
didasarkan pada ucapan orang lain, umumnya dari ulama, tetapi tanpa memahami
dalilnya. Menurut Syekh M. Nawawi, tingkat keimanan yang pertama ini sah, walaupun
tanpa mencari dalil atas masalahnya.

b) Iman Ilmu atau Ilmul Yaqin


Tingkatan iman yang kedua yaitu iman ilmu. Iman ilmu adalah iman yang dimiliki
seorang hamba dalam menyelesaikan suatu masalah dengan dalil dan ilmu yang dimiliki.

c) Iman Iyana tau Ainul Yaqin


Pada tingkatan iman yang ketiga yaitu iman iyana. Iman iyana adalah iman yang
dimiliki oleh seorang hamba yang meyakini bahwa Allah merupakan zat yang nyata,
walaupun wujudnya tidak dapat dilihat. Ketika seseorang berada di tingkatan iman yang
ketiga, ia mempercayai bahwa Allah tidak ghaib serta selalu hadir di batinnya.
d) Iman Haq atau Haqqul Yaqin
Pada tingkat iman keempat yaitu iman haq. Iman haq adalah iman yang dimiliki oleh
seorang muslim dengan pandangan bahwa Allah selalu ada dalam hatinya. Para ulama
pun menyebut seseorang dengan tingkat keimanan iman haq dikatakan sebagai seorang
yang arif. Hal ini dikarenakan Allah selalu hadir di hatinya, orang tersebut hanya
memandang kepada Allah dan tidak pada duniawi lagi.

e) Iman Hakikat
Tingkat yang terakhir adalah iman hakikat. Iman hakikat adalah iman yang dimiliki
oleh seorang hamba dengan hanya melakukan segala hal yang mendekatkan dirinya
pada Allah. Maka dari itu, orang dengan keimanan hakikat dapat dipandang sebagai
seorang hamba yang telah tenggelam di laut dan tidak melihat adanya pantai.

C. Ihsan
Kata Ihsan (berbuat baik) ialah kebalikan dari kata al isaa-ah (berbuat buruk), ihsan yaitu tingkah
laku seseorang demi melakukan perbuatan yang baik dan mencegah diri dari perbuatan dosa.

Ihsan berarti berbuat baik, orang yang Ihsan disebut mukhsin berarti orang yang berbuat baik.
Sedangkan Ihsan menurut aqidah islam adalah berbuat kebaikan dengan niat ibadah kepada Allah atau
dilihat Allah SWT.12 perwujudkan Ihsan ini adalah perbuatan dan amal yang dihiasi dengan budi pekerti
yang rendah dan akhlak yang luhur.

Ihsan adalah unsur ketiga dari pengertian agama Islam, yakni keyakinan (Iman), amal perbuatan
(Islam) dan kebajikan (Ihsan). Ihsan juga mengandung pengertian memperindah setiap perbuatan yang
kita kerjakan. Ihsan memiliki tiga tingkatan, yaitu

(1) berbuat kebaikan yang telah semestinya dikerjakan yang menyangkut harta, kata-kata, tindakan, dan
segenap keadaan.

(2) beribadah dengan penuh kehadiran dan kesadaran, seperti seseorang yang benar-benar melihat
tuhannya.

(3) merenungkan dan memikirkan Allah dalam semua sesuatu dan setiap saat.

Menurut Dahlan Azis dalam pengantar buku Akhlak Menggapai Makrifat yang dikutip Ana
Nadhya Abrar dalam buku Susila Wartawan Muslim, rukun ihsan terbagi menjadi tiga, yaitu:

1. Beramal saleh: Perbuatan baik yang dilakukan secara sengaja. Rukun ihsan ini harus dilakukan dengan
ikhlas, sehingga bisa dicatat sebagai ibadah.

2. Makrifat: Ini adalah tahap di mana seseorang merasa dirinya dilihat oleh Allah SWT ketika sedang
beramal saleh. Salah satu cara agar seseorang bisa berada di tahap makrifat adalah dengan
memperbanyak dzikir kepada Allah SWT.
3. Muraqabah: Suatu kesadaran yang dimiliki seseorang bahwa Allah SWT senantiasa selalu mengawasi,
mendengar, serta mengetahui apapun yang dilakukannya. Orang yang merasa diawasi oleh Allah akan
selalu hati-hati dalam bertindak, bersikap dan terdorong untuk selalu berbuat kebaikan.

Bentuk-bentuk Ihsan

Seorang muslim tidak melihat sikap Ihsan hanya sebatas etika utama yang dapat memperbaiki
tingkah laku. Akan tetapi, ia memandangnya sebagai bentuk dari akidahnya dan bagian terbesar dari
keIslamannya. Ada beberapa ungkapan-ungkapan dalam Al-Qur‟an yang mengidentifikasikan bentuk
perbuatan Ihsan.

1. Sabar

Sabar ialah menahan diri atas sesuatu yang tidak disukai dengan penuh keridhaan dan
kepasrahan. Seorang muslim menahan diri atas sesuatu yang tidak disukai oleh Allah SWT seperti
kemaksiatan dan lain sebagainya.

2. Menunaikan Sholat

Sholat ialah ibadah yang teratur dari beberapa lisan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir,
diselesaikan dengan salam, dan melengkapi beberapa syarat yang ditentukan.

3. Menunaikan Zakat

Zakat menurut istilah agama Islam ialah tingkatan kekayaan yang tertentu, yang dibagikan
terhadap yang berhak menerimanya, dengan beberapa syarat.

4. Keyakinan Kepada Hari Akhir

Seorang muslim mengimani bahwa kehidupan dunia ini memiliki masa akhir yang tidak lagi hari
setelahnya. Selanjutnya datanglah kehidupan yang kedua, detik-detik menuju negeri akhirat.

5. Jihad

Jihad yang bersifat khusus, yaitu berperang melawan orang-orang kafir dan orang-orang yang
memperangi orang Islam hukumnya fardhu kifayah.

6. Infaq

Menurut Juwaibir meriwayatkan dari adh-Dhahhak, ia mengatakan : “infaq adalah amal yang
dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah sesuai dengan kemampuan dan kemudahan yang
mereka miliki", hingga turunlah ayat tentang kewajiban-kewajiban shadaqah, yakni tujuh ayat dalam
surat At-Taubah yang menerangkan tentang shadaqah, dan ini adalah ayat-ayat menasakh
(menghapuskan) hukum yang ada dan menetapkan hukum yang baru.

Fungsi Ihsan adalah sebagai berikut :

1. Pendorong, bahwa Ihsan terhadap Allah Swt, memotivasi manusia menghormati hidupnya,
beribadah dan beramal shaleh sebatas menambah keimanan dan ketaqwaan seseorang.
2. Penyalur, yakni bahwa Ihsan terhadap Allah Swt, yang sudah dipunyai manusia agar bisa
berkembang secara optimal dalam aktivitas kehidupan sehari-hari dengan menggunakan
tuntunan agama Islam sebatas dirinya sadar dengan Allah Swt.

3. Pengendalian, dengan menggunakan Ihsan manusia bisa mengendalikan perbuatannya


ketika melakukan perbuatan sesuatu yang dilarang oleh Allah Swt.

4. Penyesuaian, manusia harus sadar dengan dirinya sebagai makluk ciptaan Allah Swt yang
tidak ada tenaga dan tidak ada kekuatan dibandingkan dengan Allah yang maha pencipta
dan maha kuasa.

Dengan demikian, maka fungsi Ihsan disinilah agar manusia mengakui bahwa Allah itu ada, Allah
itu sebagai pencipta dan hendaklah manusia selalu ingat kepada Allah Swt. karna dari sini manusia bisa
merasakan hidup tenang dan tentram dari segala perbuatan yang keji dan mungkar.

Anda mungkin juga menyukai