Anda di halaman 1dari 20

PEMAHAMAN MENGENAI IMAN, ISLAM DAN IHSAN

Antika Melindasari, Asyif Rayendra Aisyah, Echa Veronika


Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri Metro Lampung
Email: antikamelindasari27@gmail.com ;asyifrayendraaisyah25@gmail.com ;
29echaveronika@gmail.com

Abstrak
Basically, humans were created by Allah SWT for ta`abbudi or full servitude by
worshiping only because of Allah SWT. Worship without knowledge is useless and will
be in vain. Therefore it is important for mankind to know the relationship between
Iman, Islam and Ihsan. This journal discusses the meaning, relationship and
application of Faith, Islam and Ihsan. Faith is a belief in the heart that is spoken by
mouth and manifested in human deeds. Islam is obedience and obedience to Allah's
commands and prohibitions. Ihsan is a form of worship to worship God (to Allah SWT)
as if looking at God. Faith, Islam, and Isan are very close and cannot be separated.
Faith, Islam, and Ihsan can also be applied in daily life, such as disturbing others and
doing things related to worship. Compared to our buildings, Iman is the foundation of
the building (ourselves), Islam is the pillar, and Ihsan is the roof. If the foundation of
our Faith (Aqidah) is solid, then the construction of Islam (a form of devotion to Allah).
Not only (or worship) but also beautiful and solid Ihsan (new actions) standing within
us. On the other hand, if faith is fragile, then our personality is also fragile, and our
hearts are vulnerable to immoral behavior due to weak belief and belief in Allah SWT.
Keywords : Faith, Islam, Ihsan, Connection, Application.

Abstrak
Pada dasarnya Allah SWT menciptakan makhluk hidup salah satunya yaitu
manusia adalah untuk ta`abbudi atau penghambaan yang penuh dengan cara
beribadah hanya karena Allah SWT. Beribadah tanpa ilmu tiada guna dan akan sia-sia.
Maka dari itu penting bagi umat manusia untuk mengetahui hubungan antara Iman,
Islam dan Ihsan. Dalam jurnal ini membahas mengenai pengertian, hubungan serta
aplikasi Iman, Islam dan Ihsan. Bentuk keimanan itu terlihat dengan segala perbuatan.
Mulai dari hati, ucapan dan perlakuan. Islam adalah ketaatan dan ketaatan pada
perintah dan larangan Allah. Ihsan adalah bentuk ibadah untuk menyembah Tuhan
(kepada Allah SWT) seolah-olah memandang Tuhan. Iman, Islam, dan Isan sangat erat
dan tidak dapat dipisahkan. Iman, Islam, dan Ihsan juga bisa diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari, seperti mengganggu orang lain dan melakukan hal-hal yang
berhubungan dengan ibadah. Dibandingkan dengan bangunan kita, Iman adalah
fondasi bangunan (diri kita sendiri), Islam adalah tiangnya, dan Ihsan adalah atapnya.
Jika fondasi Iman (Aqidah) kita kokoh, maka konstruksi Islam (bentuk pengabdian

1
kepada Allah). Bukan hanya (atau ibadah) tetapi juga Ihsan (tindakan baru) yang indah
dan kokoh berdiri dalam diri kita. Sebaliknya jika Iman rapuh, maka kepribadian kita
juga rapuh, dan hati kita rentan terhadap perilaku maksiat karena lemahnya keyakinan
dan keyakinan kepada Allah SWT.
Kata Kunci: Iman, Islam, Ihsan, Hubungan, Pengaplikasian

A. PENDAHULUAN
Islam memiliki pokok dasar agama yang mencakup tiga komponen yakni Iman,
Islam, dan Ihsan. Ketiga ajaran ini juga bisa disebut aqidah, syariah, dan akhlaq.
Kemudian juga dikenal dengan istilah Iman, ibadah dan mu'amalah. Pada
hakikatnya, Allah SWT menciptakan makhluk hidup salah satunya manusia adalah
untuk berserah diri dalam menyembah sang penciptanya yaitu Allah SWT. Ibadah
tanpa ilmu merupakan suatu hal yang sia-sia. Ada tiga komponen yang saling
berkaitan satu sama lain, ketiga bagian tersebut yaitu Iman, Islam, dan Ihsan. Kita
manusia menginginkan kehidupan yang penuh dengan ketenangan, damai dan
bahagia. Untuk memenuhi keinginan ini, kita mutlak membutuhkan panduan untuk
menjalani kehidupan yang teratur, aman, dan damai. Islam adalah agama yang jujur
yang mengajarkan kebaikan, menghormati, menghormati, dan mencintai orang lain.
Dalam pemahaman ajaran Islam kita lebih fokus dan lebih baik karena kita selalu
dituntut untuk berubah menjadi individu yang berkualitas.
Keyakinan diperlukan karena kita meyakini sesuatu yang tidak nyata ketika
kita mempelajari agama murni sehingga kita dapat memahaminya dengan baik dan
dapat menerapkan keimanan tersebut dalam aktivitas sehari-hari. Kedudukan Ihsan
dalam kehidupan ini sangatlah penting. Sering kali sebagai manusia kita melakukan
hal-hal yang buruk. Hal itu karena tingkat keimanan umat Islam belum stabil,
padahal Ihsan merupakan realisasi keimanan. Dari uraian di atas maka kita sebagai
umat Islam harus Paham betul mengenai arti Iman Islam dan Ihsan. Integrasi Iman,
Islam dan Ihsan serta pengaplikasianya dalam berbagai aspek kehidupan. Karena
dari ketiga konsep tersebutlah merupkan sebuah kunci untuk mencapai suatu
kehidupan yang tenang, tentram serta bahagia. Dengan deminian, dalam menjalani
kehidupan ini ketiga komponen utama tersebut harus diterapkan secara seimbang
agar tercapai kedamaian dan ketentraman.

2
B. HASIL DISKUSI IMAN, ISLAM, DAN IHSAN
1. PENGERTIAN IMAN, ISLAM DAN IHSAN
a. Pengertian Iman
Kata Iman dalam Bahasa Arab yaitu amana yu’minu-imanan. Ini
memiliki banyak arti yaitu kesetiaan, kepatuhan, kedamaian dan
ketenangan. Kemudian al-Ghazali mendefinisikan keyakinan sebagai
“pembenaran”.1 Pengertian Iman secara istilah oleh para ahli dimaknai
secara berbeda, namun perbedaan tersebut tidak terlepas dari inti iman.
Sebagaimana Nabi menjelaskan kepada malaikat Jibril, “iman adalah
keberadaan Tuhan yang Maha Esa dan imannya pada keesaan, imannya
kepada malaikat, perjumpaannya, imannya kepada para rasul, dan pada
hari kebangkitan atau hari penghakiman”.2
Menurut Abdul Rahman Abdul Khalid, ia menjelaskan bahwa, di
dalam Al- Qur’an terdapat dua arti dasar tentang Iman, yaitu:
1) Iman dalam arti pembenaran mendukung pesan dari Allah dan Rasul-
Nya. Dalam hadist shahih, Rasulullah berbicara tentang iman saat
menjawab pertanyaan Jibril. Beliau mengatakan bahwa Iman adalah
ketika kamu percaya kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
Rasul-rasul-Nya, hari kiamat serta kamu percaya jika Allah SWT lah
yang telah mendatangkan Qadar baik maupun buruk yang kemudian
keimanan tersebut masuk ke dalam enam rukun iman.
2) Iman dengan arti ber-iltizam atau bersedekah dengan amal: sehingga
semua tindakan kebaikan yang tidak berbenturan pada hukum yang
sudah digariskan oleh syara’.3
Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, maksudnya bahwa Tuhan
menjadi satu-satunya yang harus disembah, ini adalah ajaran yang
1
Afiful Ikhwan, Pendidikan Agama Islam Berbasis Islam Kontemporer Perspektif Indonesia
(Jakarta Timur: PT. Tunas Artha Mandiri, 2021), 60.
2
Chuzaimah Batubara, Handbook Metodologi Study Islam (Jakarta Timur: Prenadamedia Group,
2018), 66.
3
M Hatta, “Implementasi Isi Atau Materi Pendidikan (Iman, Islam, Ihsan, Amal Saleh, Dan
Islah) Di SD Muhammadiyah 7 Pekanbaru,” Journal Of Islamic Educational Management 2, no. 1
(2001): 15–16.

3
merupakan tugas utama Nabi yang diutus oleh Allah SWT. Kepercayaan
atau keyakinan akan keesaan Tuhan bisa disebut dengan Tauhid. Tauhid
adalah prinsip yang mendukung semua struktur islam dan merupakan akar
dari Iman yang menopang semua bagunan Islam, yang dalam Al Qur’an
pada kata Lailaha illallah diucapkan pada kalimat syahadat.4 Iman
mencakup atas tiga tingkatan, yaitu:
1) Tahap mengetahui. Pada tingkatan pertama ini sesorang hanyalah
mengetahui apa yang diyakini dalam hati.
2) Tingkatan kedua yaitu tingkah kepekaan. Pada tingkatan ini,
keimanan manusia akan lebih tinggi, dikarenakan sesuatu yang
diyakini berdasarkan alasan tertentu.
3) Tingkatan haqqul yaqin, tingkat ini merupakan tingkatan keimanan
yang paling teratas. Manusia meyakini sesuatu tidak hanya mamahami
adanya alasan tertentu saja, namun disertai dengan kepatuhan serta
ketundukan kepada Tuhan.5
Iman adalah sebuah bentuk keyakinan atau kepercayaan dari hati,
diucapkan dengan lisan atau mulut kemudian diterapkan pada perbuatan
dikehidupan sehari-hari. Keimanan inilah yang kemudian masuk ke dalam
rukun Iman, yaitu : Iman kepada Allah, Malaikat, Kitab Allah, Nabi dan
Rasul, Hari Akhir, Qadla dan Qadar. Rukun Iman tersebut merupakan
suatu wujud cinta batin sebagai ungkapan apresiasi hati hambanya
terhadap keagungan Tuhan, pada selanjutnya bisa mempengaruhi semua
aktifitasnya. Iman akan membuat manusia sadar sebagai hamba Tuhan
yang tunduk atas kekuasaan Tuhan. Karena manusia termasuk makhluk
yang sempurna dengan berbagai kelebihan serta kekurangannya. Ketika
keyakinan pada keenam rukun iman terukir dalam hati, maka sebagai
manusia terus berusaha menjalani kehidupan sesuai dengan fitrah serta

4
Kaelany, Islam & Aspek-Aspek Kemasyarakatan (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000), 41–42.
5
Masan AF, Pendidikan Agama Islam Akidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah Kelas VII
(Semarang: PT. Karya Toha Putra, 2014), 7.

4
ketentuan hukum Tuhan yang akan menggiring kita semua ke kehidupan
yang lebih baik.6

b. Pengertian Islam
Bahasa Arab dari asal kata Islam memiliki arti ketundukan (taslim),
kepasrahan, penerimaan, tidak menolak, dan tidak mendurhakai. 7 Islam
berarti penyerahan diri terhadap Allah SWT, Tuhan semesta alam. Islam
beearti suatu ketundukkan, kesetiaan, dan ketakwaan untuk menerima serta
melaksanakan segala perintah, serta menjauhi segala larangan-Nya.
Mengikuti peraturan dan hukum yang diwahyukan untuk hamba Allah
melalui pilihan-Nya. Peraturan maupun hukum yang telah dibuat oleh
Allah diketahui dengan istilah “Syar’iah”.8
Sedangkan Islam menurut istilah, adalah agama yang memberikan
contoh pada manusia untuk senantiasa tunduk serta berserah diri
sepenuhnya terhadap Allah SWT. Orang Islam, atau orang yang berserah
diri dan patuh pada Tuhan bisa dikatakan sebagai muslim. Jika mereka
benar-benar orang islam, maka dalam hidup dan matinya hanya untuk
mencari keridhaan dari Tuhan. 9
Maka kesimpulan dari Islam merupakan ketundukan serta ketaatan
terhadap tugas dan pantangan Allah. Tugas dan pantangan-Nya itu
termasuk dalam ajaran Islam, sehingga hanya mereka yang menaati serta
tunduk pada ajaran islam yang akan memperoleh keselamatan di dunia
maupun dikehidupan yang akan datang. Dengan Islam sebagai agama,
tidak dapat lepas dari keberadaan unsur-unsur penyusunya yang berbentuk
rukun Islam, yaitu :
1) Membacakan dan menyebutkan dua kalimat syahadat;
2) Melaksanakan dan mendirikan sholat;
3) Berzakat;
6
Muhammad Asroruddin Al Jumhuri, Belajar Aqidah Akhlak Sebuah Ulasan Ringkas Tentang
Asas Tauhid Dan Akhlak Islamiyah (Yogyakarta: CV. Budi Utama, 2019), 6.
7
Taofik Yusmansyah, Akidah Dan Akhlak (Bandung: Grafindo Media Pratama, 2008), 11.
8
Afiful, op. cit. hlm 65.
9
Masan, op. cit. hlm 8.

5
4) Berpuasa di bulan Ramadhan;
5) Menunaikan ibadah haji ke Mekkah.10

c. Pengertian dari Ihsan


Ihsan adalah suatu kata yang berawal dari bahasa Arab yang berupa
kata kerja (fi`il) yaitu : ‫ احسا ن – يحسن –احسن‬artinya: ‫( فعل الحسن‬perbuatan
baik).11 Ihsan dalam bahasa merupakan lawan dari kata keburukan. Kata
Ihsan berasal dari kata kerja ahsana, yang berarti melakukan sesuatu
kebaikan (melakukan perbuatan yang baik).12 Sedangkan menurut istilah,
Ihsan merupakan suatu bentuk ibadah dalam menyembah Tuhan (kepada
Allah SWT) secara khusyuk yang seolah-olah dia dapat melihat Allah
SWT. Jika ia tidak melihat Allah SWT, maka ia meyakini bahwa
sesungguhnya Allah SWT melihatnya.13 Dengan demikian, ulama
mengelompokkan empat Ihsan yaitu:
1) Ihsan terhadap Allah;
2) Ihsan terhadap diri sendiri;
3) Ihsan terhadap sesama manusia;
4) Ihsan terhadap sesama makhluk.14

2. Korelasi/Hubungan Antara Iman, Islam, dan Ihsan


Iman, Islam dan Ihsan terdapat korelasi yang sangat kuat yang dapat
menjadi pondasi kepercayaan dalam diri seseorang. Ketiganya memiliki
hubungan yang kuat bahkan tidak dapat untuk dipisahkan. Mengapa dikatakan
demikian? Jawabannya karena Iman merupakan suatu dasar akidah. Keimanan

10
Nur Hadi, “Islam, Iman Dan Ihsan Dalam Kitab Matan Arba‘in An-Nawawi: Studi Materi
Pembelajaran Pendidikan Islam Dalam Perspektif Hadits Nabi SAW,” Jurnal Intelektual: Jurnal
Pendidikan Dan Studi Keislaman 9, no. 1 (2019): 4–5.
11
Ibid
12
Ahmad Mukhlasin, Filsafat Manajemen Pendidikan Islam (Medan: CV. Pusdikara Mitra Jaya,
2021), 198.
13
Raras Huraerah, RIPAIL (Rangkuman Ilmu Pengetahuan Agama Islam Lengkap) (Jakarta: JAL
Publishing, 2011), 52.
14
Ruli Liana Anugrah, “Islam, Iman, Dan Ihsan Dalam Kitab Matan Arba’in An-Nawawi (Studi
Materi Pembelajaran Pendidikan Islam Dalam Perspektif Hadits Nabi SAW,” Jurnal Ilmiah Pendidikan
Agama Islam 9, no. 2 (2019): 34.

6
ini mewujudkan penerapan rukun Islam. Kemudian pengamalan dari rukun
Islam diiringi dengan Ihsan dalam beribadah untuk merengkuhkan diri kepada
Allah SWT. Rukun Islam adalah amalan lahiriah yang diatur dalam ilmu fiqih.
Ilmu fiqih merupakan ilmu amalan manusia yang menjadi umat Allah SWT.
Ilmu tauhid (teologi) merupakan ilmu yang dapat mempelajari dan
menjelaskan pokok-pokok Iman. Mempelajari Ihsan sebagai salah satu bentuk
ibadah merupakan bagian dari ilmu tasawuf, ilmu yang lebih menekankan pada
hubungan spiritual antara manusia dengan khaliqnya.15
Integrasi Iman, Islam dan Ihsan adalah kombinasi dari tiga perangkat
konsep agama Islam yang sesuai dengan dalil-dalilnya. Iman, Islam dan Ihsan
mempunyai keterkaitan, sebab jika hanya memeluk Islam saja sebagai agama
itu tidak cukup bila tidak disertai iman. Dalam praktiknya, Iman, Islam dan
Ihsan tidak dapat dipisahkan. Namun secara teoritis, Iman, Islam dan Ihsan
dapat dibedakan. Iman dan Islam saling melengkapi, Iman meliputi aspek-
aspek yang mendalam dari Iman, yaitu amanah atau keyakinan. Islam berarti
keselamatan, kedamaian, ketaatan dan ketundukan, kemudian Ihsan berarti
selalu berbuat baik karena merasa bahwa Allah SWT melihat perilaku dan
mengawasi manusia. Orang yang mengaku beriman tidak akan ada artinya
kecuali dibuktikan melalui tindakan nyata pada aktivitas sehari-hari.
Sebaliknya, jika amalan Islam dan Ihsan yang sebenarnya tidak dilandasi
dengan keimanan yang benar, maka amalan tersebut juga tidak akan diterima
oleh Allah SWT.
Islam, jika hanya dianut sebagai agama saja tidak cukup tanpa adanya
Iman. Di sisi lain, Iman tidak ada artinya kecuali berdasarkan Islam. Makna
Islam dan keimanan dapat mencapai kesempurnaan bila disertai dengan Ihsan.
Inti dari konsep Ihsan yaitu bentuk ibadah yang ikhlas serta tidak ada pamrih.
Selain itu ketiganya juga berhubungan pada hari kiamat, sebab hari kiamat
ialah tujuan terakhir kehidupan manusia dari berbagai jenis kehidupan manusia
di dunia. Kiamat merupakan tempat pertanggungjawaban dan penerimaan
pahala bagi manusia atas segala perbuatan yang dilakukan manusia dalam

15
Al Jumhuri and Muh Asrorudin, Belajar Aqidah Akhlak (Sleman: CV. Budi Utama, 2019), 8.

7
hidupnya. Maka dari itu, Iman, Islam dan Ihsan dijadikan sebuah perangkat
untuk mengatur kehidupan manusia dalam mengumpulkan amalan-amalan
untuk bekal di akhirat kelak. Kepastian akan datangnya hari kiamat adalah
rahasia Allah SWT yang harus diyakini oleh umat Islam.16
Meskipun ketiganya saling berkesinambungan, Iman, Islam dan Ihsan
juga memiliki perbedaan di antara ketiganya yang menjadi ciri khas mereka.
Iman juga menekankan aspek iman dalam hati. Islam adalah sikap terhadap
perbuatan atau amal, Ihsan adalah pernyataan dalam bentuk amal nyata. Selain
itu, Ihsan juga menjadi ukuran tebal dan tipisnya keimanan dan keislamannya.17

3. Aplikasi Iman, Islam, dan Ihsan dalam Berbagai Aspek Kehidupan


Iman, Islam dan Ihsan semuanya saling terkait dan tidak dapat
dipisahkan. Ketiganya mengembangkan rasa percaya diri dan mampu
menyinari suatu jiwa yang gelap. Terkadang kita menemukan banyak orang
yang kekurangan ketiga hal penting ini. Dengan hal tersebut, bagi kita yang
masih rasa Iman di dalam diri, harus kita jaga dan dirawat serta kita tingkatkan
rasa keimanan tersebut agar kita dapat mencapai kedamaian sejati dalam hidup.
Orang beriman disebut mukmin, yang mengamalkan Islam disebut muslim,
sedangkan yang bertakwa disebut muhsin. Menurut Asmaran dalam Nur Hadi,
Aqidah, Islam dan Ihsan dapat dibedakan secara teori tetapi tidak dapat
dipisahkan dalam praktiknya. Hal ini karena ketiganya merupakan pelengkap
dan pengimbang. Iman, termasuk aspek kepercayaan atau keimanan di dalam
hati. Kemudian Islam berarti aman, damai, taat dan taqwa, sedangkan Ihsan
berarti selalu melakukan perbuatan sholeh sambil meyakinkan diri sendiri dan
merasa bahwa perbuatan kita sedang diawasi oleh Allah SWT.18
a. Pengaplikasian Iman dalam Kehidupan
Menurut penjelasan Abdul Khalid terdapat dua pengertian Al-Qur’an
tentang Iman, yaitu :

16
Karmawan, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi (Cirebon: Insania, 2021), 89–90.
17
Masan, op. cit hlm 9-10.
18
Nur Hadi, loc. cit.

8
1) Pengertian Iman dalam arti membenarkan. Maksudnya yaitu
membuktikan kabar yang datang dari Allah dan dari Rasul-Nya.
2) Pengertian Iman dengan arti amal. Maksudnya ialah berbagai bentuk
perbuatan kebajikan yang tidak menentang hukum yang sudah
ditetapkan oleh syara’.19

Dari pernyataan tersebut kita mengetahui bahwasanya Iman


merupakan sebuah pembenaran dalam hati yang diucapkan dengan lisan
serta ditunjukkan dalam sebuah perbuatan. Iman artinya mempercayai
sesuatu dengan sungguh-sungguh dan tidak ada pengelakan dalam hatinya.
Contoh Iman dalam keyakinan hati yaitu mempunyai perasaan takut
kepada Allah SWT, beribadah dalam menyembah Allah SWT serta
bertawakal kepada-Nya. Kemudian Iman diucapkan dengan lisan
contohnya yaitu dengan mengucapkan dua kalimat syahadat, berdzikir
dengan bertasbih, tahmid, takbir, tahlil, beristighfar, dan berdakwah
dengan menyebarkan ilmu kebaikan kepada khalayak. Selanjtnya iman
dalam bentuk perbuatan atau tingkah laku dapat ditunjukkan dengan
perbuatan anggota badan, seperti mendirikan shalat, berzakat, menjalankan
ibadah puasa, berjihad di jalan Allah SWT, mencari ilmu karena Allah
(bersekolah, mendatangi majlis ilmu, kursus dll), serta mencari nafkah
untuk keluarga dan masih banyak perilaku lainnya. Perwujudan iman
dalam kehidupan dapat kita tahu dalam keseharian bahkan kita juga pernah
menjalankannya. Pengaplikasian Iman di dalam keseharian dapat
ditunjukkan sebagai berikut :
1) Mencintai saudara sesama muslim
Berdasarkan hadits dari H.R Bukhari, Muslim, dan Ahmad
tentang keimanan dimaknai bahwasanya salah satu tanda sempurnanya
Iman di dalam diri seseorang adalah ketika ia mengasihi saudaranya
seperti ia menyayangi dirinya sendiri. Cinta yang dimaksud meliputi
perasaan bahagia ketika melihat sesama muslim mendapatkan hal-hal
baik yang membuatnya bahagia, dan tidak merasa bahagia ketika
19
Abdul Rahman Abdul Khalid, Garis Pemisah Antara Kufur Dan Iman (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), 1.

9
melihat sesama muslim ditimpa suatu musibah. Ukhuwah dikatakan
suci dan asli jika berasal dari lubuk hati yang terdalam, berdasarkan
iman dan tidak ada yang lain. Jadi persaudaraan akan berlangsung
selamanya, seabadi rasa percaya untuk Tuhan, dengan kata lain
perkerabatan itu berdasarkan lillah. Seorang hamba yang mencintai
saudara-saudara karena Allah SWT dapat melihat bahwa mereka
adalah bagian kekerabatan yang harus membangun sistem kesenangan
bersama-sama. Apa pun yang dirasakan saudaranya, apakah dia
senang atau sedih, dia juga akan menganggapnya sebagai bahagia dan
sengsara. Hal ini akan menciptakan kekerabatan yang selaras antar
individu, yang menurut gilirannya akan memperkuat semangat
persatuan dan kesatuan.
2) Bersikap ramah ketika menerima tamu, bertetangga, dan bertutur kata
Pada hadits H.R Bukhari dan Muslim, dijelaskan bahwa terdapat
tiga hal yang didasarkan rasa keimanan pada Allah SWT serta hari
akhir, yaitu menghormati tamu, menghormati tetangga, dan berkata
yang baik-baik atau lebih memilih untuk diam. Jadi, jika orang
bersungguh-sungguh beriman kepada Tuhan dan hari akhir, maka
mereka akan melakukan kebaikan serta menghindari larangan Allah
SWT, kejahatan dan kemaksiatan. Namun demikian bukan berarti
orang yang tidak menghargai tamu dan tetangga serta tidak pandai
berbahasa dapat dikatakan sebagai hamba yang tidak beriman kepada
Allah SWT dan Rasul-Nya, tujuan beriman kepada Allah SWT dan
hari kiamat merupakan kesempurnaan dalam beriman kepada-Nya.
3) Membahagiakan orang lain
Sesuatu yang amat dicintai Allah SWT salah satunya adalah
membahagiakan orang lain. Dalam membehagiakan orang lain tidak
hanya berupa uang, namun juga dapat dengan perilaku sederhana
laiannya seperti : Menunjukkan wajah simpati (memberikan
senyuman), memberikan nasehat, datang memenuhi undangan, datang
menjenguk orang yang sedang sakit, tidak membebani orang lain,

10
membantu membayarkan hutang orang lain, mendoakan saudara
sesama muslim.20

b. Pengaplikasian Islam dalam Kehidupan


Islam yang kita tahu merupakan salah satu agama yang dianut di
Indonesia. Agama yang dibawa oleh Rasulullah saw yaitu Islam di wilayah
Mekkah, Arab pada tahun 610 M. Hadirnya agama Islam ditandai dengan
turunnya Al-Qur’an pada malam 17 Ramadhan yang didatangkan
berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari sehingga pada malam
17 Ramadhan disebut juga sebagai malam Nuzulul Qur’an. Sebagai bekal
manusia hingga hari kiamat kelak Allah menurunkan agama yang terakhir
yaitu agama Islam. Hal utama yang diajarkan dalam Islam adalah
mengenai akidah, ibadah, dan akhlak. Ketiga hal tersebut adalah pusat
utama pembuka dalam pengamalan Islam. Pembangunan Islam berada di
atas akidah yang merupakan konsep pembenaran dan kebaikan. Kemudian
ibadah dalam Islam merupakan inti ajaran, sedangkan akhlak adalah
perilaku dari ajaran Islam tersebut. Terdapat berbagai macam arti dari kata
Islam, diantaranya sebagai berikut:
1) Kata Salam maknanya yaitu keselamatan, keamanan dan
kesejahteraan, dengan ini Islam dikatakan sebuah aturan hidup yang
bisa menyelamatkan umatnya di dunia maupun di akhirat.
2) Kata Aslama maknanya yaitu berserah diri kepada Islam atau masuk
Islam, yang artinya adalah agama yang membenari ketundukan pada
Allah, ketundukan serta ketaatan pada ketentuan Allah tanpa
negosiasi.
3) Kata Silmun maknanya yaitu keselamatan atau kedamaian, yaitu
agama yang memandu kehidupan yang tenteram dan aman.
4) Kata Sulamun maknanya yaitu tangga, dan kendaraan. Maksudnya
yaitu sebuah aturan yang dapat meningkatkan kualitas persaudaraan,

20
Khadijah, “Realisasi Iman Dalam Kehidupan,” Jurnal Hikmah 9, no. 1 (2012): 14–20.

11
yang dapat mengamanatkan manusia pada kehidupan yang lebih
tentram.
Dari pengertian Islam ini dapat diketahui bahwasanya Islam ialah
agama yang tenang dan tentram serta agama yang diridhoi oleh Allah
SWT. Menurut Sahri, dengan seseorang yang masuk Islam, orang tersebut
akan aman, tentram dan damai dalam kehidupan yang seimbang yaitu di
dunia maupun di akhirat, baik lahir maupun batin. Islam mempunyai arti
penting sebagai agama yang diturunkan Allah SWT bagi semua Nabi dan
rasul-Nya. Allah juga menunjukkan bahwa siapa pun tidak akan diterima
jika menganut agama lain. Maka, inilah sebabnya mengapa para Nabi
menganut serta menyebarkannya, karena Islam dimaksudkan untuk semua
orang. Selain ajaran terpenting yaitu Aqidah, para Nabi dan Rasul Allah
SWT juga membawa ajaran penting lainnya, yaitu Syariah. Sumber syariat
ini langsung dari Allah SWT yang kemudian didatangkan pada manusia
oleh Allah SWT melalui Rasul-Nya. Al-Qur'an menginformasikan bahwa
hukum Syariah datang kepada Rasul Allah untuk alasan yang sama, yaitu
untuk melestarikan dan melindungi agama, diri, akal, keturunan dan nasab,
kehormatan, serta harta.21
Dalam pengamalan nilai-nilai Islam, kegiatan pendidikan dilakukan
dengan tujuan untuk menanamkan atau membudayakan pribadi ajaran
Islam yang berkaitan dengan keimanan dan ketakwaan, yang memiliki
daya dorong atau motivasi dalam proses aktivitas perilaku yang tampak,
terutama dalam bentuk akhlak, dan dalam sisi lain yaitu amaliah atau
muamalah dalam praktik kehidupan. Ajaran Islam memiliki fungsi, yaitu
sebagai sistem acuan atau landasan sikap dan landasan umatnya dalam
toleransi, solidaritas, dan persatuan sosial. Agama-agama lain juga
memiliki fungsi serupa, seperti menyebarkan pesan cinta dan kasih sayang,
menyebarkan kedamaian antar sesama, dan kerukunan antar umat. Dari
sudut pandang ini, justru tugas guru atau ulama mengambil posisi yang

21
Sahri, Modul Pendidikan Agama Islam Untuk Mahasiswa (Bojonegoro: Universitas Nahdlatul
Ulama, 2020), 30–31.

12
tepat dalam umat beragama. Karena salah satu fungsi dari ulama adalah
untuk mendorong umat beragama melaksanakan ajaran agama secara baik
dan benar. Pengaplikasian Islam dalam kehidupan dapat dijabarkan
sebagai berikut :
1) Islam kegiatan yang berhubungan dengan ibadah
Islam sering dikaitkan dengan agama, oleh karenanya dalam
pengaplikasiannya identik dengan kegiatan peribadatan/peribadahan.
Yang dimaksud dengan kegiatan yang berhubungan dengan ibadah
yaitu seperti sholat jum’at, sholat sunnah rawatib, sholat tarawih dan
sholat- sholat yang lainnya, serta i’tikaf.
2) Islam dalam kegiatan kependidikan
Yang dimaksud dengan Islam dalam kegiatan kependidikan yaitu
dalam bentuk formal, seperti Roudlotul Athfal, Taman kanak-kanak,
Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah umum / Perguruan Tinggi. Sedangkan
dalam bentuk non formal, seperti Majelis Ta’lim, Pengajian khusus
termasuk wirid, Kursus, Les keagamaan dan lain-lain.
3) Ibadah sosial
Contoh ibadah sosial dalam ajaran Islam seperti pengelolaan zakat
fitrah, pengelolaan kurban, pengelolaan sumbangan bagi kaum duafa
dan anak yatim, koordinasi dalam peningkatan perekonomian umat,
upacara perkawinan/konsultasi kesejahteraan keluarga, khitanan
massal, bantuan musibah, dan pembinaan muallaf.
4) Bidang kesehatan
Contoh dalam bidang usaha ini seperti Poliklinik, BKIA (Balai
Kesejahteraan Ibu dan Anak), PPPK (Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan).
5) Bimbingan kegiatan remaja

13
Contoh kegiatannya seperti kegiatan olahraga, kegiatan kesenian yang
bernafaskan Islam (hadroh dll), kegiatan peringatan Hari-hari Besar
Islam Nasional serta penyelenggaraan MTQ.22

c. Pengaplikasian Ihsan dalam Kehidupan


Ali Amran menjelaskan bahwa Ihsan merupakan puncak dari ibadah
dan akhlak yang jadi tujuan utama semua hamba Allah SWT. Karena Ihsan
menjadikan manusia sebagai sosok yang menerima kemuliaan dari Allah
SWT. Sehingga, jika tidak dapat melaksanakan tujuan ini, maka akan
kehilangan peluang untuk mengambil posisi terhormat di mata Allah
SWT.23 Ihsan kemudian dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu Ihsan Allah dan
Ihsan manusia. Ihsan Allah adalah salah satu bentuk pemberian nikmat
Allah kepada hamba-Nya. Pada hakikatnya ihsan manusia terbagi dalam 2
golongan, yaitu ihsan manusia terhadap Tuhan serta ihsan manusia
terhadap sesama.
Makna Ihsan manusia dalam hubungannya dengan sesama pada
dasarnya kembali kepada ihsan manusia dalam hubungannya dengan
makhluk Allah lainnya. Artinya manusia tidak hanya bersimpati satu sama
lain tetapi juga terhadap alam semesta dan segala isinya, termasuk hewan
dan tumbuhan serta semua ciptaan-Nya sebagai makhluk ciptaan Allah
SWT. Pengaplikasian Ihsan dalam kehidupan yaitu :
1) Dilihat dari aspek ibadah
Ihsan dari sudut pandang ibadah berarti wajib, yaitu melakukan segala
macam ibadah seperti sholat, berpuasa, menunaikan ibadah haji bila
mampu dan sebagainya dengan benar, yaitu memperbaiki kondisi,
rukun, sunnah serta cara-cara yang ada sesuai dengan aturan. Hal ini
mustahil dilakukan oleh seorang hamba jika ibadahnya tidak diisi
dengan motivasi dan rasa (menikmati) yang kuat dengan penuh tekad

22
Amiruddin Z Nur, “Pengamalan Ajaran Agama Islam Dalam Kehidupan Bermasyarakat,”
Jurnal Al-Mau’izhah 1, no. 1 (2018): 6–7.
23
Ali Amran, “Konsep Adil Dan Ihsan Menurut Aqidah, Ibadah Dan Akhlak,” Jurnal Hikmah 6,
no. 2 (2012): 108.

14
dan juga dengan kesadaran penuh bahwa ia sedang diawasi oleh Allah
SWT.24
2) Dilihat dari aspek muamalah
Dalam aspek muamalah ini termasuk perbuatan manusia dengan
pribadi Ihsan dalam aktualisasinya dan hubungannya dengan makhluk
lain yang merupakan makhluk Tuhan. Ihsan bagi makhluk adalah
ketika seseorang mematuhi semua hak makhluk yang ditetapkan
dalam Islam. Melakukan Ihsan pada makhluk berarti melakukan Ihsan
pada sesama serta pada hewan dan alam semesta dengan segala isinya.
Aspek pertama dari muamalah mengacu pada hubungan antara
manusia dan manusia lainnya. Allah SWT memerintahkan manusia
untuk melakukan Ihsan dengan orang lain. Contohnya adalah
mengajarkan orang untuk berbuat baik kepada orang tua, keluarga,
kerabat, anak yatim, fakir miskin, tetangga, rekan kerja, ibnu sabil dan
hamba sahaya (budak).25
3) Dilihat dari aspek akhlak
Pengertian Ihsan jika dilihat dari sudut pandang akhlak sebenarnya
merupakan hasil dari ibadah serta muamalah. Jika umatnya beribadah
seperti yang Nabi harapkan dalam hadits bahwa kita beribadah dan
menyembah Allah SWT seolah-olah kita dapat melihat-Nya, jika kita
tidak melihat-Nya, maka Allah SWT selalu mengawasi umatnya. Jika
seseorang melakukan ini, maka dia memang telah mencapai ujung
puncak Ihsan dalam beribadah. Pada akhirnya hal itu akan tumbuh
menjadi perilaku terpuji yang akan diterapkan pada kehidupan sehari-
hari. Dengan begitu, orang yang mencapai derajat Ihsan dalam
beribadah akan tercermin dalam setiap tindakan yang dilakukannya.
Selanjutnya pengaplikasian Ihsan dalam kehidupan dijelaskan sebagai
berikut :
 Menyembah dan beribadah kepada Allah SWT

24
Ibid, hlm 109.
25
M. Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah (Jakarta: Lentera Hati, 2002), 731.

15
 Melaksanakan ibadan yang wajib maupun sunnah
 Menjalin hubungan yang baik dengan orang tua, keluarga,
saudara, tetangga serta masyarakat
 Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bersifat positif
 Mengimplementasikan sifat-sifat terpuji dalam kehidupan, serta
 Bersyukur atas nikmat Allah SWT.26

C. KESIMPULAN
Iman adalah keyakinan batin yang diturunkan secara lisan dan diwujudkan
dalam perilaku manusia. Iman ini terdiri dari rukun iman: Iman kepada Allah, Iman
kepada Malaikat, Iman kepada Kitab Allah, Iman kepada Nabi dan Rasul, Iman
kepada Kiamat, Iman kepada Qadla dan Qadar. Islam ialah agama yang
mencintohkan manusia untuk berserah diri serta patuh serta tunduk pada Allah
SWT. Mereka yang tunduk terhadap Allah SWT disebut Muslim. Seorang Muslim
sejati hidup dan mati hanya untuk mencari keridhaan Allah. Intinya adalah bahwa
Islam adalah ketaatan dan ketaatan pada perintah dan larangan Allah. Kemudian,
Ihsan secara bahasa merupakan lawan kata dari kata “jelek/buruk”. Kata Ihsan
berasal dari kata kerja ahsana yang artinya berbuat baik. Sedangkan menurut
perkataan, Ihsan adalah suatu bentuk ibadah, menyembah Tuhan sebagaimana yang
dilihatnya (kepada Allah SWT). Jika dia tidak melihat Allah, maka Allah
melihatnya. Iman merupakan keyakinan dalam hati yang diucapkan oleh lisan dan
diwujudkan pada perbuatan manusia.
Iman, Islam dan Ihsan sangat erat hubungannya dan tidak dapat dipisahkan
karena Iman adalah dasar akidah. Keimanan ini kemudian diterapkan dengan
melaksanakan rukun Islam. Kemudian menunaikan rukun Islam dilaksanakan
dengan Ihsan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Jika dibandingkan
dengan sebuah bangunan, iman adalah fondasi bangunan (kita sendiri), Islam
adalah tiangnya, dan Ihsan adalah atapnya.
Iman, Islam dan Ihsan saling berkesinambungan dan tidak dapat dipisahkan
dalam semua aspek kehidupan. Penerapan iman dalam kehidupan sehari-hari dapat
26
Ali Amran, op. cit. hlm 110.

16
diungkapkan sebagai berikut: a) mencintai sesama muslim, b) tidak mengganggu
orang lain, c) ramah dan hangat dalam bertetangga dan bertutur kata, serta d)
membuat orang lain bahagia. Adapun penerapan Islam dalam kehidupan sehari-
hari, yaitu: a) melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan ibadah, b) Kegiatan
Islam dalam pendidikan, c) ibadah sosial, d) upaya di bidang politik kesehatan, dan
e) pembinaan kegiatan pemuda. Penerapan Ihsan dalam kehidupan sehari-hari,
menurut Ali Amran menyatakan bahwa Ihsan merupakan ujung puncak ibadah dan
akhlak, tujuan utama seluruh hamba Allah SWT. Karena, Ihsan membuat seseorang
menjadi orang yang mendapat kemuliaan Allah SWT. dan begitupun sebaliknya.
Penerapan Ihsan dalam kehidupan sehari-hari kemudian dikaitkan dengan aspek
ibadah, muamalah dan akhlak.

DAFTAR PUSTAKA

AF, Masan. Pendidikan Agama Islam Akidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah Kelas VII.
Semarang: PT. Karya Toha Putra, 2014.
Amran, Ali. “Konsep Adil Dan Ihsan Menurut Aqidah, Ibadah Dan Akhlak.” Jurnal
Hikmah 6, no. 2 (2012).
Anugrah, Ruli Liana. “Islam, Iman, Dan Ihsan Dalam Kitab Matan Arba’in An-Nawawi
(Studi Materi Pembelajaran Pendidikan Islam Dalam Perspektif Hadits Nabi

17
SAW.” Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam 9, no. 2 (2019).
Batubara, Chuzaimah. Handbook Metodologi Study Islam. Jakarta Timur: Prenadamedia
Group, 2018.
Hadi, Nur. “Islam, Iman Dan Ihsan Dalam Kitab Matan Arba‘in An-Nawawi: Studi
Materi Pembelajaran Pendidikan Islam Dalam Perspektif Hadits Nabi SAW.”
Jurnal Intelektual: Jurnal Pendidikan Dan Studi Keislaman 9, no. 1 (2019).
Hatta, M. “Implementasi Isi Atau Materi Pendidikan (Iman, Islam, Ihsan, Amal Saleh,
Dan Islah) Di SD Muhammadiyah 7 Pekanbaru.” Journal Of Islamic
Educational Management 2, no. 1 (2001).
Huraerah, Raras. RIPAIL (Rangkuman Ilmu Pengetahuan Agama Islam Lengkap).
Jakarta: JAL Publishing, 2011.
Ikhwan, Afiful. Pendidikan Agama Islam Berbasis Islam Kontemporer Perspektif
Indonesia. Jakarta Timur: PT. Tunas Artha Mandiri, 2021.
Jumhuri, Al, and Muh Asrorudin. Belajar Aqidah Akhlak. Sleman: CV. Budi Utama,
2019.
Jumhuri, Muhammad Asroruddin Al. Belajar Aqidah Akhlak Sebuah Ulasan Ringkas
Tentang Asas Tauhid Dan Akhlak Islamiyah. Yogyakarta: CV. Budi Utama,
2019.
Kaelany. Islam & Aspek-Aspek Kemasyarakatan. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000.
Karmawan. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi. Cirebon: Insania, 2021.
Khadijah. “Realisasi Iman Dalam Kehidupan.” Jurnal Hikmah 9, no. 1 (2012).
Khalid, Abdul Rahman Abdul. Garis Pemisah Antara Kufur Dan Iman. Jakarta: Bumi
Aksara, 1996.
Mukhlasin, Ahmad. Filsafat Manajemen Pendidikan Islam. Medan: CV. Pusdikara
Mitra Jaya, 2021.
Nur, Amiruddin Z. “Pengamalan Ajaran Agama Islam Dalam Kehidupan
Bermasyarakat.” Jurnal Al-Mau’izhah 1, no. 1 (2018).
Sahri. Modul Pendidikan Agama Islam Untuk Mahasiswa. Bojonegoro: Universitas
Nahdlatul Ulama, 2020.
Shihab, M. Quraish. Tafsir Al Mishbah. Jakarta: Lentera Hati, 2002.
Yusmansyah, Taofik. Akidah Dan Akhlak. Bandung: Grafindo Media Pratama, 2008.

18
19
LAMPIRAN HASIL UJI TURNITIN

20

Anda mungkin juga menyukai