Kelompok 1
Memahami Konsep Ketuhanan Dalam Islam
AGAMA
Agama adalah cara yang mengatur peribadahan manusia kepada Tuhan yang maha
Esa, serta tata cara yang mengatur hubungan manusia dengan manusia yang lain serta
manusia dengan lingkunganya, Yang merupakan bagiana dari makhluk ciptaan Tuhan.
ISLAM
lslam adalah Agama yang mengimani satu Tuhan yaitu ALLAH SWT Pengertian
islam menurut bahasa adalah kata aslama yang berakar dari kata salama.
Konsep Ketuhanan dapat diartikan sebagai kecintaan, pemujaan atau sesuatu yang dianggap
penting oleh manusia terhadap sesuatu hal (baik abstrak maupun konkret).Keimanan tidak
hanya diucapkan lewat bibir, tapi juga harus diyakini dalam hati, dan dibuktikan lewat
perbuatan.Iman atau kepercayaan merupakan dasar utama seseorang dalam memeluk sesuatu
agama karena dengan keyakinan dapat membuat orang untuk melakukan apa yang
diperintahkan dan apa yang dilarang oleh keyakinannya tersebut atau dengan kata lain iman
dapat membentuk orang jadi bertaqwa.
Kelompok 2
Memahami Konsep Agama Sebagai Jalan Menuju Kebahagiaan
1) Al-Alusi : bahagia adalah perasaan senang dan gembira karena bisa mencapai
keinginan atau cita-cita yang dituju dan diharapkan
2) Ibnul Qayyim al-Jauziyah : kebahagiaan adalah perasaan senang dan tentram karena
hati sehat dan ber!ungsi dengan baik.
1. Selalu beriman kepada Allah dan menjadikan Al Qur’an sebagai obat untuk hati.
2. Selalu berorientasi ke masa depan dan akhirat.
Kunci beragama berada pada fitrah manusia. Fitrah itu sesuatu yang melekat
dalamdiri manusia dan telah menjadi karakter (tabiat) manusia.Kata “fitrah”secara
kebahasaan memang asal maknanya adalah suci. Yang dimaksud suci adalah suci dari
dosa dan suci secara genetis Meminjam term Prof. Udin Winataputra,fitrah adalah lahir
dengan membawa iman. Berbeda dengan konsep teologi Islam, teologi tertentu berpendapat
sebaliknya yaitu bahwa setiap manusia lahir telah membawa dosa yakni dosa warisan.
Didunia, menurut teologi ini,manusia dibebanitugas yaitu harus membebaskan diri dari dosa
itu. Adapun dalam teologi Islam, seperti telah dijelaskan,bahwa setiap manusia lahir dalam
kesucian yakni suci dari dosa dan telah beragama yakni agama Islam.Tugas manusia adalah
berupaya agar kesucian dan keimanan terus terjaga dalam hatinya hingga kembali kepada
Allah.
Secara teologis,beragama itu adalah fitrah. Jika manusia hidup sesuai dengan
fitrahnya, maka ia akan bahagia. Sebaliknya, jika ia hidup tidak sesuai dengan fitrahnya,
maka ia tidak akan bahagia. Secara historis, pada sepanjang sejarah hidup manusia, beragama
itu merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling hakiki
Tujuan hidup manusia adalah sejahtera di dunia dan bahagia diakhirat. Dengan kata
lain,dapat disebutkan bahagia di dunia dan bahagia diakhirat. Kebahagiaan yang
diimpikan adalah kebahagiaan duniawi dan ukhrawi. Untuk menggapai kebahagiaan
termaksud mustahil tanpa landasan agama. Kebahagiaan dalam Islam adalah kebahagiaan
autentik artinya lahir dan tumbuh dari nilai-nilai hakiki Islam dan mewujud dalam diri
seseorang hamba yang mampu menunjukkan sikap tobat (melakukan introspeksi dan koreksi
diri) untuk selalu berpegang pada nilai-nilai kebenaran ilahiah, mensyukuri karunia Allah
berupa nikmat iman, Islam, dan kehidupan, serta menjunjung tinggi kejujuran, kebenaran,
dan keadilan dalam menjalani kehidupan pribadi, sosial, dan profesional.
Kelompok 3
Mengintegrasikan Iman,Islam dan Ihsan dalam membentuk Insan Kami
Insan Kamil berasal dari kata al insan yang berarti manusia dan al kamil yang berarti
sempurna.Jadi,Insan Kamil berarti manusia yang sempurna.Dalam membentuk insan
kamil,kita harus mengintegrasikan iman,islam,dan ihsan.Ketiga hal tersebut merupakan
syarat utama seseorang menjadi insan kamil.
A. Konsep iman,islam,ihsan
Iman memiliki arti ketentraman dan kedamaian kalbu yang dari kata itu bisa muncul
kata al-amanah (amanah: dapat dipercaya). Yang dimaksud keimanan seseorang terhadap
sesuatu adalah jika dalam hati orang tersebut telah tertanam kepercayaan dan keyakinan
tentang sesuatu dan sejak saat itu ia tidak khawatir lagi terhadap menyelusupnya
kepercayaan lain yang bertentangan dengan kepercayaannya. Apabila seseorang mengakui
dalam hatinya tentang keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan
dengan amal perbuatan, maka orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin yang
sempurna.
Dalam kasus ini, iman disini lebih merujuk ke enam rukun iman.
1. Percaya kepada Allah
Pengertian Iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah ada dengan
segala sifat keagungan dan kesempurnaannya, kemudian diakui dengan lisan dan dibuktikan
dengan amal perbuatan di dunia nyata.
Islam
yang masing-masing sudah dijelaskan di Al-Quran. Islam yang dimaksud dalam hal ini
adalah rukun islam, yaitu lima tindakan dasar dalam Islam, dianggap sebagai pondasi wajib
bagi orang-orang beriman dan merupakan dasar dari kehidupan Muslim.
Menurut Khan Sahib Khaja Khan, kata ”insan” dipandang berasal dari turunan beberapa kata.
Misalnya ”uns” yang artinya cinta. Sedangkan yang lain memandangnya berasal kata ”nas”
yang artinya pelupa, karena manusia hidup di dunia dimulai dari terlupa dan berakhir dengan
terlupa. Yang lain lagi berkata asalnya adalah ”ain san”, ”seperti mata”. Manusia adalah
mata, dengan nama Tuhan menurunkan sifat dan asma-Nya secara terbatas. Insan Kamil,
karenanya merupakan cermin yang merupakan pantulan dari sifat dan asma Tuhan", yakni
Allah Swt.
Menurut al-Jili, Insan Kamil adalah dia yang berhadapan dengan Pencipta dan pada saat yang
sama juga dengan makhluk. Insan Kamil atau manusia sempurna merupakan quib atau axis,
tempat segala sesuatu berkeliling dari mula hingga akhir.Oleh karena itu segala sesuatu
menjadi ada, maka dia adalah satu (wahid) untuk selamanya.Ia memiliki berbagai bentuk dan
ia muncul dalam kana’is atau rupa yang bermacam-macam.Abdulkarim Al-Jilli membagi
insan kamil atas tiga tingkatan.yaitu:
Kaum muslimin menetapkan adanya tiga unsur penting dalam agama islam yakni,
iman, Islam, dan ihsan sebagai kesatuan yang utuh. Para ulama mengembangkan ilmu-ilmu
Islam guna memahami ketiga unsur tersebut.
Kaum muslimin di Indonesia lebih mengenal istilah akidah, syariat, dan akhlak sebagai tiga
unsur pokok ajaran islam. Akidah merupakan cabang ilmu agama untuk memahami pilar
iman; syariat merupakan cabang ilmu agam untuk memahami pilar Islam dan akhlak
merupakan cabang ilmu agama untuk memahami pilar ihsan.Jika manusia sudah mahami arti
iman dan juga beriman dengan benar, juga menjalani Islam dan rukun-rukunnya dengan
istiqamah. Maka akan lebih mudah bagi mereka untuk memahami makna ihsan, manusia
akan mencapai derajat ihsan dengan meningkatkan terus kualitas iman dan Islam dalam
dirinya, dengan begitu menjadi insan kamil bukanlah hal yang mustahil baginya
Kelompok 4
Mampu Memahami Paradigma Qurani
Kelompok 5
Memahami Bagaimana Membumikan Islam di Indonesia
Kelompok 6
Memahami Bagaimana Konsep Islam Membangun Persatuan Dalam Keberagaman
A.Islam tentang Persatuan dalam keberagaman
Dalam kaitannya dengan agama, Islam merupakan petunjuk bagi manusia menuju
jalan yang lurus, benar dan sesuai dengan tuntunan kitab suci Al Qur’an yang telah diajarkan
oleh Nabi Muhammad SAW. Kalau dikaitkan dengan konteks perubahan zaman sekarang,
bagaimana Islam memandang keberagaman/pluralitas yang ada dinegeri ini, bahkan di dunia.
Sebagaimana yang telah disebutkan berkali-kali oleh Allah SWT didalam Al Qur’an. Islam
sangat menjunjung keberagaman/pluralitas, karena keberagaman/pluralitas merupakan
sunnatullah, yang harus kita junjung tinggi dan kita hormati keberadaannya.
Seperti dalam (Qs Al Hujurat:13), Allah SWT telah menyatakan” Wahai para manusia,
sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki, dan perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa-bangsa, dan bersuku-suku, supaya kamu saling mengenal”. Dari
ayat Al Qur’an tadi, itu menunjukan bahwa Allah sendiri lah yang telah menciptakan
keberagaman, artinya keberagaman didunia ini mutlak adanya.
Dengan adanya keberagaman ini, bukan berarti menganggap kelompok, madzab, ataupun
keberagaman yang lain sejenisnya menganggap kelompoknyalah yang paling benar. Yang
harus kita ketahui disini adalah, keberagaman sudah ada sejak zaman para sahabat, yaitu
ketika Nabi wafat, para sahabat saling mengklaim dirinyalah yang pantas untuk menjadi
pengganti Nabi.
Penyebab munculnya perbedaan aliran antara lain;
1) Adanya pergolakan politik dalam negeri,
2) Mengalirnya pemikiraan non-muslim,
3) Akibat proses perubahan kultural dan politik, dari masyarakat tradisional ke modern dan
dari politik regional ke dunia.
Ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebab rapuhnya tali persatuan dan kesatuan di
kalangan umat antara lain :
Munculnya sifat kecurigaan/ prasangka buruk yang berlebihan terhadap kelompok
lain
Munculnya interpretasi yang juga menjadi penyebab adanya kecurigaan tanpa bukti
yang berujung pada konflik
Mencari kejelekan-kejelekan orang lain
Oleh karena itu, untuk mencegah adanya perpecahan dalam persatuan dan kesatuan bangsa
maka kita harus menjunjung tinggi toleransi dan senantiasa menjaga tali silaturrahmi dalam
berbagai aspek kehidupan. Berlomba-lomba berbuat kebaikan untuk mengharapkan ridho-
Nya.
Kelompok 7
Menganalisis Konsep Iptek,Politik,Sosial Budaya,Ekonomi,dan Pendidikan dalam
Prespektif Islam
Dalam pandangan islam, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sangat urgen bagi
kehidupan uamat manusia. Tanpa menguasai IPTEK manusia akan tetap dalam lumpur
kebodohan, keterbelakangan dan kemiskinan. Penguasaan manusia terhadap IPTEK dapat
mengubah eksistensi manusia dari yang semula manusia sebagai abdullah menjadi
khalifatullah. Oleh karena itu islam menetapkan bahwa hukum mempelajari ilmu
pengetahuan dan teknologi adalah wajib. Tanpa menguasai iptek umat manusia akan
mengalami banyak hambatan dan kesuliatan dalam menjalani kehidupan di jagat ini.
1.Bidang Seni
Seni merupakan ekspresi kesucian hati. Hati yang bening melahirkankarya seni yang
beradap, sedangkanhati yang kotor tentu melahirkan karya seni yang tidak beradap. Hidup
dengan seni menjadikan hidup menjadi indah, damai, dan nyaman. Adapun hidup tanpa seni,
menyebabkan hidup menjadi kering, gersang, dan tidak nyaman.
2.Bidang Ekonomi
Segala bentuk transaksi yang berkaitan dengan produksi, distribusi, dan pemasaran
barang dan jasa yang mendatangkan keuntungan finasial itu merupakan kegiatan ekonomi.
Menurut AM Saefudin (1997) ada enam pokokprekonomian, yaitu:
a. Barang dan jasa yang di produksi.
b. Sistem produksi yang akan digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa
tersebut.
c. Sistem distribusi yang berlaku diantara para pelaku ekonomi.
d. Efesiensi dalam menggunakan faktor- faktor produksi.
e. Antisipasi terhadap fluktuasi pasar mulai dari inflasi, resesi, depresi,dan lain-
lain.
f. Ikhtiar manajemen produksi dan distribusi agar efesien.
Prinsip ekonomi konvensional berbeda dengan prinsip ekonomi islam.
Ekonomi konvensional berprinsip “berkorban sekecil-kecilnya untuk mendapatkan
keuntungan yang sebesar-besarnya”. Prinsip ekonomi tersebut dipergunakan oleh pedagang
dan pengusaha semata-mata untuk mencari keuntungan. Dengan modal seadanya pedagang
dan pengusaha berusaha memenuhi kebutuhan yang sebesar-besarnya atau dengan alat
sekecil-kecilnya. Pedagang dan pengusaha berusaha memenuhi kebutuhan secra maksimal.
3.Bidang Politik
Politik dalam Islam disebut siyāsah, merupakan bagian integral (tak terpisahkan) dari
fikih Islam. Salah satu objek kajian fikih Islam adalah siyāsah atau disebut fikih politik. Fikih
politik secara global membahas masalah-masalah ketatanegaraan (siyāsah dusturiyyah),
hukum internasional (siyāsah dauliyyah), dan hukum yang mengatur politik keuangan negara
(siyāsah māliyyah).
Siyāsah dusturiyah (hukum tata negara).
Siyāsah dauliyyah (hukum politik yang mengatur hubungan internasional).
Siyāsah māliyah (hukum politik yang mengatur keuangan negara.
4.Bidang Pendidikan
Nabi Muhammad SAW bersabda dalam hadisnya, “Tuhanku telah mendidik aku, dan
Tuhanku memberikan pendidikan dengan cara yang amat baik kepadaku”. Sehingga tujuan
pendidikan dalam Islam adalah merealisasikan ubudiah kepada Allah baik secara individu
maupun masyarakat dan mengimplementasikan khilafah dalam kehidupan untuk kemajuan
umat manusia. Untuk mewujudkan tujuan luhur tersebut, menurut An-Nahlawi, Islam
mengemukakan tiga metode yaitu:
1.Paedagogis psikologis yang lahir dalam dirinya.
2.Saling menasihati antar-individu dan masyarakat agar menepati kebenaran dan
menetapi kesabaran.
3.Menggunakan jalur kekuasaan untuk mengamankan hukum bagi masyarakat
muslim sehingga keamanan berjalan stabil dan masyarakat menikmati keadilan
hukum.
C.Diperlukannya Prespektif Islam dalam Implementasi IPTEK, Ekonomi, Politik, Sosial-
Budayadan Pendidikan
Iptek dalam kacamata Islam tidak bebas nilai, baik secara ontologis, epistemologis
maupun aksiologis.Dalam kacamata Islam sumber ilmu itu terbagi dua yaitu:
1. Ayat qur`aniyah
Dari sumber yang pertama ini munculah berbagai disiplin ilmu, misalnya,
teologi, mistisisme, ilmu hukum, politik, ekonomi, perdata, pidana dan lainya. Ayat-
ayat qur`aniyah adalah wahyu Tuhan yang Allah berikan kepada Rasulullah,
termaktub dalam musḫaf untuk kemaslahatan umat manusia.
2. Ayat kauniah
Ayat-ayat kauniah adalah alam semesta sebagai ciptaan allah yang diteliti
dengan paradigma ilmiah dan menggunakan akal yang juga ciptaan allah.
Sumbernya adalah alam ciptaan allah, instrumennya adalah akal manusia ciptaan
allah pula. Dari penelitian akal manusia terhadap rahasia alam ciptaan allah ini,
maka lahirlah ilmu-ilmu eksakta. Anda masih ingat eksakta adalah bidang ilmu
yang bersifat konkret yang dapat diketahui dan diselidiki berdasarkan percobaan
serta dapat dibuktikan dengan pasti. Implementasi ilmu eksakta menghasilkan
teknologi. Teknologi dalam tataran aksiologi jelas tidak bebas nilai.
Demikian juga, seni yang tidak bebas nilai. Dalam tataran epistemologi seni
tidak bebas nilai sebab seni hakikatnya adalah ekspresi jiwa yang suci. Kesucian
jiwa menghasilkan karya seni yang jernih, suci, dan indah. Adapun hati yang kotor
melahirkan ekspresi seni yang kotor pula, jorok, dan tidak beradab. Secara aksiologi
seni identik dengan tekonologi yaitu tidak bebas nilai. Artinya, seni bukan untuk
seni. Seni adalah keindahan, kesucian, dan sarana untuk kembali kepada Tuhan. Jika
Anda terpesona melihat indahnya karya seni, atau mendengar merdunya seni baca
Al-Quran, serta merta keluarlah dari mulut Anda ucapan “SubḫāllāhTabārakallāhu
Aḫsanal Khāliqīn”. Artinya, „Mahasuci Allah, Mahaberkah Allah, Allah sebaik-
baik pencipta.
Dalam bidang ekonomi juga terdapat riba yang harus di perhatikan oleh masyarakat
islam. Seorang pakar ekonomi islam yaitu Syafi’i Antonio menjelaskan jenis- jenis riba,
yaitu:
1. Riba qardh adalah Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang disyaratkan
terhadap yang berutang (muqtaridh).
2. Riba Jāhiliyah adalah utang dibayar lebih dari pokokknya karena si peminjam tidak
mampu membayar utangnya pada waktu yang ditetapkan.
3. Riba Nasī`ah. Penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi yang
dipertukarkan dengan jenis barang ribawi lainnya
4. Riba dalam nasī`ah muncul karena adanya perbedaan, perubahan, atau tambahan
antara yang diserahkan satu waktu dan yang diserahkan waktu berbeda.
Dalam masalah politik, perlu Anda sadari bahwa Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) memang bukan negara agama, tetapi juga bukan negara sekuler.
Sungguhpun demikian, negara menjamin penduduknya untuk memeluk suatu agama dan
melaksanakan ajaran agamanya dalam kehidupan sehari-hari. NKRI adalah negara
demokrasi berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan
konstitusionalnya. Sistem demokrasi menjadi pilihan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Kedaulatan di tangan rakyat dan demokrasi merupakan sarana untuk kedaulatan
yang diamanahkan kepada wakil-wakil rakyat di parlemen. Demikian juga kedaulatan
rakyat diamanahkan kepada para para eksekutif untuk menjalankan roda pemerintahan.
Untuk meraih kepercayaan rakyat, partai politik seyogyanya menjalankan fungsinya
dengan baik dan tidak melanggar norma-norma Ilahi dan aturan main yang ditentukan.
Kekuasaan harus diraih dengan berbagai cara, tetapi tidak menghalalkan segala cara yang
diharamkan. Kehidupan demokrasi akan terasa menjadi berkah dan mendatangkan
kemaslahatan bagi segenap rakyat jika dibingkai dengan nilai-nilai keilahian. Demokrasi
akan menjadi bencana manakala para pelakunya menjauhkan diri dari nilai-nilai Ilahi.
Contohnya yang terjadi di beberapa negara Afrika, Timur Tengah, Eropa Timur, Asia
Selatan dan lain-lainnya. Nilai-nilai Ilahiah yang terkandung dalam fikih siyāsah (disebut
prinsip-prinsip siyāsah) sepertinya tidak lagi dijadikan etika dalam perpolitikan mereka.
Prinsip-prinsip siyāsah antara lain:
1. Al-Amānah
Kekuasaan adalah amanah (titipan), maksudnya titipan Tuhan. Amanah tidak
bersifat permanen tetapi sementara. Sewaktu-waktu pemilik yang sebenarnya dapat
mengambilnya. Setiap yang diberi amanah akan dimintai pertanggungjawabannya.
Nabi Muhammad saw. bersabda, “Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap
pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban menyangkut kepemimpinannya dan
rakyat yang dipimpinnya” (Muttafaq Alaih).
2. Al-Adalah
Kekuasaan harus didasarkan atas prinsip keadilan. Kekuasaan dalam pandangan
Islam bukanlah tujuan, tetapi sarana untuk mencapai tujuan. Tujuan kekuasaan,
menurut al- Mawardi adalah menjaga agama, mewujudkan kesejahteraan, dan
keadilan umat. Kekuasaan harus dijalankan di atas landasan keadilan dan untuk
menegakkan keadilan agar tujuan utama kekuasaan tercapai yaitu kesejahteraan
umat.
3. Al-Hurriyyah
Al-Hurriyah artinya kemerdekaan dan kebebasan. Kekuasaan harus dibangun di
atas dasar kemerdekaan dan kebebasan rakyat yakni kemerdekaan dalam berserikat,
berpolitik, dan dalam menyalurkan aspirasinya. Adapun kebebasan adalah
kebebasan dalam berpikir dan berkreasi dalam segala aspek kehidupan.
4. Al-Musāwāh
Al-Musāwāh secara etimologis artinya „kesetaraan‟, „kesamaan‟. Siyāsah
harus dibangun di atas fondasi kesamaan dan kesetaraan. Semua warga negara
mempunyai hak dan kewajiban yang sama terhadap negara dan juga berkedudukan
sama di hadapan hukum. Tidak boleh ada diskriminasi karena gender, ras, agama
dan kesukuan dalam politik, ekonomi, budaya, hukum dan lain-lain. Negara harus
menjamin semua warga untuk merdeka dalam berpolitik dan bebas dalam kehendak
dan tindakan menuju kemaslahatan.
5. Tabadul al-Ijtima
Tabadul al-ijtima artinya tanggung jawab sosial. Siyāsah tidak lepas dari
tanggung jawab sosial. Secara individual, kekuasaan merupakan sarana untuk
mendapatkan kesejahteraan bagi para pelakunya, mewujudkan kesejahteraan
bersama. Tanggung jawab sosial dapat diwujudkan dalam bentuk pengaturan
pilantropi Islam dengan baik, misalnya, dalam membangun manajemen zakat, infak,
sedekah dan wakaf, atau dalam membuka lapangan kerja secara luas dan terbuka
bagi semua lapisan masyarakat yang membutuhkannya. Tidak mungkin urusan
lapangan kerja diserahkan kepada pemerintah saja. Lapangan kerja akan semakin
luas manakala melibatkan pihak swasta.
Kelompok 8
Menganalisis Pertumbuhan dan Perkembangan Peradaban Islam
1. Wujud Ideal.
2. Wujud Kelakuan.
3. Wujud Benda.
PENGERTIAN MASJID
Dalam ilmu bahasa sudah menjadi kaidah, kalau suatu penyimpangan atau kesalahan
dilakukan secara umum, ia dianggap benar. Menjadilah ia kekecualian setiap muslim boleh
melakukan shalat di wilayah manapun di bumi ini terkecuali diaatas kuburan, di tempat yang
bernajis, dan di tempat-tempat yang menurut ukuran syariat Islam tidak sesuai untuk
dijadikan tempat shalat.
Rasullullah bersabda :
“Setiap bagian dari bumi Allah adalah tempat sujud (masjid).” (HR Muslim)
Pada hadist yang lain Rasulullah besabda pula :
“telah dijadikan bagi kita bumi ini sebagai tempat sujud dan keadaan nyabersih.” (HR
Muslim)
Sedangkan secara umum Mesjid adalah tempat suci umat islam yang berfungsi
sebagai tempat ibadah, pusat kegiatan keagamaan, dan kemasyarakatan yang harus dibina,
dipelihara dan dikembangkan secara teratur dan terencana untuk menyemarakan siar islam,
meningkatkan semarak keagamaan dan menyemarakan kualitas umat islam dalam mengabdi
kepada allah, sehingga partisipasi dan tanggung jawab umat islam terhadap pembangunan
bangsa akanlebih besar. Singkatnya Mesjid adalah tempat dimana diajarkan,
dibentuk,ditumbuhkan dan dikembangkan dunia pikiran dan dunia rasa islam.
KEBUDAYAAN ISLAM
Islam tidak bisa dianggap kebudayaan karena Islam bukan hasil dari pemikiran dan
ciptaan manusia. Agama Islam adalah sesuatu yang diwahyukanoleh Allah SWT kepada
Rasulullah SAW yang mengandung peraturan-peraturan untuk jadi panduan hidup manusia
agar selamat di dunia dan akhirat.
Masjid mempunyai dua arti, yaitu arti umum dan arti khusus. Dalam arti umum,masjid adalah
semua tempat yang digunakan untuk sujud, sedangkan dalam artikhusus masjid adalah tempat
yang dibangun khusus untuk menjalankan ibadah,terutama shalat berjamaah;
Masjid mempunyai banyak fungsi diantaranya yaitu sebagai tempatmenjalankan ibadah
shalat, sebagai tempat musyawarah, dan sebagai tempat pengaduan masyarakat dalam
menuntut keadilan.
Kelompok 10
MENGANALISIS KONSEP ZAKAT DALAM PANDANGAN ISLAM
Zakat fitrah adalah zakat/ sedekah yang diwajibkan untuk dikeluarkan dengan
selesainya puasa bulan Ramadhan. Hal ini sebagai pembersih bagi seorang yang puasa atas
puasanya dari perbuatan sia-sia dan perkataan buruk.kewajiban umat Islam ini harus
dilaksanakan karena termasuk rukun Islam ke 3. Selain wajib, zakat fitrah sangat penting bagi
manusia.Zakat fitrah dalam bahasa arab dikenal dengan istilah ) ) زكاة الفطرةatau bisa disebut
juga Zakat fitri زكاة
Ada pula yang menyebutkan bahwa Zakat fitrah adalah mengeluarkan bahan makanan pokok
dengan ukuran tertentu setelah terbenamnya matahari pada akhir bulan Ramadhan (malam 1
Syawwal) dengan syarat-syarat yang sudah ditentukan. Fitrah sendiri berarti penciptaan yang
merujuk pada kembalinya manusia seperti awal penciptaannya. Sementara fitri berarti waktu
pengeluaran yang merujuk pada sebelum salat idul fitri.
Kelompok 11
Menganalisis Konsep Pajak dalam Pandangan Islam
Secara etimologi, pajak dalam bahasa Arab disebut dengan istilah Dharibah,yang
berasal dari kata dasar ضرباyang artinya: mewajibkan, menetapkan,menentukan, memukul,
menerangkan atau membebankan, dan lain-lain.
Sedangkan secara terminologi Dharibah adalah harta yang dipungut secara
wajib oleh negara untuk selain Al-Jizyah, dan Al-Kharaj sekalipun keduanya secara
awam bisa dikategorikan dharibah.
Ada pun beberapa ulama yang memberikan definisi tentang pajak dalam
Islam di antaranya:
1. Yusuf Qardhawi berpendapat, “pajak adalah kewajiban yang ditetapkan terhadap
wajib pajak yang harus disetorkan kepada negara sesuai dengan ketentuan, tanpa mendapat
prestasi kembali dari negara, dan hasilnya untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum
di satu pihak dan untuk merealisasi sebagian tujuan ekonomi,sosial,politik dan tujuan-tujuan
lain yang ingin dicapai oleh negara”.
2. Gazi Inayah berpendapat, “pajak adalah kewajiban untuk membayar tunai yang
ditentukan oleh pemerintah atau pejabat berwenang yang bersifat mengikat tanpa adanya
imbalan tertentu.Ketentuan pemerintah ini sesuai dengan kemampuan si pemilik harta
dan dialokasikan untuk mencukupi kebutuhan pangan secara umum dan untuk memenuhi
tuntutan politik keuangan bagi pemerintah”.