Anda di halaman 1dari 15

MEMBANGUN KARAKTER PRAJURIT

YANG BERIMAN

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang.
Ibadah merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seseorang muslim.
Allah Swt mewajibkan ibadah kepada manusia bukan untuk kepentingan Nya,
melainkan untuk kebaikan dirinya sendiri. Ibadah disini dapat melalui kegiatan-
kegiatan kerohanian Islam. Kerohanian Islam dapat menjadi sarana bagi semua
manusia untuk memperdalami ilmu agama, memperbaiki diri menjadi lebih baik
serta mengaplikasikan diri untuk belajar saling mengingatkan dan menasehati
orang-orang disekitar lingkungannya dalam kebaikan.1 Dalam strategi kegiatan
kerohanian Islam jadikan iman sebagai tempat berpijak, ilmu dan akhlak sebagai
langkah, lincah dan taktik, kukuh dalam prinsip, bijak dalam bertindak, luwes dalam
bersikap, berlomba dalam kebaikan2. Tentara Nasional Indonesia (TNI)
merupakan bagian dari masyarakat umum yang dipersiapkan secara khusus untuk
melaksanakan tugas pembelaan Negara dan bangsa, serta memelihara
pertahanan dan keamanan Nasional.3 Tentara Nasional Angkatan Darat yang
ditugaskan negara di darat ini menerapkan pendidikan karakter dalam
kehidupan sehari-hari mereka. Pendidikan karakter menjadi fokus utama
pendidikan di Indonesia. Istilah karakter, dalam kajian Pusat Bahasa
Depdiknas diartikan sebagai “bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti,
perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak”. Sedangkan
berkarakter dimaknai “berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat dan
berwatak”. Menurut Tadkiroatun Musfiroh, seperti yang dikutip Mujtahid,
bahwa karakter mengacu kepada serangkaian sikap (attitudes), perilaku
(behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills). Dalam
bahasa Yunani, karakter berarti “to mark” atau menandai dan memfokuskan
bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau

1 Avuan Muhammad Rizki dkk, Rohis Dari Dua Perspektif, (Sukabumi: CV Jejak, 2018),h.14.
2 Ria Yuni Lestari, Kegiatan Ekstrakurikuler Kerohanian Islam dalam Mengembangkan watak
Kewarganegaraan peserta didik, Jurnal Ijtimaiya, Vol 2, N0 2, 2018, h 57
3 Munsharif Abdul Chalim, Faisal Farhan, Peranan dan Kedudukan Tentara Nasional Indonesia di

Dalam Rancangan Undang-Undang Keamanan Nasional di Tinjau dari perspektif Politik Hukum di
Indonesia, Jurnal Pembaharuan Hukum, Vol 2, No 1, 2015, h 103.
2

tingkah laku. Karakter merupakan kaidah-kaidah yang menjadi ukuran baik


dan buruk terhadap suatu sikap.4
Karakter adalah nilai-nilai yang semuanya mengaruh ke arah kebaikan
(mengerti dengan semua nilai kebaikan, mau berbuat baik kepada siapa saja
tanpa membeda-bedakan, nyata berkehidupan baik, dan berdampak baik
terhadap lingkungan) yang tertanam dalam diri dan terlaksanakan ke dalam semua
perilaku di kesehariannya. Karakter berkaitan dengan Aqidah, akhlak, sikap, pola
perilaku dan atau kebiasaan yang mempengaruhi interaksi seseorang terhadap
Tuhan dan lingkungannya. Karakter menentukan sikap, perkataan dan tindakan.
Setiap masalah, ujian yang dihadapi dalam kehidupan dan kesuksesan yang
dicapai seseorang pasti sangat dipengaruhi oleh karakter yang dimiliki.
Karakter/watak yang baik secara nyata akan memancar dari hasil yang dipikirkan,
hati yang selalu merasakan, dan semua aspek yang dilakukan oleh seseorang
maupun berbentuk organisasi. Karakter merupakan ciri khas seseorang atau
sekelompok orang yang mengandung nilai, kompetensi diri, kapasitas moral, dan
ketegaran dalam menghadapi semua masalah dan ujian yang ada di hadapan.

BAB II
PEMBAHASAN

2. Perspektif
a. Umum
Iman adalah kepercayaan yang dipercayai oleh seseorang
yang berkenaan dengan agama, keyakinan maupun kepercayaan
kepada Tuhan, nabi, kitab dan sebagainya. Dalam ajaran agama
Islam, iman berarti kepercayaan, keyakinan kepada Allah, nabi-nabi-
NYA serta kitab yaitu Al-Quran dan lain sebagainya. Menurut ajaran
agama Islam, umat muslim mengimani enam rukun iman. Keenam
rukun iman tersebut wajib diimani dan diyakini oleh orang Islam.
Namun, apa pengertian iman menurut bahasa dan istilah? Sebelum
membahas pengertian iman dari para ulama serta menurut Al-Quran
dan hadist. Berikut adalah pengertian iman secara bahasa dan
istilah. Menurut bahasa Arab, kata iman berakar pada kata amana –

4Mujtahid. Model Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Pendekatan Terintegrasi dalam


Perkuliahan – pada Jurusan PAI-FITK Maulana Malik, 2016, h 132.
3

yu;minu – imana yang secara harfiah atau etimologis dapat diartikan


sebagai percaya dan yakin. Secara bahasa, iman dapat diartikan
sebagai tashdiq atau membenarkan yang maknanya hampir sama
secara istilah. Secara istilah, menurut buku Ensiklopedi iman yang
ditulis oleh Syaikh Abdul Majid Az-Zandani, iman dapat diartikan
sesuai dengan makna linguistiknya yaitu tashdiq atau mempercayai.
Iman secara istilah, maknawi atau terminologis merupakan percaya
dengan yakin akan keberadaan Allah, Malaikat Allah, Kitab-kitab –
NYA, para Rasul – NYA, akhirat, hingga qadha dan qadar yang telah
terangkum dalam rukun iman menurut ajaran agama Islam.

b. Beriman ditinjau dari Prespektif Agama Islam.


Iman Iman artinya percaya, percaya kepada Allah, kepada para
Malaikat-malaikat Nya, kepada Kitab-kitab Nya, kepada Rasul-rasul Nya,
kepada hari akhir (akhirat) dan percaya kepada qadha dan qadar dari Allah.
Menurut istilah, pengertian iman adalah membenarkan dengan hati,
diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan).
Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah adalah membenarkan
dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat
keagungan dan kesempurnaanNya, kemudian pengakuan itu diikrarkan
dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata. Arti
Iman dalam Al-Qur’an maksudnya membenarkan dengan penuh
Keyakinan bahwa Allah SWT. mempunyai kitab-kitab yang diturunkan
kepada hamba-hambaNya dengan kebenaran yang nyata dan petunjuk
yang jelas. Dan bahwaNya Al-Qur’an adalah kalam Allah yang Ia firmankan
dengan sebenarnya.Arti Iman dalam Hadits maksudnya iman yang
merupakan pembenaran batin. Rasullallah menyebutkan hal-hal lain
sebagai iman, seperti akhlak yang baik, bermurah hati, sabar, cinta Rasul,
cinta sahabat, rasa malu dan sebagainya. Penjelasan arti Iman: 1)
membenarkan dengan hati maksudnya menerima segala apa yang di bawa
oleh Rasullullah, 2) mengikrarkan dengan lisan maksudnya mengucapkan
dua kalimah syahadat “Laa ilaha illallahu wa anna Muhammadan
Rasullullah” (tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah dan bahwa
Nabi Muhammad adalah utusan Allah), dan 3) mengamalkan dengan
anggota badan maksudnya hati mengamalkan dalam bentuk keyakinan,
4

sedang anggota badan mengamalkan dalam bentuk ibadah-ibadah sesuai


dengan fungsinya. Rukun iman terbagi menjadi enam yaitu: 1) Iman
kepada Allah SWT: Yaitu percaya kepada Allah, orang yang beriman
kepada Allah akan mendapatkan ketengan jiwa yang muncul dari kalbu
secara ikhlas. Adapun yang utama kita beriman kepada Allah yaitu kita
menyakini bahwa tiada Tuhan selain Allah; 2) Iman kepada para Malaikat:
Semua makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT. dapat dibagi kepada dua
macam: pertama, yang ghaib (al-ghaib), dan kedua, yang nyata (as-
syahadah). Yang membedakan keduanya adalah bisa dan tidak bisanya
dijangkau oleh pancaindera manusia. Sesuatu yang tidak bisa dijangkau
oleh pancaindera manusia digolongkan kepada yang ghaib, sedangkan
sesuatu yang bisa dijangkau oleh pancaindera manusia digolongkan
kepada yang as-shahadah atau nyata. Bagaimana kita mengimani dan
mengetahui wujud malaikat yaitu, pertama melalui akhbar yang
disampaikan oeh Rasullullah SAW baik berupa Al-Qur’an maupun Sunnah.
Kedua lewat bukti-bukti nyata yang ada dalam semesta yang menunjukan
bahwa Malaikat itu ada; 3) Iman kepada Kitab-kitab: Secara etimologis kata
kitab adalah bentuk masdhar dari kata ka-ta-ba yang berarti menulis.
Setelah menjadi masdhar berarti tulisan, atau yang ditulis. Secara
terminologis Al-Kitab adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT.
kepada para Nabi dan RasulNya; 4) Iman kepada para Rasul: Secara
etimologis Nabi berasal dari na-ba artinya ditinggikan, atau dari kata na-
ba-a artinya berita. Dalam hal ini seorang Nabi adalah seseorang yang
ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT. Dengan memberinya berita
(wahyu). Sedangkan Rasul berasal dari kata ar-sa-la artinya mengutus.
Setelah dibentuk menjadi Rasul berarti yang diutus. Dalam hal ini seorang
Rasul adalah seorang yang diutus oleh Allah SWT. untuk menyampaikan
misi, pesan (ar-risalah). Secara terminologis Nabi dan Rasul adalah
manusia biasa, laki-laki, yang dipilih oleh Allah SWT. untuk menerima
wahyu. Apabila tidak diirigi dengan kewajiban menyampaikan atau
membawa satu misi tertentu, maka dia disebut Nabi saja. Namun bila diikuti
dengan kewajiban menyampaikannya atau membawa satu misi tertentu
maka dia disebut juga Rasul. Adapun jumlah Nabi dan sekaligus Rasul ada
dua puluh lima orang; 5) Iman kepada Hari Kiamat: Yang dimaksud hari
akhir adalah kehidupan yang kekal sesudah kehidupan yang kekal
sesudah kehidupan di dunia fana ini berakhir, termasuk semua proses dan
5

peristiwa yang terjadi pada Hari itu, mulai dari kehancuran alam semesta
dan seluruh isinya, serta berakhirnya seluruh kehidupan (Qiyamah),
kebangkitan seluruh umat manusia dari dalam kubur (Ba’ats),
dikumpulkannya seluruh umat manusia di padang mahsyar (Hasyr),
perhitungan seluruh amal perbuatan manusia di dunia (Hisab),
penimbangan amal perbuatan tersebut untuk mengetahui perbandingan
amal baik dan amal buruk (Wazn), sampai kepada pembalasan dengan
surga atau neraka (Jaza’); dan 6) Iman kepada Qadha dan Qadar: Secara
etimologis Qadha adalah bentuk masdhar dari kata kerja qadha yang berari
kehendak atau ketetapan hukum. Dalam hali ini Qadha adalah kehendak
atau ketetapan hukum Allah SWT. terhadap segala sesuatu. Sedangkan
Qadar secara etimologis adalah bentuk masdhar dari qadara yang berarti
ukuran atau ketentuan. Dalam hali ini Qadar adalah ukuran atau ketentuan
Allah SWT. terhadap segala sesuatu. Secara terminologis ada ulam yang
berpenapat kedua istilah tersebut mempunyai pengertian yang sama, dan
ada pula ynag membedakannya. Yang membedakan, mendefinisikan
Qadar sebagai: “Ilmu Allah SWT. Tentang apa-apa yang akan terjadi pada
seluruh makhlukNya pada masa yang akan datang”. Dan Qadha adalah:
“Penciptaan segala sesuatu oleh Allah SWT. Sesuai dengan ilmu dan
IradahNya”. Gibb dan Kremmers memberikan pengertian Iman ialah
percaya kepada Allah dan percaya kepada utusanNya, serta percaya
kepada apa yang dibawa oleh utusan Nya. Sedangkan hal yang paling
pokok dalam iman ialah percaya kepada Allah Yang Maha Esa, dan
percaya kepada para utusanNya yang membawa ajaran dan berita dari
Allah. Ini tercermin dalam lafaz syahadat yang pertama kali harus
diucapkan atau dinyatakan oleh seseorang yang ingin memeluk agama
Islam.

c. Beriman ditinjau dari Perspektif Agama Katolik/Kristiani.


Apakah Iman itu Sebenarnya Menurut Gereja Katolik Gereja
mengajarkan bahawa iman itu adalah pemberian atau karunia yang
dianugerahkan oleh Allah kepada kita melalui Roh Kudus. Ia
merupakan rahmat yang diberikan oleh Allah kepada kita secara
percuma. KGK no: 37-38 Menyatakan bahawa untuk mengetahui
Allah dengan akal sahaja manusia mengalami berbagai kesukaran.
6

Sesungguhnya, dengan dirinya sendiri sahaja ia tidak mampu


untuk masuk ke dalam keakraban dengan misteri ilahi. Maka ia perlu
diterangi dengan wahyu Allah, bukan sahaja mengenai perkara-
perkara yang melampaui batas kefahamannya, tetapi juga perkara-
perkara kebenaran religius dan moral.
Sifat-Sifat Iman Kristian (KGK No: 153-165, 179-180, 183-184)
• Iman adalah sifat baik adikudrati (supernatural) yang mana perlu
bagi keselamatan.
• Ia adalah kurnia percuma dari Allah dan dapat dicapai bagi mereka
yang secara rendah hati mencarinya.
• Tindakan iman adalah satu tindakan manusia, iaitu, suatu tindakan
dari pemikiran seorang peribadi – didorong oleh keinginan yang
digerakkan oleh Allah – yang secara bebas bersetuju dengan
kebenaran ilahi.
• Iman adalah juga nyata kerana ia berdasarkan Firman Allah: ia
bekerja “oleh kasih” (Galatia 5:6); dan ia tumbuh secara berterusan
melalui pendengaran akan Firman Allah serta melalui doa.
• Ia juga, adalah mencicipi sukacita syurgawi sekarang ini.

Dalam ajaran agama katolik terdapat 7 tingkat iman antara lain :


a. Iman Kanak-Kanak. Apabila seorang bayi atau anak kecil
dibaptis, dosa asal dan kuasa kejahatan dihapuskan dan dia
menerima Roh Kudus dan kehidupan baru. Tetapi anak itu tidak
menyedarinya. Maka dia tidak dapat mempraktik kehidupan barunya
dan tidak aktif dalam iman. Masih ramai orang Kristian dewasa yang
terperangkap dalam peringkat iman ini.

b. Iman Ikut-Ikutan. Iman yang berdasarkan pada tanda-


tanda kelihatan. Seseorang itu menjadi benar-benar percaya kerana
dia telah melihat keajaiban kuasa Tuhan seperti kesembuhan atau
mukjizat. Jika perkara seperti ini tidak lagi berlaku, maka imannya
pun menjadi layu. Iman seperti ini belum begitu mendalam, ia masih
lagi berdasarkan perasaan (ruj. Yoh 20:29).
7

c. Iman Berdasarkan pada Komuniti. Ramai orang Kristian yang


imannya sangat bergantung pada komuniti Kristian di mana dia
tinggal. Tanpa komunitinya dia tidak dapat berbuat apa-apa.
Komitmennya terhadap Allah adalah melalui komuniti sahaja dan
bukannya secara personal. Ini selalu berlaku apabila seseorang
yang sangat aktif di dalam pelayanan bagi Gereja kerana dia adalah
ahli komuniti yang aktif. Tetapi apabila dia dipinda atau berpinda ke
suatu tempat di mana dia jauh terpisah dari komunitinya maka dia
juga akan menjauhkan diri dari pelayanan atau dari Gereja. Iman
seperti ini tidak personal dan mendalam hanya pada kulit saja.

d. Iman yang Mendalam dan Personal. Seseorang yang


hidupnya berpusat pada Kristus dan dia mempunyai hubungan yang
intim dan personal dengan Yesus. Dia mengutamakan Allah dalam
segala hal dalam hidupnya. Tuhan adalah segala-galanya bagi
dirinya dan tanpa Tuhan dia tidak dapat melakukan apa-apa (Yoh
15:5). Semuanya ini diungkapkan-nya melalui kesetiaan berdoa,
menghayati Sabda Allah, merayakan sakramen-sakramen dan
mengamalkan cinta kasih di dalam pelayanan pada Allah, Gereja
dan sesamanya.

e. Iman Para Murid. Komitmen yang total kepada Tuhan dalam


segi doa dan pelayanan. Menyerahkan seluruh kehidupan kepada
Tuhan dan turut serta dalam pelayanan dan misi Kristus serta
meneladani jejak langkah Tuhan (Mk 8:34-35). Sikap sebagai murid
adalah selalu belajar dari Tuhan. Mengamalkan sikap bersatu
dengan Kristus, melayani bersama Kristus dan melayani seperti
Kristus.

f. Iman Para Rasul. Guru keimanan dan penginjil. Seluruh


kehidupan mereka adalah mewartakan khabar gembira atau Injil,
memperkenalkan Allah kepada orang yang belum mengenali-Nya
8

dan membawah orang lain mendekati Tuhan. Menjadi Kristus untuk


orang lain.

g. Iman Para Matir. Para matir adalah saksi iman, mereka mati
demi mempertahankan dan memperjuangkan iman Kristian. Iman
yang menjiwai seluruh kehidupan mereka. Di mana mereka bersedia
untuk menerima apa sahaja bentuk penganiayaan, penderitaan dan
rela mati untuk Kristus dan sesama.

3. Peran Iman dalam mendukung Tugas Pokok TNI


Prajurit TNI dengan fisik yang sehat dan kuat serta penuh semangat,
daya pikir yang masih segar sehingga dapat menimba ilmu dan
keterampilan sebanyak-banyaknya, mau menerima pemikiran dan ide baru
sehingga para Prajurit selalu Siap dalam menjaga Negara. Sebagai tolak
ukur masa depan. Kualitas Pertahanan suatu negara di masa depan dapat
dilihat dari kualitas Prajuritnya, untuk itu Prajurit TNI harus mempunyai
karakter yang kuat untuk membangun bangsa dan negaranya, memiliki
kepribadian tinggi, semangat nasionalisme, berjiwa saing, mampu
memahami pengetahuan dan teknologi untuk bersaing secara global.
Pemuda juga perlu memperhatikan bahwa mereka mempunyai fungsi
sebagai Agent of 2 change, moral force and sosial control sehingga fungsi
tersebut dapat berguna bagi masyarakat. Sedemikian besarnya harapan
rakyat, sehingga mereka perlu dibekali dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi (Iptek) yang memungkinkannya dapat mengikuti perkembangan
zamannya.
Di samping itu, Prajurit juga perlu dibekali dengan kepribadian yang
luhur dan kokoh sehingga mampu mengontrol diri dan tidak terhempas oleh
arus perkembangan zaman itu sendiri. Dalam konteks inilah kualitas iman
dan takwa (Imtak) menjadi sesuatu yang urgen pada diri generasi pemuda.
Sehubungan dengan itu, pada kesempatan ini, kami akan memaparkan
sekelumit tentang peran iman dalam pembangunan Karakter Prajurit TNI.
Memahami Makna Iman yang sudah terlalu akrab di telinga kita. Istilah ini
telah diajarkan kepada siswa sejak bangku SD bahkan sejak TK. Istilah ini
9

juga menempati posisi teratas pada norma-norma etik dalam setiap


organisasi. Hanya saja, dalam prakteknya belum teraktualisasikan secara
optimal. Mungkin karena pengertian iman itu sendiri belum dipahami secara
benar. Iman pada dasarnya adalah perbuatan hati yang sering diartikan
dalam bahasa Indonesia dengan “percaya” yang sampai pada level “yakin”.
Iman adalah keyakinan yang tumbuh secara tulus dalam diri seseorang
terhadap eksistensi Tuhan. Keyakinan akan eksistensi Tuhan ini dibarengi
dengan keyakinan akan segala sifat-sifat ketuhanan-Nya. Sehingga orang
yang beriman mengetahui bahwa dirinya selalu dalam pengawasan, dan
segala aktivitas hidupnya akan dipertanggungjawabkan kelak di hadapan
Tuhan. Keyakinan ini selanjutnya akan melahirkan sikap tunduk dan patuh.
Sehingga seorang yang beriman dengan sebenar-benarnya akan berupaya
3 berperilaku yang diridhai oleh Tuhan dan menghindari hal-hal yang dapat
mengundang kemurkaan-Nya, inilah yang kemudian disebut dengan takwa.
Iman dan takwa adalah faktor pendorong kepada terbentuknya
perilaku baik atau buruk seseorang manusia. Iman membawa kepada
pembentukan implikasi ketaatan dan amalan baik dalam diri manusia.
Seseorang yang mempunyai iman dalam dirinya akan melahirkan seorang
individu yang baik dan berkualitas, individu yang memiliki integritas moral
yang tinggi. Iman dan Pembangunan Masyarakat Madani Dimana peran
Iman dalam pembangunan masyarakat madani di Indonesia? Jawabnya
sangat jelas pada “jantung” peradaban itu sendiri.
Alasannya sederhana, karena Indonesia yang kita cita-citakan
bersama adalah sebuah bangsa yang berperadaban tinggi dan maju yang
berbasiskan pada nilai-nilai, norma, hukum, moral yang ditopang oleh
keimanan; menghormati pluralitas; bersikap terbuka dan demokratis; dan
bergotong royong menjaga kedaulatan negara. Kalau dikarakterisasi lebih
lanjut, maka pertama, unsur manusia menjadi obyek dan subyek. Kedua,
ruh dari peradaban madani adalah relijiusitas-keimanan. Tujuannya adalah
kesejahteraan, keadilan, martabat dll. Semuanya itu adalah nilainilai luhur
yang merupakan diferensiasi dari nilai keimanan. Karenanya peran iman
menjadi urgen, strategis dan dominan dalam pembangunan Indonesia yang
berperadaban.
10

Pada titik inilah pentingan Imtakspiritualitas-relijiusitas. Membangun


kecerdasan manusia Indonesia, kesalehan sosial, dan kemajuan budaya
menuju Tentara yang Profesional. Sisi emosional dan spiritual perlu
mendapat perhatian yang memadai dalam proses pembangunan Prajurit
Tentara Nasional Indonesia ke depan. Prajurit yang cerdas paripurna itu
akan lebih mampu menanggung beban dan menghadapi segenap cobaan
hidup dalam menggerakkan roda dan sebagai subyek pembangunan
bangsa. Prajurit yang seimbang antara sisi intelektual, emosional dan
spiritual itu sangat menyadari posisi dirinya dan tujuan yang akan
dicapainya.
Mereka tidak akan mudah mengalami krisis identitas sebagaimana
terlihat pada sebagian warga di sekelilingnya, sehingga mereka dapat
berperan sebagai unsur pengubah lingkungan dan pengarah masyarakat
untuk menuju masyarakat yang sejahtera. Mereka juga menyadari betul
agenda reformasi yang harus diperjuangkan, dan sejalan dengan cita -cita
kemerdekaan yang telah diproklamsikan sejak lama. Mereka tak mudah
goyah dan larut dalam perubahan zaman, bahkan menjadi pilar penjaga
nilai-nilai perjuangan dan membuat arus baru yang akan menyelamatkan
masyarakat dari kebobrokan dan kehancuran sosial.

BAB III
PENUTUP

4. KESIMPULAN
Bangsa yang maju tak selalu berarti meninggalkan nilai-nilai relijius,
tradisional dan lokal, sepanjang itu masih mencerminkan substansi
kebaikan dan kebenaran universal. Namun, bangsa yang mau adalah
bangsa, yang mampu memadukan nilai-nilai modern yang lebih baik
dengan warisan tradisional yang sesuai tuntutan zaman, yang berbasis
keimanan. Dengan demikian peran Imtak menjadi urgen, strategis dan
dominan dalam seluruh bangunan peradaban Indonesia. Imtak menjadi ruh
dan spirit peradaban Indonesia. Pentingnya Imtak bagi Prajurit TNI, seperti
11

telah dijelaskan sebelumnya, merupakan cermin masa depan suatu


bangsa. Oleh karena itu, peran Iman sangat penting dalam membangun
karakter Prajurit TNI dimanapun berada dan bertugas.

Peran aktif Prajurit TNI sebagai kekuatan moral diwujudkan dengan


menumbuh kembangkan aspek etik dan moralitas dalam bertindak pada
setiap dimensi kehidupan, memperkuat iman dan takwa serta ketahanan
mentalspiritual, dan meningkatkan kesadaran hukum. Prajurit TNI yang
memiliki keimanan yang kokoh menjadi harapan dalam setiap kemajuan
dikubu TNI dalam mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

5. SARAN
Dalam Pembangunan karakter prajurit perlu adanya peran dari
Negara pada umumnya dan khususnya peran Pimpinan TNI AD dalam
memberikan bekal, spirit serta moril bagi prajurit agar senantiasa siap
dalam menjalankan tugas dan menjawab tantangan kedepan.
12

DAFTAR PUSTAKA

1. Avuan Muhammad Rizki dkk, Rohis Dari Dua Perspektif, (Sukabumi:


CV Jejak, 2018)

2. Ria Yuni Lestari, Kegiatan Ekstrakurikuler Kerohanian Islam dalam


Mengembangkan watak Kewarganegaraan peserta didik, Jurnal Ijtimaiya,
Vol 2, N0 2, 2018.

3. Munsharif Abdul Chalim, Faisal Farhan, Peranan dan Kedudukan


Tentara Nasional Indonesia di Dalam Rancangan Undang-Undang
Keamanan Nasional di Tinjau dari perspektif Politik Hukum di Indonesia,
Jurnal Pembaharuan Hukum, Vol 2, No 1, 2015.

4. Mujtahid. Model Implementasi Pendidikan Karakter Melalui


Pendekatan Terintegrasi dalam Perkuliahan – pada Jurusan PAI-FITK
Maulana Malik, 2016, h 132.
13

SEKOLAH TINGGI HUKUM MILITER


STHM XXIX

MEMBANGUN KARAKTER PRAJURIT YANG BERIMAN

po

TUGAS
AGAMA KATOLIK

Disusun Oleh:
NAMA : MALIKI SETYAWAN
No. Mahasiswa : 2023292434

Jakarta, 30 November 2023


14

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas berkat Rahmat dan
perlindungan-Nya makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini membahas tentang bagaimana Peran Keimanan Dalam


Membentuk Karakter Prajurit TNI dalam kehidupan keprajuritan serta dapat
diplikasikan dalam melaksanakan tugas baik melalui operasi militer perang
dan operasi militer selain Perang.

Dengan terselesainya makalah ini diharapkan dapat menjadi suatu


bahan pembelajaran yang baik bagi kita semua dalam peningkatan
pengetahuan. Harapan kami juga semoga apa yang tulis didalamnya
memiliki nilai akademis yang dapat menunjang pengetahuan akademisi
kita, untuk itu mari kita menambah dan meningkatkan pengetahuan kita
demi terwujudnya bangsa Indonesia yang edukatif. Kami juga menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun untuk lebih meningkatkan lagi pemahaman kita semua, baik
terkait dengan isi maupun sistematika dan cara penulisannya. Akhir kata
kami ucapkan selamat membaca.

Jakarta, Oktober 2023

(Maliki Setyawan)

iii
15

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i


KATA PENGANTAR ......................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................... iii
BAB 1 : PENDAHULUAN .................................................................. 1
1. Latar Belakang ....................................................................... 1
BAB 2 : PEMBAHASAN ...................................................................... 2
2. Perspektif .................................................................................. 2
3. Peran Iman dalam mendukung Tugas Pokok TNI ..................... 8
BAB 3 : PENUTUP ............................................................................ 10
4. Kesimpulan .............................................................................. 10
5. Saran ....................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 12

Anda mungkin juga menyukai