Anda di halaman 1dari 5

Nama : FEBBY SRIWELLY YANNES

NIM : 050540663

TUGAS 3
PENDIDIKAN AGAM ISLAM

1. Struktur iman ada tiga yaitu pembenaran dalam hati, ikrar dengan lisan, dan pembuktian
melalui perbuatan. Jelaskan keterkaitan tiga aspek ini!
Jawan :
Tiga aspek yaitu pembenaran dalam hati, ikrar dengan lisan, dan pembuktian melalui
perbuatan, merupakan komponen penting dalam struktur iman. Ketiganya saling berkaitan
dan saling melengkapi satu sama lain. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang
keterkaitan ketiga aspek tersebut:

1. Pembenaran dalam hati: Pembenaran dalam hati adalah keyakinan dan keimanan yang
tertanam di dalam hati seseorang. Ini mencakup keyakinan pribadi terhadap keberadaan
Tuhan, kebenaran ajaran agama, dan prinsip-prinsip yang diyakini sebagai landasan
iman. Pembenaran dalam hati adalah fondasi dari iman seseorang, karena iman bermula
dari keyakinan yang tumbuh dalam hati.
2. Ikrar dengan lisan: Ikrar dengan lisan adalah ungkapan secara verbal dari keyakinan dan
keimanan yang ada dalam hati. Ini melibatkan menyatakan keyakinan kepada Tuhan
atau bersaksi tentang keyakinan tersebut di hadapan orang lain. Ikrar dengan lisan
adalah manifestasi eksternal dari iman dan juga berfungsi sebagai pengakuan publik
terhadap keyakinan yang ada dalam hati. Dalam beberapa agama, seperti Islam, ikrar ini
sering dilakukan melalui doa, syahadat, atau pernyataan iman.
3. Pembuktian melalui perbuatan: Pembuktian melalui perbuatan adalah wujud konkret
dari iman dalam tindakan sehari-hari. Ini mencakup perilaku, sikap, dan tindakan yang
sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip agama yang diyakini. Pembuktian melalui
perbuatan menunjukkan kesesuaian antara keyakinan dalam hati dan tindakan yang
dilakukan, serta merupakan bukti nyata dari kekuatan dan kebenaran iman seseorang.
Dalam agama-agama yang mengajarkan konsep karma atau balasan atas perbuatan,
pembuktian melalui perbuatan juga berarti bertanggung jawab atas konsekuensi moral
dari tindakan tersebut.
Secara keseluruhan, keterkaitan ketiga aspek ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
pembenaran dalam hati adalah dasar dari iman, ikrar dengan lisan adalah pengungkapan
publik dari keyakinan tersebut, dan pembuktian melalui perbuatan adalah wujud konkret
dari iman dalam tindakan sehari-hari. Ketiganya saling melengkapi dan saling memperkuat
satu sama lain, membentuk struktur yang kokoh dalam praktek iman.
2. Sebutkan ciri-ciri orang yang beriman!
Jawab :
Berikut adalah beberapa ciri-ciri yang sering dikaitkan dengan orang yang memiliki iman yang
kuat:
1. Keyakinan yang teguh: Orang yang beriman memiliki keyakinan yang kuat terhadap
keberadaan Tuhan atau kebenaran ajaran agama yang dianutnya. Mereka memiliki
keyakinan yang tidak goyah dan mampu mempertahankan iman mereka dalam
menghadapi tantangan dan keraguan.
2. Ketaatan terhadap ajaran agama: Orang yang beriman cenderung hidup sesuai dengan
ajaran agama yang mereka anut. Mereka berusaha menjalankan ibadah, mengikuti
perintah agama, dan menghindari larangan sesuai dengan keyakinan dan prinsip agama
yang diyakini.
3. Ketulusan hati: Orang yang beriman memiliki ketulusan hati yang tinggi dalam
beribadah dan berinteraksi dengan sesama manusia. Mereka berbuat baik tanpa pamrih
dan memiliki niat yang ikhlas dalam melakukan amal perbuatan.
4. Kesabaran dan keteguhan: Orang yang beriman memiliki kesabaran dan keteguhan
dalam menghadapi cobaan dan ujian hidup. Mereka percaya bahwa segala sesuatu yang
terjadi adalah bagian dari takdir Tuhan dan mereka mampu menghadapinya dengan
ketenangan dan keikhlasan.
5. Kasih sayang dan empati: Orang yang beriman cenderung memiliki rasa kasih sayang
dan empati yang tinggi terhadap sesama manusia. Mereka peduli terhadap kesejahteraan
dan kebutuhan orang lain, serta berusaha membantu dan memberikan dukungan kepada
mereka yang membutuhkan.
6. Akhlak yang baik: Orang yang beriman berusaha untuk hidup dengan akhlak yang baik.
Mereka menjaga perilaku yang jujur, adil, sabar, dan rendah hati. Mereka berusaha
menghindari perbuatan dosa dan berkomitmen untuk berbuat baik dalam segala situasi.
7. Ketajaman spiritual: Orang yang beriman memiliki kepekaan terhadap dimensi spiritual
dalam hidup. Mereka mengembangkan hubungan yang erat dengan Tuhan melalui
ibadah, doa, meditasi, atau praktik spiritual lainnya. Mereka mencari makna dalam
hidup dan mengembangkan pertumbuhan spiritual secara berkelanjutan.
Penting untuk diingat bahwa karakteristik ini dapat bervariasi tergantung pada agama dan
keyakinan individu. Selain itu, iman adalah perjalanan pribadi, dan setiap orang dapat
mengalami tingkat iman yang berbeda-beda.
3. Tuliskan satu ayat Al-Quran atau hadits beserta tafsir atau syarahnya yang menunjukkan
kewajiban menuntut ilmu!
Jawab :

Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Ammar] berkata, telah menceritakan kepada
kami [Hafsh bin Sulaiman] berkata, telah menceritakan kepada kami [Katsir bin Syinzhir]
dari [Muhammad bin Sirin] dari [Anas bin Malik] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim. Dan orang yang
meletakkan ilmu bukan pada pada ahlinya, seperti seorang yang mengalungkan mutiara, intan
dan emas ke leher babi."

Tafsir atau syarah hadits ini mengindikasikan pentingnya menuntut ilmu dalam agama Islam.
Berikut adalah penjelasan singkat mengenai hadits tersebut:

Hadits ini menegaskan bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim, baik laki-
laki maupun perempuan. Dalam konteks ini, ilmu yang dimaksud mencakup pengetahuan
tentang ajaran agama, hukum-hukum Islam, akhlak yang baik, serta ilmu-ilmu dunia yang

bermanfaat. Rasulullah ‫ ﷺ‬memerintahkan umat Muslim untuk aktif dalam mencari ilmu

dan meningkatkan pemahaman mereka tentang agama Islam.

Kewajiban menuntut ilmu dalam Islam didasarkan pada keyakinan bahwa ilmu adalah sarana
untuk mendekatkan diri kepada Allah, memahami dan mengamalkan ajaran-Nya dengan
benar, serta memperbaiki diri secara pribadi dan sosial. Dengan menuntut ilmu, seorang
Muslim dapat mengambil keputusan yang bijaksana, berkontribusi pada masyarakat, dan
menjadi individu yang lebih baik.

Hadits ini juga menggarisbawahi inklusivitas Islam dalam hal menuntut ilmu. Hal ini
menunjukkan bahwa ilmu dapat dicari oleh semua orang, tanpa memandang usia, jenis
kelamin, atau latar belakang sosial. Setiap Muslim diberi tanggung jawab untuk memperoleh
pengetahuan yang bermanfaat dan menggunakannya untuk kebaikan diri sendiri, keluarga,
dan masyarakat.
Dengan demikian, hadits ini menggarisbawahi pentingnya menuntut ilmu dalam agama Islam
sebagai kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap Muslim, dengan tujuan untuk
meningkatkan pemahaman agama, memperbaiki akhlak, dan memainkan peran yang
produktif dalam masyarakat.

4. Al-Qur’an memberikan apresiasi terhadap ilmu pengetahuan, maka banyak kata ilmu ataupun
derivasinya yang muncul. Jelaskan kata derivasi yang memiliki kesamaan makna dengan ilmu
dalam beragam bentuknya!
Jawab :
Al-Qur'an memberikan apresiasi yang besar terhadap ilmu pengetahuan dan mengandung
banyak kata yang terkait dengan konsep ilmu. Berikut adalah beberapa kata derivasi yang
memiliki kesamaan makna dengan ilmu dalam beragam bentuknya:

'Ilm (‫) ع‬: Kata dasar yang secara harfiah berarti "ilmu" dalam bahasa Arab. Kata ini
digunakan secara umum untuk merujuk pada pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh
melalui proses belajar dan pengamatan.

'Alim (‫) ع‬: Kata ini adalah bentuk isim fa'il (kata benda pelaku) dari kata 'ilm. 'Alim
berarti "orang yang berilmu" atau "orang yang memiliki pengetahuan yang luas." Kata ini
digunakan untuk merujuk pada mereka yang memiliki pengetahuan yang mendalam dalam
berbagai bidang.

'Alam (‫) ع‬: Kata ini secara harfiah berarti "alam" atau "dunia." Namun, dalam konteks
ilmu, kata 'alam sering digunakan untuk merujuk pada "bidang pengetahuan" atau "disiplin
ilmu tertentu." Contohnya adalah 'alam al-hayawanat (ilmu hewan), 'alam al-tibb (ilmu
kedokteran), dan sebagainya.

'Ulum (‫) ع‬: Kata ini adalah bentuk jamak dari kata 'ilm. 'Ulum merujuk pada "ilmu-ilmu"
atau "cabang-cabang pengetahuan" yang ada dalam berbagai disiplin ilmu. Misalnya, 'ulum
al-Qur'an (ilmu-ilmu Al-Qur'an) merujuk pada cabang-cabang studi yang berkaitan dengan
pemahaman, tafsir, dan ilmu-ilmu terkait Al-Qur'an.

Ma'arifah ( ‫)ةف ع‬: Kata ini bermakna "pengetahuan" atau "pemahaman." Ma'arifah
mencakup pemahaman yang mendalam dan kesadaran akan sesuatu. Istilah ini digunakan
dalam Al-Qur'an untuk merujuk pada pengetahuan yang lebih dalam tentang Allah, ajaran-
Nya, dan kebenaran-kebenaran agama.

Hikmah (‫)ة كح‬: Kata ini sering diterjemahkan sebagai "kebijaksanaan" atau "hikmat."
Hikmah dalam Al-Qur'an merujuk pada pemahaman yang mendalam, wawasan yang
bijaksana, dan penerapan pengetahuan secara benar dan bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari.

Kesamaan makna dari kata-kata derivasi tersebut adalah bahwa mereka semua terkait
dengan konsep pengetahuan, pemahaman, dan kebijaksanaan. Mereka mencerminkan
pentingnya ilmu dalam Islam dan penghargaan yang diberikan oleh Al-Qur'an terhadap
pencarian pengetahuan yang bermanfaat.
5. Al-Qur’an pernah menyebutkan bahwa manusia bisa lebih sesat (buruk) dari hewan ternak. Di
ayat manakah Al-Quran menyebutkan demikian? Tuliskan ayat tersebut beserta tafsirnya!
Jawab :

179
179. Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia.
Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan
mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan
Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan
(ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah
orang-orang yang lengah.

Tafsir Ayat:
Ayat ini menjelaskan kondisi sebagian besar jin dan manusia yang secara umum tidak
memahami dan tidak merespons tanda-tanda kebesaran Allah yang terdapat di sekitar
mereka. Meskipun mereka memiliki hati, mata, dan telinga, namun mereka tidak
memanfaatkannya untuk mengambil pelajaran dan petunjuk dari ayat-ayat Allah yang
terlihat dalam ciptaan-Nya.
Perbandingan yang dibuat dalam ayat ini adalah bahwa mereka seperti binatang ternak yang
tidak memiliki akal dan kemampuan untuk menggunakan indera mereka secara bijaksana.
Dalam hal ini, mereka lebih sesat daripada binatang ternak karena mereka telah diberi akal
dan indera, tetapi tidak memanfaatkannya dengan baik untuk mencari kebenaran dan
petunjuk dari Allah.
Ayat ini menekankan pentingnya menggunakan akal, mata, dan telinga secara benar untuk
memperoleh pengetahuan, memahami ajaran Allah, dan mengamalkannya. Ketidaktahuan
atau ketidaksengajaan dalam memahami ayat-ayat Allah dan lambatnya dalam
meresponsnya merupakan bentuk kelalaian yang serius. Oleh karena itu, manusia perlu
berupaya untuk mendapatkan pemahaman yang baik tentang ajaran-Nya dan mengambil
pelajaran dari tanda-tanda yang Allah ciptakan di alam semesta ini.
Referensi : MKDU4221 – Pendidikan Agama Islam (Edisi 2)

Anda mungkin juga menyukai