Anda di halaman 1dari 50

TUHAN YANG MAHA ESA DAN KETUHANAN

(Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam)

Oleh:

Risti Ilviahsari (180210204063)


Endhita Nanda O (180210204169)
Fakhri Ikhtiarto (180210204187)
Fitriyah Nurul Jannah (180210204207)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberi rahmat dan hidayahnya
sehingga penyusun dapat menyusun makalah yang berjudul “TUHAN YANG
MAHA ESA DAN KETUHANAN”. Terimaksih juga kami sampaikan kepada
Bapak Fathan Fihrisi, M,Pd.l selaku dosen pembimbing mata kuliah pendidikan
agama islam serta teman-teman atas dukungan dan bantuannya sehingga makalah
yang kami susun semaksimal mungkin ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan ilmu dan wawasan yang lebih luas
lagi dan menjadi sebuah pemikiran baru bagi para pembaca, khususnya
mahasiswa Universitas Jember. Jika terdapat kesalahan dalam penyusunan
makalah ini, penyusun bersedia untuk menerima kritik dan saran yang
membangun agar dapat mengembangkan pengetahuan sehingga akan lebih baik
lagi untuk makalah selanjutnya. Akhir kata penyusun mengucapkan terimakasih
dan mohon maaf yang sebesar-besarnya

Wassalamualaikum Wr.Wb

27 Februari 2021

Penyusun

ii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kodrat seorang manusia selalu disadari dengan memiliki naluri ketuhanan,


mereka mengganggap keadaan diri mereka dalam alam semesta yang sudah
ada sejak mereka terlahir di dunia. Kemampuan sebagai pertanda terhadap
kekuatan maha dahsyat yang diluar nalar dan kemampuan manusia yan telah
diciptakan oleh allahSWT beserta isinya.
Pemilik kekuatan Maha dahsyat yang tidak pernah manusia lihat
bentuknya tetapi begitu nyata keberadaannya,seringkali membuat rasa
penasaran dalam diri manusia muncul untuk menguak misteri dan menemukan
jawaban siapa Pencipta mereka, yang juga menciptakan seluruh alam
semesta,mengatur peredaran planet-planet,  bintang, bulan, matahari pada garis
edarnya tanpa bertubrukan, menguasai apa-apa yang ada di langit, di bumi, dan
diantara keduanya (langit dan bumi). 
Dalam agama Islam, Fitrah bertuhan yang dibawa manusia sejak
sebelum lahir itu merupakan potensi dasar yang harus dipelihara dan
dikembangkan agar manusia tetap  berada dalam keislamannya. Konsep
Ketuhanan menurut Islam perlu dipelajari lebih lanjut karena banyaknya
konsep Ketuhanan yang ada di dalam kehidupan manusia. Pengalaman-
pengalaman dan cara berpikir manusia yang semakin kompleks membuat
manusia mempunyai konsep- konsep sendiri tentang ‘ketuhanan’  yang mereka
yakini. Padahal dalam Islam, konsep ketuhanan yang benar hanyalah yang
berdasarkan Al-Qur`an dan As-Sunnah, bukan konsep ketuhanan yang dibuat
oleh manusia.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Filsafat Ketuhanan dalam Islam ?
b. Apa yang dimaksud dengan Keimanan dan Ketaqwaan ?
c. Bagaimana Implementasi Iman dan Taqwa dalam Kehidupan Modern ?

3
1.3 Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui Filsafat Ketuhanan dalam Islam.
b. Untuk mengetahui Keimanan dan Ketaqwaan dalam Agama Islam.
c. Untuk mengetahui Bagaimana Implementasi Iman dan Taqwa dalam
Kehidupan Modern.

1.4 Manfaat
a. Memberikan pengetahuan tentang Filsafat Ketuhanan dalam Islam
b. Memberikan pengetahuan tentang Keimanan dan Ketaqwaan dalam
Agama Islam
c. Memberikan pengetahuan tentang Bagaimana Implementasi Iman dan
Taqwa dalam Kehidupan Modern.

4
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Filsafat Ketuhanan dalam Islam


Secara harfiah, kata filsafat berasal dari kata Philo yang berarti cinta, dan
kata Sophos yang berarti ilmu atau hikmah.Dengan demikian, filsafat berarti
cinta terhadap ilmu atau hikmah.Terhadap pengertian seperti ini al-Syaibani
mengatakan bahwa filsafat bukanlah hikmah itu sendiri, melainkan cinta
terhadap hikmah dan berusaha mendapatkannya, memusatkan perhatian
padanya dan menciptakan sikap positif terhadapnya. Selanjutnya ia
menambahkan bahwa filsafat dapat pula berarti mencari hakikat sesuatu,
berusaha menautkan sebab dan akibat, dan berusaha menafsirkan
pengalaman-pengalaman manusia. (Ahmad Hanafi, Pengantar Filsafat Islam,
Cet. IV, Bulan Bintang, Jakarta, 1990, Hlm. 45) Sementara itu, A. Hanafi,
M.A. mengatakan bahwa pengertian filsafat telah mengalami perubahan-
perubahan sepanjang masanya.Pitagoras (481-411 SM), yang dikenal sebagai
orang yang pertama yang menggunakan perkataan tersebut.

Dari beberapa kutipan di atas dapat diketahui bahwa pengertian filsafat


dari segi kebahasan atau semantik adalah cinta terhadap pengetahuan atau
kebijaksanaan.Dengan demikian filsafat adalah suatu kegiatan atau aktivitas
yang menempatkan pengetahuan atau kebijaksanaan sebagai sasaran
utamanya.Keimanan dalam Islam merupakan aspek ajaran yang fundamental,
kajian ini harus dilaksanakan secara intensif. Keimanan kepada Allah SWT,
kecintaan, pengharapan, ikhlas, kekhawatiran, tidak dalam ridho-Nya,
tawakkal nilai yang harus ditumbuhkan secara subur dalam pribadi muslim
yang tidak terpisah dengan aspek pokok ajaran yang lain dalam Islam.
Muslim yang baik memiliki kecerdasan intelektual sekaligus kecerdasan
spiritual (QS.Ali Imran: 190-191) sehingga sikap keberagamaannya tidak
hanya pada ranah emosi tetapi didukung kecerdasan pikir atau ulul
albab.Terpadunya dua hal tersebut insya Allah menuju dan berada pada
agama yang fitrah.(QS.Ar-Rum: 30). Jadi filsafat ketuhanan bisa diartikan

5
juga yaitukebijaksanaan islam untuk menentukan tuhan, dimana ia sebagai
dasar kepercayaan umat muslim.
2.2 Keimanan dan Ketakwaan
2.2.1 Pengertian Iman dan Takwa
Kata iman berasal dari bahasa Arab, yakni amina-yukminu-imanan
yang secara ethimologi berarti yakin atau percaya. Didalam surah Al-
Baqarah ayat 165 yang berbunyi “Alladziina aamanuu Asyaddu hubban
illaah” yang artinya orang-orang yang beriman amat luar biasa cintanya
kepada Allah SWT.

Iman kepada Allah Swt yang berarti percaya dan cinta kepada ajaran-
Nya, yakni Al-Qur’an dan Sunnah Rasul.Apa yang Allah kehendaki juga
menjadi kehendak orang yang beriman, sehingga dapat memicu tekat
untuk mengorbankan apa saja untuk mewujudkan harapan serta kemauan
yang dituntut oleh Allah kepadanya. Didalam hadits dinyatakan bahwa
iman ialah hati membenarkan, lisan mengucapkan serta dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari dan iman dalam Islam termaktub didalam rukun
iman sedangkan aplikasinya didalam rukun Islam.

Iman tersebut mengikat orang Islam atau muslim, orang Islam terikat
dengan segala aturan hukum yang ada dalam islam atau sebagaimana
yang telah Allah tetapkan. Oleh karena itu, seorang muslim haruslah
beriman, sehingga meyakini ajaran agama Islam serta secara sepenuhnya
mengamalkan dalam kehidupannya.

Kemudian kata takwa berasal dari waqa-yaqi-wiqoyah, secara


ethimologi artinya, waspada, hati-hati, mawas diri, memelihara serta
melindungi.Takwa dapat diartikan memelihara keimanan dan diwujudkan
dalam pengalaman ajaran agama Islam secara utuh dan istiqomah atau
konsisten.Definisi takwa secara terminologi juga dijelaskan dalam Al
hadits, yang berarti menjalankan semua ajaran atau perintah Allah serta

6
menjauhi semua larangan-Nya (imtitsalu bi’awamirillahi wajtinabu
annawahihu).

Di dalam surah Al Baqarah ayat 177, Allah menjelaskan ciri-ciri


orang yang bertakwa, dan secara umum dikelompokkan menjadi lima
indikator ketakwaan yakni sebagai berikut:
a. Beriman kepada Allah, para malaikat, kitab-kitab Allah, dan rasul-
rasul-Nya. Indikator ketakwaan yang pertama ini ialah memelihara
fitrah iman.
b. Bersedekah dengan sebagian harta yang dimiliki kepada teman,
kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang
meminta dana, orang yang tidak memiliki kemampuan untuk
memerdekakan hamba sahaja. Indikator takwa yang kedua ialah
mencintai sesama umat manusia yang diwujudkan dengan
kesanggupan mengorbankan harta yang dimiliki.
c. Mendirikan shalat serta menunaikan zakat. Indikator takwa yang
ketiga ialah memelihara ibadah yang formal.
d. Menepati janji. Indikator takwa yang keempat ialah memelihara
kesucian diri atau kehormatan.
e. Bersabar disaat kepayahan, kesusahan dan pada waktu jihad.
Indikator takwa yang kelima ialah mempunyai semangat
perjuangan.
Indikator ketakwaan berdasarkan ayat-ayat diatas menegaskan bahwa
takwa ialah akhlak dan sikap hidup seorang muslim, yang tidak lain
merupakan sebuah hasil didikan ibadah-ibadah formal. Sedangkan ibadah
merupakan pancaran dari iman. Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa
takwa merupakan hasil dari ibadah kepada Allah Swt, karena tidak akan
ada takwa tanpa adanya amal ibadah.
2.2.2 Proses Terbentuknya Iman
Sejak awal seluruh Roh manusia telah mengambil kesaksian bahwa
Rabb-nya Allah Swt. Yang berarti setiap manusia telah mempunyai benih
iman (QS. Al A’raf : 172). Kemudian ditegaskan lebih lanjut oleh Allah

7
Swt dalam (QS. Ar Rum : 30) bahwa setiap ciptaan dan dalam hal ini
manusia fitrahnya ialah mengesakan Allah. Artinya fitrahnya beriman
kepada Allah dan berarti juga fitrahnya ialah islam. Iman Islam atau
potensi fitrah tersebut perlu untuk ditindaklanjuti serta yang paling
berkompeten menumbuhkan potensi iman Islam tersebut ialah kedua
orang tua. Sebagaimana yang telah diterangkan dalam hadits Nabi
Muhammad Saw yang artinya : “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan
Fitrah, orang tuanya yang berperan menjadikan anak tersebut menjadi
Yahudi, Nasrani atau Majusi”.

Imam Ghozali menisbahkan, setiap orang memiliki potensi untuk


melihat, namun ia tidak akan dapat melihat apabila tidak ada cahaya yang
masuk kedalam mata, begitu pula dengan potensi iman yang dimiliki oleh
seseorang harus ditindaklanjuti oleh kedua orang tuanya, dan lingkungan
tempat mereka dibesarkan.

Pada kenyataanya bermacam-macam kepercayaan atau agama yang


dipeluk dan dianut oleh manusia, dan apabila didalam dirinya telah
terikat dengan tatanan iman, haruslah dikembangkan untuk mencapai
iman yang kuat atau kokoh.Didalam Al-Qur’an Surah Ali Imron ayat
190-191, dijelaskan bahwa berkembangnya iman dapat melalui dua jalan,
yakni fikir dan dzikir dan juga sebaliknya, dan dilaksanakan serta
berjalan secara seimbang.

2.2.3 Tanda-Tanda Orang Beriman


Dalam Al-Qur’an telah terdapat banyak penjelasan tanda-tanda
orang yang beriman.
a. Bergetar hatinya ketika disebut nama Allah. Bergetar hatinya karena
adanya rasa dekat dengan-Nya, atau karena bahagia ataupun karena
takut akan siksa-Nya. (QS. Al Anfaal:2)

8
b. Apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka, dan
hanya kepada Allahlah mereka bertawakkal. Baik ayat Al-Qur’an
maupun ayat Kauniyah (alam semesta), dan kemudian bergejolak
hatinya untuk segera melaksanakannya. (QS. Al Anfaal:2)

c. Senantiasa bertawakal kepada Allah SWT yang artinya secara


lahiriyah mereka bersungguh-sungguh/berusaha keras dan secara
batiniyah dengan banyak-banyak berdoa memohon dengan penuh
harap kepada Allah kemudian berhasil atau tidaknya berserah diri
kepada Allah. Jika berhasil ia mampu bersyukur serta tidak
menyombongkan diri dan jika gagal ia mampu untuk bersabar. (QS.
Al Anfaal: 2 dan At Taubah:52)

d. Mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rejeki. Mereka rajin


dalam menunaikan shalat, baik shalat wajib maupun sunnah dan
menafkahkan sebagian rejeki yang dimiliki untuk kepentingan
kemaslahatan umat di jalan yang Allah Swt ridhai. (QS. Al
Anfaal:30

e. Memelihara amanah serta menepati janji, seorang mukmin tidak


akan mudah berkhianat atas amanah yang dipikulnya. Tetapi, akan
senantiasa menjaga amanah dan menepati janjinya. (QS. Al
Mukminun:6)

f. Berjihad dijalan Allah dan suka menolong. Bersungguh-sungguh


dalam menegakkan ajaran Allah baik dengan harta benda maupun
jiwa yang dimilikinya. (QS. Al Anfaal:74)

Akidah Islam sebagai keyakinan akan membentuk perilaku bahkan


mempengaruhi kehidupan seorang muslim.

9
2.2.4 Korelasi antara Keimanan dan Ketakwaan
Keimanan dan ketakwaan tidak dapat dipisahkan, karena pada
hakikatnya keduanya saling berkaitan atau berhubungan. Artinya
keimanan diperlukan untuk meraih ketakwaan, karena setiap amalan atau
perbuatan yang baik tidak akan di terima oleh Allah Swt tanpa didasari
dengan adanya Iman.

Semua bentuk ketakwaan seperti shalat, puasa, zakat, dan ibadah haji
adalah bentuk bagian dan kesempurnaan iman seseorang.Amalan saleh
tersebut merupakan konsekuensi dari keimanan seseorang dalam
mengartikan keyakinan yang dianutnya menjadi bentuk nyata dan
menjadi satu budaya untuk mengembangkan amal saleh manusia.

Di dalam Al-Qur'an terdapat ratusan ayat yang menghubungkan orang


yang beriman dengan orang yang beramal saleh.Iman dan takwa atau
iman dan amalan saleh berkaitan sangat dekat. Iman merupakan pondasi
dasar seorang dasar seorang muslim yang menghendaki bangunan
kesempurnaan ketakwaan dirinya. Tanpa adanya amal saleh yang
menyertai dirinya, seseorang seolah hampa dan kosong iman, karena
amal saleh yang secara konkrit membuktikan adanya iman didalam
hatinya. Keterkaitan antara iman dan takwa juga di sampaikan oleh
Rasulullah SAW dalam sabdanya : “Al imanu “uryamun walibasuhu at-
takwa”. (iman itu telanjang dan pakaiannya adalah takwa). Yang
dimaksud hadits tersebuat ialah iman harus diikuti dengan melakukan
amalan saleh atau takwa.Iman tanpa amalan saleh maka iman itu masih
tanpa pakaian.

Oleh karena itu, seseorang dinyatakan beriman serta takwa, apabila ia


telah mempunyai keyakinan yang mantap dalam hati dan kemudian
mengucapkan kalimat tauhid (ashadu allaa ilaaha illa Allah) dan diikuti
dengan menjalankan atau mengamalkan semua perintah dan menjauhi
segala larangan-Nya. (Yunan Yusuf, 1993:16-21).

10
2.3 Implementasi Iman dan Taqwa dalam kehidupan modern

Dalam zaman modern manusia cenderung bergantung kepada segala jenis


mesin yang dikendalikan oleh berbagai kepentingan finansial. Modernisasi
sendiri merupakan sebuah gerakan yang telah dilaksanakan oleh orang di
negara-negara barat, yang secara tidak sadar akan mengiring kita sebagai umat
islam menjadi lupa akan tujuan hidup, yang semula hidup untuk beribadah
kepadaNya berbalik menjadi malas dalam beribadah hingga pada akhirnya
lupa kepada tuhanNya yang telah memberikan kita kehidupan.

Akibat pengaruh dari adanya modernisasi banyak sekali manusia yang


lupa bahwa pada kenyataanya mereka diciptakan bukan sekedar ada, namun
untuk mengerjakan amalan-amalan mulia untuk beribadah kepada Allah SWT.
Sebagai umat islam hendaknya jangan mengukur nilai modern dari
penampilan, pakaiannya dan penampilannya. Namun nilai modern bagi islam
adalah dilihat dari segi tingkah laku, pemikiran, pergaulan, ilmu pengetahuan,
teknologi, ekonomi, sosial budaya, keamanan, dan politik yang diikuti dengan
masyarakat yang adil, sejahtera dan makmur didalam lindungan Allah SWT.

Iman sangatlah penting didalam kehidupan manusia. Karena tanpa iman


maka ibadah yang dilakukan oleh manusia akan sia-sia serta amal ibadah tidak
akan sampai pada Allah SWT. Hal ini ditegaskan didalam surah An-Nabia
pada ayat ke-94 yang artinya "Barang siapa yang megerjakan amal sholeh, sedang ia
beriman, maka usahanya tak akan terabaikan. Dan sesungguhnya Kami menuliskan
amalan itu untuknya". Sebuah keimanan serta ketaqwaan yang diberikan oleh
Allah SWT untuk makhluknya patut kita syukuri dengan cara senantiasa
meningkatkan amal ibadah. Misalnya disamping kita menjalankan ibadah
yang diwajibkan seperti sholat 5 waktu, membayar zakat, dan melaksanakan
puasa ramadhan kita juga bisa melakukan ibadah sunnah seperti membayar
infaq serta melakukan sedekah. Berikut ini contoh implikasi atau penerapan
iman dan taqwa didalam kehidupan modern:
a. Mengamalkan dan menjalankan keenam rukun iman

11
b. Melaksanakan perintah Allah dan melakukan amal sholeh agar
mendapatkan ridho Allah
c. Senantiasa membersihkan diri dengan cara menjauhkan diri dari hal-hal
yang diharamkan
d. Senantiasa membantu untuk meringankan beban sebagai sesama manusia
e. Senantiasa menjaga sholat wajib, karena menjaga sholat didalam
kehidupan sehari-hari bukanlah suatu persoalan yang mudah, banyak
orang yang masih sering lalai dalam mengerjakan sholat. Dengan menjaga
sholat lima waktu berarti ia adalah seorang yang tepat waktu serta tidak
menunda-nunda waktu yang ada. Disamping menjaga sholat lima waktu,
orang tersebut juga senantiasa menjaga bacaan sholat serta benar-benar
menghayati gerakan saat sholat yang disesuaikan dengan tuntunan yang
diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
f. Senantiasa menepati janji yang telah disepakati sebelumnya. Karena
sebagai seseorang yang memiliki iman dan taqwa maka harus bisa
berusaha mempertanggung jawabkan dan menepati janji selagi kita masih
bisa melakukannya
g. Senantiasa percaya dan siap untuk menghadapi kematian kapan pun dan
dimanapun. Karena hal tersebut sesuai dengan rukun iman.

Penerapan iman dan taqwa dalam kehidupan di atas, memang telah


dilakukan oleh sebagian anak muda. Namun,sebagian darinya masih juga
kurang sepenuhnya menerapkan iman dan taqwanya dalam kehidupan sehari-hari.

12
BAB II PEMBAHASAN

1.2.1 Konsep Manusia


Manusia Menurut Pandangan Islam.
a. Manusia Sebagai Hamba Allah (Abd Allah)
Sebagai hamba Allah, manusia wajib mengabdi dan taat
kepada Allah sebagai Pencipta karena adalah hak Allah untuk
disembah dan tidak disekutukan. Bentuk pengabdian manusia
sebagai hamba Allah tidak terbatas hanya pada ucapan dan
perbuatan saja, namun juga harus dengan keikhlasan hati. Dengan
begitu, manusia sebagai hamba Allah akan menjadi manusia yang
taat, patuh dan mampu melakukan perannya sebagai hamba yang
hanya mengharapkan ridha Allah.
b. Manusia Sebagai al- Nas
Manusia, di dalam al- Qur’an juga disebut dengan al- nas.
Konsep al- nas ini mengacu pada status manusia dalam kaitannya
dengan lingkungan masyarakat di sekitarnya. Dalam hidupnya
manusia membutuhkan pasangan, dan memang diciptakan
berpasang-pasangan. Manusia adalah makhluk sosial, yang dalam
hidupnya membutuhkan manusia dan hal lain di luar dirinya untuk
mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya agar dapat
menjadi bagian dari lingkungan soisal dan masyarakatnya.
c. Manusia Sebagai khalifah Allah
Khalifah merupakan anugerah dari Allah kepada manusia,
dan selanjutnya manusia diberikan beban untuk menjalankan
fungsi khalifah tersebut sebagai amanah yang harus
dipertanggungjawabkan. Sebagai khalifah di bumi manusia
mempunyai wewenang untuk memanfaatkan alam (bumi) ini untuk
memenuhi Kebutuhan hidupnya sekaligus bertanggung jawab
terhadap kelestarian alam ini.
d. Manusia Sebagai Bani Adam

13
Sebutan manusia sebagai bani Adam merujuk kepada
keterangan dalam al- Qur’an yang menjelaskan bahwa manusia
adalah keturunan nabi Adam dan bukan berasal dari hasil evolusi
dari makhluk lain. Konsep bani Adam mengacu pada
penghormatan kepada nilai kemanusiaan. Konsep ini
menitikbertakan pembinaan hubungan persaudaraan antar sesama
manusia dan menyatakan bahwa semua manusia berasal dari
keturunan yang sama. Dengan demikian manusia dengan latar
belakang sosia kultural, agama, bangsa dan bahasa yang berbeda
tetaplah bernilai sama, dan harus diperlakukan dengan sama.
e. Manusia sebagai al- Insan
Manusia disebut al- insan dalam al- Qur’an mengacu pada
potensi yang diberikan Tuhan kepadanya. Potensi tersebut
diantaranya kemampuan berbicara, kemampuan menguasai ilmu
pengetahuan dan lain-lain. Namun selain memiliki potensi positif
ini, manusia sebagai al- insan juga mempunyai kecenderungan
berprilaku negative.
f. Manusia Sebagai Makhluk Biologis (al- Basyar)
Makhluk biologis manusia terdiri atas unsur materi, sehingga
memiliki bentuk fisik berupa tubuh kasar (ragawi). Dengan kata
lain manusia adalah makhluk jasmaniah yang terikat kepada
kaedah umum makhluk biologis seperti mengalami fase
pertumbuhan dan perkembangan, berkembang biak, serta
memerlukan makanan untuk hidup, dan pada akhirnya mengalami
kematian.

1.2.2 Eksistensi dan martabat manusia

Manusia perlu mengenal dan memahami hakikat dirinya sendiri


supaya mampu mewujudkan eksistensi yang ada dalam dirinya. Pemahaman
dalam hidup akan mengantarkan manusia pada kesediaan untuk mencari arti
kehidupan agar hidupnya tidak sia-sia. Eksistensi manusia di dunia

14
merupakan tanda kekuasaan Allah SWT terhadap hamba-hamba-Nya, bahwa
Dialah Yang menciptakan, menghidupkan dan keamanan
kehidupanmanusia. Dengan demikian, tujuan diciptakannya manusia dalam
konteks hubungan manusia dengan Allah SWT adalah dengan mengimani
Allah SWT serta ujian ciptaannya untuk menambah keimanan dan
ketakwaan kepada Allah SWT. Sedangkan konteks hubungan manusia
dengan manusia serta manusia dengan alam adalah untuk tarif amal,yaitu
perbuatan baik dan tidak melakukan kejahatan terhadap sesama manusia,
serta tidak merusak alam.
Terkait dengan tujuan hidup manusia dengan manusia lain , yaitu
sebagai berikut:
1. Tujuan Umum Adanya Manusia di Dunia

Dalam Q.S. Al-Anbiya [21:107] Ayat ini menjelaskan tentang tujuan


manusia yang diciptakan oleh Allah SWT dan berada didunia ini adalah untuk
menjadi rahmat bagi alam semesta. rahmat adalah karunia, kasih sayang dan
belas kasih. Jadi manusia sebagai rahmat merupakan manusia yang diciptakan
oleh Allah SWT untuk menebar dan memberikan kasih sayang kepada alam
semesta.
2. Tujuan Khusus Adanya Manusia di Dunia

Tujuan khusus adanya manusia di dunia adalah sukses didunia dan


sukses diakhirat dengan cara melaksanakan amal shaleh yang merupakan
investasi pribadi manusia sebagai individu. Allah berfirman, Q.S. An-Nahl ayat
[16:97].
3. Tujuan Individu dalam Keluarga

Manusia merupakan makhluk sosial yang memiliki sifat hidup


berkelompok dan saling membutuhkan. Hampir semua manusia, keluarga
merupakan awal dari sebuah kelmpok sosial dimana dalam sebuah
keluargasaling membutuhkan satu sama lain. Dalam ilmu komunukasi dan
sosiologi, keluarga merupakan bagian dari klasifikasi kelompok sosial dan
termasuk dalam kelompok terkecil karena paling sedikit anggotanya. Akan
tetapi keberadaan keluarga sangat penting karena merupakan sebuah kerangka

15
sistem sosial dalam bentuk khusus secara keseluruhan. Kelompok tersebut juga
seolah merupakan sebuah acuan masyarakat yang memiliki pembagian kerja,
prestige, kode etik pemerintahan, ideologi, dan lain sebagainya. Dalam
kaitannya dengan tujuan individu dalam keluarga,supaya individu tersebut
menemukan ketentraman, kebahagiaan dan membentuk keluarga sakinah,
mawaddah dan warahmah. Manusia diciptakan berpasang-pasangan. Oleh
sebab itu, laki-laki dan perempuan menikah dan membentuk sebuah keluarga
agar memiliki keturunan.
Tujuan manusia berkeluraga Q.S. Ar-Rum [30:21].
4. Tujuan Individu dalam Masyarakat

Setelah hidup berkeluarga, manusia mempunyai kebutuhan untuk


bermasyarakat. Hidup bermasyarakat mempunyai tujuan yaitu mencari
keberkahan dan ridho yang cukup dalam hidup. Kecukupan kebutuhan hidup
dalam hal ini melibatkan kebutuhan fisik seperti makanan, pakaian, rumah,
kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial (bertetangga), dan kebutuhan
aktualisasi diri. Kebutuhan tersebut dapat dengan mudah didapatkan apabila
manusia beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Jika masyarakat tidak
beriman dan bertakwa, maka sebaliknya Allah akan memberikan siksaan serta
dijauhkan dari keberkahan. Oleh sebab itu, agar manusia ingin memiliki hidup
damai, tentram, dan serba kecukupan, maka manusia harus beriman dan
betaqwa. Allah berfirman dalam Q.S. Al-A’raf [7:96]
Dua keinginan pokok manusia, antara lain:
a. Keinginan untuk bergabung atau menjadi satu dengan manusia lain di
sekitarnya yaitu masyarakat sekitar.
b. Keinginan untuk bergabung atau menjadi satu dengan suasana alam di
seketarnya.

5. Tujuan Individu dalam Bernegara

Sebagai makhluk hidup sosial yang selalu ingin berkembang untuk maju
dan menemukan jati diri sesungguhnya, maka manusia harus hidup
berdampingan dengan dunia sosial. Manusia juga memiliki jangkauan yang
luas yaitu kehidupan bernegara. Maka, tujuan seseorang dalam bernegara

16
adalah menjadi warga negara yang baik di dalam lingkungan negara, baik di
lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar untuk mewujudkan negara yang
aman, nyaman, damai, dan sejahtera.

1.2.3 Tanggung Jawab Manusia

Tiap-tiap diri ( individu ) bertanggung jawab atas apa yang telah


diperbuatnya. ( QS.al-Mudatstsir, 74: 38). Dilihat dari ayat diatas menjelaskan
bahwa manusia hakikatnya adalah makhluk yang memiliki tanggung jawab, hal
itu dikarenakan manusia tidak hanya menjadi makhluk individual namun
makhluk sosial dan juga makhluk Tuhan. Manusia sangat memiiki
tanggungjawab yang sangat besar dikareana manusia mengemban sebagiamana
tugas mereka di dunia ini yang akan di pertanggungjawwabkan di dunia
maupun di akhirat kelak.

Tanggungjawab individual yaitu manusia memiliki tanggungjawab


untuk menyeimbangkan jasmani maupun rohaninya, sehingga manusia bisa
menjalankan kehidupannya sebaik mungkin. Sedangakan tanggung jawab
sosial adalah manusia bertanggungjawab untuk menjaga keharmonisan sosial
karena pada hakikatnya manusia tidak bisa hidup sendiri manusia saing
membutuhkan oleh karena itu pentingnya menjaga tanggung jawab sisal untuk
kepentingan bersama dan keberlangsungan hidup antara umat manusia. Dan
tanggung jawab terhadap Tuhan yaitu manusia mampu bertanggung jawab
sebagaimana sebagai ciptaan Tuhan yang muncul karena kesadran dan
keyakinan terhadap nilai-nilai yang di anut pada agamanya. Seperti umat

17
muslim yang berkewajiban menjalankan puasa di bulan ramadhan dengan
adanya kesadaran dan keyakinanya maka manusia akan melaksanakan puasa
dengan sungguh-sunguh tanpa adanya paksaan. Tanggungjawab bisa
dijalankan dengan baik apabila manusia melakukanya dengan penuh kesadaran
tanpa adanya paksaan.
Dalam agama islam tanggung jawab sangat menyatu dengan balasan,
siapa yang melaksanakan tanggungjawabnya dengan sungguh-sungguh maka
dia akan selamat dan mendapatkan pahala, sedangkan siapa yang tidak
melaksankan tanggungjawab dengan baik maka dia akan mendapatkan siksa
dan dosa. Islam menjelaskan bahwa tidak ada manusia yang terlepas dari
tanggungjawab kecuali ( belum baligh dan tidak berakal sehat).

Macam-macam tanggung jawab manusia


a. Tanggung jawab kepada Tuhan
Manusia tidak ada yang hidup dengan sendirinya karena manusia
diciptakan oleh Allah SWT. Sebagai makhluk ciptaan Allah SWT manusia
memiliki tanggungjawab yang harus dilaksakan yaitu meyakini bahwa
Allah SWT itu benar ada, menyembah Allah SWT dan mensyukuri segala
karunia yang telah Allah SWT berikan seperti akal pikiran, perasaan,
anggota tubuh , alam semsta beserta isinya. Hal ini telah di jelaskan
melalui firman Allah SWT :
“Tidaklah aku jadikan jin dan manusia, melainkan supaya  mereka
itu menyembah kepada-Ku.(QS.az-Zariyat, 51:56).
Kewajiban merupakan sesuatu yang di bebankan kepada seseorang
tertentu saja diaman orang tersebut mampu melaksanakannya, karena pada
kenyataanya Allah memberikan sebuah beban tanggung jawab kepada
manusia sesuai dengan kesanggupannya seperti dalam Firman Allah SWT.
“Alloh tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya
dan ia mendapat siksa ( dari kejahatan yang dikerjakannya).( QS.al-
Baqarah, 2:286)

18
b. Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga merupakan suatu komponen terpenting, di dalam keluarga
terdapat anggotanya yaitu ayah sebagai kepala rumah tangga, ibu, dan
anak-anak. Di dalam lingkungan keluarga juga terdapat tanggung jawab
yang harus di jalankan, seperti menjaga nama baik keluarga,
mensejahterakan anggota keluarhga, mencukupi kebutuhan keluarga,
memberikan pendidikan yang cukup terhadap anak-anak, dan bertanggung
jawab untuk memberikan keselamatan antar anggota keluarga.
Seperti seorang ayah bertanggung jawab sebagai kepala
rumahtangga, mencari nafkah demi mencukupi segala kebutuhan istri dan
juga anak-anaknya, membimbing keluarganya untuk hidup yang baik dan
mendaptkan ridho-Nya dan membahgiakan keluarganya dengan hasil kerja
kerasnya. Tanggung jawab seorang ibu adalah mendidik anaknya supaya
menjadi anak yang soleh soleha, menjaga anaknya, merawat anaknya,
menjaga dan merawat rumah, melayani suaminya dengan penuh sungguh-
sungguh. Tanggung jawab seorang anak yaitu belajar dengan sungguh-
sungguh, membahagiakan kedua orang tua, mendoakan kedua orang
tuanya, menjaga nama baik orang tuanya dan keluarganya, serta berusaha
untuk berprestasi sesuai dengan potensi diri yang di miliki sehingga kedua
orang tua bangga terhadap apa yang di lakukan anaknya.

c. Tanggung jawab terhadap dirinya sendiri


Sebagai manusia juga memiliki tanggung jawab terhadap dirinya
sendiri yaitu mencukupi kebutuhan jasmani maupun rohani dengan cara
memakan makanan yang bergizi, ber olahraga, istirahat cukup, menuntut
ilmu, beribadah dan berdoa untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
d. Tanggung jawab terhadap masyarakat
Manusia merupakan mahluk sosial dimana saling membutuhkan
satu sama lain oleh karena itu manusia juga memiliki tanggung jawab
terhadap masyarakat. Seperti saling menghormati perbedaan yang ada,
bergotong royong, menjalin silaturahmi, da ikut berpartisipasi dalam
kegitan masyarakat tersebut. Hal ini untuk menciptakan kedamian,

19
ketentraman di lingkungan masyarakat tersebut dan mencegah terjadinya
konflik antar masyarakat.
e. Tanggung jawab terhadap Bangsa dan Negara
Manusia bertempat tinggal di Bangsa dan Negara dimana setiap
Negara memiliki
norma dan aturan yang berlaku, maka dengan cara melaksanakan
dan mematuhi segala norma dan peraturan yang berlaku manusia telah
menjalankan tanggungjawabnya. Karena jika manusia tidak melaksanakan
tanggung jawab pada bangsa dan negaranya hal itu akan membuat suatu
permasalahan dan akan diberikan saksi.
Tidak hanya itu saja tanggung jawab manusia dalam bangsa dan
negaranya yaitu menjaga nama baik bangsa dan Negara, menjadi pelajara
yang cerdas, berusaha meningkatkan kesejahteraan, dan menerima segala
perbedaan yang ada.

2.1 Definisi Hukum Islam


Hukum Islam adalah syariat-syariat atau kaidah keislaman yang berasal
dari Wahyu-wahyu Allah SWT dan Sunnah Rasulullah SAW. Hukum islam
tidak hanya berbicara tentang urusan ibadah namun juga tentang dasar
keimanan, mulai dari tata cara berdagang, zakat, warisan,cara berpakaian,
berperilaku terhadap hewan dan masih banyak lagi. Jadi hukum islam ini berisi
tentang seperangkat perintah, larangan, dan pilihan dalam bertingkah laku atau
mengerjakan suatu perbuatan. Secara garis besar, hukum islam ini mengatur
tentang hubungan kita dengan Allah SWT, dan hubungan kita dengan seluruh
makhluk ciptaan-Nya. Hukum islam di bebankan oleh Allah SWT kepada
umatnya yang dinilai sudah bisa mengemikul kewajiban (mukallaf).
Kandungan dari hukum islam ini berkaitan dengan aqidah dan juga amaliyah.
Jadi saat seseorang mengimani suatu agama, maka tentu dia harus mengerti
setiap hukum dari agama yang dianutnya. Begitu pula dengan Islam, saat
seseorang memantapkan hatinya untuk memeluk agama islam, maka tentu
orang tersebut harus mengimani Hukum islam.
Dengan mengimani hukum islam, maka kehidupan kita akan terarah. Dan
saat kita menjadikan hukum islam sebagai sumber dalam pemecahan suatu

20
masalah, maka niscaya masalah tersebut akan terasa ringan dan mudah untuk
diselesaikan. Hal ini terjadi karena hukum islam menutun kita kepada tindakan
yang benar, tindakan-tindakan yang mendekatkan kita kepada-Nya. Hukum
islam juga membentuk kita untuk menjadi manusia yang bijak, penuh
kebajikan, dan membawa manfaat bagi orang lain. Saat kita berbicara tetang
agama islam, maka bahasan tersebut tidak akan lepas kaitannya dari hukum
islam.

2.2 Ruang Lingkup Hukum Islam


Ruang lingkup hukum islam yang dimaksud di sini adalah objek kajian
hukum islam atau bagian dari bidang hukum islam. Hukum islam meliputi
hukum syariah dan hukum fiqih. Hukum islam sangat berbeda dengan hukum
barat yang mana di hukum barat membagi hukum menjadi hukum perdata dan
hukum publik. Serupa dengan hukum adat di Indonesia, hukum islam tidak
membedakan hukum privat (perdata) dan hukum publik. Pembagian bidang-
bidang kajian hukum islam lebih menitikberatkan pada bentuk aktivitas
manusia dalam menjalin relasi. Dengan melihat bentuk relasi tersebut, maka
dapat dilihat bahwa ruang lingkup hukum islam ada dua, yaitu hubungan antara
manusia dengan Allah dan hubungan antar manusia. Bentuk hubungan pertama
ialah ibadah, yang kedua disebut mu’amalah. Dari uraian tersebut dapat
disimpulakan bahwa ada dua ruang lingkup hukum islam, yaitu ibadah dan
mu’amalat. Kedua ruang lingkup tersebut akan dijelaskan lebih rinci di bawah
ini.
1.      Ibadah (Ahkam Al- Ibadat)
Ibadah atau Ahkam al-Ibadat, yaitu ketetapan yang mengatur kaitan
manusia dengan Tuhannya. Ibadah mempunyai peran yang sangat penting
dalam Islam dan merupakan pusat dari semua aktivitas umat Muslim. Semua
aktivitas umat muslim pada dasarnya merupakan bentuk ibadah kepada Allah,
sehingga segala sesuatu yang dilakukan memiliki nilai ganda yaitu pahala baik
di dunia maupun di akhirat kelak. Para ulama menyebutkan bahwa ibadah
dibedakan menjadi dua, yaitu ibadah khusus (Ibadat Mahdla) dan ibadah
umum (Ibadat Ghair Mahdlah).

21
Ibadat Mahdlah merupakah jenis ibadah yang dilakukan sesuai tata
caranya dengan ketetapan Allah yang tidak boleh dikurangi atau ditambahkan.
Contoh ibadah khusus ini seperti shalat dan puasa. Sementara Ibadat Ghair
Mahdlah adalah ibadah yang dalam pelaksanaannya tidak diatur oleh Allah dan
Rasulullah. Ibadah ini tidak menyangkut keterkaitan antara manusia dengan
Allah, melainkan hubungan antara manusia itu sendiri dengan alam yang
memiliki nilai ibadah. Ibadaha ini boleh dilakukan, selama perbuatan yang
dikerjakan sejalan dengan prinsip tidak terdapat dalil yang melarang maka
ibadah ini boleh dilakukan. Baik buruknya ibadah ini ditentukan oleh akal atau
logika bagi orang yang akan melakukannya. Sehingga jika menurut logika
orang tersebut baik maka perbuatan tersebut boleh dilakukan selama perbuatan
tersebut memberikan manfaat, seperti berbuat baik kepada orang lain, tidak
merugikan orang lain, memelihara kebersihan dan kelestarian lingkungan,
mengajak orang lain untuk berbuat baik dan meninggalkan perbuatan buruk,
dan lain-lain.

2.      Mu’amalah
Mu’amalah adalah Ketetapan Allah terkait dengan kehidupan sosial
manusia, meskipun ketetapan ini terbatas pada fokusnya saja. Oleh karena itu
dapat dikembangkan dengan ijtihad manusia, jika dalam ibadah tidak dapat
melakukan modernisasi maka mu’amalah sebaliknya namun dilakukan dengan
pertimbangkan IPTEK yang maju, maka maslah mu’amalah pun dapat
disesuaikan sehingga mampu mengakomodasi kemajuan IPTEK tersebut.
Ruang lingkup hukum Islam dalam bidang Mu’amalah meliputi tujuh golongan
dalam dua bagian sebagaimana yang ada dalam hukum barat. Namun tidak ada
yang membedakan diantara kedua bagian tersebut karena kedua bagian hukum
itu dalam Islam saling mengisi dan saling terkait, susunannya adalah sebagai
berikut.
A. Hukum perdata (Islam) yang meliputi
a. Ahkam al-ahwal al-syahsiyat (hukum orang dan keluarga),
mengatur urusan keluarga, yaitu hubungan antara suami istri dan
hubungan antar kerabat. Dibandingkan dengan sistem hukum di

22
Indonesia, bagian ini mencakup Hukum perkawinan Islam dan hukum
kewarisan Islam
b. Ahkam al-Madaniyat (Hukum Benda), Hukum yang mengatur
hubungan antara individu dalam hal jual beli, hutang dagang, sewa
guna usaha, taruhan, dll. Hukum ini dalam sistem hukum Indonesia
disebut hukum properti, hukum kontrak, dan hukum perdata khusus.
B. Hukum Publik Islam, yang meliputi
a. Al-ahkam al-Jinayat (Hukum Pidana Islam), yaitu hukum yang
berhubungan dengan tindakan yang dilarang atau tindak pidana dan
ancaman terhadap pelanggar atau sanksi hukum. Di Indonesia
hukum ini dikenal dengan hukum pidana
b. Al-ahkam al-qadla wal al-Murafa’at (hukum acara), yaitu hukum
yang berkaitan dengan masalah peradilan yang berkaitan dengan
alat-alat bukti, seperti saksi, pengakuan, pengakuan, sumpah, yang
berkaitan dengan pelaksanaan hukuman.
c. Al-ahkam al-Dusturiyah (hukum tata Negara dan perundang-
undangan), yaitu Persoalan yang terkait dengan Negara hukum dan
prinsip dasarnya, seperti aturan antara hakim dan yang dihakimi,
menentukan hak individu dan sosial.
d. Ahkam al-dauliyah (hukum Internasional), Hal ini terkait dengan
hubungan keuangan antara negara Islam dengan negara lain dan
hubungan antara komunitas non-Muslim dengan negara Islam.
e. Ahkam al-Iqtishadiyah wa al-Maliyah (Hukum Perekonomian-dan
moneter), Hukum yang berkaitan dengan hak orang miskin terhadap
harta orang kaya, dan mengatur sumber pendapatan juga
pengeluaran. Artinya disini adalah mengawasi hubungan keuangan
antara yang kaya dan miskin dan antara negara dengan individu.

2.3 Tujuan Hukum Islam


Hal ini seringkali ditujukan sebagai hukum islam berdasarkan kebahagiaan
hidup manusia baik didunia dan diakhirat, melakukan yang bermanfaat dan
mencegah yang mudarat seperti yang tidak berguna dalam kehidupan. Untuk

23
menjelaskan hukum islam terdapat istilah “maqashid al-syari’ah” yang
hakikatnya sebagai pengertian hukum. Tujuan hukum islam adalah untuk
mencapai kehidupan manusia yang berbahagia dengan melaksanakan hukum
perintah Tuhan, agar kita dapat melaksanakannya dengan baik maka manusia
harus meningkatkan kemampuannya dalam memahami hukum-hukum islam.
Tujuan utama hukum dalam islam ialah untuk kepentingan hidup manusia yang
bersifat primer.
Tujuan hukum islam juga meliputi pemeliharaan akal atau disebut juga (al-
Muhafazhah ala al’aql) yaitu menjaga agar akal tidak rusak yang
mengakibatkan kita menjadi sumber penyakit bagi orang lain, memelihara akal
sangatlah penting sebagai berikut :
1. Agar kita sebagai individu dapat ikut membentuk pola kehidupan dalam
masyarakat.
2. Apabila kita mempertaruhkan akal dan menjadi rusak maka akan menjadi
beban bagi masyarakat.
3. Dengan rusaknya akal maka akan terdapat kejahatan dalam masyarakat.

Memeluk agama yang mampu membuat kita tenang, memiliki keturunan


serta memiliki harta juga termasuk kedalam tujuan hukum islam dalam
memelihara kehidupan baik itu dalam kepercayaan dan yang lainnya sebagai
benteng dari kehidupan manusia itu sendiri kemudian terdapat pula tujuan
hukum islam dalam memelihara harta (al-Muhafazhah ala al Mal) yang
dilakukan untuk ternodanya harta seperti pencurian, sistem mu’amalah ini
digunakan untuk memberikan harta kita kepada orang lain dan juga kita dapat
menjaga kekuatan seluruh umat islam, selain itu kita juga mencegah agar tidak
digunakan dengan cara yang tidak baik.
Selain itu, tujuan hukum islam dalam memelihara jiwa yang bertujuan agar
terhindar dari tindakan aniayaan seperti kasus pembunuhan. Dengan ini kita
memelihara kemuliaan kita sebagai manusia. Islam memberi kebebasan kepada
umatnya dalam berkarya atau berprofesi, kebebasan berpikir, berpendapat
kebebasan dimana tempat ia ingin tinggal selama itu semua tidak merugikan

24
orang lain. Dengan demikian kita harus menggunakan hukum islam dengan
sebaik-baiknya tanpa merugikan orang disekitar kita.

2.4 Sumber Hukum Islam


Menurut kamus bahasa Indonesia, sumber berarti suatu asal. Pada
hakikatnya yang dimaksud dengan sumber hukum adalah tempat kita dapat
menemukan atau menggali hukumnya. Sumber hukum islam adalah system
kaidah yang didasarkan wahyu Allah SWT dan Sunnah Rasul mengenai
tingkah laku yang diakui dan diyakini, yang mengikat bagi semua pemeluknya.
Islam bukan hanya sebuah agama yang mengajarkan tentang bagaimana
menjalankan ibadah melainkan juga memberi tahu aturan atau sistem untuk
mengatur hubungan manusia dengan tuhan maupun hubungan manusia dengan
manusia lainnya. Adapun 4 sumber hukum islam, yakni sebagai berikut :
1. Al-Quran
Sumber hukum islam yang pertama yakni Al-Quran, kitab suci seluruh
umat muslim yang diturunkan kepada nabi terakhir yakni Nabi Muhammad
SAW melalui malaikat Jibril. Al-quran berisi kandungan-kandungan yang di
dalamnya terdapat perintah, larangan, anjuran, kisah-kisah islam, ketentuan,
hikmah, dll. Al-Quran telah menjelaskan secara rinci ap saja yang harus
manusia jalankani agar menjadi makhluk yang mulia. Maka itulah ayat-ayat
Al-Quran menjadi landasan utama untuk mrndapatkan syariat.
2. Al-Hadist
Sumber hukum islam yang kedua adalah Hadist. Hadist merupakan segala
sesuatu yang berlandaskan pada Rasulullah SAW baik dari perkataan,
perilaku, dll. Di dalam hadist ini, terkandung banyak aturan yang merinci
segala aturan yang masih global dalam Al-Quran. Kata Hadist yang
mengalami perluasan makna sehingga disinonimkan dengan sunnah, maka
dapat berarti sebagai perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan maupun
persetujuan dari Rasulullah SAW yang dijadikan ketetapan atau hukum islam.
3. Ijma’
Imam syafi’i memandang ijma sebagai sumber hukum setelah al-quran
dan sunnah rasul. Ijma’ sendiri adalah salah satu metode dalam menetapkan

25
hukum atas segala permasalahan yang tidak didapatkan di dalam Al-quran
dan Hadist. Ijma’ dibagi menjadi dua bentuk yakni ijma sharih dan ijma
sukuti.
Ijma sharih adalah kesepakatan para mujtahid baik melalui pendapat
maupun perbuatan terhadap hukum masalah tertentu. Ijma yang kedua yakni
ijma sukuti, yaitu kesepakatan ulama melalui cara seseorang mujtahid atau
lebih mengemukakan pendapatnya tentang satu masalah dalam masa tertentu
kemudian pendapat tersebut tersebar luas serta diktahui banyak orang.
4. Qiyas
Qiyas berartimenjelaskan sesuatu yang tidak ada dalil nashnya dalam al-
quran ataupun hadist dengan cara membandingkan sesuatu yang hendak di
ketahui hukumnya. Jika suatu nash telah menemukan hukum mengenai suatu
kasus dalam islam dan telah diketahui melalui salah satu metode untuk
mengetahui permasalahan hukum tersebut, dan jika ada kasus yang serupa
dengan nash tersebut maka hukum kasus tersebut akan disamakan.

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)


Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan sebuah istilah dari droits de'l
homme dalam bahasan Perancis yang memiliki arti hak manusia atau dapat
disebut pula Human Rights dalam bahasa Inggris, serta Menselijke Rechter
dalam bahasa Belanda.
Menurut UU Nomor 39 Tahun 1999 HAM merupakan seperangkat hak
yang melekat pada hakikat manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa
dan merupakan sebuah anugrah yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, serta
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan
serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Menurut KBBI Hak Asasi
Manusia merupakan hak yang dilindungi secara internasional.
Dapat disimpulkan jika Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan suatu hak
yang melekat pada diri manusia serta mendapat perlindungan dari setiap
individu,negara, pemerintah, dan hukum.

26
Dalam bahasa Arab, HAM biasa dikenal dengan Haqq al- Insânî al-Asâsî
atau Haqq al-Insânî ad-Darûrî dalam bahasa tersebut terdapat 3 kata dan 3
pembagian arti yaitu :
a. Haqq = milik, kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu hal.
b. Al-insân= mahluk yang memiliki akal budi dan berfungsi sebagai
subjek hukum.
c. Asâsî = yang bersifat dasar/pokok.
Menurut Muhammad Khalfullah Ahmad, HAM dalam presepsi Islam
merupakan suatu hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat
fundamental dan kodrati yang merupakan suatu anugrah yang diberikan Allah
SWT serta harus dijaga, dihormati, dan dilindungi oleh mayarakat/negara dan
tiap-tiap individu. Menurut Ibn Rusyd menegaskan apabila HAM dalam
presepsi Islam meberikan format perlindungan, pengamanan, dan memiliki
antisipasi hak asasi yang bersifat primer (darûriyyât) yang dimiliki oleh setiap
manusia.
Jadi, dapat disimpulkan apabila Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan
suatu hak yang melekat pada diri manusia dan dimiliki oleh setiap manusia
sebagai suatu amanah yang telah diberikan oleh Allah yang tidak dapat dicabut
atau dikurangi oleh siapapun.

2.2 Sejarah HAM dan Isi Deklarasi HAM

2.2.1 Sejarah HAM


Pada umumnya Hak Asasi Manusia telah dimiliki oleh setiap individu
sejak mereka dilahirkan ke dunia. Pada zaman Yunani Kuno, menurut Plato
(428-348 SM) menyatakan kepada masyarakatnya dimana kesejahteraan antar
warga akan tercapai apabila setiap warga/manusia/individu telah melaksanakan
hak dan kewajibannya masing-masing. Gagasan Hak Asasi Manusia atau peri-
kemanusiaan telah lahir dan berkembang di negara barat khususnya Eropa.
Gagasan tentang HAM ini muncul pada abad ke 17-18 M, dimana pada saat itu
kekuasaan raja tidak terbatas dan bertindak sewenang-wenang. Maka dari itu

27
beberapa masyarakat dan ksatria mengumpulkan kekuatan serta mendesak raja
untuk tidak lagi melakukan penahanan, perampasan/penyitaan benda, dan juga
penghukuman pada rakyatnya dengan sewenang-wenang dalam sebuah
dokumen yang dinamakan Magna Charta, dan disahkan pada juni 1215.
Kemudian hal tersebut telah membangkitkan kesadaran bagi kalangan
masyarakat/manusia terhadap pentingnya hak, menghormati, serta melindungi
hak yang dimilikinya.
Pada tahun 1689 disahkannya pembentukan parlemen inggris yang
tercantum dalam Undang-Undang yang bernama Bill of Rights, dimana dalam
UU ini masyarakat telah berhasil terbebas dari kesewenangan yang dimiliki
raja, dan mereka juga berhasil dalam membentuk parlemen yang bertugas
untuk mengontrol seluruh kegiatan dan kekuasaan raja. Selain itu, gerakan
emansipatorik dan revolusi kemanusiaan di Inggris menjadi motivasi untuk
negara Prancis dan Amerika untuk melakukan gerakan revolusioner.
Amerika Serikat pada tahun 1776 berhasil mengesahkan deklarasi
kemerdekaan (Declaration of Independen) serta Undang-Undang hak (The bill
of Right), dan pada tahun 1791 menjadi bagian dari undang-undang dasar
Amerika Serikat. Isi dari deklarasi Amerika yaitu semua orang diciptakan
sama/mempunyai hak yang sama tidak ada perbedaan yang telah dianugrahi
oleh peciptanya dan hak yang telah dimiliki tidak dapat dihapuskan. Sedangkan
di Prancis tahun 1789 berhasil mencetuskan Deklarasi Hak-Hak Manusia dan
Warga Negara, yang dapat menjamin persamaan hak dan penghormatan
terhadap harkat dan martabat setiap manusia. Deklarasi Prancis menyatakan
bahwa dihadirat dan di bawah perlindungan Tuhan Yang Maha Tinggi.
Dalam mengkonsep dan penafsiran terhadap hak-hak asasi manusia yang
akan mencakup lebih luas, seperti yang telah dinyatakan oleh Franklin
(Mariam: 1986) menyatakan ada 4 macam hak-hak asasi manusia yang dijamin
oleh negara biasa dikenal dengan “The Four Freedoms” yaitu freedom of
speech, freedom of religion, freedoms from fear, and freedom from wants, yang
dapat diartikan bahwa semua manusia mempunyai kebebasan
berbicara/berpendapat, kebebasan dalam beragama, kebebasan dari ketakutan,
dan kebebasan dari kemelaratan. The Four Freedoms merupakan suatu

28
pedoman baru untuk menciptakan kahidupan manusia yang sejahtera. Rumusan
yang dikemukakan oleh Franklin menjadi inspirasi serta bagian dari
declaration of human right 1948 M, semua perwakilan orang yang terdiri dari
berbagai bangsa dan tergabung dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan
bertujuan untuk memberikan perlindungan serta pengakuan bagi
warga/manusia secara hukum terhadap hak asasi manusia dan
merealisasikannya, dinyatakan sebagai Generasi I Hak Asasi Manusia.
Pada tahun 1966, komisi Hak Asasi Manusia dari PBB menyatakan untuk
mengkonseptualisasi hak asasi manusia dalam bidang ekonomi, sosial, dan
budaya dapat disebut dengan Generasi II Hak Asasi Manusia. Kemudian
dengan berkembangnya konsep pemahaman yang disadari oleh manusia maka
dibentuklah konsep baru yang lebih luas yang mampu mencakup semua hak-
hak asasi manusia yang terkandung dalam generasi I dan II dan juga hak atas
pembangunan yaitu generasi III Hak Asasi Manusia.
Akan tetapi, jauh sebelum ditetapkannya Declaration of Human Rights,
dalam Islam telah memuat nilai-nilai kemanusiaan yang universal yang telah
tercantum dalam al-Qur’an dan Sunnah Rasullullah. Nabi Muhammad SAW
membina kehidupan sosial dan politik dengan keragaman masyarakat yang
tinggal di Madinah. Dengan kecerdasan, Rasulullah mampu menyatukan
berbagai elemen masyarakat di Madinah dengan menyatakannya dalam
“piagam Madinah”. Piagam ini menegaskan bahwa meski tercakup atas
berbagai perbedaan tetapi tetap merupakan satu kesatuan. Lalu dalam piagam
ini hubungan antar sesama manusia didasarkan atas berbagai prinsip seperti
saling membantu, menghormati dan menghargai perbedaan keyakinan. Serta
menetapkan ham individual dan masyarakat, dan hak kelompok dan kaum
minoritas. Melalui piagam ini juga Rasullullah menegaskan mengenai hak dan
kehormatan manusia. dimana hak dan kehormatan tersebut harus dijunjung
tinggi dan dihormati oleh setiap manusia. dari uraian tersebut menunjukkan
Bahwa sejatinya penegakkan Hak Asasi Mnusia telah berlangsung sebelum
Declaration of Human Right ditetapkan.

2.2.2 Isi Deklarasi HAM

29
Isi deklarasi HAM pada umumnya menyatakan bahwa hak-hak asasi
manusia bersifat Universal. Maka tidak deklarasi HAM lebih dikenal dengan
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) yang dicetuskan pada
1948. Melalui deklarasi HAM memunculkan adanya dua perjanjian yaitu
perjanjian Internasional Hak-Hak Sipil dan Politik serta perjanjian
Internasional Hak-Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya. Isi deklarasi HAM
terdiri dari 30 pasal seperti yang telah diumumkan oleh Majelis Umum PBB
(1948) melalui resolusi 217 A (III). Deklarasi HAM secara garis besar
mengatur atas hak-hak asasi yang dimiliki oleh setiap manusia dan jurga berisi
tentang larangan-larangan demi menjamin perlindungan terhadap Hak Asasi
Manusia.
Isi deklarasi HAM, diantaranya sebagai berikut.
1). Pasal 1 dan 2 : Lebih mengarah atas kemerdekaan dan setiap manusia/orang
mempunyai hak dan martabat yang sama serta harga diri. Dalam pasal ini
secara tidak langsung mensyukuri atas nikmat Tuhan yang telah memberikan
akal serta hari nurani pada setiap manusia/orang.
2). Pasal 3 : Pada dasarnya HAM bersifat umum, atau setiap orang berhak atas
kehidupan, kebebasan, dan keselamatan sebagai individu.
3). Pasal 4 : Menegaskan bahwa semua orang/manusia tidak boleh diperbudak
atau diperhambakan, karena setiap manusia mempunyai kebebasan atas
kehidupannya.
4). Pasal 5 : Menjelaskan bahwa semua orang atau manusia tidak boleh di
perlakukan secara kejam dan dihukum secara tidak manusiawi.
5). Pasal 6 – 8 : Menjelaskan bahwa HAM mempunyai jaminan atas persamaan
dalam hukum serta semua manusia/orang mendapat perlindungan hukum
tanpa diskriminasi.
6). Pasal 9 - 11 : Pasal ini menjelaskan tentang mencegah adanya tindakan yang
sewenang-wenang dari berbagai pihak dalam meghadapai proses peradilan
yang nantinya akan berlanjut pada hukuman pidana.
7). Pasal 12 : Tidak seorang pun boleh diganggu urusan pribadinya, keluarganya,
rumah tangganya atau hubungan surat menyuratnya dengan sewenang-
wenang, dan tidak diperkenankan melakukan pelanggaran atas kehormatan

30
dan nama baiknya. Setiap orang berhak mendapat perlindungan hukum
terhadap gangguan atau pelanggran seperti ini.
8). Pasal 13 - 15 : Membahas tentang adanya masalah yang berkaitan dengan
kebangsaan, kebebasan dalam bergerak dan tempat tinggal yang dimiliki oleh
setiap individu, serta hak untuk memperoleh perlindungan. Pasal 15 juga
menjelaskan bahwa tidak ada seorangpun yang bisa semena-mena dalam hal
mencabut kewarganegaraannya atau untuk mengganti kewarganegarannya.
9). Pasal 16 : Menjelaskan tentang masalah hak untuk kawin/pernikahan,
persamaan hak yang sama atas perkawinan, perkawinan dapat dilaksanakan
berdasar pilihan bebas dan persetujuan dari kedua mempelai untuk
melangsungkan perkawinan, dan juga perlindungan bagi keluarga.
10). Pasal 17 : Menjelaskan tentang aturan hak memiliki (harta) secara
perorangan maupun kelompok dan setiap orang/manusia tidak diperbolehkan
dirampas hak (harta) yang dimiliki secara semena-mena.
11). Pasal 18 - 19 : Menjelaskan tentang jaminan atas kebebasan berpikir yang
dimiliki oleh setiap manusia/orang, kebebasan beragama, berpendapat,
menyatakan perasaan, kebebasan berpindah agama, dan mewujudkan dalam
kehidupan sehari-hari berupa pengajaran, pengalaman, penyembahan, dan
beribadah.
12). Pasal 20 : Menjelaskan bahwa setiap orang/manusia mempunya ha katas
kebebasan berkumpul dan berserikat tanpa adanya kekerasan ataupun
paksaan.
13). Pasal 21 : Menjelaskan tentang hak yang dimiliki oleh setiap
orang/manusia untuk ikut serta dalam pemerintahan dan memperoleh hak
yang sama. Adanya kehendak rakyat harus menjadi dasar dari kekuasaan
pemerintah yang dinyatakan dengan adanya pemilihan umum (pemilu)
dimana setiap orang memiliki hak pilih yang bersifat umum dan sederajat.
14). Pasal 22 : Setiap orang/manusia sebagai anggota masyarakat mempunyai
hak atas jaminan sosial dan terlaksananya hak ekonomi, sosial, budaya.
15). Pasal 23 : Setiap orang berhak atas pekerjaan (memilih pekerjaan), berhak
atas pendapatan upah yang sama tanpa adanya diskriminasi untuk pekerjaan

31
yang sama, berhak mendirikan atau memasuki serikat-serikat pekerja untuk
melindungi kepentingan pribadi.
16). Pasal 24 : Semua orang/manusia berhak atas liburan atau istirahat dan
pembatasan jam kerja yang layak, namun tetap di beri upah.
17). Pasal 25 :
(1) Setiap orang/manusia berhak atas tingkat hidup yang memadai demi
kesejahteraan dan Kesehatannya, ha katas pangan, pakaian, dll. serta berhak
atas jaminan ketika menanggur, menderita, sakit, duda/janda, usia lanjut,
kekurangan nafkah.
(2) Ibu dan Anak berhak dalam mendapatkan perawatan dan bantuan
istimewa. Serta semua anak yang dilahirkan dalam kondisi diluar perkawinan
harus mendapatkan perlindungan sosial yang sama.
18). Pasal 26 :
(1) Setiap orang/manusia mempunyai persamaan hak dalam
memperoleh pendidikan. Pendidikan rendah harus diwajibkan, pendidikan
Teknik dan kejuruan harus umum dan terbuka bagi semua orang, dan
perguruan tinggi dapat dilakukan pendaftaram yang menggunakan cara sama
oleh semua orang berdasarkan kepantasan.
(2) Pendidikan harus ditujukan kepada perkembangan pribadi dan
mempertebal sikap untuk menghargai HAM dan kebebasan dasar.
(3) Orang tua mempunyai hak dalam memilih jenis pendidikan yang
akan diberikan kepada anak mereka.
19). Pasal 27 : Semua orang/manusia berhak untuk ikut serta atau berpartisipasi
dalam kehidupan kebudayaan masyarakat dengan bebas, dan setiap manusia
juga mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keunggulan moral.
20). Pasal 28 : Semua orang/manusia mempunyai hak atas tatanan sosial dan
internasional dan hak serta kebabasan dalam deklarasi ini dapat
terealisasikan.
21). Pasal 29 :
(1) Semua orang/manusia mempunyai kewajiban atas masyarakat
tempat satu-satunya dimana ia dapat mengembangakn kepribadiannya secara
bebas dan penuh.

32
(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, semua manusia juga harus
tunduk atas perbatasan yang telah ditetapkan oleh UU. Dengan tujuan untuk
menjamin pengakuan dan penghormatan atas hak dan kebebasan yang
dimiliki oleh setiap manusia, dan adil serta menciptakan ketertiban dan
kesejahteraan umum dalam masyarakat yang demokratis.
(3) Hak dan kebebasan yang telah tercantum tidak boleh dilakukan
apabila bertentangan dengan prinsip dan tujuan PBB.
22). Pasal 30 : Tidak sesuatu pun dalam deklarasi ini boleh ditafsirkan
memberikan sesuatu negara, kelompok ataupun seseorang, hak untuk terlibat
didalam kegiatam apapun, atau melakukan perbuatan dengan tujuan merusak
hak-hak dan kebebasan yang telah tertulis dalam deklarasi ini.
Maka dapat disimpulkan isi dari deklarasi HAM ini adalah kebebasan
atau hak yang mendasar dalam diri manusia yang dapat dijadikan jaminan
ataupun perlindungan dalam segala sesuatu yang berhubungan dengan Hak
Asasi Manusia. Pasal-pasal yang telah tercantum dalam deklarasi HAM ini
memberi jaminan atas kebebasan agama, pendapat dan menyatakan perasaan,
termasuk kebebasan untuk berpindah agama dan mewujudkan dalam
pengajaran, pengalaman, dan peribadatan. Selain itu dengan adanya deklarasi
HAM menjelaskan bahwa kita semua mempunyai derajat yang sama dalam
hukum maupun dalam kehidupan sosial.

2.3 Persamaan dan Perbedaan HAM Barat dengan HAM Islam

HAM yang berkembang di Barat pada dasarnya merupakan konsep yang


berasal daru pengalaman dan sejarah peradaban bangsa barat hingga berpacu
pada Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) tahun 1948. Lain
halnya dengan HAM barat, HAM Islam muncul dari berbagai pengalaman dan
peradaban muslim yang salah satunya adalah berpacu pada al-Quran dan
sunnah. Kedua tipe hak asasi manusia ini memiliki persamaan yaitu berupaya
untuk selalu mendukung dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia tanpa
adanya diskriminasi baik terhadap ras, agama, jenis kelamin dan lain

33
sebagainya. Kedua tipe HAM ini juga dapat dikatakan memiliki persamaan
yang lain yaitu karena kedua tipe HAM tersebut sama sama memiliki prinsip
untuk melindungi dan memelihara setiap hak-hak manusia yang universal
karena dalam kedua tipe HAM ini menempatkan manusia sebagai makhluk
yang memiliki kehormatan dan kemuliaan yang harus dijaga dan dilindungi.
Manusia juga dianggap memiliki persamaan derajat di hadapan hukum ataupu
di kalangan masyarakat sosial.

Sementara untuk perbedaan antara HAM Barat dan HAM Islam adalah
HAM Barat merupakan suatu pemikiran Hak Asasi Manusia yang dihasilkan
dari pemikiran modern barat. Sedangkan, HAM Islam merupakan suatu Hak
Asasi Manusia versi Islam. Terdapat beberapa perbedaan dalam HAM Barat
dan HAM Islam yaitu :

HAM Barat HAM Islam


Demokratif Otoriter
Bebas Bebas berbatas
Sekuler (Manusia) Religious (Ketuhanan)
Bersumber dari Bersumber dari al-Quran
pemikiran filsafat manusia dan sunnah
Antroposentris (Gejala Teosentris (Pandangan
manusia) menurut Tuhan)

2.4 Pengertian Demokrasi


Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu demos berarti rakyat dan kratos
berarti berkuasa, maka kata demokrasi dapat diartikan dengan rakyat berkuasa.
Menurut Hidayat (1998) demokrasi dapat diartikan sebagai konsepsi produk
manusia yang menyamaratakan pandangan dogmatis serta absolut, dan
senantiasa melaksanakan proses tawar-menawar kepada setiap masyarakat.
Maka dapat disimpulkan bahwa demokrasi merupakan sistem dimana rakyat
memegang peran penuh dalam pelaksanaannya dan rakyat mempunyai

34
kedudukan yang sama rata dalam hukum. Demokrasi dibedakan berdasarkan
demokrasi menurut pandangan barat dan demokrasi menurut pandangan islam.
Demokrasi yang berkembang di negara barat dianggap sebagai suatu
pemerintahan yang dikendalikan oleh rakyat. Demokrasi yang ada di negara barat
pada umumnya diterapkan berdasarkan sistem liberal, dimana setiap individu
bebas menentukan sikap/perilakunya dalam segala aspek selama tidak melanggar
aturan yang ada (mayoritas-minoritas). Menurut Roger Garaudy (1982:49) yang
merupakan seorang muslim Prancis menyatakan bahwa demokrasi barat lebih
mengarah pada demokrasi yang individualistik, kuantitatif, dan statistik melalui
perwalikan atau pembelian.
Sedangkan Demokrasi menurut pandangan Islam dapat diartikan seperti
musyawarah, menghargai pendapat orang lain untuk mencapai keputusan yang
berdasarkan pada nilai-nilai keagamaan. Menurut pandangan Islam, seluruh
manusia mempunyai hak dalam menentukan nasib mereka dan dalam
pemerintahan Islam mereka juga memperoleh kebebasan personal maupun sosial
dalam kehidupan bermasyarakat. Demokrasi dalam islam menyatakan bahwa
apabila mayoritas bertentangan dengan kemuliaan dan kehormatan manusia maka
mayoritas tersebut tidak akan bernilai apa apa-dan tidak akan memiliki legalitas
dalam pandangan Islam.
Menurut R. William L. dan Saiful M. (2000) menyatakan bahwa hubungan
antara islam dan demokrasi terbagi menjadi 3 hal, diantaranya sebagai berikut.
1. Islam dan demokrasi merupakan dua sistem politik yang berbeda, karena
islam tidak dapat disubordinasi ke dalam demokrasi islam bersifat (self
sufient) dan demokrasi bersifat (mutually exckusive).
2. Islam berbeda dengan demokrasi. Demokrasi dapat diartikan secara
procedural, sedangkan dalam islam demokrasi merupakan sistem politik dan
dapat didefinisikan sebagai substantive yaitu kedaulatan berada ditangan
rakyat dan negara merupakan realisasi dari kedaulatan rakyat.
3. Islam merupakan sistem nilai yang membenarkan dan mendukung sistem
politik demokratis. Contohnya pada negara maju yang berpandangan bahwa
suara rakyat merupakan suara Tuhan.

35
Maka dapat disimpulkan bahwa sistem demokrasi dalam Islam lebih
menekankan pada pelaksanaan ajaran-ajaran yang ada dalam Islam secara utuh
serta konsekuen, yang nantinya diharapkan agar dapat menciptakan suatu
kemaslahatan. Kemaslahatan sendiri merupakan sebuah capaian yang telah
disepakati untuk keuntungan atau kepentingan masyarakat. Menurut Imam Al-
Ghazali (2002) istilah maslahat dapat berarti mengambil manfaat dan menolak
kemudharatan untuk mencapai tujuan syara’ (aturan yang berdasarkan ketentuan
Allah SWT. yang berkaitan dengan tingkah laku manusia dan mengikat semua
umat yang beragama Islam).

2.5 Persamaaan Demokrasi dan Musyawarah


Demokrasi diartikan sebagai bentuk sistem yang melibatkan masyarakat
dalam pelaksanaan pengambilan keputusan. Sedangkan untuk musyarawah
merupakan usaha yang dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan bersama.
Musyawarah atau syura berarti setiap manusia/masyarakat berhak
mengemukakan atau menyampaikan pendapat dan pemikirannya masing-
masing. Persamaan antara demoktrasi dan musyawarah terletak bahwa
keduanya mengakui adanya hak di setiap individu untuk mengemukakan
pendapat atau pikirannya. Dan diantara demokrasi dan musyawarah memiliki
karakteristik yang sama yaitu dalam menghargai individu dalam memiilih dan
ikut serta dalam mengambil keputusan. Demokrasi dan musyarawah bersifat
terbuka karena melibatkan berbagai komponen dalam bangsa berdasar
kepentingan rakyat. Ada pula selogan yang berbunyi “dari rakyat, oleh rakyat,
untuk rakyat”. Lalu yang menjadi persamaan dari demokrasi dan musyawarah
adalah berdasarkan kepada nilai-nilai seperti nilai kebebasan, keadilan,
persamaan, kemanusiaan, dan persaudaraan.

2.6 Fungsi dari Demokrasi Islam


Berdasarkan pemaparan sebelumnya dinyatakan bahwa demokrasi digunakan
sebagai sistem yang melibatkan masyarakat dalam pelaksanaannya. Dan dalam
demokrasi Islam ini dilakukan dengan memperhatikan hal yang berkaitan dengan
nilai keagamaan. Dari demokrasi Islam ini pasti memiliki fungsi yang bermanfaat

36
dalam penerapannya karena untuk mencapai kemaslahatan. Berbagai fungsi dari
demokrasi Islam sebagai berikut :
 Memberikan kesempatan bagi masayarakat untuk menyuarakan
aspirasinya.
 Sebagai pengakuan akan adanya perbedaan dalam setiap penyampaian
pendapat.
 Menjalin hubungan baik antar sesama masyarakat.
 Agar setiap manusia dapat mengahargai setiap pendapat orang lain dengan
berdasarkan nilai-nilai keagamaan.
 Sebagai bentuk peran aktif masyarakat dalam membantu menarik sebuah
keputusan.

2.7 Implementasi Demokrasi Islam dalam Kehidupan Berbangsa dan


Bernegara
Sebagai warga negara Indonesia tentunya harus dapat bersikap sebagai warga
negara yang baik dalam kehidupan bernegara dan berbangsa yang baik.
Implementasi ini dapat diartikan sebagai bentuk penerapan atau pelaksanaan dari
suatu kegiatan yang telah ditentukan sebelumnya. Implementasi demokrasi Islam
sendiri dapat didefinisikan sebagai bentuk penerapan mengenai sistem demokrasi
yang berdasar pada sudut pandang keagamaan. Karena telah disebutkan
sebelumnya bahwa demokrasi Islam merupakan suatu sistem yang menekankan
kepada ajaran –ajaran Islam dan berdasar pada nilai-nilai keagamaan. Salah
satunya adalah terdapat dalah Al-Quran, dimana dalam Al-Quran mencakup segala
nilai dan prinsip yang dapat dijadikan sebagai penerapan etika dan moral bagi umat
islam. Penerapan atau pengimplementasian demokrasi ini dapat berupa kegiatan
musyawarah yang dilakukan untuk mengambil suatu keputusan pemecahan
masalah demi mencapai tujuan yang disepakati bersama dan bersifat adil demi
kepentingan bersama, kebebasan dalam berpendapat yang memberikan kesempatan
atau peluang bagi setiap orang untuk menyalurkan aspirasinya dalam membantu
pengambilan keputusan, lalu tidak memaksakan kehendak dan mengahargai setiap
perbedaan pendapat karena hal tersebut merupakan suat hal yang wajar yang biasa

37
terjadi dalam musyawarah dan demokrasi. Selain itu, setiap manusia dapat ikut
serta dalam menegakkan keadilan dan hak yang dimiliki oleh setiap manusia, dan
karena Indonesia terdiri dari banyak keanekaragaman baik suku, ras, agam dan lain
sebagainya maka kita sebagai warga negara indoneia harus selalu menjunjung rasa
persudaraan dalam kesatuan dan persatuan.
BAB 2.PEMBAHASAN
2.1 Konsep Etika, Moral dan Akhlak
1. Konsep Etika
Etika adalah sebuah tingkah laku manusia yang merupakan hasil pola
piker manusia. Etika dapat diartikan sebagai berikut:
a. Pandangan benar dan salah menurut ukuran rasio;
b. Moralitas suatu tindakan yang didasarkan pada ide-ide filsafat;
c. Kebenaran yang sifatnya universal dan eternal;
d. Tindakan yang melahirkan konsekuen silogis yang baik bagi kehidupan
manusia;
e. . Sistem nilai yang mengabadikan perbuatan manusia di mata manusia
lainnya;
f. Tatanan perilaku yang menganut ediologi yang diyakini akan membawa
manusia pada kebahagiaan hidup;
g. Simbol-simbol kehidupan yang berasal dari jiwa dalam bentuk tindakan
konkret
h. . Pandangan tentang nilai perbuatan yang baik dan yang buruk yang
bersifat relatif dan bergantung pada situasi dan kondisi;
i. Logika tentang baik dan buruk suatu perbuatan manusia yang bersumber
dari filsafat kehidupan yang dapat diterapkan dalam pergumulan sosial,
politik, kebudayaan, ekonomi, seni, profesionalitas pekerjaan, dan
pandangan hidups uatu bangsa

Menurut pendapat DeddyMulyana, etika merupakan standar-


standar yang mengatur perilaku kita, bagaimana kita bertindak. Etika pada
dasarnya merupakan dialektika antara kebebasan dan tanggungjawab.
Menurut Hamzah Mahmud yang merujuk kepada beberapa
pendapat para ahli menyebutkan pengertian etika secara terminologis.

38
a. Etika adalah ilmu tentang tingkah laku manusia, prinsip-prinsip yang
disistematisasi tentang tindakan moral yang betul.
b. Etika merupakan bagian dari filsafat yang mengembangkan teori tentang
tindakan, hujah-hujahnya dan tujuan yang diarahkan kepada makna
tindakan.
c. Etika merupakan ilmu tentang filsafat moral, tidak mengenai fakta tetapi
tentang nilai-nilai, tidak mengenai sifat tindakan manusia tetapi
tentangidenya, karenai tu bukanilmupositiftetapiilmu yang formatif.
d. Ilmutentang moral atauprinsip-prinsipkaidah moral tentangtindakan dan
kelakuan.\

2. Konsep Moral

Moral diartikansebagaitindakanbaikatauburukdenganukuranadat,
konsep moral berhubungan pula dengankonsepadat yang dibagi pada
duamacamadat, yaitu:
a. AdatShahihah,yaituadat yang merupakan moral masyarakat yang
dilaksanakanturuntemurundarigenerasi, nilai-nilainyatelahdisepakati dan
tidakbertentangandenganajaran agama islam.
b. AdatFasidah, yaitukebiasaan yang
dilakukanmasyarakattapibertentangandenganajaran agama.

Moral memilikitigalandasanyaitu
a. Sumber Moral, dalamkehidupannyasumber moral
berasaldarikebiasaanpembuatnya sepertiseorang raja, sultan, kepalasuku dan
lain-lain.
b. Objeksekaligussubjekdarisumber moral dan penciptanya, Moralitassosial
yang berasaldariobjek dan subjeknya yang bersifat universal tetapi territorial.
Dalammoralitas Islam, subjek dan objeknyaadalah orang yang telahbaligh dan
berakal yang disebutmukallaf
c. Tujuan moral yaitusebuahtindakan yang diarahkankepada target tertentu
yang bertujuanuntukketertiban, keamanan, kedamaian dan lain-lain.

3. KonsepAkhlak

39
Secaralinguistis, kata “akhlak” berasaldaribahasaarab,
yaiutisimmasdardarikata al-akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuaitimbangan
(wazan) tsulasimajidaf’alayuf’iluif’alan yang berartialsajiyah (perangai), ath-
thabi’ah (kelakuan, tabiat, watakdasar), al-adat(kebiasaan, kelaziman), al-
maru’ah (peradaban yang baik), dan ad-din (agama).
Semuadefinisiakhlaksecarasubtansitampaksalingmelengkapi,
denganciriakhlak, yaitusebagaiberikut:
a. Akhlakmerupakanperbuatan yang
telahtertanamkuatdalamjiwaseseoranghinggamenjadikepribadiaannya.
b. Akhlakadalahperbuatan yang dilakukandenganmudahtanpapemikiran.
c. Akhlakadalahperbuatan yang timbuldaridalamdiri orang yang
mengerjakannya, tanpapaksaan dan tekanan.
d. Akhlakadalagperbuatan yang dilakukandengansungguh-sungguhbukan
main-main dan ikhlas.

Secaraterminologis, pengertianakhlakadalahtindakan yang


berhubungandengantigaunsur yang sangatpentingberikut :
a. Kognitifsebagaipengetahuandasarmanusiamelaluipotensiintelektualitasnya;
b. Afektif,
yaitupengembanganpotensiakalmanusiamelaluiupayamenganalisisberbagai
kejadiansebagaibagiandaripengembanganilmupengetahuan;
c. Psikomotorik,
yaitupelaksanaanpemahamanrasionalkedalambentukperbuatan yang
konkret.

2.2 HubunganAkhlak dan Tassawuf


Para ahlitasawufmembagitasawufinimenjadi 3
bagian .tujuandariketigatasawufinisamayaitumendekatkandirikepadaallah dan
membersihkadiridarisegalaperbuatantercelasertamenghiasidenganperbuatan
yang terpuji. Berikutiniketigatasawufini ;
a) Tasawuffalfasi
Adalahtasawuf yang mengajarkanajaranmemadukanantaravisi dan juga
mistis dan rasionalsebagaigagasannyapendekatan yang

40
digunakanmelaluipendekatanrasioatauakalpikirankarena pada
tasawufiniterdapatbeberapakajiandarifilosof.filosoffalsafiinimunculsecarajela
ssejakabad VI hijriyah ,meskipun para tokoh yang adabaruterkenal .
b) TasawwufAkhlaki
Adalahtasawuf yang membahastentangkesempurnaan dan
jiwauntukmengontrolkedisiplinantingkahlaku yang adadidalamjiwakita agar
tercapaikebahagiaan yang sempurna.
c) TasawwufAmali
AdalahTasawuf yang
lebihmengajarkanterhadapamalanamalanrohanidibandingkanteorinya.Tujuand
aritasawwufinisamamendekatkandiriterhadapTuhan Yang MahaEsa dan
menjauhkandarilarangannya .
Hubungannyaakaldengantasawufinisudahdijelaskan pada
ketigatasawwuftersebut ,denganmengamalkantasawuftersebutpastinyakitaakan
memilikiakhlak yang
baik .biasanyauntukmerubahdirikitauntukmenjadilebihbaikitumunculdaripribad
isendirimelaluidorongan yang
adabukandaripaksaanketikakitainginmengubahdirikitatetapibukankarenaikhlass
emuaitusiasia .Tasawufmengajarkankitauntukmembersihkandiridariperbuatan
yang dilarangjadikitamempelajarinya agar terhindardariberbagaipenyakithati.
Hal inidapatdirangkumdalamhalberikutmengenaiHubunganAkhlak dan
Tasawuf
 Sama-samaberorientasikepadakecintaan dan ketaatankepada Allah SWT
 Sama-samaberorientasikepadakemuliaanakhlak dan kebersihanjiwa
 Sama-samamengarahkankepadaterciptanyakebaikan di dunia dan akhirat
2.3IndikatorManusiaBerakhlak
MenurutPrawiro (2016) Indikatormerupakanfaktaatautren yang
menunjukkantingkatsesuatuataukeadaantertentu yang
memilikifungsisebagaipenandaterjadinyaperubahan yang bersifattetap.
SedangkanmenurutKamusBesar Bahasa Indonesia (KBBI),
indikatormerupakansesuatu yang dapatmenjadiketeranganataupetunjuk.
Secaraumumindikatordapatdiartikansebagaikarakteristikatauciri yang

41
menunjukkanperubahanterhadapfenomenatertentu. Dari beberapapengertian di
atasdapatdisimpulkanbahwaindikatormanusiaberakhlakmerupakansuatutanda,
ciriataukarakteristikmanusia yang memilikiakhlakmulia.
Menurut Al-Ghazali,
indikatormanusiaberakhlakataubiasadisebutdenganhusn al-
khuluqadalahtertanamnyaimandidalamhati dan teraplikasikankedalamperilaku.
Al-Gazali Juga mengemukakantanda-tandaatauciri-cirimanusia yang
berimanadalahsebagaiberikut:
1. Selalukembalikepada Allah.
2. Selalukhusyukdalamsalatnya.
3. Senantiasamengagungkan dan memuji Allah.
4. Tidakmelakukansuatuhal yang tidakberguna.
5. Selalubersikaptawadduk dan tidakmerasasombongataupunangkuh.
6. Mencintaisesamamakhlukhidup.
7. Bertaqwakepada Allah.
8. Bergetarhatinyabilamendengarnama Allah.
9. Tidakmenyakiti orang lain, baikdenganucapanataupuntingkahlaku.
10. Selalubersikaptenangdalammenghadapisuatumasalah dan
tidakterlalubanyakbicara.
11. Selaluberbicaradenganmenggunakan kata-kata yang baik, santun dan
penuhmakna.
12. Menghargaitetanggasertamemuliakan dan menghormatitamu.

Sedangkanmenurut Yusuf bin Asbath yang


merupakanahlizuhudmenggatakanbahwaindikatormanusiaberakhlakterangkum
kedalamsepuluhhal, dan kesepuluhhaltersebutadalah:
1. Bersikapadil.
2. Memperbaikisuatuhal yang tampaktidakbaik.
3. Tidakmemperuncingperbedaanpendapat.
4. Tidakmenyalahkan orang lain saatmenghadapikegagalan dan
selalubelajardarikegagalantersebutdenganmelakukanintrospeksidiri.
5. Bertutur kata dengansantunkepadasiapapun.
6. Menjauhkandiridarisesuatu yang tidakbergunaatautidakberfaedah.

42
7. Murahsenyum.
8. Tabahdalammenghadapisetiapujian.
9. Tidakmerasasungkanuntukmemintamaaf.
10. Selalumencarikekurangandirisendirikemudianmemperbaikinyasertatida
kmencarikesalahanataukekurangan orang lain.

Selainpendapatdariduatokoh di atasmengenaiindikatormanusiberakhlak,
kita juga dapatmenemukanayat-ayatdidalam Al-Quran yang
didalamnyaterdapatciri-cirimanusia yang memilikiakhlakmulia.Diantaranya:

1. Sukaberbuatkebaikan (QS. Al Baqarah :112)

“ (tidakdemikian) bahkanbarangsiapa yang menyerahkandirikepada


Allah, sedangiaberbuatkebaikan, makabaginyapahala pada sisiTuhannya
dan tidakadakekhawatiranterhadapmereka dan tidak (pula)
merekabersedihhati.”
2. Tawakkal (QS. Ali Imran :160)

“Jika Allah menolongkamu, makatidak aka nada yang


dapatmengalahkanmu, tetapijika Allah membiarkankamu
(tidakmemberikanpertolongan),makasiapakahgerangan yang
dapatmenolongkamu (selain) dariAllahsesudahitu? Karena
ituhendaklahkepada Allah saja orang-orang mukminbertawakkal.”
3. Senantiasabersyukur (QS. Al-Baqarah :152)

43
“Makaingatlahkepada-Ku, Akupunakaningatkepadam.
Bersyukurlahkepada-Ku, dan janganlahkamuingkarkepada-Ku.”
4. Memilikisikappemaaf (QS. Al-A’raf :199)

“ Jadilahpemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf,


sertajanganperdulikan orang-orang yang bodoh”
5. Selalubersikapadil dan amanah (QS. An-Nisa’ :58)

“Sesungguhnya Allah menyuruhkamumenyampaikanamanatkepada yang


berhakmenerimanya, dan (menyuruhkamu)
apabilamenetapkanhukumdiantaramanusiasupayakamumenetapkandenganadil.
Sesungguhnya Allah memberipengajaran yang sebaik-baiknyakepadamu.
Sesungguhnya Allah MahamendengarlagiMahapenyayang”

2.4 Akhlak dan AktualisasinyadalamKehidupan.

AktualisasiAkhlakadalahmetodebagaimanaseseorangmenerapkandan
mengaplikasikantentangajaran agama islam yang
telahdiketahuikedalamkehidupansehari-hari, baikdalambertingkahlaku, bertutur

44
kata, berpergaulan, dan aspekkehidupanlaiinya yang
mencangkupaktualisasiakhlak. Berikutadalahpengaktualisasianakhlak yang
dapatdiimplikasikanseorangmuslim:

1. AkhlakTerhadap Allah.
a. Mentauhidkan Allah
Tauhid dalamkonsepaqidahislamadalahmengesakan Allah,
berartimenganggapbahwa Allah zat yang satu dan tidak dan
tidakadasekutupunbagi-Nya. Serta menganggapbahwatidakadatuhan
yang wajibdisembah dan diagungkanselain Allah SWT.
b. PerbanyakBerdzikir.
Zikirmerupakanpuji-pujian yang dilakukansecaraberulang-ulang
dan ditujukan pada Allah. Zikirsendiribertujuan agar
kitaselalumengingat Allah SWT dan
dilindungisertadihindarkandariperbuatakeji dan munkar.
c. Berdoa dan Bermunajatkepada Allah SWT
Doamerupakan inti dalamberibadah. Berdoa juga
merupakancarabagaimanaseorangmanusiaberkomunikasikepadatuhann
ya( muslimkepada Allah ).
Dalamberdoahendaknyakita( seorangmuslim ) mengucapsyukur,
permohonan, dan berpasrahdirikepada Allah SWT. Pada
saatberdoakitabisamengkhususkandoatersebutuntukdirikitasendiriatau
orang lain yang mebutuhkanbantuandoadarikita.
d. Bertawakalkepada Allah.
Tawakalartinyamenyerakan,
dalamistilahislamtawakalyaituberserahdirisepenuhnyadalamsegalahalk
epada Allah SWT. Namuntawakalini juga
harusdiiringidenganperjuangan dan usaha agar hasil yang
diperolehnantidapatmemuaskan dan sesuaidenganharapan.
e. Berhusnudzonkepada Allah

45
Husnudzonatauberbaiksangka,
yaknipercayadengansepenuhhatibahwasemua yang dianugerahkan oleh
Allah kepadakitamerupakan yang terbaik dan sesuaidengantakaran,
kemampuansertausaha yang kitalakukan. Maka,
kitadalamberhusnudzonkepada Allah hendaknyabersyukur.

2. AkhlakTerhadapRasulullah.
a. Menjalankan sunnah-sunnah Rasul
Sunnah bermaknakebiasaanatauaturandalam agama islam yang
bersumberdari Nabi Muhammad SAW, baikperkataan, perbuatan,
ataupunsikapbeliau yang
tidakpernahditinggalkannyaatausudahmenjadikebiasaanbeliau.
b. Bersholawatkepada Rasul
Sholawatmerupakandoaataupunpujian yang
dilantunkankepadanabikhususnya Nabi Muhammad SAW,
tujuannyaadalahtidak lain untukberibadahkepada Allah SWT.

3. AkhlakTerhadapDiriSendiri.
a. SikapSabar
Sabaradalahmengontrolsegalaamarah, emosi, dan
keinginantanpaadanya rasa mengeluh. Sikapsabar juga
melambangkannilaipandang yang tinggi dan
mencerminkankekokohanjiwa orang yang memilikinya.
b. SikapSyukur
Syukuradalahbentuk rasa terimakasih.
Terkadangdalamkehidupankitalupacarabagaimanacaranyabersyukur,
cara paling mudahdalambersyukuryaitumengucapkan “Alhamdulillah”,
menerimasegalanikmat yang diberikan oleh Allah dengantulushati, dan
menggunakannikmattersebutdengansepenuhhati dan yang
terpentingsesuaijalan yang diridhoi Allah SWT.

46
c. SikapTawadlhu’
Tawadlhu’ adalahsikaprendahhati, tidaksombong,
ataumerendahkandiri. Tawadlhu’ dapat juga
diartikansebagaisebuahtindakan yang percayadiri, optimis, dan berani,
sertatidakmerasadirikitalebihdari orang lain
sekalipunbanyakmemilikikelebihan.
d. Bertaubat.
Kita sebagaimanusiatentutidakpernahluputdari yang
disebutkesalahanataudosa. Akan tetapikesalahan dan
dosatersebutdapatkitagantiataukitatebusdenganbertaubat.
Bertaubat/taubatadalahaktivitasintrospeksidiriataumenelaahtindakan
yang telahdiperbuatsertamenyesalikesalahan yang terjadi di masa
lampau.
4. AkhlakTerhadapSesamaManusia
a. MerajutTaliPersudaraan (Ukhuwah)
Ukhuwahberasaldari kata akha yang
artinyamemberiperhatianataumemperhatikan. Secara global
dapatdiartikanbahwaukhuwahadalahkonsep yang
mengajarkankepadakitasebagaisesamamanusiauntuksalingperhatian.
Ukhuwahsendiridibagimenjadi 3 yaitu, Ukhuwah Islamiyah,
UkhuwahInsaniyah, dan UkhuwahWathaniyah.
b. SalingTolongMenolong (Ta’awun)
Ta’awunadalahsifattolongmenolongantarumatmuslim yang
bisadilakukandimanapun, kapanpun, dan
dengansiapapun.Ta’awundapatdilakukandenganmenyesuaikanapa yang
kitamamputerhadap orang yang dalamkeadaansulit, baikdenganilmu,
harta ,bahkandoasekalipun.
c. SukaMemaafkan Orang lain.
Dalam agama
islamkitaselakuumatnyadiajarkanuntuksalingmemaafkanantarsesamata
npasalingmenunggupermohonan.

47
Sikappemaafadalahsikapsalingmemaafkankesalahan orang lain
tanpasedikitpunada rasa benci dan keiinginanuntukmembalasnya.
d. MenepatiJanji.
Janjimerupakansuatuperkataan yang
dilakukanuntukmeyakinkansuatupernyataan. Janjiadalahhutang,
mengucapkanjanjimemanglahmudahtapibebandalammenunaikannya
yang sulit.Menepatijanjimerupakansuatuusaha yang
dilakukanuntukmemenuhisemuajanji yang telahdiucapkan.

5. AkhlakTerhadapSesamaMakhluk
a. Tafakur (Berfikir)
Salah satupembedamanusiadenganmakhluk lain ciptaan Allah
SWT adalahadanyaakal dan fikiran dan kemampuandalamberfikir.
Berfikirsecaraumumdiartikanpengembangansuatu ide, gagasan,
ataupolapikir yang keluardaridiriseseorang.
Kemampuanberfikirinidiberikan Allah
kepadamanusiabertujuansupayamanusiadapatmemilah mana haq dan
mana yang bathilsesamamakhlukdalamkehidupan dan ajaranislam.
Kemampuanberfikirini juga
diharapkamdapatmembantumanusiadalammeraihkemajuan dan
kesuksesan.
b. MemanfaatkanAlam
Meskipun oleh Allah diberikankeistimewahanberupaakal dan
pikiran, keberadaanmanusiadimukabumiinibukansemata-
matasebagaipenguasa yang bisabertindaksewenang-
wenangnyaterhadapalam. Oleh karenaitu,
dalampemanfaatanterhadapalam juga harusdisertaidengan rasa penuh
tanggung jawab dan menyebabkan kerusakan, karena sesungguhnya
Allah membenci orang yang membuatkerusakan.
Dalam proses pembentuk kan karakter manusia yang berakhlak,
dalamilmuakhlakdijelaskanbahwakebiasaanbaikharusdiperhatikan dan

48
disempurnakansedangkankebiasaanburukharusdilupakan dan
dihilangkan.
Imam Al-Ghazali berpendapatbahwaada 3 carauntukmeraihakhlak
yang baik:
1. Akhlakmerupakananugrah dan rahmat Allah, yakni orang
yang
memilikiakhlak yang baiksecaraalamiah (bi-
althabiahwa al-fitrah) atausesuatu yang diberikan Allah
kepadaseseorangsejakiadilahirkan.
2. Mujahadah,
selaluberusahakerasuntukmerubahdirimenjadilebihbaik dan
tetapdalamkebaikan. Serta dihindarkandarisifatputusasa.
3. Riyadloh,
senantiasamelatihdiridalamkebiasaanuntukselaluberdzikir
(ingat) kepada Allah SWT.

Beliau juga mengemukakanbagaimanacaramerubahakhlak


yang burukmenjadibaik, terdapat 4 carayaitu:
1. Menjadi murid dari guru pembimbing spiritual (Syekh)
2. Memintatolong pada orang yang tulus, taat, dan punya
pengertian.
3. Berusahamengetahuikekurangandirikitamelalui orang yang
membencikita
4. Bergauldengan orang banyaksertamemisalkankekurangan
pada orang lain bagaikanseperti yang ada pada dirikita.

SedangkanmenurutAchmad Amin,
upayamengubahkebiasaanburuksebagaimana yang dikutip Ishak solih
(1990) adalahhal-halsebagaiberikutini:
1. Menyadariperbuatanburuk, dan
bertekaduntukmeninggalkannya.

49
2. Mencari Waktu yang
baikuntukmengubahkebiasaanituuntukmewujudkanniatataut
ekadsemula.
3. menghindaridiridarisegala yang
dapatmenyebabkan kebiasaanburukitukembaliterulang.

Kita harusberupayasemaksimalmungkinuntukmemilikiakhlak
(akhlakkarimah) dan berupayadapatmenjauhiakhlakjelek (akhlaksayiah).
Jika kitainginmemiliki Negara yang baldatunthoyibatunwarobunghofur
(Negara yang, baik, makmur, dan senantiasadalamampunan-Nya)
kuncinyaadalahmasyarakat, bangsatersebutharusberakhlakbaik. Jika tidak,
kehancuran dan kehinaanakanmeliputimasyarakat, bangsatersebut.

50

Anda mungkin juga menyukai