Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PAI

Ilmu, Iman dan Amal

DOSEN PENGAMPU :

Dra. Yusfaneti, M.E.

DISUSUN OLEH

Kelompok 5 :
Kelas E

1. Davi Eqbal Gesali (D1B022056)


2. Alif Budi Setiawan (D1B022057)
3. Wahyu Pradiwinata (D1B022058)
4. Hawa Via Aulia (D1B022059)
5. Suci Arika Rezeki (D1B022060)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………………………………………………

BAB I. PENDAHULUAN…………………………………...

1.1. Latar Belakang……………………………………….


1.2. Rumusan Masalah……………………………………
1.3. Tujuan Pembuatan……………………………………

BAB II. PEMBAHASAN……………………………………

2.1. Pengertian Ilmu, Iman, dan Amal ...…………………


2.2. Hubungan Ilmu, Iman, dan Amal …….…………......
2.3. Dampak Iman dan Amal dalam kehidupan ………….

BAB III. PENUTUP…………………………………………

3.1. Kesimpulan………………………………………....
3.2. Saran ……………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA………………………………………..
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam agama Islam ada nilai-nilai yang diajarkan oleh Nabi
Muhammad Saw yaitu nilai-nilai akhlak, karena sesuai dengan tugas Nabi
Muhammad yang diciptakan untuk menyempurnakan akhlak manusia.
Dalam nilai-nilai akhlakul karimah ada tiga nilai yang sudah selayaknya
dimiliki oleh seorang muslim yaitu Nilai Ilmu, Iman dan Amal. Iman
berorientasi terhadap rukun iman yang ke-enam, sedangkan Ilmu dan
Amal berorientasi pada rukun Islam yaitu tentang tata cara ibadah dan
pengalamannya.
Ilmu sesuatu yang sering diutamakan, tidak dipelihara dengan baik.
Tetapi yang pasti ilmu itu satu kewajiban yang tidak boleh di pertikai
karena terdapat bukti dan dalil yang pasti semua ketahui. Ilmu
pengetahuan bertujuan untuk mencari kebenaran ilmiah, seorang muslim
diharapkan menuntut Ilmu karena dengan Ilmu kita akan dapat
mengetahui sesuatu yang wajib, sunnah dan haram.
Iman adalah sebagai bukti bahwa seorang yang beragama Islam
harus iman kepada Allah, iman kepada Malaikat, iman kepada kitab-kitab
Allah, iman kepada Rasul-Nya, iman kepada hari kiamat, dan iman
kepada takdir baik dan buruk Allah SWT.
Amal adalah perwujudan dari sesuatu yang menjadi harapan jiwa,
baik berupa ucapan, perbuatan anggota badan, ataupun hati. Amal harus
berdasarkan niat, tiada amal tanpa niat. Setiap amal dinilai Tuhan
berdasarkan niatnya. Al Habib Umar bin Hafidz mengatakan “orang yang
tinggi ilmu tetapi kurang berakhlak, maka lebih rendah derajatnya disisi
Allah SWT daripada orang yang tinggi akhlak walaupun sedikit ilmu.”
Persoalan Ilmu, Iman dan Amal merupakan persoalan inti dalam
Islam. Iman memberikan panduan kepada manusia mengenai konsep
realitas yang harus diimani. Dan jalan untuk mengetahui realitas yang
dapat diimani itu adalah melalui pintu Ilmu Pengetahuan. Manusia yang
beragama harus memiliki konsep hidup yang mencerminkan suatu
karakter manusia yang cenderung pada kebenaran.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat diambil rumusan permasalahan yaitu :
1. Apa pengertian Ilmu, Iman dan Amal?
2. Bagaimana hubungan antara Ilmu, Iman dan Amal?

1.3 Tujuan Pembuatan


Adapun tujuan dari pembuatan Makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui definisi Ilmu, Iman, dan Amal.
2. Untuk mengetahui hubungan antara Ilmu, Iman, dan Amal.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ilmu, Iman, dan Amal


a. ILMU
Kata ilmu berasal dari bahasa Arab, masdar dari “alima”
yang berarti memperoleh hakikat ilmu, mengetahui, dan yakin.
Dalam perspektif Islam, ilmu merupakan pengetahuan mendalam
hasil usaha yang sungguh-sungguh (ijtihad) dari para ilmuwan
muslim atas persoalan duniawi dan ukhrawi dengan bersumber
kepada wahyu Allah.

 Pengertian Ilmu
Ilmu diartikan dengan Ilmu Pengetahuan, namun dalam arti luas
ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara
bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan
untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan) itu.

 Kedudukan Ilmu dalam Islam


Dalam Islam, ilmu menempati posisi dan peran yang sangat
strategis. Sangat banyak Al-Qur’an maupun Hadist yang menegaskan
keharusan umat Islam untuk menguasai ilmu. Kata ilmu dengan
berbagai bentuk terulang sebanyak 854 kali dalam Al-Qur’an. Dalam
pandangan Al-Qur’an, ilmu adalah keistimewaan yang menjadikan
manusia unggul terhadap makhluk-makhluk lain guna menjalankan
fungsi kekhalifahan (QS. Al-Baqarah [2]: 31-32). Penjelasan tentang
konsep ilmu terdiri dari dua macam. Pertama, ilmu yang diperoleh
tanpa upaya manusia atau disebut juga ilmu laduni sebagaimana
disebutkan dalam Q.S. al-Kahfi [18]: 65. Kedua, ilmu yang diperoleh
karena usaha manusia disebut ilmu kasbi. Ini bermakna bahwa ajaran
Islam sangat kental dengan nuansa yang berkaitan dengan ilmu,
sehingga dapat menjadi ciri penting dari agama Islam.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat al Mujadalah ayat 11
yang artinya : ‘Allah meninggikan beberapa derajat (tingkatan) orang-
orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang berilmu
(diberi ilmu pengetahuan) dan Allah maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan’. Ayat tersebut menjelaskan bahwa orang yang beriman dan
berilmu akan memperoleh kedudukan yang tinggi. Keimanan yang
dimiliki seseorang akan menjadi pendorong untuk menuntut ilmu, dan
ilmu yang dimiliki seseorang akan membuat dia sadar betapa kecilnya
manusia di hadapan Allah.

Disamping ayat-ayat Al-Qur’an yang memposisikan ilmu dan


orang berilmu sangat istimewa, Al-Qur’an juga menghubungkan ilmu
dengan konsep membaca, dan Islam sejak awal telah menekankan
pentingnya membaca. Sebagaimana terlihat dari firman Allah yaitu
surat Al-Alaq ayat 1-5 yang menjelaskan bahwa umat Islam diharap
agar tidak pernah berhenti menuntut ilmu, untuk terus membaca,
sehingga posisi yang tinggi dihadapan Allah akan tetap terjaga.
Dengan demikian, terlihat bahwa keimanan yang dibarengi dengan
ilmu akan membuahkan amal. Terdapat juga hadist yang memberikan
dorongan kuat untuk menuntut ilmu antara lain hadist yang dikutip
dari kitab jaami’u Ashogir (Jalaludin-Asuyuti, : 44 ) yang berbunyi
“Carilah ilmu walau sampai ke negeri Cina, karena sesungguhnya
menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim” (HR. Baihaqi).

b. IMAN
Bagi seorang muslim, iman adalah bagian terpenting dalam
kehidupan dan kesadaran beragamnya. Menurut Nurcholish Majid,
iman itu melahirkan tata nilai berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa, yaitu tata nilai yang dijiwai oleh kesadaran bahwa hidup
manusia itu berasal dari Tuhan dan menuju kepada Tuhan.

 Pengertian Iman
Iman adalah kepercayaan atau keyakinan. Menurut bahasa, iman
adalah pembenaran dalam hati. Sedangkan menurut istilah, iman
adalah membenarkan dengan hati, membenarkan dengan lisan, dan
mengamalkan dengan anggota badan.

 Rukun Iman
Seperti yang kita ketahui, ada 6 Rukun Iman yang harus diimani,
wajib diyakini dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan diamalkan
dalam kehidupan sehari-hari.
1. Iman kepada Allah
 Iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah
ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaannya,
kemudian diakui dengan lisan dan dibuktikan dengan amal
perbuatan di dunia.
 Fungsi iman kepada Allah :
a) Menambah keyakinan
b) Menambah ketaatan
c) Menentramkan hati
d) Dapat menyelamatkan hidup
e) Mendatangkan keuntungan dan kebahagiaan hidup
 Contoh perilaku iman kepada Allah :
a) Mendirikan Sholat
b) Menafkahkan sebagian hartanya baik disaat waktu lapang
ataupun sempit
c) Beriman kepada Allah SWT
d) Mampu menahan amarah
e) Mampu memaafkan kesalahan orang lain
f) Berhenti dari perbuatan keji dan tidak mengulanginya lagi
g) Mempercayai dengan benar rukun iman

2. Iman kepada Malaikat


 Mengimani adanya malaikat sebagai makhluk ciptaan Allah SWT,
beserta amalan dan tugas yang diberikan Allah kepada para
malaikat. Jumlah malaikat tidak ada seorangpun yang tahu dan
hanya Allah yang mengetahuinya. Malaikat diciptakan Allah dari
cahaya. Orang Islam wajib mengimani 10 Malaikat, yaitu :
1) Malaikat Jibril : Menyampaikan wahyu Allah SWT
2) Malaikat Mikail : Mengatur rezeki
3) Malaikat Israfil : Meniup terompet Sangkakala
4) Malaikat Izrail : Mencabut nyawa
5) Malaikat Munkar : Bertanya di alam kubur
6) Malaikat Nakir : Memberikan pertanyaan di alam kubur
7) Malaikat Raqib : Mencatat amal baik manusia
8) Malaikat Atid : Mencatat amal buruk manusia
9) Malaikat Malik : Menjaga pintu Neraka
10) Malaikat Ridwan : Menjaga pintu Surga
3. Iman kepada Kitab-Kitab Allah
 Mengimani bahwa seluruh kitab Allah adalah Kalam (ucapan)
yang merupakan sifat Allah. Kitab suci yang diturunkan Allah ada
4, yaitu :
 Kitab Taurat, diturunkan kepada Nabi Musa AS sekitar abad 12
SM. Isi kitab tersebut menggunakan bahasa Ibrani.
 Kitab Zabur, diwahyukan kepada Nabi Daud AS pada abad 10
SM di Yerusalem. Isinya menggunakan bahasa Qibti.
 Kitab Inji, diwahyukan kepada Nabi Isa AS pada awal abad 1
M. diturunkan di Yerusalem dan ditulis dengan bahasa Suryani.
 Kitab Al-Qur’an, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
pada abad ke-7 M atau 611-632 M. di dalam Al-Qur’an terdapat
isi yang menghapuskan ajaran kitab sebelumnya lantaran tidak
sesuai dengan zaman. Dengan kata lain, Al-Qur’an sebagai
penyempurna dan pembenar bagi kitab-kitab Allah sebelumnya.

4. Iman kepada Rasul Allah


 Mengimani bahwa ada di antara laki-laki dari kalangan manusia
yang Allah Ta’ala pilih sebagai perantara antara diri-Nya dengan
para makhluknya. Karenanya, menyembah para nabi dan rasul
adalah kebatilan yang nyata. Wajib mengakui setiap nabi dan rasul
yang kita ketahui dan tidak kita ketahui namanya.

5. Iman kepada Hari Akhir


 Mengimani tanda-tanda hari Kiamat. Mengimani hari kebangkitan
di Padang Mahsyar hingga berakhir di Surga atau Neraka.

6. Iman kepada Takdir Allah


 Mengimani kejadian yang baik maupun yang buruk, karna semua
itu dapat terjadi atas izin dari Allah. Seluruh makhluk tanpa
terkecuali, zat dan sifat mereka demikian pula perbuatan mereka
melalui kehendak Ilahi.

c. AMAL
 Pengertian Amal
Secara bahasa “amal” berasal dari bahasa Arab yang berarti
perbuatan atau tindakan, sedangkan salaeh berarti yang baik atau yang
patut. Menurut istilah, amal saleh ialah perbuatan baik yang
memberikan manfaat kepada pelakunya di dunia dan balasan pahala
yang berlipat di akhirat kelak.
Pengertian Amal dalam pandangan Islam adalah setiap amal saleh,
atau setiap perbuatan kebajikan yang diridhai oleh Allah SWT.
Dengan demikian, amal dalam Islam tidak hanya terbatas pada ibadah,
sebagaimana ilmu dalam Islam tidak hanya terbatas pada ilmu fikih
dan hukum-hukum agama. Ilmu dalam dalam ini mencakup semua
yang bermanfaat bagi manusia seperti meliputi ilmu agama, ilmu
alam, ilmu sosial dan lain-lain. Ilmu-ilmu ini jika dikembangkan
dengan benar dan baik maka memberikan dampak yang positif bagi
peradaban manusia.

Kata amal artinya pekerjaan. Dalam bahasa Arab kata amal dipakai
untuk semua bentuk pekerjaan. Tidak seperti anggapan sebagian
masyarakat Muslim, yang mengembalikan kata amal dengan kata
ibadah dan memahaminya sebatas kegiatan ritual seperti pergi ke
masjid, membaca Alquran, shalat, puasa, haji, zakat, sedekah, dan
sebagainya. Dalam Alquran, kata amal terbagi kepada 'amalus-shalih
(pekerjaan baik) dan 'amalun ghairus-shalih (pekerjaan yang tidak
baik). 'Amalun ghairus-shalih disebut pula dengan 'amalus-sayyi-ah
(amal salah), termasuk pula ke dalam kategori ini 'amalus-syaithan
(pekerjaan setan) dan 'amalus-mufsidin (pekerjaan pelaku kebinasaan).
Ada firman Allah SWT, ''Siapa yang mengerjakan kebaikan dia
mendapat pahala dari perbuatannya itu dan siapa yang mengerjakan
kejahatan maka orang yang melakukan kejahatan itu tidak dibalas
kecuali menurut apa yang dikerjakannya.'' (Al-Qasas: 84).

2.2 Hubungan Ilmu, Iman, dan Amal


Dalam islam, antara iman, ilmu dan amal terdapat hubungan yang
terintegrasi kedalam agama islam. Islam adalah agama wahyu yang
mengatur sistem kehidupan. Dalam agama islam terkandung tiga
ruang lingkup, yaitu akidah, syari’ah dan akhlak. Sedangkan iman,
ilmu dan amal barada didalam ruang lingkup tersebut. Iman
berorientasi terhadap rukun iman yang enam, sedangkan ilmu dan
amal berorientasi pada rukun islam yaitu tentang tata cara ibadah dan
pengamalanya.
• Hubungan Iman dan Ilmu
 Beriman berarti meyakini kebenaran ajaran Allah SWT dan
Rasulullah SAW. Serta dengan penuh ketaatan menjalankan ajaran
tersebut. Untuk dapat menjalankan perintah Allah SWT dan Rasul
kita harus memahaminya terlebih dahulu sehingga tidak
menyimpang dari yang dikehendaki Allah dan Rasulnya. Cara
memahaminya adalah dengan selalu mempelajari agama (Islam).
Iman dan Ilmu merupakan dua hal yang saling berkaitan dan
mutlak adanya. Dengan ilmu keimanan kita akan lebih mantap.
Sebaliknya dengan iman orang yang berilmu dapat terkontrol dari
sifat sombong dan menggunakan ilmunya untuk kepentingan
pribadi bahkan untuk membuat kerusakan.

• Hubungan Iman Dan Amal


 Amal Sholeh merupakan wujud dari keimanan seseorana. Artinya
orang yang beriman kepada Allah SWT harus menampakan
keimanannya dalam bentuk amal sholeh. Iman dan Amal Sholeh
ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Mereka
bersatu padu dalam suatu bentuk yang menyebabkan ia disebut
mata uang. Iman tanpa Amal Sholeh juga dapat diibaratkan pohon
tanpa buah.
Dengan demikian seseorang yang mengaku beriman harus
menjalankan amalan keislaman, begitu pula orang yang mengaku
islam harus menyatakan keislamannya. Iman dan Islam seperti
bangunan yang kokoh didalam jiwa karena diwujudkan dalam
bentuk amal sholeh yang menunjukkan nilai nilai keislaman.

• Hubungan Amal Dan Ilmu


 Hubungan ilmu dan amal dapat difokuskan pada dua hal. Pertama,
ilmu adalah pemimpin dan pembimbing amal perbuatan. Amal
boleh lurus dan berkembang bila didasari dengan ilmu. Dalam
semua aspek kegiatan manusia harus disertai dengan ilmu baik itu
yang berupa amal ibadah atau amal perbuatan lainnya. Kedua jika
orang itu berilmu maka ia harus diiringi dengan amal. Amal ini
akan mempunyai nilai jika dilandasi dengan ilmu. Begitu juga
dengan ilmu akan mempunyai nilai atau makna jika diiringi dengan
amal. Keduanya tidak dapat dipisahkan dalam perilaku manusia.
Sebuah perpaduan yang saling melengkapi dalam kehidupan
manusia yaitu setelah berilmu lalu beramal.
Ajaran Islam sebagai mana tercermin dari Al-qur'an sangat kental
dengan nuansa–nuansa yang berkaitan dengan ilmu, ilmu
menempati kedudukan yang sangat penting dalam ajaran
islam. Keimanan yang dimiliki oleh seseorang akan jadi pendorong
untuk menuntut ilmu, sehingga posisi orang yang beriman dan
berilmu berada pada posisi yang tinggi dihadapan Allah yang
berarti juga rasa takut kepada Allah akan menjiwai seluruh
aktivitas kehidupan manusia untuk beramal shaleh. Dengan
demikian nampak jelas bahwa keimanan yang dibarengi dengan
ilmu akan membuahkan amal–amal shaleh. Maka dapat
disimpulkan bahwa keimanan dan amal perbuatan beserta
ilmu membentuk segi tiga pola hidup yang kokoh. Ilmu, iman dan
amal shaleh merupakan faktor menggapai kehidupan bahagia.

• Kaitan antara iman, ilmu dan amal


 Dalam sejarah kehidupan manusia, Allah swt memberikan
kehidupan yang sejahtera, bahagia, dan damai kepada semua orang
yang mau melakukan amal kebaikan yang diiringi dengan iman,
dengan yakin dan ikhlas karena Allah swt semata (QS. At – Thalaq
: ayat 2 – 3 ).Perbuatan baik seseorang tidak akan dinilai sebagai
suatu perbuatan amal sholeh jika perbuatan tersebut tidak dibangun
diatas nilai iman dan takwa, sehingga dalam pemikiran Islam
perbuatan manusia harus berlandaskan iman dan pengetahuan
tentang pelaksanaan perbuatan.

2.3 Dampak Iman dan Amal dalam kehidupan


Ada kalanya, usaha bebas itu baik dan sesuai dengan keimanan,
ada kalanya tidak baik dan bertentangan dengan arah keimanan, usaha
baik akan berpengaruh positif dalam memperkokohkan iman dan
menerangi hati. Sedangkan usaha buruk akan menyebabkan lemahnya
iman dan gelapnya hati. Perlu di ingat bahwa iman adalah kondisi
jiwa yang timbul atas dasar pengetahuan dan kecenderungan. Iman ini
menuntut sang mu’min agar bertekat dan berkehendak secara global
untuk komitmen pada konsekuensi-konsekuensinya, juga dituntut
agar melakukan perbuatan yang sesuai dengan imannya. Oleh karena
itu seseorang yang mengetahui hakekat sesuatu, namun bermaksud
tidak mengamalkan konsekuensinya dari pengetahuan itu, sebenarnya
ia belum beriman kepada sesuatu itu. Begitu pula orang yang ragu
untuk mengamalkannya. Faktor paling penting dan paling mendasar
untuk menggapai bahagia adalah : “Barang siapa yang mengerjakan
amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya
kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka
telah kerjakan.” (QS. An-Nahl : 97 ).
Dalam ayat ini Allah SWT memberitakan dan menjanjikan yang
dapat bagi orang yang dapat mengumpulkan antara iman dan amal
saleh untuk mendapatkan kehidupan yang baik di dunia dan balasan
yang baik pula di dunia dan akherat.

Iman kepada Allah sangat berpengaruh terhadap kehidupan


seorang muslim, di antaranya :
1. Membuat seseorang menegakkan syariat. Dalam firman-Nya,
“Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil
kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di
antara mereka ialah ucapan, "Kami mendengar, dan Kami taat". Dan
mereka Itulah orang-orang yang beruntung.” (An-Nur : 51)

2. Menghindari syirik (menyekutukan Allah), yang nyata maupun


tersembunyi. “Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-
hamba-Nya. dan mereka mempertakuti kamu dengan (sembahan-
sembahan) yang selain Allah?” (Az-Zumar: 36)

3. Mencintai karena Allah. Seorang mukmin akan mencintai


seseorang yang juga mendekatkan diri kepada Allah, mencintai
karena Allah tanpa alasan-alasan duniawi yang membutakan.

4. Jihad di jalan Allah

5. Akhlak yang baik. Akhlaqul karimah merupakan buah dari iman


yang ditanam dengan kuat dalam hati seorang mukmin.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ilmu, iman, dan amal merupakan satu kesatuan yang utuh, tidak dapat
dipisahkan antara satu dengan lainnya. Sumber pokok ilmu pengetahuan
menurut Islam adalah wahyu dan akal yang keduanya tidak boleh
dipertentangkan karena manusia diberi kebebasan dengan mengembangkan
akalnya dengan catatan dalam pengembangan tersebut tetap, terikat dengan
wahyu dan tidak akan bertentangan dengan syariat Islam. Sehingga ilmu
pengetahuan dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu ilmu yang bersifat abadi
yang tingkat kebenarannya bersifat mutlak dan ilmu yang bersifat perolehan
yang tingkat kebenarannya bersifat nisbi. Menuntut ilmu pengetahuan
mendalami ilmu agama bertujuan untuk mencerdaskan umat dan
mengembangkan agama islam agar dapat disebarluaskan dan dipahami oleh
masyarakat.

3.2 Saran
Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan, membantu, dan
memudahkan kita dalam memahami dan mempelajari ajaran islam yang
sebenarnya. Kami sangat mengharapkan agar sebagai insan manusia yang
mempunyai akal dan pikiran dapat mengerti dan memahami makna serta
hubungan dari Ilmu, Iman dan Amal.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Yusfaneti selaku Dosen
Pengampu Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam dan permohonan maaf
yang sebesar-besarnya karena kami mengetahui makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, mungkin kiranya kritik dan saran dapat diberikan kepada
kami dalam pengerjaan laporan kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/Rukun_Iman

Scribd.com/doc/Hubungan-Antar-Ilmu-Iman-dan-Amal

Ustadz,ridwan. (2019). “Iman kepada Allah”

lucki72.blogspot.com/2014/ memeliharakeseimbangan-antara-iman-ilmu

sayyid quthb (2010). “Ma’alim Fi ath Thariq. Yogyakarta; Uswah

Anda mungkin juga menyukai