Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Ilmu, Iman dan Amal


Dosen Pengampu: Rofiazka Fahmi Huda, S.Pdi, M,Pdi

Disusun Oleh:
Dea Putri Amalia (D1B023133)
Fenti (D1B023132)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT. Yang Telah melimpahkan
rahmat serta hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Adapun judul makalah yang kami buat yaitu ” Ilmu, Iman dan Amal”.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas dari Bapak Rofiazka Fahmi Huda,
S.Pdi, M.Pdi pada mata kuliah Agama I. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan
menambah wawasan kepada pembaca tentang Thaharah, Wudhu, Tayamum, Mandi
Wajib, dan Istinja.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rofiazka Fahmi Huda, S.Pdi, M.Pdi
selaku dosen mata kuliah Agama I. Karena berkat tugas yang diberikan ini, dapat
menambah wawasan kami berkaitan dengan topik yang ini. Kami juga mengucapkan
terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses
penyusunan makalah ini.

Kami juga menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah
ini, oleh karena itu kritik dan saran sangat kami terima dan semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR··············································· 2
DAFTAR ISI···························································3
PEMBAHASAN······················································ 4
A. Pengertian Ilmu, Iman dan Amal····························· 4
Ilmu···································································· 4
Iman····································································6
Amal………………………………………………………….7
B. Hubungan Antara Ilmu, Iman dan Amal····················8
PENUTUP······························································9
Kesimpulan···························································9
DAFTAR PUSTAKA···············································10

3
PEMBAHASAN
Ada tiga hal yang tidak bisa dipisahkan dalam ajaran Islam, yaitu iman, ilmu, dan
amal. Dapat dikatakan bahwa iman tanpa ilmu hampa, ilmu tanpa iman sia-sia, amal
tanpa ilmu percuma dan iman tanpa amal dusta. Allah swt menjelaskan keterkaitan
antara iman dan ilmu dalam Al Quran surat al-Mujadalah ayat 11.
Allah berfirman :

ٌ‫لل ِب خَا َ خ يْ خَُل يَْخ خَِبْ ري‬ ٍ ‫لل اْل بِْيَخ جا خِْل يْا بِ يْ لُ م يَ خٰاْل بِْيَخ ا ل يَٰلْا ياْ بْ يُ خَ َخ خَٰج ت‬
‫ۗ خٰ ل‬ ‫ –ْخ يٌَخِب ل‬١١

“Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu
kerjakan..”

Point penting yang bisa kita ambil dari ayat yang mulia di atas yaitu Pertama
Iman,Kedua Ilmu dan Ketiga Amal.

Di dalam diri manusia ketika dia sudah faham akan makna keberadaan nya di muka
bumi ini sebagai manusia, maka ia tidak boleh terlepas dari tiga hal penting yaitu
iman,ilmu dan amal.

IMAN-ILMU & AMAL harus ada dalam diri manusia. Ke IMANan yang Kokoh
didukung oleh ILMU yang Benar dan direalisasikan dalam bentuk AMAL ibadah
adalah syarat diterimanya Amal oleh Allah SWT.

A. Pengertian Ilmu, Iman dan Amal

 Ilmu

Kata “ilmu” berasal dari bahasa Arab yang terdiri atas beberapa
arti dasar, yakni; mengetahui, mengenal memberi tanda dan petunjuk. Ia
merupakan bentuk mashdar dari kata ‘alima-ya’lamu-‘ilman yang berantonim
dari makna naqid al-jahl (tidak tahu).

Kata ilmu berasal dari Bahasa Arab term‘ilm, yang berarti pengetahuan (al-
ma’rifah), kemudian berkembang menjadi pengetahuan tentang hakikat
sesuatu yang dipahami secara mendalam. Dalam perspektif

4
Islam, ilmu merupakan pengetahuan mendalam hasil usaha yang sungguh-
sungguh (ijtihād) dari para ilmuwan muslim ('ulamā'/mujtahīd) atas persoalan-
persoalan duniawī dan ukhrāwī dengan bersumber kepada wahyu Allah.

Sedangkan pengertian ilmu secara istilah, sebagaimana yang dikemukan oleh


Allamah al-Raghib
al-Ashfahani dalam kitabnya Mufradat Alfazh al-Qur’an adalah ;
َُْْ‫ ا‬: ‫ احدهَا‬،َ‫إََاك اْشْئ ِحقْقته ٰذْك ضٌِا‬: ‫إََاك ذات اْشْئ ٰاْثانى‬: ‫اْحَُ عُى‬
‫ اٰ نفي شْئ هْ ِْفي عْه‬،‫اْشْئ َِْْٰ شْئ هْ َِْْٰ ْه‬
Ilmu adalah mengetahui esensi dari sesuatu yang dari segi obyeknya terdiri
atas
dua, yakni ; pertama, mengetahui zat sesuatu; kedua, menetapkan sesuatu
berdasarkan ada atau tidak adanya sesuatu yang lain.

Menuntut ilmu didalam islam tidak sekedar diwajibkan tapi Rasulullah SAW
telah memberikan rangsangan yang sangat menarik sebagai keutamaan yang
besar dalam menuntut ilmu ,yakni penuntut ilmu berada dijalan Allah baik
pada waktu pergi ,saat tiba ,maupun pada waktu pulang ,sehingga seandainya
seorang muslim meninggal pada waktu sedang menuntut ilmu ,insya Allah
matiya adalah syahid. Keharusan kita menuntut ilmu juga karena Allah ,Allah
tidak menghendaki kalau kita hanya ikut-ikutan dalam melakukan
sesuatu ,padahal kalau kita hanya ikut-ikutan dalam melakukan sesuatu ,pasti
kita akan diminta pertanggung jawaban dari apa yang dilakukan. Oleh karena
itu, keimanan seorang muslim harus dimantapkan dengan ilmu yang
dibimbing dengan iman. Iman tanpa ilmu akan mudah digoyahkan ,dan ilmu
tanpa bimbingan iman akan membawa kehancuran. Rasulullah SAW bersabda,
‫ل م بَِ م عُخى ك بلل يَي ضٌر م خ‬
َ‫َ عَ ب ال ط خ‬
Artinya: "Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim." (HR. Ibnu Majah no.
224)

5
 Iman
Iman berasal dari bahasa arab dari kata dasar amana yu’minu-imanan. Artinya
beriman atau percaya. Percaya dalam Bahasa Indonesia artinya menyakini atau
yakin bahwa sesuatu (yang dipercaya) itu memang benar atau nyata adanya.
Iman ialah kepercayaan yang meresap kedalam hati, dengan penuh keyakinan,
tidak bercampur syak (ragu), serta memberi pengaruh bagi pandangan hidup,
tingkah laku dan perbuatan sehari hari.

Ketika ada manusia yang mengaku sebagai manusia lalu tidak beriman maka
dia tidak layak untuk berada di muka bumi ini. Dan inilah yang disebut dengan
orang kaafir,fasik dan munafik. Maka iman harus ada dalam diri manusia.
Tapi beriman saja tidak cukup. Percaya adanya tuhan,malaikat,nabi,hari akhir
dan hal hal yang ghaib tidak cukup hanya dengan Iman saja. Maka Iman itu
baru benar keberadaanya ketika harus didukung dengan Ilmu.

Allah berfirman dalam Qur’an Surah Al Isra Ayat 36 yang berarti:

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai


pengetahuan tentangnya”.

Iman Memiliki tiga kriteria yaitu


1) Al Tashdiq bil qalb (membenarkan dengan hati)
2) Al Iqrar bil lisan (berikrar dengan lisan)
3) Al Amal bil arkan (melakuakan amal shaleh dengan segenap jiwa raga)

Imam Ghazali membagi iman manusia kepada 3 tingkatan, yaitu:


1. Iman Taqdili ( imannya orang orang awam ), yaitu imannya kebanyakan
orang yang tidak berilmu. Mereka beriman karena taklid semata. Iman yang
seperti ini tidak jauh berbeda dengan imannya orang orang Yahudi dan
Nasrani yang juga merasa tenang dengan hal hal yang mereka dengar dari ibu,
bapak dan guru guru mereka.
2. Imanu Istidlali ( imannya orang orang ahli ilmu kalam ), yaitu dimana
mereka beriman cukup berdasarkan dalil aqli dan naqli, dan mereka merasa
puas dengan itu.

6
3. Imanut Tahqiqi / Arifi ( imannya orang orang ahli makrifat ), yaitu imannya
para ahli makrifat dan hakikat. Mereka beriman kepada Allah dengan
pembuktian melalui penyaksian kepada Allah.

 Amal
Secara bahasa, amal berasal dari bahasa arab yang berarti perbuatan atau
tindakan, sedangkan saleh berarti yang baik atau yang patut. Pengertian amal
dalam pandangan Islam adalah setap amal shaleh, atau setiap perbuatan
kebajikan yang diridhai oleh Allah SWT. Dengan demikian, amal dalam Islam
tidak hanya terbatas pada ibadah, sebagaimana ilmu dalam Islam tidak hanya
terbatas pada ilmu fikih dan hukum hukum agama.
Kata amal artinya pekerjaan. Dalam bahasa Arab kata amal dipakai untuk
semua bentuk pekerjaan. Tidak seperti anggapan masyarakat Muslim, yang
mengembalikan kata amal dengan kata ibadah dan memahaminya sebatas
kegiatan ritual seperti pergi kemasjid, membaca Al Qur’an, shalat, puasa, haji,
zakat, sedekah dan sebagainya.

Ada tiga jenis amal,yaitu:


a. Amal jariah berarti 'perbuatan yang berkelanjutan.' Nama lainnya adalah
wakaf. Kata itu berasal dari waqafa yang berarti 'menghentikan, mengekang,
atau menahan.' Amal jariah disebut wakaf karena benda yang jadi objeknya
ditujukan bagi kemaslahatan umum dan agama.
b. Amal yang kedua, amal ibadah, berarti perbuatan pengabdian. Ibadah
berasal dari kata abada yang berarti melayani, mengabdi, dan menyembah.
Perintah untuk beribadah terdapat dalam Alquran surat Adz Dzaariyaat ayat 56
yang artinya, “Aku tidak jadikan jin dan manusia kecuali agar mereka
mengabdi kepadaku."
c. Amal yang ketiga adalah amal saleh. Amal saleh meliputi semua perbuatan,
lahir maupun batin, yang berakibat pada hal positif atau bermanfaat. Amal
saleh bisa mencakup pengertian amal jariah dan amal ibadah.

Amal bisa diterima dan bisa pula tidak diterima oleh Allah SWT. Syarat
diterimanya amal ibadah ada dua. Pertama, amal dilakukan dengan ikhlas

7
tanpa pamrih. Kedua, untuk amal ibadah dalam arti khusus seperti shalat,
zakat, ibadah, haji, puasa, dan sebagainya harus dilakukan sesuai dengan
tuntunan Alquran dan hadis.

B. Hubungan Antara Ilmu, Iman dan Amal


Iman adalah keyakinan didalam hati tentang adanya Allah sebagai satu
satunya Tuhan. Satu keyakinan yang tidak akan pernah bertambah kualitasnya
jika tidak disertai dengan ilmu. Demikian ilmu juga tidak akan bernilai apa
apa tanpa dibuktikan dalam bentuk amal perbuatan yang nyata.

Tidak mungkin ilmu iman seseorang bisa bisa semakin kokoh bila tidak
didasari dengan ilmu. Begitupun dengan ilmu, ilmu tidak ada gunanya jika
tidak melahirkan amal. Ilmu dan amal akan sia sia jika tidak didasari iman.

Didalam Ajaran islam sebagaimana tercermin dari Al Qur’an sangat kental


dengan nuansa nuansa yang berkaitan dengan ilmu, ilmu menenmpati
kedudukan yang sangat penting dalam ajaran Islam

Keimanan yang dimiliki seseorang akan menjadi pendorong untuk menuntut


ilmu, sehingga posisi orang yang beriman dan berilmu berada pada posisi yang
tinggi dihadapan Allah. Yabg berarti juga rasa takut kepada Allah akan
menjiwai seluruh aktivitas kehidupan manusia untuk beramal shaleh. Dengan
demikian nampak jelas bahwa keimana yang di barengi dengan ilmu akan
membuahkan amal amal shaleh.

8
PENUTUP

Kesimpulan
Ilmu, Iman dan Amal harus ada dalam diri manusia. Keimanan yang Kokoh didukung
oleh Ilmu yang Benar dan direalisasikan dalam bentuk amal ibadah adalah syarat
diterimanya Amal oleh Allah SWT. Iman dan Ilmu, Iman dan Amal juga memiliki
keterkaitan yang erat, dimana Amal merupakan wujud dari keimanan seseorang yang
dilakukan dengan penuh hati. lebih bernilai, begitu pula sebaliknya ketika ilmu itu
diamalkan akan lebih bernilai kepada kita dan orang lain disekitar kita.

9
DAFTAR PUSTAKA
Pengertian Ilmu, Iman dan Amal
https://iaimbima.ac.id/iman-ilmu-amal/

Dalil yang menjelaskan keterkaitan antara Iman dan ilmu


https://www.merdeka.com/quran/al-mujadalah/ayat-11

Pembagian Iman
https://nu.or.id/daerah/tiga-jenis-iman-dalam-ihyarsquo-ulumiddin-al-ghazali-MkwJp

Hubungan antara ilmu, iman dan amal


Drs. Mulyadi, Aqidah Akhlak, Toha Putra Semarang. 2007.

10

Anda mungkin juga menyukai