Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

KONSEP AQIDAH ISLAM

Dosen Pembimbing :
Nur Eka Wahyuningsih, S.Pd I, M.Pd I
Disusun oleh :
1. Hijrah (A11120187)
2. Gina Apriani (A11120181)
3. Diza Artha Mevia (
4. Rizal Gibran Mukti A. (A11120182)

Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako
2020/2021
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah
melimpahkan rahmmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Pendidikan
Agama Islam, dengan judul : “Konsep Aqidah Islam”
Kami menyadari kalau masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini.
Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan guna kesempurnaan makalah ini. Kepada pihak yang sudah menolong
turut dan dalam penyelesaian makalah ini. Atas perhatian serta waktunya, kami
sampaikan banyak terima kasih.
Mudah- mudahan makalah yang kami buat ini bisa menolong menaikkan
pengetahuan kita jadi lebih luas lagi.

Palu, Oktober 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Aqidah adalah pokok-pokok keimanan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT., dan kita
sebagai manusia wajib meyakininya sehingga kita layak disebut sebagai orang yang beriman
(mu’min).

Namun bukan berarti bahwa keimanan itu ditanamkan dalam diri seseorang secara dogmatis,
sebab proses keimanan harus disertai dalil-dalil aqli. Akan tetapi, karena akal manusia terbatas
maka tidak semua hal yang harus diimani dapat diindra dan dijangkau oleh akal manusia.

Para ulama sepakat bahwa dalil-dalil aqli yang haq dapat menghasilkan keyakinan dan keimanan
yang kokoh. Sedangan dalil-dalil naqli yang dapat memberikan keimanan yang diharapkan
hanyalah dalil-dalil qath’i. makalah kecil ini menampilkan beberapa bahasan yang bisa membantu
siapa saja yang ingin memahami aqidah.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan aqidah?
2. Apa saja ruang lingkup aqidah?
3. Darimanakah sumber aqidah islam?
4. Apa fungsi dan peran aqidah?
5. Sebutkan tingkatan-tingkatan aqidah?

C. TUJUAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui pengertian tentang aqidah
2. Untuk mengetahui ruang lingkup aqidah
3. Untuk mengetahui sumber aqidah islam
4. Untuk mengetahui fungsi dan peran aqidah
5. Untuk mengetahui tingkatan-tingkatan yang ada dalam aqidah

D. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :
1. Meningkatkan Memberikan pelajaran tentang aqidah dan akhlak.
2. Membantu anak-anak untuk memahami aqidah dan akhlak.
3. Membantu guru untuk mengajarkan aqidah dan akhlak.
4. Melakukan kegiatan sehari-hari sesuai aqidah dan akhlak ajaran agama Islam.
5. Menumbuhkan rasa kasih sayang sesama makhluk ciptaan Allah SWT.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian aqidah islam


Akidah secara etimologis berarti yang terikat. Setelah terbentuk menjadi kata,
akidah berarti perjanjian yang teguh dan kuat, terpatri dan tertanam di dalam lubuk hati
yang paling dalam.
Secara terminologis berarti creed, keyakinan hidup iman dalam arti khas,
yakni pengikraran yang bertolak dari hati. Dengan demikian akidah adalah urusan yang
wajib diyakini kebenarannya oleh hati, menentramkan jiwa, dan menjadi keyakinan yang
tidak bercampur dengan keraguan.

2. Ruang lingkup aqidah


Dalam ajaran agama Islam, aqidah Islam (al-aqidah al-Islamiyah) merupakan keyakinan
atas sesuatu yang terdapat dalam apa yang disebut dengan rukun iman, yaitu keyakinan
kepadaAllah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir,serta taqdir baik
dan buruk.Ulama telah membagi ruang lingkup pembahasan aqidah ke dalam 4 (empat)
pembahasan, yaitu:

 Ilahiyyat, yaitu pembahasan tentang segala susuatu yang berhubungan dengan Allah,
seperti wujud Allah, sifat Allah, nama dan sifat Allah dan sebagainya.
 Nubuwat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Nabi
dan Rasul, pembicaraan mengenai kitab-kitab Allah yang dibawa para Rasul
,mu’jizat rasul dan lain sebagainya.
 Ruhaniyat, yaitu tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam ghoib seperti
jin, iblis, syaitan , roh ,malaikat dan lain sebagainya
 Sam'iyyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat
sam'i, yakni dalil Naqli berupa Al-quran dan as-Sunnah seperti alam barzkah, akhirat
dan Azab Kubur, tanda-tanda kiamat, Surga-Neraka dan lain sebagainya.

3. Sumber Aqidah
Sumber aqidah Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Artinya apa saja yang
disampaikan oleh Allah dalam Al-Qur’an dan oleh Rasulullah dalam Sunnahnya wajib
diimani (diyakini dan diamalkan).
Akal pikiran tidaklah menjadi sumber aqidah, tetapi hanya berfungsi
memahami nash-nash yang terdapat dalam kedua sumber tersebut dan mencoba –kalau
diperlukan – membuktikan secara ilmiah kebenaran yang disampaikan Al-Qur’an dan
Sunnah. Itupun harus didasari oleh suatu kesadaran bahwa kemampuan akal sangat
terbatas. Sesuatu yang terbatas/akal tidak akan mampu menggapai sesuatu yang tidak
terbatas. Misalkan, saat ditanya, kekal (sesuatu yang tidak terbatas) itu sampai kapan?,
maka akal tidak akan mampu menjawabnya karena akal itu terbatas.
Aqidah itu mempunyai sifat keyakinan dan kepastian sehingga tidak mungkin
ada peluang bagi seseorang untuk meragukannya. Dan untuk mencapai tingkat keyakinan
ini, aqidah Islam wajiblah bersumber pada dua warisan tersebut (Al-Qur’an Hadits) yang
tidak ada keraguan sedikit pun padanya. Dan akal bukanlah bagian dari sumber yang
tidak ada keraguan padanya.
Dengan kata lain, untuk menjadi sumber aqidah, maka asal dan indikasinya
haruslah pasti dan meyakinkan, tidak mengandung sedikut pun keraguan. Jika kita
memandang Al-Qur’an dari segi wurud, maka ia adalah pasti lagi meyakinkan karena
telah ditulis selagi Rasulullah masih hidup dan juga dihafal serta sejumlah besar sehabat
yang mustahil mereka sepakat berdusta untuk memalsukannya. Dan juga karena itu, tidak
pernah timbul perselisihan tentang kesahihan Al-Qur’an di kalangan umat Islam sejak
dahulu hingga sekarang.
Pada hakikatnya, iman yang dalam hati itu atau aqidah ibarat nur atau cahaya
yang menerangi hati dan sangat diperlukan oleh manusia dalam kehidupannya di dunia.
Tanpa cahaya itu hati sangat gelap, sehingga akan sangat mudah orang tergelincir dalam
lembah maksiat. Ibarat orang yang berjalan pada waktu malam tanpa lampu atau cahaya,
ia akan sangat mudah terperosok ke dalam lobang atau jurang. Demikianlah peranan
iman yang merupakan bangunan bawah/fondasi utama dari kepribadian yang kukuh dan
selalu mengawal serta membuat hati agar selalu baik dan bersih, sehingga dapat memberi
bimbingan bagi manusia ke arah kehidupan yang tenteram dan bahagia.

4. Fungsi dan peran aqidah


 Sebagai petunjuk hidup yang tepat sehingga dapat membedakan mana yang baik
dan mana yang buruk.
 Melindungi diri agar tidak terjerumus pada jalan yang sesat.
 Menumbuhkan semangat beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
 Menentramkan dan sebagai penenang jiwa.
 Memahami dan mengikuti sunah-sunah rasul-Nya.
 Memurnikan niat ibadah hanya untuk mencari ridha Allah subhanahu wa ta’ala.
 Mengokohkan keimanan terhadap Islam.
 Mencari kebahagiaan di dunia dan akhirat.

5. Tingkatan-tingkatan aqidah
Ilmu aqidah adalah ilmu yang paling dasar dari ilmu agama. Sebagaimana
ilmu lainnya, mempelajari aqidah juga ada tingkatan – tingkatannya yang sesuai dengan
perkembangan pemahaman seseorang. Semakin dalam seseorang mempelajari suatu ilmu,
maka akan semakin dalam pula pemahaman tentang ilmu tersebut. Begitu pula dengan
ilmu aqidah. Aqidah sendiri pada dasaranya merupakan sesuatu yang mengharuskan hati
membenarkannya, membuat jiwa menjadi tenang, dan juga suatu kepercayaan yang
bersih dari rasa ragu dan bimbang. Berdasarkan tingkatannya, aqidah bisa dikategorikan
menjadi empat tingkat, yaitu:

a. Tingkat Taklid
Pada tingkat ini, seseorang memiliki aqidah yang sumber keyakinannya masih
berasal dari pendapat orang lain dan tidak dipikirkan lagi. Tingkat ini adalah tingkat
paling awal dalam tingkatan aqidah. Karena itu, orang yang baru memulai atau
mengetahui sedikit tentang aqidah umumnya masih berada dalam tingkatan ini. Biasanya,
orang yang menjadi sumber keyakinannya adalah seseorang yang dipercaya atau tokoh
agama yang ia ketahui. Meskipun hal ini wajar, namun seorang muslim sebaiknya tidak
berada dalam tingkatan ini terlalu lama.
b. Tingkat Yakin
Setelah itu, seseorang akan beranjak ke tingkat yakin. Pada tingkatan ini,
keyakinan yang dimiliki diperoleh dari bukti dan dalil yang jelas. Akan tetapi, seringkali
masih belum mampu menghubungkan antara objek keyakinan dengan dalil yang
diperolehnya. Sehingga, masih mudah terkecoh dengan sanggahan yang lebih rasional
dan dalam.

c. Tingkat Ainul Yakin


Pada tahapan ini, keyakinan yang muncul telah berdasarkan dalil rasional,
ilmiah, dan mendalam. Seseorang yang telah mencapai tingkatan aqidah ini akan mampu
membuktikan hubungan antara objek keyakinan dengan dalil – dalil yang ada. Selain itu,
orang yang telah mencapai tingkatan aqidah ini juga telah mampu memberikan argument
yang jelas dan rasional terhadap sanggahan yang datang. Dengan begitu, ia tidak mudah
goyah atau terkecoh dengan argument yang datang.

d. Tingkat Haqqul Yakin


Tingkat aqidah ini merupakan tingkatan aqidah tertinggi. Saat mencapai
tahap ini, seseorang akan memiliki keyakinan yang utuh dan mendalam. Sehingga tidak
mudah terkecoh dengan berbagai hal yang bias. Keyakinan yang ia miliki berlandaskan
dalil rasional, ilmiah, dan mendalam. Orang yang telah mencapai tingkatan aqidah yang
haqqul yakin, mereka dapat membuktikan hubungan antara objek keyakinan dengan dalil
yang ada. Dia juga mampu memberikan argumentasi rasional dan menemukan serta
merasakan keyakinan tersebut melalui pengalaman agama yang dirasakannya. Itulah
beberapa tingkatan aqidah yang umum dilalui oleh orang – orang yang mempelajarinya.
Sama seperti ilmu lainnya, mencapai derajat haqqul yakin juga membutuhkan proses
yang tidak sebentar. Dan sebelum bisa mencapai derajat haqqul yakin, setiap orang pasti
pernah berada dalam tingkatan – tingkatan sebelumnya. Pada dasarnya, setiap orang yang
mempelajari aqidah ada dalam upaya mencapai tingkatan aqidah yang haqqul yakin.
Akan tetapi, tentu saja untuk mencapai tingkatan ini dibutuhkan perjalanan yang panjang
dan seringkali lama serta tidak mudah. Namun, bukan berarti tidak mungkin untuk
dicapai. Jika Anda berusaha dengan gigih dan tulus, maka Anda pun juga bisa mencapai
derajat haqqul yakin ini.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Drs. H. Yunahar Ilyas. Kuliah Aqidah Islam. (Yogyakarta: 1992). h. 1

Al-Banna, Majmu’atu ar-Rasail. Muassasah ar-Risalah Beirut: tanpa tahun. h.165

Al-Jazairy, Aqidah al-Mukmin. (Cairo: 1978). h. 21


Drs. Edi Suresman. A.Md. Aqidah Islam. Malang. IKIP. 1993.

Drs. Edu Suresman. Aqidah Islam. (Malang: 1993). h. 1

http://anshar-mtk.blogspot.com/2013/03/aqidah-islam.html?m=1 (diakses 17 Oktober 2018


11.34 )
https://mananjumati.wordpress.com/2014/09/13/makalah-konsep-aqidah-dalam-islam/
(diakses 17 Oktober 2018 11.34 )

https://dalamislam.com/info-islami/fungsi-dan-peranan-aqidah

https://ponpes.alhasanah.sch.id/pengetahuan/cari-tahu-dimana-tingkatan-aqidah-anda-saat-
ini/

Anda mungkin juga menyukai