Anda di halaman 1dari 5

1

KATA PENGANTAR

Dengan Rahmat Allah swt yang maha esa,mari kita panjatkan puji syukur terhadap Allah
Subhanahu wa ta’ala,yang telah memberi kita kemudahan dalam Menyusun Tugas besar 1
Pendidikan Agama Islam dengan judul “AKIDAH DAN AHLAK” tepat pada waktunya

Akhir salam,Saya sadar bahwa makalah/tugas besar 1 ini penuh dengan kekurangan.Oleh
karena itu,saya sangat berharap kritik dan saran demi menyempurnakan makalah/tugas besar
1 ini.Harapan saya semoga makalah/tugas besar 1 ini dapat bermanfaat dan memenuhi
harapan.
2

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHALUAN

1.1 Latar belakang


1.2 Rumusan masalah
3

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kehadiran agama islam yang dibawa nabi Muhammad SAW diyakani menjamin
terwujudnya kehidupan manusia sejahtera lahir dan batin.petunjuk agama tentang
kehidupan manusia,sebagaimana terdapat di dalam sumber ajarannya,Alqur’an dan
Hadist,tampak sangat ideal dan agung.sedangkan akal pikiran sebagai alat memahami
Alqur’an dan Sunnah. Ketentuan ini sesuai dengan agama islam itu sendiri sebagai wahyu
yang berasal dari Allah SWT. Hal ini demikian dinyatakan dalam Alqur’an yang artinya
“Hai orang-orang yang beriman,taatilah Allah dan Rasulnya dan ulil amri diantara
kalian”.
Islam mengajarkan kehidupan yang menghargai akal pikiran melalui pengemban ilmu
pengetahuan dan teknologi,bersikap seimbang dalam memenuhi kebutuhan material,dan
spiritual, senantiasa mengembangkan kepedulian sosial,berorientasi pada kualitas dan
berakhlak mulia dan bersikap positif.

1.2 Rumusan masalah


 Pengertian Aqidah dan Akhlak
 Apa saja sumber dari Aqidah Akhlah itu ?
 Bagaimana hubungan antara Aqidah dan Akhlak ?
 Apa manfaat Aqidah dan Akhlak ?

A. Pengertian Akhlak Aqidah Pengertian Akidah Aqidah berasal dari bahasa arab
aqidatan, yang berarti ikatan atau kesepakatan. Artinya sesuatu yang menjadi tempat
hati, di mana hati melekat padanya. Setelah berwujud akidah, makna menjadi
keyakinan. Adapun pengertian aqidah secara terminologi adalah suatu hal yang
diyakini kebenarannya dengan hati sehingga menjadi kenyataan yang kokoh dan pasti
serta tidak ada keraguan atau keragu-raguan. Para ahli memberikan definisi yang
berbeda-beda tentang pengertian akidah, diantaranya sebagai berikut: · Menurut
Syekh Tahir al-Jazairy Keyakinan Islam adalah hal-hal yang diyakini oleh umat
Islam, yang berarti bahwa mereka yakin akan kebenaran hal-hal tersebut. · Menurut
Hasan al-Banna Keyakinan adalah hal-hal yang harus benar dengan hati, sehingga
4

menenangkan jiwa dan memberikan keyakinan bahwa tidak ada keraguan atau
kekhawatiran yang mengganggunya.
Akidah adalah ilmu yang mengajarkan kepada manusia keyakinan yang harus dianut
oleh setiap orang di dunia. Al-Qur'an mengajarkan kita untuk beriman kepada tauhid,
yaitu menanamkan keimanan kepada Allah SWT yang esa yang tidak pernah tidur
atau berlipat ganda. Iman kepada Allah SWT merupakan salah satu rukun iman yang
pertama. Orang yang tidak beriman pada rukun iman disebut kafir. Akhlak adalah
perilaku manusia, dan akhlak terpuji atau akhlakul karimah dan akhlak tercela atau
akhlakul madzmumah. Allah SWT hanya mengutus Nabi Muhammad SAW untuk
memperbaiki akhlak. Setiap orang harus mengikuti apa yang Dia perintahkan dan
menjauhi larangan-Nya. Iman adalah harta moralitas yang kuat. Itu dapat membuat
orang merasa sadar diri bahwa mereka mematuhi standar dan nilai moral yang mulia.
Namun sebaliknya, keyakinan yang merupakan produk rancangan manusia mengikuti
jejak hasrat manusia dan menanamkan akar keegoisan di nadinya. Dalam keyakinan
Islam, perhatian khusus diberikan pada moralitas. Rasulullah, damai dan berkah
besertanya, mengatakan:

‫بُ ِع ْث ُ ُأل‬
ِ َ‫ار َم اَأْل ْخال‬
‫ق‬ ِ ‫ت ِ تَ ِّم َم َم َك‬

(Saya diutus kepada akhlak yang sempurna).

Dalam hadits lain, dia berkata, "Akhlak yang baik adalah setengah dari agama." Salah
seorang Sahabat bertanya kepada Belaiu, "Apa pahala terbesar yang diberikan kepada
seorang Muslim?" Dia menjawab: "Akhlak mulia" Islam menggabungkan agama hak dan
moralitas. Menurut teori ini, agama mendorong setiap individu untuk bertindak mulia dan
menjadikannya kewajiban (taklif) yang dapat mendatangkan pahala atau hukuman
baginya. Oleh karena itu, agama tidak mengungkapkan pesan-pesan moralnya sendiri
tanpa tanggung jawab. Bahkan agama menganggap moralitas sebagai pelengkap
ajarannya. Karena agama terdiri dari keyakinan (aqidah) dan perilaku. Dan moralitas
mencerminkan aspek perilaku ini. B. Sumber keyakinan moral Sumber akidah Islam
adalah Al-Qur'an dan As-Sunnah. Apa saja yang difirmankan Allah SWT dalam Al-
Qur'an dan Rasulullah SAW dalam As-Sunnahnya harus diyakini (dipercaya dan
diamalkan). Akal bukanlah sumber keimanan, ia bekerja hanya untuk memahami teks-
teks yang terkandung dalam kedua sumber tersebut dan bila perlu berusaha membuktikan
secara ilmiah kebenaran yang ditransmisikan oleh Al-Qur'an dan Sunnah, itupun harus
5

berdasarkan . pada kesadaran bahwa kapasitas pikiran sangat terbatas. Sesuai dengan
keterbatasan kemampuan semua ciptaan Tuhan. Kecerdasan tidak dapat menjangkau
masalah yang tidak terlihat, bahkan tidak dapat menjangkau apapun yang tidak
berhubungan dengan ruang dan waktu.[1] Ilmu Aqidah adalah ilmu yang berhubungan
dengan keimanan manusia terhadap Allah SWT. Ilmu Aqidah disebut juga ilmu tauhid.
Kata tauhid berasal dari wahhada, yuwahhidu, tauiddan, yang berarti mempersatukan atau
menunjukkan bahwa Tuhan itu satu.[2] Oleh karena itu, pikiran tidak boleh dipaksa untuk
memahami hal-hal yang tidak terlihat ini dan menjawab semua pertanyaan tentang hal-hal
yang tidak terlihat ini. Akal tinggal membuktikan apakah kejujuran utusan terhadap hal-
hal ghaib bisa dibuktikan secara ilmiah oleh akal atau tidak. Sebagian ulama
menambahkan bahwa ijma' merupakan sumber ajaran Islam yang ketiga setelah Al-Qu'an
dan Sunnah. Penjelasan tentang sumber-sumber keyakinan moral adalah sebagai berikut:
1. Alquran Secara etimologis, Al-Qur'an adalah bentuk mashdari dari kata qara'a, yang
berarti membaca, berbicara atau melihat dan mempelajari apa yang tertulis di dalamnya.
Kata "Quran" digunakan untuk mengartikan nama kitab suci yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad. Al-Qur'an mengacu pada hal-hal yang berkaitan dengan urusan
ketuhanan. Menurut bahasa al-Qur'an, artinya membaca. Menurut istilah al-Qur'an adalah
wahyu Allah yang diturunkan secara lisan kepada Nabi Muhammad SAW, makna dan
gaya bahasa (ushlub) yang dicatat dalam mushaf yang disalin olehnya secara mutawatir.
[3] Makna terminologi Al-Quran dapat ditemukan dalam beberapa definisi berikut: 1)
Menurut Syaltut, Al-Quran: Pengucapan bahasa Arab yang diwahyukan kepada Nabi
Muhammad saw, kita disuruh mutawatir. 2) Al-Syaukani artinya Al-Quran: firman Allah
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, ditulis dalam mushaf, dibaca mutawatir.
3) Definisi Abu Zahra tentang Alquran adalah: Kitab yang diwahyukan kepada Nabi
Muhammad. 4) Menurut Al Sarkhis: Kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW ditulis dalam mushaf yang muncul dalam tujuh huruf, yaitu mansyr dan diucapkan
mutawatir. Al-Qur'an adalah firman Allah yang benar yang diturunkan kepada Rasulullah
Lauh Mahfuz melalui malaikat Jibril dalam proses wahyu yang bertindak sebagai
pedoman bagi umat manusia.

Anda mungkin juga menyukai