OLEH :
KELOMPOK 1
MUMPI (105971101521)
FAKULTAS PERTANIAN
2022
KATA PENGANTAR
KATA PEGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I : PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG 3
B. RUMUSAN MASALAH 3
C. TUJUAN 3
BAB II : PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Islam merupakan salah satu agama samawi yang meletakkan nilai-
nilai kemanusiaan, atau hubungan personal, interpesonal dan masyarakat
secara Agung dan Luhur, tidak ada perbedaan satu sama lain, keadilan,
relevansi, kedamaian, yang mengikat semua aspek manusia.
Karena islam yang berakar pada kata “salima” dapat diartikan sebagai
sebuah kedamaian yang hadir dalam diri manusia dan itu sifatnya fitrah,
kedamaian, akan hadir. Jika manusia itu sendiri menggunakan dorongan diri
(drive) kearah bagaimana memanusiakan manusia dan memposisikan dirinya
sebagai mahluk ciptaan tuhan yang bukan saja unik tapi juga sempurna.
Namun jika sebaliknya manusia mengikuti nafsu dan tidak berjalan,
seiring fitnah, maka janji tuhan azab dan keinahan akan datang. Tegaknya
aktifitas keislaman dalam hidup dan kehidupan seseorang itulah yang dapat
menerangkan bahwa orang itu memiliki ahlak. Jika seseorang sudah
memahami ahlak maka akan menghasilkan kebiasaan hidup yang baik.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini :
1. Apa yang dimaksud konsep Aqidah dalam Islam, ruang lingkupnya serta
sumber Aqidah tersebut ?
2. Bagaimana hubungan Aqidah dengan Ibadah dan Akhlak ?
3. Bagaimana pendalaman terhadap rukun Iman kepada Allah terkait makna
kalimat Laa ilaaha illa Allah dan konsekuensinya dalam kehidupan ?
4. Jelaskan bentuk dan bahaya Syirik bagi kehidupan manusia !
C. TUJUAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini :
1. Untuk mengetahui konsep Aqidah dalam Islam, ruang lingkupnya serta
sumber Aqidah.
2. Untuk mengetahui hubungan Aqidah dengan Ibadah dan Akhlak.
3. Untuk mengetahui pendalaman terhadap rukun Iman kepada Allah terkait
makna kalimat Laa ilaaha illa Allah dan konsekuensinya dalam kehidupan.
4. Untuk mengetahui bentuk dan bahaya Syirik bagi kehidupan manusia .
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Aqidah dalam Islam, Ruang Lingkup serta Sumber Aqidah
Konsep aqidah dalam islam
Secara etimologis (lughatan), aqidah berakar dari kata ‘aqada-
ya’qidu-‘aqdan-‘aqidatan. Aqdan berarti simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh.
Setelah terbentuk menjdai ‘aqidah berarti keyakinan (Al-Munawir,1984,
hal.1023). relevansi antara arti kata ‘aqdan dan ‘aqidah yaitu keyakinan itu
tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung
perjanjian.
Secara terminologis (ishthilahan, terdapat beberapa definisi (ta’rif) antara
lain:
1. Menurut Hasan al- Banna :
"Aqa'id (bentuk jamak dari aqidah) adalah beberapa perkara yang wajib
diyakini kebenarannya oleh hati(mu), mendatangkan ketenteraman jiwa,
menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikit pun dengan keragu-
raguan." (Al-Banna, tt., hal. 465).
Dengan demikian, untuk melihat kuat atau lemahnya iman dapat diketahui
melalui tingkah laku (akhlak) seseorang, karena tingkah laku tersebut merupakan
perwujudan dari imannya yang ada di dalam hati. Jika perbuatannya baik,
pertanda ia mempunyai iman yang kuat; dan jika perbuatan buruk, maka dapat
dikatakan ia mempunyai Iman yang lemah. Muhammad al-Gazali mengatakan,
iman yang kuat mewujudkan akhlak yang baik dan mulia, sedang iman yang
lemah mewujudkan akhlak yang jahat dan buruk.
َّيَش ۤا ُء ِلَم ْن ٰذ ِلَك ُد ْو َن َم ا َو َيْغ ِفُر ِبٖه ُّيْش َر َك َاْن َيْغ ِفُر اَل َهّٰللا ِاَّن
2. Syirik Kecil
Syirik kecil adalah: "Semua perkataan dan perbuatan yang akan
membawa seseorang kepada kemusyrikan." (as-Sa'adi, tt., 30). Syirik kecil
termasuk dosa besar yang dikhawatirkan akan mengantarkan pelakunya
kepada syirik besar. Jika orang yang melakukan syirik kecil meninggal
sebelum bertobat, dan di akhirat ternyata Allah tidak berkenan
mengampuninya maka ia akan masuk neraka.
Di antara amal perbuatan yang termasuk syirik kecil adalah sebagai
berikut :
a. Bersumpah dengan selain Allah:
b. Memakai azimat (untuk menolak bahaya atau memurahkan rezeki).
c. Menggunakan mantra-mantra untuk menolak kejahatan, pengobatan dan
sebagainya.
d. Sihir
e. Ramalan atau Perbintangan (Astrologi)
f. Bernazar kepada selain Allah
g. Menyembelih binatang atau mempersembahkan Qorban bukan kepada Allah
SWT.
Dalam sebuah hadits Qudsi Allah berfirman: "Akulah yang paling tidak
memerlukan sekutu, barang siapa yang melakukan amalan yang menyekutukan
Aku dengan yang lain, maka Aku berlepas dari dirinya, maka amalannya itu
untuk sekutu itu." (Hadits Qudsi Riwayat Muslim).
Artinya silahkan dia minta balasan amalannya kepada sekutu-sekutu itu.
Yang tentu saja mereka tidak bisa memberi apa-apa.
Demikianlah uraian tentang syirik besar dan syirik kecil (as-syirku al-akbar
dan as-syirku al-asghar) beserta contoh-contohnya, yang tentu saja disamping
contoh-contoh di atas masih banyak contoh-contoh lain yang belum disebutkan,
terutama yang bersifat "modern" sekarang ini (mungkin berhala-berhala yang
disembah orang pada abad modern sekarang ini bukan lagi berhala dalam arti
benda yang konkret, tapi berupa sesuatu yang abstrak, bisa berupa prestise,
jabatan, harta kekayaan, isme-isme, dan lain-lain). Tetapi dalam kesempatan
sekarang ini kita tidak akan membicarakan bentuk-bentuk kemusyrikan modern
tersebut, silakan Anda menganalogkannya dengan contoh-contoh kemusyrikan
"tradisional" di atas, sebab bagai manapun bentuknya, esensi dari kemusyrikan
itu tetap sama sepanjang masa.
BAB III
PENUTUP
Ilyas, Yunahar, Kuliah Aqidah Islam, (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan. Pengamalan
Islam- LPPI, UMY, 1992).
Ilyas, Yunahar. Kuliah Akhlak. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian. Dan Pengalaman Islam (LPPI) ,
2000.
http://realitaspendidikan.blogspot.com/2016/10/hubungan-aqidah-ibadah-dan-akhlak-
oleh.html