Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

AKIDAH AKHLAK DAN RUANG LINGKUPNYA

Dosen Pengampuh
Ibu Orin Oktasari, M.H.I

Disusun Oleh Kelompok 1


1. Della Puja Piranti
(NIM. 2323130050)
2. Engga Devis Saputri
(NIM. 2323130056)
3. Nabilla Ferasti
(NIM. 2323130037)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


PRODI EKONOMI SYARIAH

i
Kata Pengantar

Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat Rahmat-

Nya lah kami kelompok 1 dapat menyelesaikan makalah kami dengan baik dan tepat

waktu. Dalam makalah kami yang berjudul “Arti Akidah dan Ruang Lingkupnya”

ada beberapa hal yang akan dibahas yaitu arti akidah, ruang lingkup akidah, tingkatan

akidah, aliran akidah, rukun iman dan urgensi akidah dalam kehidupan manusia.

Makalah ini dapat dibuat dengan baik karena bantuan dari berbagai pihak

yang membantu dalam meyelesaikan beberapa hambatan dan masalah. Oleh karena

itu kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya untuk para pihak yang

telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Terlepas dari kekurangan yang terdapat dalam makalah ini, kami berharap

makalah yang telah kami susun ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada

khususnya dan bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya. Sehigga ilmu yang

didapat dari makalah ini dapat direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari agar iman

dan islam kita bisa lebih sempurna.

Terimakasih.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPU......................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFATAR ISI..............................................................................................iii

BAB 1. PENDAHULUAN.............................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG.................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH.............................................................1

1.3 TUJUAN PENULISAN...............................................................2

BAB 2. PEMBAHASAN................................................................................3

2.1 ARTI AKIDAH………………………………………………………… 3

2.2 RUANG LINGKUP AKIDAH………………………………………….4

2.3 TINGKATAN-TINGKATAN AKIDAH………………………………. 5

2.4 ALIRAN-ALIRAN AKIDAH………………………………………….. 6

2.5 RUKUN IMAN…………………………………………………………19

2.6 URGENSI AKIDAH BAGI SETIAP MUSLIM1………………………22

BAB 3. PENUTUP-----------------------------------------------------------------23

DAFTAR PUSTAKA1-------------------------------------------------------------24

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang masalah

Segala sesuatu yang ALLAH SWT ciptakan bukan tanpa sebuah tujuan. Allah

SWT menciptakan bumi beserta isinya, menciptakan sebuah kehidupan di dalamnya,

bukanlah tanpa tujuan yang jelas. Sama halnya dengan Allah SWT menciptakan

manusia. Manusia diciptakan oleh Allah SWT tidak sia-sia, manusia dicptakan

sebagai khalifah dimuka bumi untuk mengatur atau mengelola apa yang ada di bumi

beserta segala sumber daya yang ada.

Disamping kita sebagai manusia harus pandai-pandai mengelola sumber daya

yang ada, sebagai manusia juga tidak boleh lupa akan kodratnya yakni menyembah

sang pencipta, Allah SWT, Oleh karena itu, manusia harus mempunyai akidah yang

lurus agar tidak menyimpang dari apa yang diperintahkan Allah SWT.

Penyempurna Akidah yang lurus kepada Allah SWT tidak luput dari akidah yang

benar kepada malaikat-malaikat Allah, kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah kepada

rasul-rasul Allah untuk disampaikan kepada kita, umat manusia.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini ada beberapa hal yang akan kami bahas, yaitu:

1. Apakah akidah itu?

2. Apa saja ruang lingkup akidah?

3. Ada berapa tingkatan akidah?

1
4. Apa saja aliran – aliran dalam akidah?

5. Apa itu rukun iman?

6. Mengapa akidah sangat penting dalam kehidupan manusia?

1.3 Tujuan Penulisan

Makalah ini ditulis agar kita lebih memahami apa itu akidah, apa saja yang

termasuk ruang lingkup akidah, tingkatan-tingkatan akidah, aliran-aliran akidah,

apa itu rukun iman, dan mengapa akidah sanagat penting dalam kehidupan

manusia. Sehingga mahasiswa diharapkan bisa mengambil hikmah dari makalah

ini untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Akidah

a. Secara Etimologi

kata “akidah” diambil dari kata dasar “al-aqdu” yaitu ar-rabth (ikatan), al-

ibraam (pengesahan), al-ihkam (penguatan), at-tawatstuq (menjadi kokoh, kuat),

asy-syaddu biquwwah (pengikatan dengan kuat), at-tamaasuk (pengokohan) dan

al-itsbaatu (penetapan). Diantaranya juga mempunyai arti al-yaqiin (keyakinan)

dan al-jazmu (penetapan).

Akidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang

mengambil keputusan. Sedangkan pengertian akidah dalam agama maksudnya

adalah berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan. Seperti akidah dengan

adanya Allah dan utusan-Nya para Rasul. Bentuk jamak dalam akidah adalah aqa-

id.

Akidah Islam itu sendiri bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah, bukan dari

akal atau pikiran manusia. Akal pikiran itu hanya dikenakan untuk memahami apa

yang terkandung pada kedua sumber akidah tersebut yang mana wajib untuk

diyakini dan diamalkan.

3
b. Secara Terminology

Akidah menurut istilah adalah perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan

jiwa akan menjadi tentram karenanya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang

teguh dan kokoh, yang tidak dicampuri oleh keraguan dan kebimbangan.

c. Menurut Hasan Al-Banna

“aqa-id” bentuk jamak dari akidah adalah beberapa perkara yang wajib

diyakini kebenarannya oleh hati, dan mendatangkan ketentraman jiwa yang tidak

dicampuri sedikit dengan keragua-raguan.

d. Menurut Abu Bakar Jabir Al-Jazairy

Akidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh

manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh

manusia di dalam hati serta diyakini kesakhikhannya dan keberadaannya secara

pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.

2.2 Ruang Lingkup akidah

Menurut Hasan Al-Banna, sistematika ruang lingkup pembahasan akidah adalah

sebagai berikut.

1. Ilahiyyat: pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan ilahi

seperti wujud Allah dan sifat-sifat Allah

2. Nubuwat: pembahsan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan nabi dan

rasul, termasuk pembahasan tentang kitab-kitab Allah, mukjizat dan sebagainya

4
3. Ruhaniyat: pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam

metafisik seperti malaikat, jin, iblis, syaitan, roh dan lain-lain

4. Sam’iyyat: pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat

sam’I (dalil naqli berupa al-quran dan sunnah) seperti alam barzah, akhirat, azab

kubur, tanda-tanda kiamat, surge dan neraka.

2.3 Tingkatan Akidah

1. Tingkat Taqlid

Tingkatan akidah yang sumber keyakinannya didasarkan atas pendapat orang

yang diikutinya tanpa dipikirkan lagi

2. Tingkatan ilmul yaqin

Tingkatan keyakinan yang didasarkan atas bukti dan dalil yang jelas, tetapi

belum sampai menemukan hubungan yang kuat antara objek keyakianan dan

dalil yang diperolehnya sehingga memungkinkan orang terkecoh oleh

sanggahan-sanggahan / dalil-dalil yang lain yang lebih rasional dan lebih

mendalam

3. Tingkatan ‘ainul Yakin

Tingkat keyakinan, yang didasarkan atas dalil-dalil rasional, ilmiah, dan

mendalam, sehingga mampu membuktikan hubungan antara objek keyakinan dan

dalil-dalil serta mampu memberikan argumentasi yang rasional terhadap

sanggahan sanggahan yang datang sehingga tidak mungkin terkecoh oleh

argumentasi lain yang dihadapkan kepadanya.

5
4. Tingkat Haqqul Yakin

Tingkat keyakinan yang disamping didasarkan pada dalil-dalil rasional, ilmiah

dan mendalam, dan mampu membuktikan hubungan antara objek keyakian dan

dalil-dalil serta mampu memberikan argumentasi yang rasional dan selanjutnya

dapat menemukan dan merasakan keyakinan tersebut melalui pengalaman

agamanya

2.4 Aliran – aliran dalam akidah

1. Aliran Khawarij

Aliran Khawarij merupakan Aliran teologi tertua yang merupakan Aliran

pertama yang muncul dalam teologi Islam. Menurut Ibnu Abi Bakar Ahmad Al-

Syahrastani, Khawarij adalah setiap orang yang keluar dari imam yang hak dan

telah di sepakati para jema’ah, baik ia keluar pada masa sahabat khulafaur

rasyidin, atau pada masa tabi’in secara baik-baik. Menurut bahasa nama khawarij

ini berasal dari kata “kharaja” yang berarti keluar.

Kelompok khawarij ini merupakan bagian dari kelompok pendukung Ali

yang memisahkan diri, dengan alasan tidak setuju pada sikap Ali bin abi Thalib

yang menerima tahkim (arbitrase) dalam upaya untuk menyelesaikan persilisihan

dan konfliknya dengan mu’awiyah bin abi sofyan, gubernur syam, pada waktu

perang siffin. Mereka beralasan bahwa tahkim itu merupakan penyelesaian

masalah yang tidak di dasarkan pada ajaran Al-Qur’an, tapi ditentukan oleh

6
manusia sendiri, dan orang yang tidak Memutuskan hukum dengan al-quran

adalah kafir.

Atas dasar ini, kemudian golongan yang semula mendukung Ali ini

selanjutnya berbalik menentang dan memusuhi Ali beserta tiga orang tokoh

pelaku tahkim lainnya yaitu Abu Musa Al-Asyari, Mu’awiyah bin Abi Sofyan

dan Amr Bin Ash.

Secara umum ajaran-ajaran pokok Khawarij adalah:

a. Orang Islam yang melakukan Dosa besar adalah kafir; dan harus di bunuh.

b. Orang-orang yang terlibat dalam perang jamal (perang antara Aisyah, Talhah,

dan zubair, dengan Ali bin abi talib) dan para pelaku tahkim—termasuk yang

menerima dan mambenarkannya – di hukum kafir;

c. Khalifah harus dipilih langsung oleh rakyat.

d. Khalifah tidak harus keturunan Arab. Dengan demikian setiap orang muslim

berhak menjadi Khalifah apabila sudah memenuhi syarat.

e. Khalifah di pilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan

menjalankan syari’at islam, dan di jatuhi hukuman mati bila zhalim.

f. Khalifah sebelum Ali adalah sah, tetapi setelah tahun ke tujuh dari masa

kekhalifahannya Usman r.a dianggap telah menyeleweng,

g. Khalifah Ali dianggap menyelewang setelah terjadi Tahkim (Arbitrase).

2. Aliran Murji’ah

7
Aliran Murji’ah ini muncul sebagai reaksi atas sikapnya yang tidak mau terlibat

dalam upaya kafir mengkafirkan terhadap orang yang melakukan dosa besar,

sebagai mana hal itu dilakukan oleh aliran khawarij. Mereka menangguhkan

penilaian terhadap orang-orang yang terlibat dalam peristiwa tahkim itu di

hadapan Tuhan, karena hanya Tuhanlah yang mengetahui keadaan iman

seseorang. Demikian pula orang mukmin yang melakukan dosa besar masih di

anggap mukmin di hadapan mereka. Orang mukmin yang melakukan dosa besar

itu dianggap tetap mengakui bahwa tiadaTuhan selain Allah dan Nabi

Muhammad sebagai Rasulnya. Dengan kata lain bahwa orang mukmin sekalipun

melakukan dosa besar masih tetap mangucapkan dua kalimat syahadat yang

menjadi dasar utama dari iman. Oleh karena itu orang tersebut masih tetap

mukmin, bukan kafir. Pandangan mereka itu terlihat pada kata murji’ah yang

barasal dari kata arja-a yang berarti menangguhkan, mengakhirkan dan memberi

pengharapan.

Ajaran-ajaran pokok murji’ah dapat disimpulan sebagai berikut:

a. Iman Hanya membenarkan (pengakuan) di dalam Hati

b. Orang islam yang melakukan dosa besar tidak dihukumkan kafir. Muslim

tersebut tetap mukmin selama ia mengakui dua kalimat syahadat.

c. Hukum terhadap perbuatan manusia di tangguhkan hingga hari kiamat

3. Aliran Qadariyah

8
Qadariyah berasal dari kata qadara yang berarti memutuskan dan memiliki

kekuatan atau kemampuan. Qadariyah adalah nama yang dipakai untuk suatu

aliran yang memberikan penekanan terhadap kebebasan dan kekuatan manusia

dalam menghasilkan perbuatan-perbuatannya. Dalam paham qadariyah, manusia

di pandang mempunyai qudrat atau kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya,

dan bukan berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk kepada qadar

dan qada Tuhan

Mazhab qadariyah muncul sekitar tahun 70 H(689 M). Ajaran-ajaran tentang

Mazhab ini banyak memiliki persamaan dengan ajaran Mu’tazilah sehingga

Aliran Qadariyah ini sering juga disebut dengan aliran Mu’tazilah, kesamaan

keduanya terletak pada kepercayaan keduanya yang menyatakan bahwa manusia

mampu mewujudkan tindakan dan perbuatannya, dan tuhan tidak campur tangan

dalam perbuatan manusia ini, dan mereka menolak segala sesuatu terjadi karena

qada dan qadar Allah SWT.

Aliran ini merupakan aliran yang suka mendahulukan akal dan pikiran dari

pada prinsip ajaran Al-Qur’an dan hadits sendiri. Al-Qur’an dan Hadits mereka

tafsirkan berdasarkan logika semata-mata. Padahal kita tahu bahwa logika itu

tidak bisa menjamin seluruh kebenaran, sebab logika itu hanya jalan pikiran yang

menyerap hasil tangkapan panca indera yang serba terbatas kemampuannya. Jadi

seharusnya logika dan akal pikiranlah yang harus tunduk kepada Al-Qura’n dan

Hadits, bukan sebaliknya.

9
Pokok-pokok ajaran Qadariyah menurut Dr. Ahmad Amin dalam kitabnya

Fajrul Islam halaman 297/298 adalah:

a. Orang yang berdosa besar itu bukanlah kafir, dan bukanlah mukmin, tapi

fasik dan orang fasik itu masuk neraka secara kekal.

b. Allah SWT. Tidak menciptakan amal perbuatan manusia, melainkan

manusia lah yang menciptakannya dan karena itulah maka manusia akan

menerima pembalasan baik (surga) atas segala amal baiknya, dan menerima

balasan buruk (siksa Neraka) atas segala amal perbuatannya yang buruk

c. Kaum Qadariyah mengatakan bahwa Allah itu Maha Esa dalam arti bahwa,

Allah tidak memiliki sifat-sifat azali, seprti ilmu, Kudrat, hayat, mendengar

dan melihat yang bukan dengan zat nya sendiri. Menurut mereka Allah

SWT, itu mengetahui, berkuasa, hidup, mendengar, dan melihat dengan

zatnya sendiri.

d. Kaum Qadariyah berpendapat bahwa akal manusia mampu mengetahui

mana yang baik dan mana yang buruk, walaupun Allah tidak menurunkan

agama. Sebab, katanya segala sesuatu ada yang memiliki sifat yang

menyebabkan baik atau buruk.

4. Aliran Jabariyah

Nama jabariyah berasal dari kata jabara yang mengandung arti memaksa.

Sedangkan menurut al-Syahrastani bahwa Jabariyah berarti menghilangkan

10
perbuatan dari hamba secara hakikat dan menyandarkan perbuatan tersebut

kepada Allah.Dan dalam bahasa inggris disebut dengan fatalism atau

predestination, yaitu paham yang menyatakan bahwa perbuatan manusia di

tentukan sejak semula oleh qada dan qadar Tuhan.

Menurut catatan sejarah, paham jabariyah ini di duga telah ada sejak sebalum

agama Islam datang ke masyarakat arab. Kehidupan bangsa arab yang diliputi

oleh gurun pasir sahara telah memberikan pengaruh besar terhadap hidup

mereka, dengan keadaan yang sangat tidak bersahabat dengan mereka pada

waktu itu. Hal ini kemudian mendasari mereka untuk tidak bisa berbuat apa-apa,

dan menyebabkan mereka semata-mata tunduk dan patuh kepada kehendak

Tuhan.

Pokok-pokok ajaran Aliran Jabariyah adalah sebagai berikut:

1. Bahwa manusia tidak mempunyai kebebasan dan ikhtiar apapun, setiap

perbuatannya baik yang buruk ataupun baik, hanya Allah sematalah yang

menentukannya.

2. Bahwa Allah tidak mengetahui sesuatu apapun sebelum terjadi.

3. Ilmu Allah bersifat Huduts (baru)

4. Iman cukup dalam hati saja tanpa harus diucapkan.

5. Bahwa Allah tidak mempunyai sifat yang sama dengan makhluk ciptaanNya.

11
6. Bahwa surga dan neraka tidak kekal, dan akan hancur dan musnah bersama

penghuninya, karena yang kekal dan abadi hanyalah Allah semata.

7. Bahwa Allah tidak dapat dilihat di surga oleh penduduk surga.

8. Bahwa Alqur'an adalah makhluk dan bukan kalamullah

9.

5. Aliran Syi’ah

Syi’ah adalah golongan orang yang menyanjung dan memuji sayyidina Ali

secara berlebih-lebihan. Karena mreka beranggapan bahwa Ali yang lebih berhak

menjadi khalifah mengganti nabi Muhammad SAW, berdasarkan wasiatnya.

Sedangkan khalifah-khalifah, seperti Abu bakar as-shiddiq, Umar bin Khatab dan

Utsman bin Affan dianggap sebagai penggasap atau perampas khilafah.

Pokok-Pokok ajaran syi’ah:

a. Keyakinan bahwa imam/khalifah sesudah Rasulullah shollallohu ‘alaihi

wasallam adalah Ali bin Abi Thalib, sesuai dengan sabda Nabi ‘shollallohu

alaihi wasallam. Karena itu para Khalifah dituduh merampok kepemimpinan

dari tangan Ali bin Abi Thalib.

b. Keyakinan bahwa imam mereka maksum (terjaga dari salah dan dosa)

c. Keyakinan bahwa Ali bin Abi Thalib dan para Imam yang telah wafat akan

hidup kembali sebelum hari Kiamat untuk membalas dendam kepada lawan-

lawannya, yaitu Abu Bakar, Umar, Utsman, Aisyah dll.

12
d. Keyakinan bahwa Ali bin Abi Thalib dan para Imam mengetahui rahasia

ghaib, baik yang lalu maupun yang akan datang. Padahal hal ini hanya

dimiliki oleh Alloh Subhanahu wa Ta’ala semata, yaitu mengetahui perkara

yang ghaib.

e. Keyakinan mereka yang sesat kalau Ali bin Abi Thalib adalah tuhan,

sebagaimana yang dideklarasikan oleh para pengikut Abdullah bin Saba' dan

akhirnya mereka dibakar hidup-hidup oleh Ali bin Abi Thalib karena

keyakinan tersebut.

f. Keyakinan mereka dalam mengutamakan Ali bin Abi Thalib atas Abu Bakar

dan Umar bin Khattab. Padahal Ali sendiri mengambil tindakan hukum

cambuk 80 kali terhadap orang yang meyakini kebohongan tersebut

6. Aliran Karamiyah

Golongan ini perpendapat, bahwa yang diwajibkan kepada setiap muslim

hanyalah pengakuan lisan saja atas kebenaran Rasul. Artinya cukuplah seseorang

dengan mengucapkan dua kalimat syahadat saja, sekalipun tanpa amal dan

tashdiq di hati. Ajaran yang dijelaskan dalam aliran ini ialah bahwasanya yang

diwajibkan pada setiap muslim ialah hanya pengakuan keimanan secara lisan

saja, tidak harus dibarengi dengan keyakinan dan perbuatan. Dan aliran ini

menganggap bahwasanya seorang muslim sudah sempurna imanya hanya dengan

ia mengatakan dua kalimah syahadat saja. Aliran Karamiyah juga meyakini

bahwa kalam Ilahi terdiri dari suara dan huruf-huruf, dan kalam Ilahi itu bersifat

13
hadis dan menyatu dengan zat Allah Swt, dan mereka mengatakan bahwa tidak

ada masalah menggandengkan sifat hadis pada zat yang qadim.

7. Aliran Mu’tazilah

Aliran ini lahir berawal dari tanggapan Washil bin atha’ salah seorang murid

Hasan basri di Bashrah, atas pemikiran dilontarkan khawarij tentang pelaku dosa

besar. Ketika Hasan Basri bertanya tentang tanggapab Washil bin atha’ terhadap

pemikiran khawarij tersebut, dia menjawab bahwa pelaku dosa besar bukan

mukmin dan juga bukan kafir. Mereka berada dalam posisi antara mukmin dan

kafir (orang fasik). Kemudian Wahil memisahkan diri dari jamaah Hasan Basri,

dan gurunya itu secara spontan berkata “I’tazala ‘anna” (wasil memisahkan diri

dari kita semua). Karena itu kemudian pemikiran yang dikembangkan washil

menjadi sebuah aliran yang oleh anggota jamaah Hasan Basri dinamai dengan

Mu’tazilah.

Aliran Mu’tazilah meiliki lima ajaran pokok yaitu:

a. Tauhid ke-Esaan Allah SWT

Terkait hal ini Mu’tazilah berpendapat mengingkari sifat-sifat Allah SWT.

Menurut kaum mu’tazilah apa yang dikatakan sifat adalah tak lain dari zatnya

sendiri.

 Al-Qur’an menurutnya adalah makhluk baru

 Allah di akhirat kelak tidak dapat dilihat oleh panca indra manusia, karena

Allah tidak akan terjangkau oleh mata.

14
b. Keadilan Allah SWT

Setiap orang islam harus percaya akan keadilan Allah, tetap Aliran Mu’azilah,

memperdalam arti keadilan serta menunjukkan batas-batasnya, sehingga

menimbulkan beberapa masalah. Dasar keadilan yang diyakini oleh kau

Mu’tazilah adalah meletakkan pertanggungjawaban manusia atas segala

perbuatannya. Dalam menafsirkan keadilan tersebut mereka mengatakan sebagai

berikut:

Tuhan tidak menghendaki keburukan, tidak menciptakan perbuatan manusia.

Manusia bisa mengerjakan perintah-perintahnya dan meninggalkan larangannya,

dengan kekuasaan yang diciptakannya terhadap diri manusia.

c. Janji dan Ancaman

Aliran mu’tazilah berpendapat, bahwa Allah SWT tidak akan mengingkari

janjinya, memberi pahala kepada orang muslim yang berbuat baik, dan enimpakan

azab pada yang berbuat dosa.

d. Posisi diantara dua Posisi

Karena prinsip ini, Washil bin atha’ memisahkan diri dari majlis Hasan basri,

seperti yang disebutkan di atas. Menurut pendapatnya, seorang muslim yang

mengerjakan dosa besar ia tergolong bukan mukmin tetapi juga tidak kafir,

melainkan menjadi orang yang fasik. Jadi kefasikan merupakan tempat tersendiri

15
antara “kufur” dan “iman". Tingkatan seorang fasik berada dibawah orang

mukmin dan diatas orang kafir.

e. Amar makruf dan nahi mungkar

Ajaran mu’tazilah mengenal tuntutan untuk berbuat baik dan mencegah segala

perbuatan yang tercela, ini lebih banyak berkaitan dengan fiqh.

8. Aliran Ahlus sunnah Wal jamaah

Kelompok ini biasa menyebut dirinya sebagai islami Aswaja. Pemahaman mereka

ialah bahwa yang dihukumkan dengan orang islam adalah orang yang memenuhi

tiga syarat: menuturkan dua kalimat syahadat dengan lisan, dan diikuti dengan

kepercayaan hati dan dibuktikan dengan amal. Menurut Ahlus sunnah wal jamaah,

bahwa orang yang mengerjakan dosa besar atau mengingkari kewajiban-kewajiban

yang diperintahkan Allah sampai mati belum sempat tobat, dihukumkan sebagai

mukmin yang melakukan maksiat. Hukumnya diakhirat kelak, bila tidak

memperoleh ampunan oleh Allah SWT akan masuk neraka untuk menjalani

hukumannya. Sesudah menjalani azab dan hukumannya itu, ada harapan mendapat

kebebasan dan masuk surga.

Adapun pokok-pokok pikiran golongan ahlus sunnah wal jamaah adalah sebagai

berikut:

a. Megimani dan mengamalkan semuaq yang datang dari Rosulillah saw. Baik yang

tercantum di al-Qur’an ataupun di Hadits sebagai bukti dari sikap ‘ubudiyyah

pada Allah SWT.

16
b. Tidak mencaci makai para Sahabat Nabi, tetapi menghormati dan memintakan

ampunan untuk mereka.

c. Bersedia untuk taqlid pada Ijtihad para Ulama’ Madzahib dalam berbagai masa’il

diniyah fiqhiyyah, disamping mempelajari dalil-dalilnya

d. Mengimani ayat-ayat mutasyabihat tanpa berusaha untuk mena’wil yang sampai

pada batas mentasybihan maupun penta’thilan (menafikan sifat-sifat Allah)

e. Meyakini bahwa al-Qur’an adalah Kalamullah al-Qadim, tidak makhluk dan

tidak mengalami perubahan.

f. Tidak beranggapan bahwa Imamah adalah rukum Iman, namun sebagai

kewajiban / dlarurah ‘aammah demi kemashlahatan ummat untuk menjalankan

syari’at Islam.

g. Mengakui kekhilafan Khulafaur Rasyidin (Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali).

h. Mencintai ahlul bait Rasulullah SAWdengan tanpa lewat jalur Syi’ah (dibatasi

pada 12 imam dan mengkafir-kafirkan sahabat).

i. Mempercayai bahwa besok di Akhirat orang mu’min dapat melihat Allah SWT

sebagaimana dalam firman-firmanNya.

j. Tidak mengingkari pada bolehnya tawassul dan adanya karomah Auliya’.

k. Tidak membenarkan ajaran taqiyyah, yakni melahirkan sesuatu yang

bertentangan dengan nurani hanya untuk menipu ummat Islam.

l. Percaya bahwa sebaik-baik periode adalah masa Rasulullah SAW setelah itu

adalah Sahabatnya, setelahnya adalah Tabi’in…Tabi’it Tabi’in dst.

17
9. Aliran Salafiyah

Secara bahasa salafiyah berasal dari kata “salaf” yang berarti terdahulu, yang

dimaksud terdahulu disini adalah orang-orang terdahulu yang semasa Rasul

SAW, para sahabat, para tabi’in, dan tabitt tabi’in. sedangakan salafiyah berarti

orang-orang yang mengikuti salaf.

Istilah salaf mulai dikenal dan muncul beberapa abad abad sesudah Rasul SAW

wafat, yaitu sejak ada orang atau golongan yang tidak puas memahami al Qur’an

dan hadits tanpa ta’wil, terutama untuk menjelaskan maksud-maksud tersirat dari

ayat-ayat al-Qur’an sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang tidak layak bagi

Allah SWT. Orang yang termasuk dalam kategori salaf adalah orang yang hidup

sebelum tahun 300 hijriah, orang yang hidup sesudah tahun 300 H termasuk

dalam kategori khalaf.

Berikut ini adalah pokok-pokok ajaran aliran Salafiyah:

a. Masalah Aqidah

Aliran Salaf mengakui ke-Esa-an Tuhan, mereka berusaha untuk mensucikan

Tuhan dari segala sesuatu yang menyerupai-Nya tanpa menghilangkan sifat-

sifat yang dimiliki-Nya. Tuhan tetap mempunyai beberapa sifat dan nama

tanpa mempermasalahkan lebih jauh. Begitu pula tentang keyakinan

sepenuhnya terhadap kerasulan Muhammad saw dan syafa’atnya bagi orang-

orang yang beriman dikemudian hari. Selanjutnya mereka juga meyakini

adanya hari kebangkitan sebagaimana yang diberitahukan oleh Al Qur’an dan

18
hadis-hadis Nabi tanpa mempertanyakan lebih jauh. Begitu pula terhadap

rukun Iman yang lain, mereka yakini sepenuhnya.

b. Masalah Muamalat

Hukum mengenai masyarakat yang di bawa oleh Nabi Muhammad saw.

berdasarkan pada:

1. Al Qur’an dan Sunnah mewajibkan permusyawaratan dalam menetapkan

hukum

2. Al Qur’an memerintahkan berbuat adil, kebajikan, menciptakan rasa

persamaan dan persaudaraan dengan memperhatikan prikemanusiaan.

3. Al Qur’an dan Sunnah mencegah peperangan yang bersifat permusuhan

antara satu golongan dengan yang lain

4. Al Qur’an dan Sunnah berusaha memperbaiki nasib kaum wanita dan

orang-orang yang miskin.

5. Al Qur’an dan Sunnah sudah menjelaskan perbedaan hak dalam

masyarakat.

Adapun praktek dasar tersebut telah dicontohkan oleh Rasulullah, sahabat-

sahabat dan tabi’in serta tabi’ tabi’in, dan dapat disesuaikan dengan perkembangan

masyarakat tanpa menyalahi prinsip tersebut di atas

c. Masalah Ilmu

1. Orang-orang Salaf hanya mempelajari dan mengamalkan ilmu yang bermanfaat

19
2. Mereka menjauhkan diri dari ilmu pengetahuan yang memberi mudharat yang

tidak ada sumbernya dari Al Qur’an dan Sunnah

3. Mereka hanya menunjukkan ilmu yang bersumber dari al Qur’an dan Hadis

4. Mereka menghindari tentang hal mempersoalkan masalah qadar

Oleh karena itu, menurut mereka hanya ada tiga macam ilmu yaitu: Al Qur’an,

hadis dan apa yang telah disepakati oleh orang-orang Islam.

2.5 Rukun Iman

Rukun Iman (bahasa Arab: ‫ )أركان اإليمان‬yaitu pilar keimanan dalam Islam yang

harus dimiliki seorang muslim. Jumlahnya ada enam. Enam rukun iman ini

didasarkan dari ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadits Jibril yang terdapat dalam kitab

Shahih Bukhari dan Shahih Muslim yang diriwayatkan dari Umar bin Khathab.

Iman secara bahasa berarti tashdiq (membenarkan). Sedangkan secara istilah

syar’i, iman adalah keyakinan dalam hati, perkataan dilisan, amalan dengan

anggota badan, bertambah dengan melakukan ketaatan dan berkurang dengan

maksiat. Dengan demikian definisi iman memiliki 5 karakter, keyakinan hati,

perkataan lisan, dan amal perbuatan bisa bertambah bisa berkurang.

Rukun iman ada 6, yaitu:

1. Iman Kepada Allah

Seorang tidak dikatakan beriman pada Allah hingga dia mengimani 4 hal:

mengimani adanya Allah. Mengimani rububiah Allah, bahwa tdak ada yang

mencipta, menguasai, dan mengatur alam semesta kecuali Allah.

20
Mengimani uluhiyah Allah. Bahwa tidak ada sesembahan yang berhak

disembah selain Allah dan mengingkari semua sembahan selain Allah SWT.

Mengimani semua nama dan sifat Allah(asmaul husna) yang Allah telah

tetapkan untuk dirinya dan nabinya tetapkan untuk Allah, serta menjauh sikap

menghilangkan makna, memalingkan makna, mempertanyakan, dan

menyerupaknnya.

2. Iman kepada malaikat Allah

Dengan iman kita mempercayai wujudnya makhluk ghaib bernama malaikat

yang melaksanakan tugasnya menurut perintah Allah. Wajib kita mempercayai

alam ghaib seperti yang diberitakan Allah dan menolak segala bentuk benda

ghaib yang tidak diberitakan Allah.

3. Iman kepada kitab-kitab Allah

Mengimani bahwa seluruh kitab Allah adalah ucapan-nya dan bukanlah

ciptaannya. Karena ucapan merupakan sifat Allah dan sifat Allah bukanlah

makhluk. Muslim wajib mengimani bahwa alquran merupakan penghapus

hukum dari semua kitab suci sebelumnya.

4. Iman kepada rasul Allah

Mengimani bahwa ada diantara laki-laki dari kalangan manusia yang Allah

ta’ala pilih sebagai perantara antara dirinya dengan para makhluknya. Akan

tetapi mereka semua tetap merupakan manusia biasa yang sama sekali tidak

21
mempunyai sifat-sifat dan hak-hak ketuhanan, karenanya menyembah para nabi

dan rasul adalah kebatilan yang nyata kita wajib mengimani bahwa semua

wahyu pada nabi dan rasul itu adalah benar dan bersumber dari Allah SWT.

Juga wajib mengakui setiap nabi dan rasul yang kita ketahui namanya dan yang

tidak kita ketahui namanya.

5. Iman kepada hari akhir

Mengimani semua yang terjadi dialam barsakh (di antara dunia dan akhirat)

berupa fitnah kubur (nikmat kubur atau siksa kubur). Mengimani tanda-tanda

hari kiamat. Mengimani hari kebangkitan dipadang mahsyar hingga berakhir di

surge atau neraka.

6. Iman kepada Qada’ dan Qadar

Mengimani kejadian yang baik maupun yang buruk, semua itu berasal dari

Allah ta’ala. Karena seluruh makhluk tanpa terkecuali, zat dan sifat mereka

begitu pula perbuatan mereka adalah ciptaan Allah

2.6 Urgensi akidah bagi setiap muslim

Ada beberapa arti penting pembahasan aqidah bagi setiap muslim, yaitu :

1. Akidah adalah latar belakang dari diciptakannya alam semesta beserta isinya

2. Akidah adalah misi utama diutusnya para nabi dan rasul.

3. Akidah adalah fokus dakwah para nabi dan rasul.

22
4. Akidah adalah wasiat para orang-orang soleh.

5. Akidah khususnya Tauhid, adalah ilmu yang paling mulia.

6. Akidah adalah pilar tegaknya agama dan kunci diterimanya amalan.

7. Akidah adalah asas tarbiyah islamiyah.

Dari uraian diatas jelas bagi kita semua bahwa tauhid adalah kewajiban asasi

bagi setiap muslim, karena tauhid adalah pangkal kebahagiaan hidup yang

hakiki dan satu-satunya wadah pemersatu kaum mukminin dibawah keridhoan

Allah.

BAB III
PENUTUP

Dari uraian di atas dapat kita lihat bahwa akidah dalam kehidupan manusia

sangatlah penting. Akidah yang memeperkuat iman kita. Akidah adalah ketetapan

yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil keputusan, atau sebuah

keyakinan. Keyakinan yang kokoh kepada Allah SWT dimana tidak ada keraguan di

dalam dirinya. Yakin bahwa Allah itu Esa/ satu, dan tidak berbuat kafir atau

menyekutukan Allah.

23
Dengan akidah yang baik maka kita pun akan menjadi manusia muslim yang

baik, begitu juga sebaliknya dengan akidah yang buruk maka kita akan menjadi

manusia muslim yang buruk. Akidah adalah penyempurna agama kita, karena akidah

selalu bersumber dari Al-Quran dan Hadist. Dengan begitu tidak akan ada keragu-

raguan lagi dalam hidup kita. Walaupun ada perbedaan dalam aliran – aliran akidah,

kita tetap bisa mengambil pelajaran atau hikmah dari adanya aliran-aliran itu. untuk

ajaran yang baik dapat diamalkan dan meninggalkan yang buruk. Terlepas dari itu

semua, mempelajari ilmu akidah adalah suatu kewajiban bagi orang-orang muslim

melihat begitu banyaknya manfaat yang bisa didapat dari mempelajari akidah.

DAFTAR PUSTAKA

No Name. 2008. Akidah Akhlak. Jakarta: Akika Pusaka

Afdil. “Aliran-aliran dalam akidah”. 8 oktober 2014.

http://mufdil.wordpress.com/2009/08/03/aliaran-aliran-dalam-ilmu-kalam/

Fathan, Mulia. “Akidah dan Ruang lingkupnya”. 8 oktober 2014.

http://makalahruanglingkuppembahasanaqidah.blogspot.com/

24
Ardhi. “Makalah Akidah Islam”. 8 Oktober 2014

http://ardhi21.blogspot.com/2012/10/makalah-aqidah-islam_260.html

Almustaghrak, Ilham. “Arti dan Ruang Lingkup Akidah”. 8 Oktober 2014.

http://digitalreferensi.blogspot.com/2012/11/arti-dan-ruang-lingkup-aqidah.html

Dr. Nashir bin Abdul Karim Al-Aql.” Dirasat fil Ahwaa' wal Oktober 2014Firaq wal

Bida' wa Mauqifus Salaf minhaa” diakses dari http://koepas.org/index.php/2013-07-

30-03-42-10/akidah/310-ppas 8

25

Anda mungkin juga menyukai