Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

RUKUN IMAN DALAM


RUANG LINGKUP AQIDAH ISLAM

DOSEN PEMBIMBING :
Cian Ibnu Sina, S.Sos., M.Si

Disusun Oleh :

1. Adella Agustin Nim : 222213001


2. Andini Sartika Nim : 222213005
3. Dedek Kurniawan Nim : 222213012
4. Kartika Tridwiyanti Nim : 222213024
5. Ramiza Ollyvia Nim : 222213034
6. Yusuf Rahman Hakim Nim : 222213049

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
TANJUNG PINANG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Tanpa rahmatnya mungkin kami tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmatnya baik itu berupa
fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan makalah yang berjudul
“Rukun Iman Dalam Ruang Lingkup Aqidah Islam”.

Kami tentu saja menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran
agar makalah ini bisa menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kami mengucapkan terimakasih dan mohon maaf khususnya kepada dosen yang telah
membimbing kami, apabila kelompok kami masih terdapat kekurangan dalam pembuatan
makalah ini.
Demikian dari kelompok kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Tanjungpinang, 25 Oktober 2022

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR I
DAFTAR ISI II
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………….…..1
C. Tujuan…………………………………………………………….……….1
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Aqidah dan ruang lingkup…………………………….………2


B. Landasan dan filsofi religious……………………………………….……2
C. Ruang lingkup Aqidah……………………………………………………4
D. Macam macam fungsi Aqidah……………………………………………4
E. Macam sumber Aqidah…………………………………………………...5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………………….……7
B. Saran………………………………………………………………….…...7

Daftar Pusaka…………………………………………………………….…8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aqidah adalah pokok-pokok keimanan yang telah ditetapkan oleh Allah, dankita sebagai
manusia wajib meyakininya sehingga kita layak disebut sebagai orang yang beriman
(mu’min). Akan tetapi, karena akal manusia terbatas maka tidak semua hal yang harus
diimani dapat diindra dan dijangkau oleh akal manusia. Para ulama sepakat bahwa dalil-
dalil qli yang haq dapat menghasilkan keyakinan dan keimanan yang kokoh. Sedangkan
dalil-dalil naqli yang dapat memberikan keimanan yang diharapkan hanyalah dalil-dalil
yang qath’i.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan pengertian akidah dan ruang lingkup ?


2. Apa landasan filosofi dan religiusnya ?
3. Apa saja ruang lingkup akidah ?
4. Apa fungsi dari aqidah ?
5. Apa saja sumber-sumber aqidah ?

C. Tujuan Masalah

1. Menjelaskan pengertian akidah dan ruang lingkup


2. Menjelaskan fisiologi dan religiusnya
3. Menerangkan tentang ruang lingkup aqidah
4. Ingin memahami apa saja fungsi dari akidah
5. Ingin memahami berbagai sumber-sumber akidah yang sudah pasti kebenarannya

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Aqidah dan Ruang Lingkup


 Aqidah Menurut Istilah
Sedangkan menurut istilah atau terminologi, aqidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang
sama sekali tak ada keraguan sedikitpun untuk orang-orang yang meyakininya.

Jadi, Akidah Islamiyyah merupakan keimanan yang teguh dan bersifat pasti terhadap Allah
SWT dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepada-Nya, beriman kepada
para malaikat-Nya, rasul-Nya, kitab-Nya, hari akhir, takdir baik dan buruk, serta mengimani
segala apa yang sudah shih mengenai prinsip-prinsip agama (ushuluddin), perkara yang
ghaib, beriman kepada apa yang sudah menjadi ijma' (konsensus) dari salafush shalih, serta
seluruh berita-berita qath'i (yang pasti), baik itu secara ilmiah ataupun amaliyah yang sudah
ditetapkan menurut dari Al Qur'an dan As-Sunnah yang shahih serta ijma' salaf as-shalih.

 Ruang Lingkup Aqidah


• Ilahiyat (pembahasan akan segala hal atau segala sesuatu yang memiliki hubungan dengan
Ilahi, seperti wujud Allah dan sifat-sifat Allah, dan lain sebagainya)

• Nubuwat (pembahasan mengenai segala sesuatu yang memiliki hubungan dengan Nabi dan
Rasul, termasuk pembahasan mengenai Kitab Allah, mukjizat, dan lain sebagainya)

• Rukhaniyat (pembahasan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan alam


metafisika, seperti malaikat, jin, iblis, setan, roh, dan masih banyak yang lainnya)

• Sam'iyat (pembahasan akan segala sesuatu yang hanya bisa diketahui melalui dalil naqli
berupa Al Quran dan Sunnah, seperti halnya alam barzah, akhirat, azab kubur, tanda-tanda
kimat, surga dan neraka, dan yang lainnya)

B. Landasan Filosofi dan Religius


Pada hakikatnya filsafat dalam bahasan akidah tetap bersumber pada Al-Qur’an. Allah
mengutus (Rasul) yang membawa pesab dari-Nya untuk disampaikan kepada seluruh umat
manusia. Pesan Allah itu ditulis dalam Al-kitab (Al-Qur’an). Allah menganugerahkan
kebijakan dan kecerdasan berfikir kepada manusia untuk mengenal adanya Allah degan
memperhatikan alam sebagai bukti hasil perbuatan-Nya Yang Maha Kuasa.

2
Hasil perbuatan Allah itu serba teratur, cermat dan berhati-hati. Yang menerima hikmah-
hikmah inilah yang disebut “Hukuman” atau “Filosof”.

Berikut beberapa pendapat para filosof barat tentang Tuhan:

 Pendapat Xenophanes
Xenophanes menyatakan : “ Tuhan hanya satu, yang terbesar diantara dwa dan manusia,
tidak serupa denngan makhluk yang fana.

“ Tuhan yang Esa itu tidak dijadiakan tidak bergerak dan berubah- ubah, dan ia mengisi
seluruh alam. Dia melihat semuanya, mendengar semua dan memikirkan seluruhnya .
Mudah sekali ia memimpin alam ini dengan kekuatan fikir-Nya” .

 Pendapat Socrates
Socrates menyatakan : “ Tuhan pencipta alam mini bukanlah hanya untuk memikirkan dan
memperhatikan manusia saja, tapi ialah roh bagi manusia. Jika tidak begitu cobalah
sebutkan padaku, hewan manakah yang dapat mengetahui adanya Tuhan yang mengatur
susunan tubuh yang mempunyai sifat-sifat tinggi ini ! Coba kata hewan mana selain manusia
yang dapat dibawa akalnya menyembah dan berkhidmah kepada Tuhan ?”.

 Pendapat Descartes
Descartes menyatakan : “ Saya tidak menjadikan diri saya sendiri. Sebab kalau saya
menjadikan, tentulah saya dapat memberikan segala sifat kesempurnaan kepada diri saya itu.

Oleh sebab itu tentu saya dijadika oleh Dzat yang lain . Dan sudah pasti pula Dzat lain itu
menjadikan saya mempunyai sifat-sifat kesempurnaan, kalau tidak akan sama halnya dengan
diri saya”.

“ Saya selalu merasa diri saya dalam kekurangan, dan pada waktu itu juga diri saya merasa
tentu ada Dzat yang tidak kekurangan, yakni sempurna . Dan Dzat yang sempurna itu ialah
Allah ”.

Perhatikan kandungannya, bahwa apa yang dinyatakan oleh para filosofis diatas, semakna
dengan apa yang dinyatakan oleh Allah di dalam Al-Qur’an :

Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa kami menciptakannya dari air .

Dan ia membuat perumpamaan bagi kami dan Dia lupa kepada kejadiannya Ia berkata : “
Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh ? ” .

Katakanlah : “ Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama dan
Dia Maha mengetahui tentang segala makhluk . (QS.36:77-79)

3
Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah Dia diciptakan ? Dia diciptakan dari
air yang dipancarkan, yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada
perempuan . Sesungguhnya Allah benar-benar Kuasa untuk mengembalikannya ( Hidup
sesudah mati ) . (QS.86:5-8)

Dari uraian diatas, nyatalah bahwa pada hakikatnya landasan akidah Islam adalah Al-Qur’an
dan Sunnah.

C. Ruang Lingkup Akidah


Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah

Meminjam sistimatika Hasaln al-Banna maka ruang lingkup pembahasan aqidah adalah:

1. Ilahiyat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Ilah (Tuhan,
Allah) seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat Allah, af’al Allah dan lainnya.

2. Nubuwat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Nabi dan
Rasul, termasuk tentang Kitab- Kitab Allah, mu’jizat, karamat dan lain sebagainya.

3. Ruhaniyat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam
metafisik seperti Malaikat, Jin, Iblis, Syetan, Roh dan lain sebagainya.

4. Sam’iyyat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat
Sam’i (dalil naqli berupa Al-Qur’an dan Sunnah) seperti alam barzakh, akhirat, azab kubur,
tanda- tanda kiamat, surga neraka dan lain sebagainya.

Di samping sistimatika di atas, pembahasan aqidah bisa juga mengikuti sistimatika arkanul
iman (rukun iman) yaitu:

1. Iman Kepada Allah SWT.

2. Iman Kepada Malaikat (termasuk juga makhluk ruhani lain

seperti Jin, Iblis dan Syetan)

3. Iman Kepada Kitab-Kitab Allah

4. Iman Kepada Nabi dan Rasul

5. Iman Kepada Hari Akhir

6. Iman Kepada Takdir Allah

D. Macam-macam Fungsi Aqidah


Aqidah adalah dasar, pondasi untuk mendirikan bangunan.Semakin tinggi bangunan
semakin tinggi bangunan yang akandidirikan, harus semakin kokoh pondasi yang dibuat.

4
Kalau pondasinya lemah bangunan itu akan cepat ambruk. Seseorang yang memiliki aqidah 
yang kuat pasti akan melaksanakan ibadah yang tertib dan memiliki akhlak yangmulia.
Ibadah seseorang tidak akan diterima oleh Allah SWT kalautidak dilandasi dengan
aqidah.Aqidah sesuai dengan fungsinya sebagai dasar agama, makakeberadaan aqidah Islam
sangat menentukan bagi seorang muslim,sebab dalam sistem teologi agama ini diyakini
bahwa sikap, perbuatandan perubahan yang terjadi dalam perilaku dan aktivitas
seseorangsangat dipengaruhi oleh sistem teologi atau aqidah yang dianutnya.Untuk itu
signifikansi akidah dalam kehidupan seseorang muslimdapat dilihat paling tidak dalam tujuh
hal, yaitu:
1. Aqidah Islam merupakan landasan seluruh ajaran Islam
2. Akidah Islam berfungsi membentuk kesalehan seseorang didunia, sebagai modal awal
mencapai kebahagiaan diakhirat
3. Akidah Islam berfungsi menyelamatkan seseorang dari keyakinan-keyakinan yang
menyimpang, seperti bid’ah, khurafat, dan penyelewengan-penyelewengan lainya
4.Menuntun dan mengembangkan dasar ke Tuhanan yangdimiliki manusia sejak lahir
5.Akidah Dapat Menimbulkan Optimisme Dalam Kehidupan
6. Akidah Dapat Menumbuhkan Kedisiplinan
7. Aqidah Berpengaruh Dalam Peningkatan Etos Kerja.

E. Macam-macam Sumber Aqidah


1. Al-Qur’an sebagai sumber Aqidah

Sebagaimana Firman Allah dalam QS.Al-An’am:115.

“dan telah sempurna firman Tuhanmu (Al-Qur’an) dengan benar danadil. Tidak ada yang
dapat mengubah Firman-Nya. Dan Dia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui”.

2. As-Sunnah sumber kedua Aqidah


Seperti halnya Al-Qur’an, As-Sunnah adalah satu jenis wahyu yang datang dari Allah SWT
walaupun Lafadznya bukan dari Allah tapi maknanya datang darinya. Hal ini diketahui
dalam firmanAllah QS. An-Najm: 3-4

“dan tidaklah yang diucapkan-Nya itu (Al-Qur’an) menurutkeinginan-Nya. Tidak lain (Al-
Qur’an itu) adalah wahyu yang diwahyukan kepadanya.”

5
Rasulullah saw bersabda,

“tulislah demi dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya, tidak keluardari-Nya kecuali
kebenaran sambil menunjuk lidahnya”(HR. Abu dawud).

Yang menjadi persoalan adalah banyaknya hadits lemah


yang beredar ditengah umat dianggap “mutiara” yang bukan berasal dari Rasulullah SAW
dinisbahakan kepada beliau. Hal ini tidak lepas dariusaha penyimpangan yang dilakukan
oleh musuh-musuh Allah untukmendapatkan keuntungan yang sedikit. Akan tetapi, maha
suci Allahyang telah menjaga kemurnian As-Sunnah hingga akhir zamanmelalui para ulama
ahli ilmu.

6
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam keseluruhan bangunan Islam, aqidah dapat diibaratkan sebagai fondasi. Di mana
seluruh komponen ajaran Islam tegak di atasnya. Aqidah merupakan beberapa prinsip
keyakinan. Dengan keyakinan itulah seseorang termotivasi untuk menunaikan kewajiban-
kewajiban agamanya. Karena sifatnya keyakinan maka materi aqidah sepenuhnya adalah
informasi yang disampaikan oleh Allah Swt. melalui wahyu kepada nabi- Nya,
Muhammad Saw.Pada hakikatnya filsafat dalam bahasan aqidah tetap bersumber pada
Al-Qur’an dan Sunnah. Sesuatu yang terbatas/akal tidak akan mampu menggapai sesuatu
yang tidak terbatas. Jadi aqidah berfungsi sebagai ruh dari kehidupan agama, tanpa
ruh/aqidah maka syari’at/jasad kita tidak ada guna apa-apa.

B. SARAN

Semoga apa yang telah kami sajikan tadi dapat diambil intisarinya yang kemudian
diamalkan juga semoga berguna bagi kehidupan kita di masa yang akan datang.

7
DAFTAR PUSAKA
Drs. H. Yunahar Ilyas. Kuliah Aqidah Islam. (Yogyakarta: 1992). h. 1 Al-Banna, Majmu’atu ar-
Rasail. Muassasah ar-Risalah Beirut: tanpa tahun. h.165

Al-Jazairy, Aqidah al-Mukmin. (Cairo: 1978). h. 21

Drs. Edi Suresman. A.Md. Aqidah Islam. Malang. IKIP. 1993.

Drs. Edu Suresman. Aqidah Islam. (Malang: 1993). h. 1

Ibid. h. 21

ndiyani Muhadi, Bahriani dan Rezky Nur Wahyuni, Aqidah Akhlak Sumber-sumber Aqidah

Islam,18 September 2017, 18:11.

Anda mungkin juga menyukai