Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEIMANAN (AKIDAH ISLAM)

Disusun untuk memenuhi mata kuliah : Agama Islam

Dosen pengampu : Bapak Dinul Islami,M.A

Disusun oleh :

Donni Tinambunan : 6213121042

Dwi Rangga Bayu S : 6203121082

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023/2024
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadiran Allah SWT karena atas berkat
dan rahmat nya, kami dapat menyelesaikan tugas Makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini kami tulis untuk memenuhi tugas pada matakuliahAgama
Islam. Kami berharap Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam
menambah pengetahuan.

Kami minta maaf apabila terdapat kekurangan dan kesalahan dalam tulisan
Makalah ini, karena pada dasarnya kami masih seorang mahasiswa yang masih
dalam proses pembelajaran. Kami harapkan adanya saran dan kiritikan pada
Makalah kami ini agar Makalah kami ini menjadi lebih baik. Atas perhatiannya
kami ucapkan TERIMAKASIH.

Medan, 21 September 2023

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1.Latar Belakang...............................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2

2.1. Pengertian dan Konsep Akidah Islam...........................................................2

2.2 Ruang Lingkup Akidah Islam........................................................................2

2.3 Argumen tentang Wujud Tuhan.....................................................................4

2.4 Ketuhanan dalam Al-Qur’an..........................................................................5

2.5 Hakikat La Illaha illallah................................................................................5

2.6 Al-Nubuwwat (Kenabian)..............................................................................5

2.7 Al Ruhaniyyat (Makhluk-makhluk Ghaib)....................................................7

2.8 As-Sam’iyyat..................................................................................................8

2.9 Pemurnian Akidah..........................................................................................9

BAB III PENUTUP...............................................................................................10

3.1. Kesimpulan.................................................................................................10

3.2. Saran............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Keimanan adalah percaya atau membenarkan. Sementara menurut istilah,


iman adalah kepercayaan yang diyakini kebenarannya dalam hati, diucapkan
dengan lisan, dan diamalkan dengan perbuatan. Iman dalam Islam merupakan
modal bagi umat untuk menjalankan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-
Nya. Jadi pengertian iman dalam Islam terhadap kitab-kitab Allah SWT artinya
percaya dan meyakini bahwa Allah SWT mempunyai kitab yang telah diturunkan
kepada para nabi-Nya agar menjadi pedoman hidup bagi umatnya.

Hukum beriman kepada kitab-kitab Allah SWT adalah fardhu'ain atau


wajib bagi setiap orang yang beragama Islam. Muslim yang tidak mempercayai
adanya kitab-kitab Allah SWT maka dinamakan murtad atau keluar dari ajaran
Islam.

Beriman kepada kitab Allah SWT merupakan rukun iman yang ketiga.
Mengimani kitab Allah SWT berarti kita harus mempercayai dan mengamalkan
segala sesuatu yang terkandung di dalam kitab tersebut.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan konsep kaidah islam


2. Apa saja ruang lingkup kaidah islam
3. Bagaiman argument tentang wujud Tuhan
4. Bagaimana ketuhanan dalam Al-Qur’an
5. Apa yang dimaksud dengan hakikat La Illaha Illallah
6. Apa yang dimaksud dengan Al-Nubuwwat (Kenabian)
7. Apa yang dimaksud dengan Al-Ruhaniyyat (makhluk makhluk ghaib)
8. Apa yang dimakdsud dengan As-Sam’iyyat
9. Apa yang dimaksud dengan Pemurnian Akidah

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan Konsep Akidah Islam

Akidah islam adalah sebuah ikatan yang menghubungkan hati antara


seorang manusia dengan sang khaliq (Tuhannya). Akidah juga merupakan janji
yang diikat oleh manusia dengan Allah sebagaimana yang diungkapkan Allah
dalam Al-Qur’an.

Maksudnya, manusia diciptakan ALllah mempunyai naruri beragana yaitu


agama Tauhid, keyakinan tentang banyaknya Tuhan (polytheisme) merupangan
penyimpangan dari fitrah tersebut.

Selanjutnya akidah dalam istilah bsehari – hari lazim disebut iman, atau
keimanan. Didalam Al-Qur’an banyak sekali disebut kata iman dengan berbagai
derivasinya, yang kesemuanya menunjuk kepada keperyaan atau keyakinan,
dengan demikian, kata akidah maknanya disamakan dengan iman.

2.2. Ruang Lingkup Akidah Islam

Sasaran akidah islam itu adalah rukun iman yang keenam yang dapat
dirangkum kedalam empat persialan pokok. Keempat persoaalan pokok tersebut
terdiri atas ilahiyyat (ketuhanan), nubuwwat (kenabian), ruhaniyyat (hal – hal
yang berkaitan dengan makhluk halus), dan sam’iyyat (pemberitaan tentang
peristiwa peristwa yang terjadi di alam kubur dan alam akhirat).

Berikut adalah persoalan empat tersebut :

1. Al-ilahiyyat
ialah masalah yang berkaitan dengan ketuhanan yang mencakup
pembahasan tentang zat Allah SWT asma’ (nama –namanya ) dan
sifat – sifat nya
a) Zat Allah SWT

2
Adalah tidak dapat dijangkau oleh akal manusia yang serba
terbatas oleh karenanya yang merupakan wilayah hati
(qalbu).
b) Nama – nama Allah SWT
Allah telah memperkenalkan dirinya kepada makhluk nya
melalui nama nama serta sifat – sifat yang sesuai dengan
keagunggan dan keluhurannya.
c) Sifat – sifat Allah
Yang dimaksud dengan sifat disini adalah segala atribut
yang mejelaskan tentang Allah selain zat nya. Dengan
memperhatikan alam semesta berserta seluruh makhluk
yang ada, seorang muslim mendapat petunjuk bahwa alam
semesta ini memiliki pencipta yang bersifat dengan segala
sifat kesempurnaan dan maha suci dari sifat kekurangan.
Sifat sifat tersebut ditetapkan berdasarkan interpretasi
terhadap firman Allah terkait dengan sifat sifat
dimaksudnya. Sifat – sifat Allah SWT antara lain :
 al-Wujud (ada)
 al-Qidam dan Al-Baqa ( Maha dahulu dan Maha
kekal)
 Mukhalafatun lil-Hawadits Berbeda dengan
Makhluk)
 al – Qiyamu bi Nafsihi (Berdiri Sendiri)
 al – Wahdaniyah (Maha Esa)
 al – Qudrah (Maha Kuasa)
 Iradah (Maha Berkehendak)
 al – ‘Ilm (Maha Mengetahui)
 al – Hayah ( Maha hidup )
 as – Sama’u wal – Bashar (Maha Mendengar dan
Maha Melihat )

3
 al – Kalam (maha berbicara)

2.3 Argumen tentang Wujud Tuhan

Telah dikemukakan sebelunya bahwa rasa bertuhan itu sudah menjadi


naluri ( fitrah ) setiap manusia, akal pikiran manusia dapat mengenal dan
mempercayai adanya Tuhan berdasarkan bukti – bukti yang dapat di nalar secara
empiris lewat argument – argument sebagai berikut :

1) Argumen Ontologi
Ontologi terdiri dari dua kata : contos = sesuatu yang
berwujud, dan logos = logika atau pikiran. Jadi Ontologi dalam
pengertian ini adalah teori tentang wujud , tentang hakikat yang
ada .
Maka wujud dalam bentuk pertama tadi adalah wujud yang
tidak mungkin disebabkan oleh yang laiinya tetapi berdiri dengan
sendirinya. Dia bersifat maha segala – galanya yang tidak ada
tandingannya.
2) Argumen Cosmologi
Kata Cosmo menurut makna asalnya adalah teratur,
harmoni, dan tersusun rapi. Argumen cosmologi ini disebut dengan
argument sebab – akibat (sabab wal musabbab). Ringkasannya
argument ini adalah segala sesuatu di alam ini terjadi melalui
proses sebab dan akibat
3) Argumen Moral
Argumen Moral ini di kemukakan pertama kali oleh
Immanuel Kant (1724-1804 M) inti dari argument ini adalah
“wujud Tuhan hanya dapat ditetapkan dengan tanda – tanda dalam
jiwa manusia. Tanda tanda tersebut berbentuk “ larangan moral”
(al-wasi’ul akhlaqi) (Al-Allad:1981)

4
2.4 Ketuhanan di dalam Al-Qur’an.

Al-Qur’an menggunakan beberapa macam kata yang menunjuk kepada


pengertian Tuhan, dan belum termasuk lagi nama – nama yang baik ( al – asmaul
husna) serta sifat – sifatnya. Diantara kata – kata yang sering digunakan oleh al-
qur’an adalah Robb dan Ilah.

Kata Robb menggandung makna mendidik dan memelihara , sedangkan


Kata Illah dalam bahasa arab menunjuk kepada sesuatu yang disembah atau dipuja
oleh manusia dalam hidupnya

2.5 Hakikat la Ilaha illallah

Menurut para mufassir dan ahli bahasa arab, kata la di dalam rumusan ini
berfungsi sebagai mengingkaran, kata Ilah (Tuhan) berfungsi sebagai yang
diingkari atau dinafikan. Kata Illah adahal adat istitsna (pengecualian),
sedangkan kata Allah adalah yang dikecualikan (mustatsna). Susunan kalimat
tersebut bertujuanpemantapan terhadap ke - esaan Allah. Dari sisi ini kita dapat
berkata bahwa akidah tauhid pada hakikatnya membebaskan hati dan pikiran
manusia dari kebekukan dan keterbelengguan berdasarkan keyakinan bahwa
hanya Allah saja yang maha agung dan maha kuasa.

2.6 Al-Nubuwwat (kenabian)

Pembahasan penting mengenai nubuwwat (kenabian) ini berkaitan dengan


iman kepada para nabi /rasul Allah, tugas tugas mereka, wahyu, mukjizat, dan
keumuman risalah nabi Muhammad SAW.

1) Iman Kepada Rasul dan Nabi


Sebagai muslim kita wajib beriman kepada para rasul dan
nabi. Bahwa Allah telah mengutus manusia – manusia pilihan pada
periode tertentu dan kepada umat tertentu untuk membimbing

5
mereka ke-ada jalan kebenaran. Barangsiapa mengingkarinya maka
dia terhukum kafir.
2) Kebutuhan Umat Manusia kepada Para Rasul
Ada beberapa alasan tentang kebutuhan manusia kepada
rasul, yaitu : pertama : seluruh manusia membutuhkan rasul karena
akal mereka yang diciptakan dalam keadaan serba terbatas ini tidak
cukup untuk mengetahui apa saja yang baik bagi dirinya di dunia
dan akhirat. Kedua : manusia adalah makhluk social yang butuh
berkumpul dengan orang lain, sedangkan mereka memiliki insting
bertindak yang melampaui batas terhadap orang lain. Oleh karena
itu, perlu adanya peraturan yang dihormati oleh semua manusia
serta undang – undang yang mereka patuhi.
3) Tugas Rasul
Secara garis besar tugas para rasul dapat dikemukakan
sebagai berikut :
a) Membimbing akal manusia untuk mengenal Allah SWT,
dzat-Nya, nama – nama –Nya, sifat-sifat – Nya dan af’al
(perbuatan) – Nya, serta untuk beribadah kepada-Nya dan
mentauhidkan – Nya.
b) Menjelaskan kaidah – kaidah keadilan dan kebenaran
kepada manusia, mengatur kehidupan mereka, dan
membatasi bentuk hubungan antar mereka
c) Memberikan batasan tentang keutamaan – keutamaan dan
menyeruh manusia kepadanya , dan menerapkan perkara –
perkara yang hina serta mencegah manusia agar tidak
melakukannya
d) Menerapkan keadaan akhirat dan segala sesuatu yang
berkaitan dengan – Nya berupa pahala, siksa, surge, dan
neraka
4) Hal – hal yang Wajib , Mustahil, dan Jaiz bagi para rasul

6
Para rasul wajib memiliki seluruh sifat kesempurnaan secara garis
besar sebagai manusia, sebagai mana rincian berikut :
a) Ash-Shidqu (benar)
b) Al-Amanah (terpecaya)
c) Al-Fathanah (cerdas)
d) At-Tabligh (menyampaikan)
Beberapa sifat mustahil bagi rasul adalah :
a) Al-Kadzib (berdusta)
b) Al-Khianat (khianat)
c) Al-Baladah (bodoh/dungu)
d) Al-kitman (tertutup/menyembunyikan wahyu
5) Mukjizat
Ialah perkara (kejadian) luar biasa yang ditampakan Allah kepada
orang yang mengaku sebagai nabi sesuai dengan kehendaknya
untuk membenarkan pengakuan tersebut. Mujizat itu bertujuan
selain untuk menyelamatkan para rasul dari ancaman orang – orang
kafir juga sebagai bukti kerasulannya. Adapun mujizat nabi
Muhammad SAW ada dua macam :
a) Mukjizat hissiyyah (indrawi), seperti terbelahnya bulan,
terpencarnya air dari celah – celah jari beliau, merintihnya
pohon kurma kepada beliau, menyembuhkan mata Qatadah
bin Nu’man pada waktu Perah Uhud, dan Isra Mi’raj
b) Mukjizat aqliyyah ( yang dirasakan dan diketahui dengan
akal atau penalaran)

2.7 Al-Ruhaniyyat (makhluk-makhluk gaib)


Al-Ruhaniyyat disini adalah kepercayaan atau kayakinan kepada makhluk
gaib yaitu makhluk-makhluk yang hanya terdiri atas ruh yang tidak mempunyai
tubuh (jisim). Adapaun makhluk – makhluk gaib yang tersebut dalam Al-Qur’an
terdiri atas malaikat, jin, iblis, syetan dan ruh , Kita wajib mengimani makhluk –
makhluk tersebut sebagai bagian dari keimanan kepada yang gaib.

7
Berikut ini penjelasan tentang makhluk – makhluk tersebut :
1) Malaikat
Malaikat – malaikat adalah jisim – jisim ( tubuh ) yang halus yang
diciptakan dari cahaya yang kadang – kadang dapat menampakan
diri dengan wujud yang nyata.
2) Jin, Iblis dan Syetan
Adalah sejenis makhluk ruhani dan tidak berjisim yang diciptakan
dari api. Makhluk jin itu ada yang jahat yang dapat menggoda serta
mengganggu manusia dan ada pula yang baik.
3) Ruh
Kata ruh yang biasa diterjahkan kedalam bahasa Indonesia
ddengan roh adalah sejenis makhluk Allah SWT yang wajib
dipercaya atau diimani keberadaannya

2.8 As-Sam’iyyat
Kata Sam’iyyat berasal dari Sam’u yang berarti pendengaran yang
dimaksud dengan As-Sam-Sam’iyyat disini ialah hal – hal yang berhubungan
dengan alam akhirat dan barzakh. Seperti surge, neraka, titian (shirath),
timbangan (mizan), dan azab kubur. Hal – hal yang berkaitan dengan As-
Sam’iyyat adalah sebagai berikut :
a) Al – Ba’ts (pembangkitan)
Al-Ba’ts adalah keyikinan tentang adanya hari kebangkitan
manusia dari alam kubur setelah Allah SWT mempertemukan roh
dengan jasadnya. Berimaan tentang hari kebangkitan itu wajib dan
mengingkarinya dihukum kafir
b) Al-Hasyr (Penghimpunan)
Al- Hasyr artinya berkumpul sedangkan mahsyar artinya tempat
berkumpul.
c) Kehidupan di alam barzakh (alam kubur)
d) Alam Barzakh yaitu alam yang dilalui manusia setelah meninggal
dunia hingga datangnya hari kebangkitan. Manusia yang sudah

8
meninggal secara fisik dikatakan berada di alam kubur, sedangkan
secara non fisik berada di alam barzakh. Secara harfiah, kata
barzakh berarti dinding yang membatasi yang dimaksud disini
adalah alam yang membatasi antara alam dunia dan alam akhirat.
Setiap manusia akan menempuh proses yang berlangsung di alam
barzakh tersebut, meliputi :
a) Pertanyaan Kubur
b) Nikmat dan azab kubur

2.9 Pemurnian Akidah


Pemelirharaan dan pemurnian akidah ialah menjaga dan memelihara iman dari
segala sesuatu yang dapat merusak dan mencemarinya seperti syirik, kufur
(kekafiran), nifaq (kemunafikan), dan khurafat (keyakinan – keyakinan terhadap
pemberitaan – pemberitaan bohong)
a) Syirik
Syirik terambil dari kata arab syirkun artinya berserikat atau
bersekutu maksudnya memperserikatkan Allah SWT dengan yang lain.
Lawannya tauhid yaitu mengesahkan Allah.
Syirik dapat dibedakan dalam dua kelompok besar yaitu syirik
besar atau jail dan syirik kecil atau khafi. Syirik besar adalah mempercayai
Tuhan selain Allah yang diikuti dengan pemujaan atau penyembahan
kepadanya secara terang – terangan. Seperti kaum penyembah berhala
(abidul watsani), kepercayaan kepada dua kekuatan yang berpengaruh
kepada alam semesta yakni Tuhan Cahaya (Ahura Mazdak) dan Tuhan
Kegelapan ( Ahriman) sebagai keyakinan umat Majusi, dan kepercayaan
kepada tuhan – tuhan lainnya.
b) Bentuk – bentuk Syirik menurut Al-Qur’an
 Penyembahan yang semata – mata dihadapkan kepada selain Allah
seperti penyembahan kepada berhala (Q.S 21:52), pohon – pohon ,
bulan , dan lain lain
 Menyekutukan Allah dengan sesuatu selainya

9
 Menjadikan Pemimpin – pemimpin agamanya sebagai Tuhan
 Menjadikan Hawa Nafsu sebagai Tuhan ( Q.S.25:43)
 Keyakinan bahwa hidup di dunia hanya tergantung pada masa
sebagai mana keyakinan kaum dahriyyun/ateis
 Sifat riya dalam beramal atau ibadah
c) Bahaya Syirik
Syirik selain merusak iman dan amalan juga merusak diri dan masyarakat
sebagai pelaku syirik itu sendiri. Orang yang berbuat syirik hatinya akan
diselemuti oleh kegelapan , jauh dari cahaya iman yang pada akhirnya ia
muda bertindak zalim.

10
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa aqidah merupakan


sebuah pedoman hidup bagi setiap manusia yang harus dimiliki setiap umat
muslim.

3.2. Saran

Hendaknya setiap umat muslim diharuskan untuk memiliki aqidah yang


benar terlebih dahulu , pasalnya akidah adalah keyakinan dasar seseorang

11
DAFTAR PUSTAKA

Buku unimed. Islam Kaffah Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan


Tinggi

12

Anda mungkin juga menyukai