KELOMPOK 4
SITI MUKHAROMAH 201180114
TRIA SANTIKA PUTRI 201180126
AHMAD GHALIB B 201180104
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, taufik,
serta hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul “Hakikat Iman Kepada Allah” . Penulis
berharap semoga isi dari makalah yang dibuat ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya para pembaca serta dapat menambah wawasan dan
pengetahuan dalam bidang yang kami kaji di dalamnya.
Jambi,
Maret 2021
Kelompok 4
2
DAFTAR ISI
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
4
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penulisan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah itu
benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaan-Nya,
kemudia pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan
amal perbuatan secara nyata. Seseorang dikatakan beriman kepada Allah
jika memnuhi 3 persyaratan diatas. Ketiga unsur keimanan tersebut
merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.
6
Dalil-dalil atas wujud Allah
1. Dalil akal
Dengan menggunakan akal pikiran untuk merenungkan dirinya
sendiri, alam semesta dan lain-lainnya seorang manusia bisa
membuktikan adanya Tuhan (Allah SWT). Untuk membuktikan
adanya Tuhan (Allah SWT) lewat merenungkan alam semesta,
termasuk diri manusia itu sendiri, dapat dipakai beberapa “qanun
Allah Berfirman yang artinya:
2. Dalil Indra
Adapun dalil indra yang menunjukkan adanya Allah adlah
dikabulkannya doa seseorang dimana dia berkata, “Ya Rabb,” dia
memohon sesuatu kemudian permohonannya dikabulkan. Ini adalah
bukti riil, dia dsendiri tidak berdoa kecuali kepada Allah lalu Allah
mengabulkan doanya dan dia melihat dengan kepalanya sendiri.
Ini adalah perkara riil yang menunjukkan secara nyata adanya
pencipta dan itu adalah dalil indrawi.
Hal seperti ini di dalam al-Qur’an yang artinya:
“Dan (ingatlah kisah) ayyub, ketika ia menyeru Rabbnya,’(ya
tuhanku) sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau
adalah Rabb yang Maha Penyayang di antara semua yang
penyayang.’ Maka kami pun memperkenankan seruannya itu.’
(Al-Anbiya’: 83-84).
3. Dalil Fitrah
7
Allah SWT adalah Al-Awwal artinya tidak ada permulaan bagi
wujud-Nya. Dia juga Al-Akhir artinya tidak ada akhir dari wujud-Nya.
Fitrah (manusia)telah difitrahkan untuk mengenal dan mentauhidkan
Allah. Allah telah mengisyaratkan hal ini dalam Firman-Nya yaitu
Surat Al- A’raf:127-128). Ayat ini menunjukkan bahwa fitrah manudia
difitrahkan di atas kesaksian terhadap adanya Allah dan
rububiyahnya. Ayat ini menunjukkan bahwa manusia mengenal
Tuhannya dengan Fitrahnya.
4. Dalil Syara’
Maka syariat Allah yang dibawa para Rasul yang mengandung
segala apa yang baik bagi manusia menunjukkan bahwa yang
menurunkannya adalah Tuhan yang Maha Pengasih lagi
Mahabijaksana, lebih-lebih al-Qur’an yang mulia ini di mana tak
seorang pun dari kalangan jin dan manusia yan mampu menghadirkan
kitab yang semisalnya2.
2
Muhammad, syaikh. Buku Induk akidah Islam. Jakarta: darul Haq
3
Arfani, Winda. 2013. Tauhid
8
sama sekali wajib dilenyapkan padaNya. Juga membahas tentang rasul
rasul Allah, meyakinkan kerasulan mereka. Sedangkan menurut Husain
Affandi al-Jars mengatakan: “Tauhid adalah ilmu yang membahas hal-hal
yang menetapkan akidah agama dengan dalil-dalil yang meyakinkan”.
Menurut Prof. M. Thahir A. Muin, Tauhid adalah ilmu yang meyelidiki dan
membahas soal yang wajib, mustahi, dan jaiz bagi Allah dan bagi sekalian
utusan-utusanNya, juga mengupas dalil-dalil yang mungkin cocok dengan
akal pikiran sebagai alat untuk membuktikan adaNya zat yang
mewujudkan.
1. Tauhid Rububiyah
Rububiyah berasal dari kata Rabb, dari sisi bahasa berarti tuan dan
pemilik. Secara literal, term atau istilah ’Rububiyyah’ berasal dari kata
’Rabb’ dan berarti pemelihara, pengasuh, penolong, pengusa, pengatur,
pelindung, pendidik, dan pencipta alam semesta seisinya, lengkap
dengan hukum-hukum yang berlaku atau secara teknis disebut
sunnatullah di dalamnya.
Tauhid rububiyah adalah mentauhidkan Allah dalam segala perbuatan-
Nya, seperti menciptakan dan mengatur alam semesta, menghidupkan
dan mematikan, mendatangkan bahaya dan manfaat, memberi rizqi dan
semisalnya. Allah Ta’ala berfirman
9
seluruh ciptaan-Nya. Ayat-ayat yang menunjukkan tauhid Ar-Rububiyyah
sangat banyak, di antaranya (artinya):
c. Selain itu, panca indra yang kita miliki adalah salah satu tanda
yang menunjukan akan keberadaan Allah subahanhau wa ta’ala.
Kita yang bisa merasakan hangatnya sinar maahari dan
10
menyaksikan pergantian siang dan malam adalah bukti
nyatanya.“Allah mempergantikan malam dan siang. Sesungguhnya
pada yang demikian itu terdapat pelajaran yang besar bagi orang-
orang yang mempunyai penglihatan.”(QS. An Nur: 44)
3. Iman bahwa Allah adalah Tuhan yang Tidak Ada Sekutu BagiNya
“Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di
dalamnya; dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu..”(QS al-Maidah:
120)
11
hanya Dialah yang berhak untuk disembah. Menyembah kepada-Nya
dengan apa yang semua diperintahkan-Nya tanpa mempersekutukan-
Nya.
“(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu;
tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka
sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu.”(QS al-
An’am: 102)
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah itu
benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaan-Nya,
12
kemudia pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan
amal perbuatan secara nyata. Seseorang dikatakan beriman kepada Allah
jika memnuhi 3 persyaratan diatas.
Perkataan tauhid berasal dari bahasa Arab, masdar dari kata
wahhada, yuwahhidu, tauhida. Secara etimologis, tauhid berarti keesaan,
maksudnya itikad atau keyakinan bahwa Allah SWT adalah Esa, Tunggal,
Satu, pengertianini sejalan dengan pengertian tauhid yang digunakan
dalam bahasa Indonesia, yaitu “keesaan Allah“ mentauhidkan berarti
mengakui keesaan Allah, mengesakan Allah dalam perkara-perkara yang
menjadi kekhususannya meliputi rububiyah, uluhiyah, asma wa sifat.
DAFTAR PUSTAKA
13
14