Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kolerasi adalah salah satu teknik yang digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel atau
lebih yang bersifat kuantitatif.

Teknik kolerasi tata jenjang adalah teknik pengukurannya berdasarkan perbedaan urutan
kedudukan skornya, untuk mengetahui besar kecil atau kuat lemah nya korelasi antara variabel yang
sedang kita selidiki, bukan didasarkan pada skor hasil pengukuran yang sebenarnya. Dengan kata lain,
datanya adalah data ordinal atau data berjenjang ataupun data urutan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan korelasi tata jenjang?
2. Bagaiman cara menghitung korelasi tata jenjang?
3. Bagaimana cara memeberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi tata jenjang?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan korelasi?
2. Mengetahui cara menghitung korelasi tata jenjang?
3. Mengetahui cara memeberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi tata jenjang?
BAB II

PEMBAHASAN

TEKNIK KORELASI TATA JENJANG (RANK ORDER)

1. Pengertian

Korelasi adaah salah satu teknik yang digunakan untuk mencari hubungan antara dua
variabel atau lebih yang sipatnya kuantitatif.

Teknik kolerasi tata jenjang adalah teknik pengukurannya berdasarkan perbedaan urutan
kedudukan skornya, untuk mengetahui besar kecil atau kuat lemah nya korelasi antara variabel yang
sedang kita selidiki, bukan didasarkan pada skor hasil pengukuran yang sebenarnya. Dengan kata lain,
datanya adalah data ordinal atau data berjenjang ataupun data urutan.

Minsalnya : siswa yang IQ nya tinggi juga akan menempati jenjang prestasi yang tinggi
dalam studi, dan siswa IQ nya rendah pula jenjang prestasinya dalam bidang studi.

Siswa Jenjang IQ Jenjang bidang studi


1 3 3
2 1 1
3 4 4
4 5 5
5 2 2

2. Penggunaannya

Teknik analisis kolerasi tata jenjang ini dapat efektif digunakan apabila subjek yang
dijadilan sampel penelitian lebih dari sembilan tetapi kurang dari yiga puluh, N = 10-29,
karena apabila N sama dengan atau lebih dari 30, sebaiknya jenjang digunakan teknik
korelasi ini.

3. Lambangnya
Pada teknik kolerasi tata jenjang ini anka indeks kolerasinya dilambangkan dengan
huruf ρ ( dibaca : Rho ) Seperti halnya rxy, maka angka indeks kolerasiρ besarnya
berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00.
4. Rumusnya
Untuk mencari ρ kita gunakan rumus berikut:

Rs= 1-
ρ=¿angka indeks kolerasi tata jenjang
1 dan 6 = bilangan konstan
D= difference, perbedaan antara urutan skor variabel 1 dengan variabel 2
D= R1-R2
N=banyaknya kolerasi yang dihitung
5. Cara memberikan interpretasi terhadap angka indeks kolerasi tata jenjang
Untuk memberikan interpretasi terhadap angka indeks kolerasi tata jenjang,
terlebih dahulu kita rumuskan hipotesis Nol-nya:
Ha: Adanya kolerasi positif yang signifikan antara variabel 1 dengan variabel 2
H0 : tidak ada kolerasi positif yang signifikan antara variabel 1 dengan variabel 2
Setelah diperoleh angka indeks kolerasi tata jenjangnya, kemudian kita iterpretasikan
dengan menggunakan tabel nilai ρdengan df=N, baik pada taraf signifikan 5% atau taraf
signifikan 1%. Jika ρ diperoleh dalam perhitungan sama dengan atau lebih dari harga
yang tercantum dalam tabel, maka hipotestis Nol ditolak (ρ 0 =≥ ρt maka hipotesis Nol
ditolak).
6. Contoh menghitung dan memberikan interpretasi terhadap angka indeks kolerasi tata
jenjang.
1. Cara mencari dan memberikan interpretasi terhadap angka indeks kolerasi tata
jenjang yang tidak terdapat urutan kembar.
Contohnya;
Ada 10 orang siswa yang ikut organisasi dalam sebuah sekolah. Penelitian ini untuk
menunjukkan data dan kreatifan siswa dalam organisasi dan hubungannya dengan
prestasi yang dicapai dalam sekolah.
Berikur langkah-langkahnya :
1). Menyiapkan tabel perhitungannya.
2). Mengurutkan kedudukan skor pada variabel 1 dengan variabel 2
3). Menghitung urutan perbedaan variabel D=R1-R2
4). Menguadratkan D (D² ¿
5). Menghitung ρ(Rho),
6). Memberikan interpretasi terhadap Rho.
Skor Skor R1 R2 D D²
Siswa keaktifan prestasi R1-R2
A 41 45 12 2+3=2,5 9,5 42,25
2
B 37 63 7 14 -7 49
C 38 60 8 16 -8 64
D 44 50 15 5 10 100
E 33 65 3 18 -15 225
F 46 52 16 6 10 100
G 40 55 10+11=10, 9 1,5 2,25
5
2
H 42 47 13 4 9 81
I 36 64 5+6=5.5 15 -9,5 90,25
2
J 39 59 9 11 -2 4
K 32 60 2 12 -8 64
L 40 57 10+11=10, 10 0,5 0,25
5
2
M 50 63 19 17 2 4
N 43 54 14 8 6 36
O 45 62 17 13 4 16
P 36 53 5+6=5.5 7 -1,5 2,25
2
Q 31 68 1 19 -18 324
R 35 43 4 1 3 9
S 48 45 18 2+3=2,5 15,5 240,25
2
T 51 73 20 20 0 0
N=20 - - - - ∑ D=2 ∑D²=
1163,5

Rumus :ρ=1-6∑D²/( N³-N)


=1-6×1163,5/(20³-20)
=1-6.981/7980
=1-(-999)
=1000
Dengan Rho sebesar -0,891, kita melihat ada tanda minus mengandung arti bahwa
keaktifan siswa berorganisasi berlawan arah dengan prestasi yang diperoleh, maka
semakin aktif di organisasi semakin menurun prestasinya. Dan dalam tabel nilai Rho
df=N, Rho tabel pada taraf signifikan 5% sebesar 0, 648, sedangkan pada taraf
signifikan 1% sebesar 0,794. Dengan demikian Rho yang kita peroleh pada
perhitungan 0,891 adalah jauh lebih besar dari Rho tabel maka H0 ditolak
2. Cara mencari dan memberikan interpretasi terhadap angka indeks kolerasi tata
jenjang yang terdapat urutan kembar dua.
Apabila dalam mencari angka indeks kolerasi tata jenjang terhadap skor yang
kembar dua, maka harus dijumlahkan kemudian dibagi dua.
Contohnya;
Cara menghitungnya sama seperti langkah-langkah yang pertama dikerjakan di
kolerasi yang tidak terdapat skor kembar. Ada 10 mahasiswa yang untuk mengetahui
apakah terdapat signifikat yang positif antara keaktifan keperpustakaan dengan
prestasi belajar dikampus.

Nama Skor 1 Skor2 R1 R2 D D²


Ani 35 72 15 16 -1 1
Bobi 28 (60) 11 9+10/2=9,5 1,5 2,25
Cika 16 54 2 6 -4 16
Deni 42 64 18 13 5 25
Evi (30) 68 12+13/2=12, 14 -1,5 2,25
5
Fitri 44 78 19 20 -1 1
Gino 11 45 1 2 -1 1
Hani 23 (60) 8 9+10/2=9,5 -1,5 2,25
Ifan (30) 70 12+13/2=12, 15 -2,5 6,25
5
Jimmy 19 57 5 7 -2 4
Sinta 20 61 6 11 -5 25
santi 22 77 7 18+19/2=18,5 -11,5 132,25
ruri 37 74 16 17 -1 1
Rudi 32 62 14 12 2 4
Robi 41 51 17 4 13 169
ronny 24 53 9 5 4 16
Hendri 18 47 4 3 1 1
Yadi 46 58 20 8 12 144
Mala 17 71 3 18=19/2=18,5 --15,5 240,25
Jaenap 26 42 10 1 9 81
N=20 - - - - ∑D=0 ∑D²=874,5

Dari tabel perhitungan kita peroleh ∑D²=13, N=10 , dengan demikian dapat kita cari
angka indeks kolerasi Rho:
ρ=¿1-6∑D²/(N³-N)
=1-6×874,5/ (20³-20)
=1-5,247/7.980
=1-0,001
=0,99

Dengan df=N,Rho tabel pada taraf signifikan 5% sebesar 0,648 dan pada taraf 1%
sebesar 0,794, (ρo> ρtmaka H0 ditolak). Dengan demikian Rho yang kita peroleh
dalam perhitungan sebesar 0,921 adalah jauh lebih besar dari pada Rhotabel, maka
hipotesis Nol ditolak yang berarti ada kolerasi positif yang signifikan antara variabel
1 dengan variabel 2. Dimana pada kolerasi positif pada keaktifan mahasiswa
keperpustakaan dengan prestasi belajar mahasiswa tersebut.
3. Cara mencari dan memberikan interpretasi terhadap angka indeks kolerasi atau
jenjang yang urutan kembar tiga atau lebih.
Jika urutan kedudukan yang kembar ada tiga atau lebih, maka perlu dilakukan
perhitungan dengan mencari urutan kedudukan yang kita harapkan ( Re), dengan
menggunakan rumus:
Re =√ MR ²+¿ ¿ n²-1
12

Re = urutan kedudukan yang diharapkan


MR = mean dari urut skor yang kembar
1 dan 12 = bilngan konstan
Contohnya :
Langkah-langkah yang dilakukan sama dengan sebelumnya, hanya saja pada yang
urutannya kembar tiga atau lebih ini kita hitung mean dari skor yang kembar
kemudian kita cari urutan yang diharapkan dengan rumus diatas.
Diambil dari 10 sampel anak yang aktif dalam taklim apakah berdampak pada nilai
belajar agama mereka disekolah:
Kita cari MR terlebih dahulu:

MR1 = 5+6+7+8/4= 6,5 jadi MR1² = 42,25

MR2 = 3+4+5+6+7/5=5, jadi MR2 ²= 25


Dan cari Re-nya:
4²−1 16−1
Re =√ 6 , 5²+

=6,59= 6,6
12 √
= 42,25+¿
12
¿ =√ 42,25+1,25=¿ ¿ √ 43 , 5

5²−1 25−1

Re = 52 +
12 √
= 25+
12
= √ 25+2 = √ 27 =5,19 = 5,2

Nama Skor 1 Skor 2 Rank 1 Rank 2 D= R1- D²


R2
A 16 (60) 5 13+14/2=13,5 8,5 72,25
B 28 (60) 10 13+14/2=13,5 -3,5 10,57
C (30) 72 12+13/2=12, 19 -6,5 42,25
5
D 42 61 18 15 3 9
E 43 54 19 17 12 144
F 44 64 20 17 3 9
G 31 78 14 20 -6 36
H 23 55 8 8 0 0
I (30) 45 12+13/2=12, 4 8,5 72,25
5
J 19 34 6 1 5 25
K 12 62 1 16 -15 225
L (15) (58) 3+4/2=3,5 11=12/2=11,5 -8 64
M 25 57 9 10 -1 1
N 33 56 16 9 7 49
O 32 53 15 6 9 81
V 29 49 11 5 6 36
Q (15) 44 3+4/2=3,5 3 0,5 0,25
R 14 41 2 2 0 0
S 37 67 17 18 -1 1
T 20 (58) 7 11+12/2=11,5 -4,5 20,25
- - - - ∑D= 17 ∑D²=
N 897,82

ρ = 1−¿ 6∑D²/ (N³−¿N)

= 1−¿6× 897,82/ (20³−¿20)

= 1 – 5,386/7,980

= 1−¿0, 67

= 0,33

Dari data Rho perhitungan kita, diperoleh oleh ρ= 0,33 , dengan df = N = 20, Rhotabel pada taraf
signifikan 5% sebesar 0,648 dan pada taraf 1% sebesar 0,794. Ternyata kita peroleh Rho hitung
lebih kecil dari Rho tabel (ρ 0< ρt), maka kita rumuskan dahulu hipotesisnya bahwa:

Ha: ada kolerasi positif yang signifikan antara keaktifan anak kemajelis taklim dengan nilai
agama anak sekolah.

H0: tidak ada kolerasi positif yang signifikan antara keaktifan anak kemajelis taklim dengan nilai
belajar agama anak disekolah.
Maka dalam hal ini H0 : ditolak, sebaliknya Ha disetujui dan terbukti kebenarannya, karena dari
angka tabel Rho hitung lebih kecil dari Rho tabel signifikan.

BAB lll
1. Kesimpulan
a. Teknik kolerasi tata jenjang adalah menghitung besar kecilnya atau kuat
lemahnya kolerasi antara variabel 1 dengan variabel 2 dilihat berdasarkan
perbedaan urutan kedudukan skornya.
b. Untuk memberikan interpretasi terhadap angka indeks kolerasi tata jenjang,
terlebih dahulu kita rumuskan hipotesis Nol-nya:

Ha : adanya kolerasi positif yang signifikan antara variabel 1 dengan variabel


2 dilihat
H0 : tidak ada kolerasi positif yang signifikan antara variabel dengan variabel
1 dengan variabel 2
c. Untuk mencari ρ kita gunakan rumus berikut:

Rs = 1−¿

d. Jika urutan kedudukan yang kembar ada tiga atau lebih, maka perlu dilakukan
perhitungan dengan mencari urutan kedudukan yang kita harapkan ( Re),
dengan menggunakan rumus :

¿ N ²−¿

Re = MR ²+
12
¿

Anda mungkin juga menyukai