1
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, taufik,
dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya dengan sangat sederhana. Semoha makalah ini dapat
dipergunakan sebagai satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam
administrasi Pendidikan dan profesi keguruan.
Penulis merasa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik secara
teknis maupun materi mengingat minimnya kemampuan yang dimiliki. Maka dari itu,
kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak dibutuhkan demi
penyempurnaan makalah ini.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak
yang turut membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan setimpal
kepada mereka yang memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan
itu sebagai ibadah. Amin Ya Rabbal Alamin.
Sri Wahyuni
2202030042
2
DAFTAR ISI
Kata pengantar …………………………………………………………………………..1
Daftar Isi…………………………………………………………………………………...2
BAB I (Pendahuluan)…………………………………………………………………….3
1.1 Latar belakang……………………………………………………………….3
1.2 Rumusan masalah…………………………………………………………..4
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………4
BAB II (Pembahasan)……………………………………………………………………5
Kesimpulan………………………………………………………………………………26
3
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Latar Belakang
Islam terdiri dari aqidah, ibadah, dan akhlak. Aqidah merupakan suatu
bentuk disiplin dari agama yang berhubungan dengan amal ibadah (Ginanjar &
Kurniawati, 2017). Untuk mengimplementasikan dalam kehidupan, aqidah
yang baik harus selaras dengan akhlak yang baik.
Aqidah merupakan hal mendasar dalam kehidupan seorang muslim.
Aqidah adalah motor penggerak dan otak pada kehidupan manusia. Jika terjadi
sedikit penyimpangan, maka menimbulkan penyimpangan dari jalan yang lurus
pada gerakan atau langkah yang dilakukan. Aqidah dapat diibaratkan seperti
sebuah fondasi bangunan. Sehingga harus dirancang dan dibangun terlebih
dahulu dengan kuat dan kokoh sebelum membuat dan merancang
bagian bangunan lainnya. Kualitas suatu fondasi bangunan akan
mempengaruhi terhadap kualitas bangunan yang ditegakkan. Bangunan yang
dibangun ialah Islam yang sempurna (kamil), menyeluruh (syamil), dan benar
(shahih).
Pada era globalisasi ini, pola perilaku seorang muslim sangat rentan untuk
terkontiminasi oleh pengaruh negatif yang bertentangan dengan nilai-nilai
Islam, sehingga kecenderungan sifat permisif dan liberalisme sering terlihat di
kalangan umat Islam. Krisis aqidah di dunia modern pada hakikatnya bermula
dari masalah yang lebih dalam, yaitu krisis spriritual. Untuk membentuk
sebuah perubahan nilai-nilai agama sehingga menjadi perilaku keseharian
manusia, maka dalam Islam harus memelihara keperluan batin dan kebutuhan
rohani, antara keutamaan dunia dan akhirat.
Oleh karena itu, untuk membekali diri dan menjaga kualitas keimanan
seseorang yang telah diberikan syri’at pada perbuatannya untuk
mengamalkannya (mukallaf) wajib memahami hal mendasar dalam aqidah
Islam beserta ruang lingkup secara benar dan komitmen yang benar terhadap
aqidah Islam akan menjadi petunjuk bagi mukallaf dalam perbuatannya.
4
1.1.1 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian aqidah dalam Islam?
2. Bagaimana kedudukan aqidah dalam Islam?
3. Apa sajakah ruang lingkup aqidah dalam Islam?
4. Apa sajakah prinsip-prinsip aqidah dalam Islam?
5. Bagaimana metode peningkatan kualitas aqidah dalam Islam?
6. Apa sajakah fungsi aqidah dalam Islam?
1.1.2 Tujuan
2 Tujuan
1. Memahami pengertian aqidah Islam.
2. Mengetahui kedudukan aqidah dalam ajaran Islam sebagai suatu fondasi
3. bangunan.
4. Mengetahui sistematika ruang lingkup aqidah Islamiyah.
5. Memahami prinsip-prinsip aqidah dalam ajaran Islam.
6. Memahami metode peningkatan aqidah Islam pada seorang muslim.
7. Memahami fungsi aqidah Islamiyah dalam kehidupan sehari-hari.
5
BAB II
PEMBAHASAN
3 Tujuan
4 Tujuan
Aqidah merupakan kata yang berasal dari Bahasa Arab, yaitu al-‘aqdu
yang memiliki arti ikatan, pengesahan, penguatan, menjadi kokoh, pengikatan
dengan kuat, keyakinan, dan penetapan. Menurut istilah, aqidah adalah
persoalan yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tentram, sehingga
menjadi suatu kekayaan yang teguh dan kokoh, yang tidak dicampuri dengan
keraguan dan kebimbangan. Aqidah Islam membahas mengenai keyakinan
nama, sifat dan perbuatan Allah, malaikat dan makhluk gaib lainnya, wahyu
Allah dalam bentuk kitab-kitab, sifat dan mukjizat rasul-rasul, hari akhir, serta
takdir.
Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian Aqidah,
yaitu sebagai berikut:
6
3. Menurut Mahmud Syaltut, aqidah Islam adalah suatu sistem
kepercayaandalam Islam
Artinya:
“Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-
Qur'an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua
beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-
Nya. (Mereka berkata), “Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-
rasul-Nya.” Dan mereka berkata, “Kami dengar dan kami taat. Ampunilah
kami Ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali.”
8
dengan penuh kesadaran bahwa hanya Allah yang menciptakan makhluk
dari cahaya. Malaikat memiliki karakteristik, yaitu:
a. selalu patuh dan taat,
b. sebagai penyampai wahyu Allah,
c. diciptakan dari cahaya,
d. mempunyai kemampuan yang luar biasa, dan
e. beriman kepada kitab suci.
a. Shiddiq, artinya benar. Setiap hal yang disabdakan para nabi dan rasul
adalah benar, tidak berkata-kata apabila tidak diwahyukan Allah SWT.
9
d. Tabligh, artinya menyampaikan. Nabi dan rasul selalu menyampaikan
semua ajaran yang diterima dari Allah kepada umatnya
b. Takdir mubram adalah takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak
dapat diubah, misalnya: kematian, kelahiran, dan jenis kelamin.
10
Iman yang mantap dan berdaya bagaikan mata air yang tidak kunjung
habis, karena iman akan memacu semangat dalam beribadah dan pengabdian
yang terus-menerus untuk memikul rasa tanggung jawab dan menanggulangi
segala kesulitan atau bahaya yang dihadapi dalam kehidupan.
Bahkan iman merupakan pendorong utama yang memberikan semangat
hidup bagi seseorang
dalam melakukan pengabdian sampai menemui ajal tanpa ada rasa takut
sedikitpun. Hal tersebut merupakan iman apabila sudah tertanam dalam jiwa
seorang mukmin yang sejati ialah orang yang mempunyai harga diri tidak mau
melakukan perbuatan yang tidak pantas di hadapan sesama manusia ataupun
sang pencipta. Adapun metode peningkatan aqidah adalah sebagai berikut:
11
dan golongan dan secara fungsional manusia yang paling layak menjadi
penguasa bumi.
4. Meyakini Allah memberi petunjuk sebagai pedoman hidup (Unity
of guidance).
Pedoman hidup seorang muslim adalah Al-qur’an dan As-sunnah.
Rasulullah SAW bersabda : “Aku tinggalkan kepada kamu sekalian dua
perkara yang tidak akan tersesat kamu selama kamu berpega teguh
kepada keduanya, yaitu kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya. (HR. Ibnu Abdil
Barr).
12
aqidah yang kuat, pasti akan melaksanakan ibadah dengan tertib,
memiliki akhlak yang mulia dan bermu’amalat aqidah. Sesorang tidak
akan dinamai berahklak mulia bila tidak memiliki aqidah yang benar
13
d. Mata Rantainya / Sanadnya Sampai Kepada Rasulullah, Para
Shabatnya, Para Tabi’in serta para Imam yang mendapatkan petunjuk.
Tidak ada satu prinsip pun dari prinsip-prinsip Aqidah Ahlussunnah Wal
Jamaah yang tidak memiliki dasar atau sanad atas qudwah (contoh) dari para
Shahabat, Tabi’in, dan Tabi’ut Tabi’in serta para imam yang mendapatkan
petunjuk hingga hari kiamat.
14
j. Allah Menjamin Mehidupan Yang Mulia Magi Siapa Saja Yang Menetapi
Aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah.
Berada dalam naungan Aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah akan
mendatangkan rasa aman dan kehidupan yang mulia. Hal ini karen Aqidah
Ahlussunnah Wal Jamaah senantiasa menjaga keimanan dan orang-orang
yang beriman dan bertakwa akan mendapatkan rasa aman yang sempurna
dan petunjuk yang sempurna di dunia dan akherat.
15
banyak diterima oleh kaum muslimin. Kelima, kitab syarah (penjelasanya) cukup
banyak. Lebih dari sepuluh kitab.
16
F. Al Asilah wal Ajwibah Al Ushuliyah ‘Alal Aqidah Al Wasithiyah karya
Syeikh Abdul Aziz Ali Salman. Berisi 340 halaman dan dibagikan
cumacuma.
J. Syarh Al Aqidah Al Wasithiyah karya Syeikh Sa’id bin Ali bin Wahb Al
Qohthoniy.
17
M. Syarah Aqidah al-Wasithiyah karya Syeikh Sholih bin Abdul Aziz Ali
Syeikh.
Penjabaran Tauhid
Ada beberapa macam penjabaran tentang tauhid menurut ulama, yaitu sebagai
berikut:
- Al-Uluhiyyah, (al-Fatihah ayat 4 dan an-Nas ayat 3). Mengesakan Allah SWT
dalam ibadah, yakni beribadah hanya kepada Allah dan karenaNya semata.
- Ar-Rububiyyah, (al-Fatihah ayat 2, dan an-Nas ayat 1). Mengesakan Allah SWT
dalam perbuatanNya, yakni mengimani dan meyakini bahwa hanya Allah yang
mencipta, menguasai dan mengatur alam semesta ini.
- Al-Asma' was-Sifat, (al-Ikhlas ayat 1-4, dan an-Nahl ayat 62). Mengesakan Allah
SWT dalam asma dan sifatNya, artinya mengimani bahwa tidak ada makhluk yang
serupa dengan Allah SWT, dalam dzat, asma maupun sifat.
Tauhid itu cuma satu tidak dibagi-bagi, menjadikan satu sebagaimana makna
asalnya dengan tiga macam penjabaran/penjelasan, seperti yang tersebut di atas
dan tidak ada istilah Tauhid Mulkiyah ataupun Tauhid Hakimiyah karena istilah ini
adalah istilah yang baru.
Apabila yang dimaksud dengan Hakimiyah itu adalah kekuasaan Allah SWT, maka
hal ini sudah masuk ke dalam kandungan Rububiyah Allah SWT. Apabila yang
dikehendaki dengan hal ini adalah pelaksanaan hukum Allah SWT di muka bumi,
maka hal ini sudah masuk ke dalam Uluhiyah Allah, karena hukum itu milik Allah
SWT dan tidak boleh kita beribadah melainkan hanya kepada Allah SWT semata.
18
4. Dasar-Dasar Pendidikan Islam
Definisi dasar di sini adalah rujukan atau sandaran bagi Ilmu Pendidikan
Islam. Dasar-dasar ilmu pendidikan Islam di sini adalah :
c. Ijma
Ijma didefinisikan oleh para ulama dengan beragam ibarat. Namun, secara
ringkasnya adalah Kesepakatan seluruh ulama mujtahid pada satu masa
setelah zaman Rasulullah atas sebuah perkara dalam agama.” Dan ijma’
yang dapat dipertanggung jawabkan adalah yang terjadi di zaman
sahabat, tabiin (setelah sahabat), dan tabi’ut tabiin (setelah tabiin). Karena
19
setelah zaman mereka para ulama telah berpencar dan jumlahnya
banyak, dan perselisihan semakin banyak, sehingga tak dapat dipastikan
bahwa semua ulama telah bersepakat Ijma menjadi sumber rujukan dalam
agama islam. Baik dalam bisang Aqidah, Ibadah, Muamalah, Pendidikan,
Peradilan dan lain-lain. Allah Berfirman : Dan barangsiapa yang
menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan
yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa pada
kesesatan yang telah dikuasainya itu, dan Kami masukkan ia ke dalam
Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. An-
Nisa: 115)
Ayat di atas menjelaskan bahwa kesesatan ada di luar ajaran Rasul dan
jalan orangorang beriman. Maka jika ajaran Rasul (wahyu) atau
kesepakatan kaum mukmin diikuti mestilah akan terhindar dari kesesatan.
B. Prinsi Keseimbangan
Prinsip keseimbangan merupakan kemestian, sehingga dalam
pengembangandan pembinaan manusia tidak ada kepin"angan dan
kesenjangan. 24 Keseimbanganini diartikan sebagai keseimbangan antara
berbagai aspek kehidupan.
20
C. . Prinsip Kesetaraan
Prinsip ini dalam rangka menyamakan hak setiap muslim. Jangan ada
deskriminasi suku, ras, bangsa, kulit, latar belakang keluarga, kelamain
dan lain-lain. Ini sesuai dengan makna keuniversalan Agama Islam.
E. Prinsip Kesinambungan
Prinsip ini menghubungkan antara tingkatan pendidikan dan
programprogram pendidikan.
Pokok aqidah yang harus dipercayai oleh tiap-tiap muslimin, yang merupakan
unsur pertama dan unsur-unsur keimanan ialah dengan mempercayai empat hal
sebagai berikut;
a. Wujud (ada) Allah dan wahdaniat (keesaan-Nya). Menciptakan, mengatur serta
mengurus segala sesuatunya sendiri tanpa yang lain. Tiada bersekutu dengan
siapapun tentang kekuasaan dan kemuliaan. Tiada yang menyerupai-Nya dalam Zat
dan sifat-sifat-Nya, hanya Ia saja yang berhak disembah, dipuja dan dimuliakan
secara istimewa. Hanya kepada-Nya lah manusia pantas menundukkan diri.
d. Setiap muslim wajib mempercayai segala sesuatu yang terdapat dalam risalat-Nya,
diantaranya iman dengan hari kebangkitan dan pembalasan. Selain itu harus
beriman kepada pokok-pokok syari’at dan peraturan17 Daniel, Aqidah Islam…., hlm.
16. 22 peraturan yang telah dilipih Tuhan sesuai dengan keperluan hidup manusia
dan selaras dengan kesanggupan. Dengan demikian akan tergambar dengan nyata
keadilan, rahmat, kebesaran, dan hikmah kebijaksanaan Ilahi.18 Dalam kerangka
aqidah haruslah termuat di dalamnya enam rukun pokok yaitu; Iman kepada Allah
Swt, Iman kepada malaikat-malaikat Allah Swt, Iman kepada kitab-kitab Allah Swt,
Iman kepada Rasul-Rasul Allah Swt, Iman kepada hari kiamat dan Iman kepada
qadha dan qadar. Sebagaimana tercantumkan dalam firman Allah Swt, juga dalam
hadits Rasul-Nya sebagai berikut;
Artinya: Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari
Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada
22
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasulrasul-Nya. (mereka
mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang
lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan Kami taat."
(mereka berdoa): "Ampunilah
Artinya: Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari
Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasulrasul-Nya. (mereka
mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang
lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan Kami taat."
(mereka berdoa): "AmpunilahKami Ya Tuhan Kami dan kepada Engkaulah tempat
kembali." (QS. AlBaqarah: 285)
Ada istilah lain yang memiliki makna yang sama dengan aqidah, yaitu iman dan
tauhid. Berikut ini akan dijelaskan masing-masing.
1. Iman
Ada yang menyamakan makna antara aqidah dengan iman namun ada juga
beralasan bahwa aqidah hanyalah bagian dalam aspek hati dari iman,
sedangkan iman menyangkut aspek dalam dan aspek luar. Aspek dalamnya
hanyalah “membenarkan dalam hati”, maka iman dan aqidah adalah dua
istilah yang sama. Sebaliknya jika mengikuti definisi iman menurut ulama
salaf (Imam Ahmad, Imam Malik, dan Imam Syafi’i) yang menyatakan bahwa
iman adalah sesuatu yang diyakini di dalam hati, diucapkan dengan lisan dan
diamalkan dengan perbuatan, maka iman dan aqidah tidak persisi sama
maknanya.
23
2. Tauhid
Tauhid memiliki arti mengesakan Allah. Ajaran tauhid adalah tema sentral
dalam aqidah Islam. Oleh karena itu, aqidah dan iman diidentikan dengan
istilah tauhid.21 Ilmu tauhid kadangkala juga disebut dengan ilmu aqa’id atau
aqidah yang berintikan pada keimanan. Keimanan itu merupakan pokok yang
24
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
PENUTUP
A. Simpulan
Aqidah merupakan kata yang berasal dari Bahasa Arab, yaitu al-‘aqdu
yang memiliki arti ikatan, pengesahan, penguatan, menjadi kokoh, pengikatan
dengan kuat, keyakinan, dan penetapan. Pada definisi aqidah dapat disebut
sebagai perkataan kepercayaan atau keimanan. Hal ini disebabkan karena iman
merupakan unsur utama aqidah.
25
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad, Drs. Abu Zakki. 1996. 477 Tanya Jawab Agama Islam. Jakarta: Penerbit
Rica Grafika.
Setyawati, dkk. t.t. Akidah Akhlak untuk Madrasah Aliyah Kelas X. Jakarta:
Penerbit Swadaya Murni.
https://hot.liputan6.com/read/4821561/pengertian-aqidah-islam-beserta-dalilnya-
yang-wajib-dipahami-setiap-muslim
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6212968/pengertian-akidah-islam-dasar-
dasar-dan-tujuannya
26
27