Anda di halaman 1dari 13

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

AQIDAH ISLAM (RUKUN IMAN)


DRA. HJ. AJENG KARTINI, M.PD.

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5

NAMA NPM
AYDELIN MONICA 2203010095
MUHAMMAD ILHAM ZAINI 2203010829
YULIA DALTAFIKA 2203010051

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL-


BANJARY

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

BANJARMASIN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wa


Ta’Ala, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta karunia-Nya berupa waktu,
pengetahuan, dan ilmu yang telah diberikan sehingga makalah yang berjudul
“AQIDAH ISLAM (RUKUN IMAN)” ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh
kaerna itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para
pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat meharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat mengispirasi para pembaca
untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah- makalah
selanjutnya.

Saya berharap semoga makalah yang berjudul “AQIDAH ISLAM (RUKUN


IMAN)” ini dapat menambah pengetahuan para pembaca khususnya teman-teman
Fakultas Ekonomi Program Manajemen Semester 1 A ajaran 2022 Universitas Islam
Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjary. Namun terlepas dari hal itu, saya
memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan
terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang saya miliki. Sehingga saya sangat
mengharapkan masukan serta saran yang bersifat membangun agar terciptanya
makalah-makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Banjarmasin, 24 September 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................3
PENDAHULUAN........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang Masalah......................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................3
BAB II..........................................................................................................................4
PEMBAHASAN...........................................................................................................4
2.1 Pengertian Aqidah Islam.....................................................................................4
2.2 Ruang Lingkup Dan Kaidah Aqidah Islam.........................................................4
1. Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah................................................................4
2. Rukun Iman.......................................................................................................5
2.3 Fungsi Aqidah...................................................................................................10
BAB III.......................................................................................................................11
PENUTUP..................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................11
3.2 Saran..................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Aqidah adalah pokok-pokok keimanan yang telah ditetapkan oleh Allah, dan
kita sebagai manusia wajib meyakininya sehingga kita layak disebut sebagai
orang yang beriman (mu’min).

Namun bukan berarti bahwa keimanan itu ditanamkan dalam diri seseorang
secara dogmatis, sebab proses keimanan harus disertai dalil-dalil aqli. Akan
tetapi, karena akal manusia terbatas maka tidak semua hal yang harus diimani
dapat diindra dan dijangkau oleh akal manusia. Para ulama sepakat bahwa dalil-
dalil aqli yang haq dapat menghasilkan keyakinan dan keimanan yang kokoh.
Sedangkan dalil-dalil naqli yang dapat memberikan keimanan yang diharapkan
hanyalah dalil-dalil yang qath’i.

Makalah kecil ini menampilkan beberapa bahasan yang bisa membantu siapa
saja yang ingin memahami aqidah.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud Aqidah?


2. Apa saja ruang lingkup Aqidah?
3. Apa saja fungsi dari Aqidah?

3
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Aqidah Islam

Aqidah merupakan jalan untuk membangun pondasi pengetahuan awal


mengenai agama islam. Aqidah juga untuk mengetahui akan eksistensi Allah dan
tujuan kehidupan yang diberikan serta aturan-aturan yang mesti dipatuhi dan
larangan-larangan yang harus dijauhi. Yang dimaksud dengan aqidah dalam
Bahasa arab (dalam Bahasa Indonesia tertulis akidah), menurut etimologi adalah
ikatan, sangkutan Disebut demikian, karena dia mengikat dan menjadi sangkutan
atau gantungan segala sesuatu. Aqidah Islam berawal dari keyakinan kepada zat
mutlak yang Maha Esa yang disebut Allah yang Maha Esa dalam zat, sifat,
perbuatan dan wujudnya. Kemaha Esaan Allah dalam zat, sifat, perbuataan dan
wujudnya itu disebut tauhid. Tauhid menjadi inti rukun iman yang menjadi
keyakinan ummat Islam.

Rukun (jamaknya Arkanu) berasal dari Bahasa Arab yang berarti “tiang”.
Arkanul iman adalah tiang-tiang iman. Iman berasal dari kata “aamana”
mempercayai. Jadi iman berarti kepercayaan.

2.2 Ruang Lingkup Dan Kaidah Aqidah Islam

1. Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah


Meminjam sistimatika Hasaln al-Banna maka ruang lingkup pembahasan
aqidahadalah:
1. Ilahiyat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan Ilah (Tuhan, Allah) seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat
Allah, af’al Allah dan lainnya.
2. Nubuwat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan Nabi dan Rasul, termasuk tentang Kitab-Kitab Allah, mu’jizat,
karamat dan lain sebagainya.

4
3. Ruhaniyat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan alam metafisik seperti Malaikat, Jin, Iblis, Syetan, Roh dan lain
sebagainya.
4. Sam’iyyat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa
diketahui lewat Sam’i (dalil naqli berupa Al-Qur’an dan Sunnah) seperti
alam barzakh, akhirat, azab kubur, tanda-tanda kiamat, surga neraka dan
lain sebagainya.

2. Rukun Iman

Di samping sistimatika di atas, pembahasan aqidah bisa juga mengikuti


sistimatika arkanul iman (rukun iman) yaitu:
1. Iman Kepada Allah SWT.

Allah, zat yang maha mutlak itu, menerut ajaran Islam, adalah Tuhan
yang Maha Esa segala sesesuatu mengenai Tuhan disebut Ketuhanan.
Ketuhanan yang maha Esa menjadi dasar negara Republik Indonesia.
Menurut pasal 29 ayat 1 UU 1945 Negara berdasarkan atas ketuhanan yang
Maha Esa menurut Hazairin (1970:58).
Pengertian Tuhan yang Maha Esa ialah, Esa dalam segalanya antara lain:
 Esa dalam Zatnya
 Esa dalam sifat-sifatnya
 Esa dalam perbuatan-perbuatannya
 Allah Maha Esa dalam wujudnya
 Allah Maha Esa dalam menerima Ibadah
 Allah Maha dalam menerima hajat dan Hasrat manusia
 Allah Maha Esa dalam memberi hukuman

2. Iman Kepada Malaikat-malaikat Allah

Rukun iman yang kedua ialah percaya dan yakin kepada malaikat
malaikat Allah.Malaikat adalah makhluk Ghoib. qur’an menyatakan bahwa
manusia berasal dari tanah dan jinb dari api menurut hadist,malaikat

5
diciptakan dari cahaya. Manua berasal dari zat (materi) karena itu wujudnya
nyata jin dan malaikat tidak berasal dari dzat, karena itu wujud nya tidak nyata ,
tidak kelihatan (Ghaib).
Malaikat sebagai Makhluk ghaib (immaterial) mempunyai ciri-ciri
seperti yang tertulis di dalam Al-Quran pada surah Al Anbiya ayat 28, Surah
Al Nahl ayat 50. Surah At Tahrim ayat 6, surat Al A’raf ayat 206 sebagai
berikut :
- Surat Al Anbiya ayat 28 : ‫َضى‬ ٰ ‫يَ ْعلَ ُم َما بَ ْينَ اَ ْي ِد ْي ِه ْم َو َما خَ ْلفَهُ ْم َواَل يَ ْشفَعُوْ ۙنَ اِاَّل لِ َم ِن ارْ ت‬
َ‫َوهُ ْم ِّم ْن خَ ْشيَتِ ٖه ُم ْشفِقُوْ ن‬
Artinya : Dia (Allah) mengetahui segala sesuatu yang di hadapan
mereka (malaikat) dan yang di belakang mereka, dan mereka tidak
memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridai (Allah), dan
mereka selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya.

- Surat Al Nahl ayat 50: َ‫ࣖ يَخَافُوْ نَ َربَّهُ ْم ِّم ْن فَوْ قِ ِه ْم َويَ ْف َعلُوْ نَ َما يُْؤ َمرُوْ ن‬ 
Artinya : Mereka takut kepada Tuhan yang (berkuasa) di atas mereka dan
melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).

- Surat At Tahrim ayat 6: ُ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا قُ ْٓوا اَ ْنفُ َس ُك ْم َواَ ْهلِ ْي ُك ْم نَارًا َّوقُوْ ُدهَا النَّاس‬
ۤ
َ‫َو ْال ِح َجا َرةُ َعلَ ْيهَا َم ٰل ِٕى َكةٌ ِغاَل ظٌ ِشدَا ٌد اَّل يَ ْعصُوْ نَ هّٰللا َ َمٓا اَ َم َرهُ ْم َويَ ْف َعلُوْ نَ َما يُْؤ َمرُوْ ن‬
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak
durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

- Surat Al-A’raf ayat 206 : ٗ‫اِ َّن الَّ ِذ ْينَ ِع ْن َد َربِّكَ اَل يَ ْستَ ْكبِرُوْ نَ ع َْن ِعبَا َدتِ ٖه َويُ َسبِّحُوْ نَهٗ َولَه‬
َ‫ࣖ يَ ْس ُج ُدوْ ن‬
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang ada di sisi Tuhanmu tidak
merasa enggan untuk menyembah Allah dan mereka menyucikan-Nya
dan hanya kepada-Nya mereka bersujud.

6
3. Iman Kepada Kitab-Kitab Allah.

Keyakinan terhadap kitab suci merupakan rukun iman keriga, kitab-kitab


suci itu memuat wahyu Allah. Perkataan wahyu berasal dari Bahasa arab, al
wahi, kata ini mengandung makna suara, bisikan, isyarat, tulisan dalam
pengertian yang umum wahyu adalah Firman Allah yang disampaikan
Malaikat Jibril kepada para Rasulnya. Perkataan wahyu terkandung
pengertian penyampaian Firman Allah kepada orang yang terpilih untuk
diteruskan kepada umat manusia guna jadikan pegangan hidup. Firman Allah
mengandung ajaran, petunjuk, pedoman yang diperlukan oleh manusia dalam
perjalanan hidup nya di dunia dan di akhirat. Wahyu yang diturunkan depada
Nabi Muhammad sebagai rasulnya untuk disampaikan kepada umat manusia,
semua terekam dengan baik dalam Al-Qur’an, kitab suci umat Islam.

Khususnya terhadap kitab suci Al-Qur’an, meskipun sudah berumur


belasan abad, namun keasliannya tetap terjamin.
Dalam surah Al Hijr ayat 9 Allah Berfirman ;

4. Iman Kepada Rasul-Rasul Allah

Rasul atau Nabi, manusia yang dipilih Tuhan untuk menerima wahyunya
guna sampaikan kepada ummatNya. Yakin akan rasul-rasul Allah merupakan
rukun iman yang keempat, antara nabi dan rasul terdapat peerbedaan. Orang
yang menerima wahyu disebut Nabi, sedangkan seorang Nabi yang disuruh
Allah menyampaikan wahyu itu dalam bentuk syari;at disebut rasul Allah.
Oleh karena itu seorang Rasul adalah Nabi, tetapi seorang Nabi belum tentu
Rasul.
Rasul Allah yang disebut didalam Al-Qur’an berjumlah 25 orang,
sedangkan Nabi yang disebut dalam sebuah hadits berjumlah 124.000 orang
(Nasruddin Rajak, 1977; 144).

Al-Qur’an memberitakan tentang Nabi dan Rasul, antara lain;

7
- Al-Qur’an An Nisa 4 ayat 164 berbunyi;
•‫صصْ ٰنهُ ْم َعلَ ْيكَ ِم ْن قَ ْب ُل َو ُر ُساًل لَّ ْم نَ ْقصُصْ هُ ْم َعلَ ْيكَ َۗو َكلَّ َم هّٰللا ُ ُموْ ٰسى‬
َ َ‫َو ُر ُساًل قَ ْد ق‬
‫تَ ْكلِ ْي ًم ۚا‬
Artinya: Dan ada beberapa rasul yang telah Kami kisahkan mereka
kepadamu sebelumnya dan ada beberapa rasul (la-in) yang tidak Kami
kisahkan mereka kepadamu. Dan kepada Musa, Allah berfirman
langsung.

- Al-Qur’an surat Al Baqarah (2) ayat 136 berbunyi ;


‫ب‬ َ ْ‫ق َويَ ْعقُو‬ •َ ‫قُوْ لُ ْٓوا• ٰا َمنَّا بِاهّٰلل ِ َو َمٓا اُ ْن ِز َل اِلَ ْينَا َو َمٓا اُ ْن ِز َل اِ ٰلٓى اِب ْٰر ٖه َم َواِسْمٰ ِعي َْل َواِس ْٰح‬
ُ ِّ‫َوااْل َ ْسبَا ِط َو َمٓا اُوْ تِ َي ُموْ ٰسى• َو ِعي ْٰسى َو َمٓا اُوْ تِ َي النَّبِيُّوْ نَ ِم ْن َّربِّ ِه ۚ ْم اَل نُفَر‬
‫ق بَ ْينَ اَ َح ٍد‬
َ‫ِّم ْنهُ ۖ ْم َونَحْ نُ لَهٗ ُم ْسلِ ُموْ ن‬
Artinya: Katakanlah, “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang
diturunkan kepada kami, dan kepada apa yang diturunkan kepada
Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, dan kepada apa yang
diberikan kepada Musa dan Isa serta kepada apa yang diberikan kepada
nabi-nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang
pun di antara mereka, dan kami berserah diri kepada-Nya.”
Firman Allah pula dalam surat Al anbiya (21) ayat 107
َ‫َو َمٓا اَرْ َس ْل ٰنكَ اِاَّل َرحْ َمةً لِّ ْل ٰعلَ ِم ْين‬
Artinya: Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan
untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.

5. Iman Kepada Hari Akhir.


Rukun iman kelima adalah percaya kepada hari akhir, keyakinan ini
sangat penting, dalam rangkaian kesatuan rukun iman lainnya, sebab tanpa
mempercayai hari akhirat sama halnya orang tidak mempercayai agama
islam, walaupun orang itu mengatakan bahwa ia percaya kepada Allah, dan
nabi Muhammad.

8
Setiap orang akan menerima akibat segala perbuatan yang dilakukan
diduna ini seperti yang difirmankan Allah dalam surat At Taubah (9) ayat 68
yang berbunyi;
ُ ‫ت َو ْال ُكفَّا َر نَا َر َجهَنَّ َم ٰخلِ ِد ْينَ فِ ْيهَ ۗا ِه َي َح ْسبُهُ ْم َۚولَ َعنَهُ ُم هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
ِ ‫َو َع َد ُ ْال ُم ٰنفِقِ ْينَ َو ْال ُم ٰنفِ ٰق‬
‫َۚولَهُ ْم َع َذابٌ ُّمقِ ْي ۙ ٌم‬
Artinya: Allah menjanjikan (mengancam) orang-orang munafik laki-laki
dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahanam. Mereka kekal
di dalamnya. Cukuplah (neraka) itu bagi mereka. Allah melaknat mereka; dan
mereka mendapat azab yang kekal.
Pengadilan atas diri manusia didepan Allah yang maha adil itu akan
berlangsung terbuka dengan segala bukti untuk menjelaskan apa yang telah
dilakukan oleh manusia didunia ini baik secara sembunyi-sembunyi maupun
terang-terangan.
Keyakinan ini adalah ajaran inti dari seluruh agama-agama langit yang
dibawa oleh para Nabi dan Rasul. Iman kepada hari akhirat membawa efek
positif dalam kehidupan bersama dalam masyarakat. Ia akan mendorong agar
manusia menjadi orang-orang Shaleh.

6. Iman Kepada Qadha dan Qadar


Qadha adalah ketetapan Allah SWT sejak sebelum penciptaan alam
semesta (zaman azali). Sedangkan qadar adalah perwujudan ketetapan Allah
SWT (qadha) yang sering disebut takdir.

Qadha adalah rencana dan qadar adalah perwujudan atau kenyataan, yang
hubungan keduanya tak mungkin dipisahkan. Adanya qada dan qadar
dijelaskan dalam Al Quran surat Al Ahzab ayat 38,

‫ض ٱهَّلل ُ لَهۥُ ۖ ُسنَّةَ ٱهَّلل ِ فِى ٱلَّ ِذينَ َخلَوْ ۟ا ِمن قَ ْب ُل ۚ َو َكانَ َأ ْم ُر ٱهَّلل ِ قَ َدرًا‬ ٍ ‫َّما َكانَ َعلَى ٱلنَّبِ ِّى ِم ْن َح َر‬
َ ‫ج فِي َما فَ َر‬
‫َّم ْقدُورًا‬

Artinya: "Tidak ada suatu keberatanpun atas Nabi tentang apa yang telah
ditetapkan Allah baginya. (Allah telah menetapkan yang demikian) sebagai

9
sunnahNya pada nabi-nabi yang telah berlalu dahulu. Dan adalah ketetapan
Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku."

Rukun iman ada 6. Wujud keimanan yang terakhir ini adalah percaya
dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menentukan segala sesuatu
yang akan terjadi pada makhlukNya. Meskipun begitu, menurut Sumber
Belajar Kemendikbud, manusia tetap harus berusaha dan berikhtiar dalam
mencapai sesuatu.

2.3 Fungsi Aqidah

Aqidah adalah dasar, fondasi untuk mendirikan bangunan. Semakin tinggi


bangunan yang akan didirikan harus semakin kokoh pula fondasi yang dibuat.
Kalau fondasinya lemah bangunan itu akan cepat ambruk. Tidak ada bangunan
tanpafondasi.
Kalau ajaran Islam kita bagi dalam sistimatika Aqidah Ibadah Akhlak dan
Mu’amalat, atau Aqidah Syari’ah dan Akhlak, atau Iman Islam dan Ihsan, maka
ketiga/keempat aspek tersebut tidak bisa dipisahkan sama sekali. Satu sama lain
saling terkait. Seseorang yang memiliki aqidah yang kuat, pasti akan
melaksanakan ibadah dengan tertib, memiliki akhlak yang mulia dan
bermu’amalat dengan baik. Ibadah seseorang tidak akan diterima oleh Allah swt
kalau tidak dilandasi dengan aqidah. Misalnya orang nonmuslim memberi beras
kepada seorang yang miskin, amal ibadah orang itu nilainya NOL di hadapan
Allah, Allah tidak menerima ibadahnya karena orang itu tidak punya landasan
aqidah.
Itulah sebabnya kenapa Rasulullah SAW selama 13 tahun periode Mekah
memusatkan dakwahnya untuk membangun aqidah yang benar dan kokoh.
Sehingga bangunan Islam dengan mudah berdiri di periode Madinah. Dalam
dunia nyatapun ternyata modal untuk membangun sebuah bangunan itu lebih
besar tertanamdifondasi.
Jadi aqidah berfungsi sebagai ruh dari kehidupan agama, tanpa ruh/aqidah maka
syari’at/jasad kita tidak ada guna apa-apa.

10
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Inilah enam rukun iman. Ketiadaan salah satu dari rukun iman ini
menyebabkan iman menjadi runtuh. Rukun-rukun iman ini apabila telah menetap
secara kokoh di dalam akidah seorang Muslim maka hal itu akan memberikan
pengaruh yang besar terhadap perilakunya, antara lain:

1. Membenarkan dan yakin secara sempurna terhadap apa saja yang datang dari Allah
dan rasul-Nya ‫ صلى هللا عليه وسلم‬seta tunduk secara penuh kepadanya.

2. Muraqabah Sesungguhnya muraqabatullahi Ta’ala (merasa senantiasa diawasi oleh


Allah Ta’ala) dalam keadaan tersembunyi maupun terbuka merupakan buah yang
agung dari buahbuah iman dan pengaruh yang agung-dari pengaruh-pengaruh iman.

3. Al-Izzah (kemuliaan) Sesungguhnya seorang mukmin sejati yang bersikap jujur


kepada Rabbnya itu meyakini bahwa kemuliaan itu hanyalah milik Allah seluruhnya.
Allah Ta’ala berfirman,

ُ‫ َو هَّلِل‬9‫ ِع ُزة َ و َلِر ُس َ ولِ ِه ولِل‬9َّ‫ؤ َ ِمنِين ِ ال‬9 ‫م‬

Artinya: Dan kemuliaan itu hanyalah bagi Allah, dan bagi Rasul-Nya dan bagi orang-
orang beriman. [Al-Munafiqun: 8].

3.2 Saran

Dari uraian mengenai rukun iman di atas, sudah sepatutnya kita


menyadari pondasi kekuatan dari seorang hamba berada pada tingkat
keimanannya terhadap Allah Ta’ala. Mempertahankan sebuah keimanan pun
bukanlah hal yang mudah karena ada banyak godaan yang bisa merusak akidah
dan juga akhlak diluar sana, sehingga tak heran jika tempat akhirnya In Shaa
Allah di akhirat adalah surga.

11
DAFTAR PUSTAKA

Dra. Hj. Ajeng Kartini, M. (2022). Pendidikan Agama Islam. Banjarmasin:


Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjary.
file:///C:/Users/User/Downloads/Arkanul%20iman%20dalam%20Akidah-Akhlak.pdf
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6099519/rukun-iman-ada-6-ini-penjelasan-
dalilnya-secara-berurutan
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6212968/pengertian-akidah-islam-dasar-
dasar-dan-tujuannya
https://www.inews.id/lifestyle/muslim/pengertian-aqidah

12

Anda mungkin juga menyukai