DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
NAMA NPM
AYDELIN MONICA 2203010095
MUHAMMAD ILHAM ZAINI 2203010829
YULIA DALTAFIKA 2203010051
FAKULTAS EKONOMI
BANJARMASIN 2022
KATA PENGANTAR
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh
kaerna itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para
pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat meharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat mengispirasi para pembaca
untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah- makalah
selanjutnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................3
PENDAHULUAN........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang Masalah......................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................3
BAB II..........................................................................................................................4
PEMBAHASAN...........................................................................................................4
2.1 Pengertian Aqidah Islam.....................................................................................4
2.2 Ruang Lingkup Dan Kaidah Aqidah Islam.........................................................4
1. Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah................................................................4
2. Rukun Iman.......................................................................................................5
2.3 Fungsi Aqidah...................................................................................................10
BAB III.......................................................................................................................11
PENUTUP..................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................11
3.2 Saran..................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Aqidah adalah pokok-pokok keimanan yang telah ditetapkan oleh Allah, dan
kita sebagai manusia wajib meyakininya sehingga kita layak disebut sebagai
orang yang beriman (mu’min).
Namun bukan berarti bahwa keimanan itu ditanamkan dalam diri seseorang
secara dogmatis, sebab proses keimanan harus disertai dalil-dalil aqli. Akan
tetapi, karena akal manusia terbatas maka tidak semua hal yang harus diimani
dapat diindra dan dijangkau oleh akal manusia. Para ulama sepakat bahwa dalil-
dalil aqli yang haq dapat menghasilkan keyakinan dan keimanan yang kokoh.
Sedangkan dalil-dalil naqli yang dapat memberikan keimanan yang diharapkan
hanyalah dalil-dalil yang qath’i.
Makalah kecil ini menampilkan beberapa bahasan yang bisa membantu siapa
saja yang ingin memahami aqidah.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Aqidah Islam
Rukun (jamaknya Arkanu) berasal dari Bahasa Arab yang berarti “tiang”.
Arkanul iman adalah tiang-tiang iman. Iman berasal dari kata “aamana”
mempercayai. Jadi iman berarti kepercayaan.
4
3. Ruhaniyat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan alam metafisik seperti Malaikat, Jin, Iblis, Syetan, Roh dan lain
sebagainya.
4. Sam’iyyat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa
diketahui lewat Sam’i (dalil naqli berupa Al-Qur’an dan Sunnah) seperti
alam barzakh, akhirat, azab kubur, tanda-tanda kiamat, surga neraka dan
lain sebagainya.
2. Rukun Iman
Allah, zat yang maha mutlak itu, menerut ajaran Islam, adalah Tuhan
yang Maha Esa segala sesesuatu mengenai Tuhan disebut Ketuhanan.
Ketuhanan yang maha Esa menjadi dasar negara Republik Indonesia.
Menurut pasal 29 ayat 1 UU 1945 Negara berdasarkan atas ketuhanan yang
Maha Esa menurut Hazairin (1970:58).
Pengertian Tuhan yang Maha Esa ialah, Esa dalam segalanya antara lain:
Esa dalam Zatnya
Esa dalam sifat-sifatnya
Esa dalam perbuatan-perbuatannya
Allah Maha Esa dalam wujudnya
Allah Maha Esa dalam menerima Ibadah
Allah Maha dalam menerima hajat dan Hasrat manusia
Allah Maha Esa dalam memberi hukuman
Rukun iman yang kedua ialah percaya dan yakin kepada malaikat
malaikat Allah.Malaikat adalah makhluk Ghoib. qur’an menyatakan bahwa
manusia berasal dari tanah dan jinb dari api menurut hadist,malaikat
5
diciptakan dari cahaya. Manua berasal dari zat (materi) karena itu wujudnya
nyata jin dan malaikat tidak berasal dari dzat, karena itu wujud nya tidak nyata ,
tidak kelihatan (Ghaib).
Malaikat sebagai Makhluk ghaib (immaterial) mempunyai ciri-ciri
seperti yang tertulis di dalam Al-Quran pada surah Al Anbiya ayat 28, Surah
Al Nahl ayat 50. Surah At Tahrim ayat 6, surat Al A’raf ayat 206 sebagai
berikut :
- Surat Al Anbiya ayat 28 : َضى ٰ يَ ْعلَ ُم َما بَ ْينَ اَ ْي ِد ْي ِه ْم َو َما خَ ْلفَهُ ْم َواَل يَ ْشفَعُوْ ۙنَ اِاَّل لِ َم ِن ارْ ت
ََوهُ ْم ِّم ْن خَ ْشيَتِ ٖه ُم ْشفِقُوْ ن
Artinya : Dia (Allah) mengetahui segala sesuatu yang di hadapan
mereka (malaikat) dan yang di belakang mereka, dan mereka tidak
memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridai (Allah), dan
mereka selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya.
- Surat Al Nahl ayat 50: َࣖ يَخَافُوْ نَ َربَّهُ ْم ِّم ْن فَوْ قِ ِه ْم َويَ ْف َعلُوْ نَ َما يُْؤ َمرُوْ ن
Artinya : Mereka takut kepada Tuhan yang (berkuasa) di atas mereka dan
melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).
- Surat At Tahrim ayat 6: ُٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا قُ ْٓوا اَ ْنفُ َس ُك ْم َواَ ْهلِ ْي ُك ْم نَارًا َّوقُوْ ُدهَا النَّاس
ۤ
ََو ْال ِح َجا َرةُ َعلَ ْيهَا َم ٰل ِٕى َكةٌ ِغاَل ظٌ ِشدَا ٌد اَّل يَ ْعصُوْ نَ هّٰللا َ َمٓا اَ َم َرهُ ْم َويَ ْف َعلُوْ نَ َما يُْؤ َمرُوْ ن
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak
durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
- Surat Al-A’raf ayat 206 : ٗاِ َّن الَّ ِذ ْينَ ِع ْن َد َربِّكَ اَل يَ ْستَ ْكبِرُوْ نَ ع َْن ِعبَا َدتِ ٖه َويُ َسبِّحُوْ نَهٗ َولَه
َࣖ يَ ْس ُج ُدوْ ن
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang ada di sisi Tuhanmu tidak
merasa enggan untuk menyembah Allah dan mereka menyucikan-Nya
dan hanya kepada-Nya mereka bersujud.
6
3. Iman Kepada Kitab-Kitab Allah.
Rasul atau Nabi, manusia yang dipilih Tuhan untuk menerima wahyunya
guna sampaikan kepada ummatNya. Yakin akan rasul-rasul Allah merupakan
rukun iman yang keempat, antara nabi dan rasul terdapat peerbedaan. Orang
yang menerima wahyu disebut Nabi, sedangkan seorang Nabi yang disuruh
Allah menyampaikan wahyu itu dalam bentuk syari;at disebut rasul Allah.
Oleh karena itu seorang Rasul adalah Nabi, tetapi seorang Nabi belum tentu
Rasul.
Rasul Allah yang disebut didalam Al-Qur’an berjumlah 25 orang,
sedangkan Nabi yang disebut dalam sebuah hadits berjumlah 124.000 orang
(Nasruddin Rajak, 1977; 144).
7
- Al-Qur’an An Nisa 4 ayat 164 berbunyi;
•صصْ ٰنهُ ْم َعلَ ْيكَ ِم ْن قَ ْب ُل َو ُر ُساًل لَّ ْم نَ ْقصُصْ هُ ْم َعلَ ْيكَ َۗو َكلَّ َم هّٰللا ُ ُموْ ٰسى
َ ََو ُر ُساًل قَ ْد ق
تَ ْكلِ ْي ًم ۚا
Artinya: Dan ada beberapa rasul yang telah Kami kisahkan mereka
kepadamu sebelumnya dan ada beberapa rasul (la-in) yang tidak Kami
kisahkan mereka kepadamu. Dan kepada Musa, Allah berfirman
langsung.
8
Setiap orang akan menerima akibat segala perbuatan yang dilakukan
diduna ini seperti yang difirmankan Allah dalam surat At Taubah (9) ayat 68
yang berbunyi;
ُ ت َو ْال ُكفَّا َر نَا َر َجهَنَّ َم ٰخلِ ِد ْينَ فِ ْيهَ ۗا ِه َي َح ْسبُهُ ْم َۚولَ َعنَهُ ُم هّٰللا هّٰللا
ِ َو َع َد ُ ْال ُم ٰنفِقِ ْينَ َو ْال ُم ٰنفِ ٰق
َۚولَهُ ْم َع َذابٌ ُّمقِ ْي ۙ ٌم
Artinya: Allah menjanjikan (mengancam) orang-orang munafik laki-laki
dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahanam. Mereka kekal
di dalamnya. Cukuplah (neraka) itu bagi mereka. Allah melaknat mereka; dan
mereka mendapat azab yang kekal.
Pengadilan atas diri manusia didepan Allah yang maha adil itu akan
berlangsung terbuka dengan segala bukti untuk menjelaskan apa yang telah
dilakukan oleh manusia didunia ini baik secara sembunyi-sembunyi maupun
terang-terangan.
Keyakinan ini adalah ajaran inti dari seluruh agama-agama langit yang
dibawa oleh para Nabi dan Rasul. Iman kepada hari akhirat membawa efek
positif dalam kehidupan bersama dalam masyarakat. Ia akan mendorong agar
manusia menjadi orang-orang Shaleh.
Qadha adalah rencana dan qadar adalah perwujudan atau kenyataan, yang
hubungan keduanya tak mungkin dipisahkan. Adanya qada dan qadar
dijelaskan dalam Al Quran surat Al Ahzab ayat 38,
ض ٱهَّلل ُ لَهۥُ ۖ ُسنَّةَ ٱهَّلل ِ فِى ٱلَّ ِذينَ َخلَوْ ۟ا ِمن قَ ْب ُل ۚ َو َكانَ َأ ْم ُر ٱهَّلل ِ قَ َدرًا ٍ َّما َكانَ َعلَى ٱلنَّبِ ِّى ِم ْن َح َر
َ ج فِي َما فَ َر
َّم ْقدُورًا
Artinya: "Tidak ada suatu keberatanpun atas Nabi tentang apa yang telah
ditetapkan Allah baginya. (Allah telah menetapkan yang demikian) sebagai
9
sunnahNya pada nabi-nabi yang telah berlalu dahulu. Dan adalah ketetapan
Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku."
Rukun iman ada 6. Wujud keimanan yang terakhir ini adalah percaya
dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menentukan segala sesuatu
yang akan terjadi pada makhlukNya. Meskipun begitu, menurut Sumber
Belajar Kemendikbud, manusia tetap harus berusaha dan berikhtiar dalam
mencapai sesuatu.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Inilah enam rukun iman. Ketiadaan salah satu dari rukun iman ini
menyebabkan iman menjadi runtuh. Rukun-rukun iman ini apabila telah menetap
secara kokoh di dalam akidah seorang Muslim maka hal itu akan memberikan
pengaruh yang besar terhadap perilakunya, antara lain:
1. Membenarkan dan yakin secara sempurna terhadap apa saja yang datang dari Allah
dan rasul-Nya صلى هللا عليه وسلمseta tunduk secara penuh kepadanya.
Artinya: Dan kemuliaan itu hanyalah bagi Allah, dan bagi Rasul-Nya dan bagi orang-
orang beriman. [Al-Munafiqun: 8].
3.2 Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
12