Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


“Aqidah Islam”
Dosen Pengampu:
Moch. Nur Alimin, M.Pd

Oleh:
Kelompok 8
1. TEGAR ELLEN ALDILAH HIKMAH (22022000304)
2. DEBI MARETA SILVA RUHILDA (22022000308)
3. FAIZAL KURNIA (22022000317)
4. TRI OKTAVIANDI SAPUTRA (22022000319)
5. ANDHITA NEISYA PRIBADI (22022000334)
6. GISKA YUWANA DEWI ROHIMA (22022000339)

KELAS H
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS MERDEKA MALANG
TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan
karunianya, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada waktunya. Adapun tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah “Pendidikan Agama Islam’’
pada semester 1 tahun akademik 2022/2023 dengan judul “Aqidah Islam” dengan membuat tugas
ini kami diharapkan untuk mampu memahami tentang peran pendidikan agama islam dalam
proses perkembangan.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik shingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki, Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkemhangan dunia
pendidikan.

Malang, 21 November 2022

Kelompok 8

2
DAFTAR ISI

Cover……………………………………………………………………………………...i
Kata pengantar .................................................................................................................ii
Daftar isi ...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.............................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah……………………………………………………………………4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tauhid…………………………………………………………………...5
2.2 Pengertian Syirik…………………………………………………………………....5
2.3 Macam-macam Tauhid ……………………………………………………………..6
2.4 Macam-macam Syirik……………………………………………………………….6
2.5 Implementasi arkanul iman dalam kehidupan sehari-hari……………………….8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................10
3.2 Saran ………………………………………………………………………………..10
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………11

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Aqidah Islam berpangkal pada keyakinan “Tauhid” yaitu keyakinan


tentang wujud Allah, Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada yang menyekutuinya,
baik dalam zat, sifat-sifat maupun perbuatannya. Akhlak mulia berawal dari
aqidah, jika aqidahnya sudah baik maka dengan sendirinya akhlak mulia akan
terbentuk. Iman yang teguh pasti tidak ada keraguan dalam hatinya dan
tidak tercampuri oleh kebimbangan. Beriman kepada Allah pasti akan
melaksanakan segala perintahnya dan menjauhi larangannya. Beriman
kepada Allah juga harus beriman kepada Malaikat, Nabi, kitab, hari akhir,
qada dan qadar Allah. Aqidah memiliki peranan penting dalam mendidik siswa, ruang
lingkup aqidah yang dapat membentuk akhlak mulia akan mengantarkan
manusia Indonesia sebagai manusia yang mumpuni dalam segala aspek
kehidupan. Ruang lingkup dari aqidah yaitu: Ilahiyat, nubuwat, ruhaniyat,
dan sam’iyyat1. Dari ruang lingkup aqidah yang dijadikan rujukankan
terbentuknya manusia berakhlakul karimah, berarti manusia dapat
menghindari akhlak tercela sebagai manifestasi dari ajaran-ajaran aqidah
Islam.
Pendidikan aqidah akhlak mempunyai arti dan peranan penting dalam
membentuk tingkah laku siswa seutuhnya. Sebab dengan pendidikan aqidah
akhlak ini siswa tidak diarahkan kepada pencapaian kebahagiaan hidup di
dunia saja, tetapi juga untuk kebahagiaan hidup di akhirat. Dengan
pendidikan aqidah akhlak siswa diarahkan mencapai keseimbangan antara
kemajuan lahiriah dan batiniah, keselarasan hubungan antara manusia dalam
lingkup sosial masyarakat dan lingkungannya juga hubungan manusia dengan
Tuhannya. Dan dengan pendidikan aqidah akhlak pula siswa akan memiliki
derajat yang tinggi yang melebihi makhluk lainnya. Pada akhirnya dapat
dikatakan bahwa pelaksanaan pendidikan aqidah akhlak dapat dipandang
sebagai suatu wadah untuk membina dan membentuk tingkah laku siswa
dalam mengembangkan pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) serta
pembiasaan (psikomotorik)

B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian Tauhid dan Syirik?
b. Sebutkan macam-macam Tauhid dan Syirik
c. Apa implementasi arkanul iman dalam kehidupan sehari-hari

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tauhid


Ditinjau dari buku Teologi Islam Ilmu Tauhid karya Drs Hadis Purba dan Drs. Salamuddin,
terdapat beberapa pengertian tauhid yang telah dikemukakan oleh para ahli. Beberapa definisi
atau pengertian tauhid tersebut antara lain;
1. Menurut Syaikh Muhammad Abduh (1926:4), dikemukakan bahwa "Ilmu tauhid adalah suatu
ilmu yang membahas tentang wujud Allah, tentang sifat-sifat yang wajib disifatkan kepada-Nya,
sifat-sifat yang sama sekali wajib dilenyapkan daripada-Nya, juga membahas tentang rasul-rasul-
Nya, meyakinkan kerasulan mereka, sifat-sifat yang boleh ditetapkan kepada mereka, dan apa
yang terlarang dinisbatkan kepada mereka."
2. Husain Affandi al-Jisr (tt:6) mengemukakan bahwa "Ilmu tauhid adalah ilmu yang membahas
tentang hal-hal yang menetapkan akidah agama dengan dalil-dalil yang meyakinkan."
3. Ibnu Khaldun (tt:458) mengemukakan bahwa "Ilmu tauhid berisi alasan-alasan dari aqidah
keimanan dengan dalil-dalil aqliyah dan alasan-alasan yang merupakan penolakan terhadap
golongan bid'ah yang dalam bidang aqidah telah menyimpang dari mazhab salaf dan ahlus
sunnah."
4. M.T. Thair Abdul Muin (tt:1) menyampaikan bahwa "Tauhid adalah ilmu yang menyelidiki
dan membahas soal yang wajib, mustahil dan jaiz bagi Allah dan bagi sekalian utusan-Nya; juga
menguoas dalil-dalil yang mungkin cocok dengan akal pikiran sebagai alat bantu untuk
membuktikan adanya Zat yang mewujudkan."
Masih banyak sekali definisi atau pengertian tauhid yang telah dikemukakan oleh para ahli.
Meski susunan kata-kata atau redaksi dari penjabaran mereka tidak sama, namun semuanya
memiliki kesamaan yakni masalah tauhid berkisar pada persoalan-persoalan yang berhubungan
dengan Allah SWT, rasul-rasul-Nya, dan hal-hal yang berkenaan dengan kehidupan manusia
setelah mati.

2.2 Pengertian Syirik


Secara bahasa syirik berasal dari Bahasa Arab as-syirku, yang artinya ta’addudul aalihati
(kemusyrikan), al-musyariku (sekutu, peserta), an-nashibu (bagian), dan asy-syirkatu
wasysyarikatu (persekutuan, perseroan).

5
Secara istilah syirik adalah perbuatan, anggapan atau itikad menyekutukan Allah Swt. dengan
yang lain, seakan-akan ada yang maha kuasa di samping Allah Swt. Orang yang menyekutukan
Allah disebut musyrik. Syirik merupakan dosa besar yang tidak terampuni, seperti difirmankan
oleh Allah Swt.
Penjelasan agar tetap teguh dalam mengakui keesaan Allah Swt. seperti dalam surah Luqman
[31] ayat 32:
Dan apabila mereka dilamun ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan,
lalu sebagian mereka tetap menempuh jalan yang lurusdan tidak ada yang mengingkari ayat-
ayat Kami selain orang-orang yang tidak setia lagi ingkar.

2.3 Macam – macam Tauhid


Tauhid terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah, dan tauhid asma wa
sifat. Pembagian ketiganya mengacu pada Al-Qur'an surah An Nas
1. Tauhid Rububiyah
Tauhid rububiyah adalah meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya pencipta, pemilik, dan
pengendali alam raya. Dia dapat menghidupkan dan mematikan dengan takdir-Nya serta dapat
mengendalikan seluruh alam semesta dengan sunah-sunah-Nya.
Memahami tauhid rububiyah bertujuan agar manusia mengakui tentang keagungan Allah SWT
atas semua makhluk yang diciptakan-Nya. Allah SWT berfirman dalam surah Al Mu'minun ayat
86-87:
٨٧ - َ‫ َسيَقُوْ لُوْ نَ هّٰلِل ِ ۗقُلْ اَفَاَل تَتَّقُوْ ن‬٨٦ - ‫ش ْال َع ِظي ِْم‬
ِ ْ‫ت ال َّسب ِْع َو َربُّ ْال َعر‬
ِ ‫قُلْ َم ْن رَّبُّ السَّمٰ ٰو‬
Artinya: "Katakanlah, "Siapakah Tuhan yang memiliki langit yang tujuh dan yang memiliki
'Arsy yang agung?" Mereka akan menjawab, "(Milik) Allah." Katakanlah, "Maka mengapa kamu
tidak bertakwa?"
2. Tauhid Uluhiyah
Tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah SWT dalam mengerjakan ibadah, seperti salat, puasa,
zakat, berkurban, berserah diri, dan berharap pada-Nya.
Tauhid jenis ini bertujuan agar manusia mengetahui bahwa hanya Allah SWT semata yang
berhak disembah dengan benar. Sehingga, hal ini menjadikan manusia tunduk, taat, dan
mengikuti perintah-Nya.
Ayat Al-Qur'an yang menerangkan tentang tauhid uluhiyah termaktub dalam surah An Nahl ayat
36.
ْ َّ‫َولَقَ ْد بَ َع ْثنَا فِ ْي ُك ِّل اُ َّم ٍة َّرسُوْ اًل اَ ِن ا ْعبُدُوا هّٰللا َ َواجْ تَنِبُوا الطَّا ُغوْ ۚتَ فَ ِم ْنهُ ْم َّم ْن هَدَى هّٰللا ُ َو ِم ْنهُ ْم َّم ْن َحق‬
‫ت َعلَ ْي ِه الض َّٰللَةُ ۗ فَ ِس ْيرُوْ ا فِى‬
٣٦ - َ‫ض فَا ْنظُرُوْ ا َك ْيفَ َكانَ عَاقِبَةُ ْال ُم َك ِّذبِ ْين‬ ِ ْ‫ااْل َر‬

6
Artinya: "Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk
menyerukan), "Sembahlah Allah, dan jauhilah tagut", kemudian di antara mereka ada yang diberi
petunjuk oleh Allah dan ada pula yang tetap dalam kesesatan. Maka berjalanlah kamu di bumi
dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul)."
3. Tauhid Asma wa Sifat
Tauhid asma wa sifat adalah beriman kepada nama-nama Allah SWT dan sifat-Nya,
sebagaimana termaktub dalam Al-Qur'an dan sunnah rasul-Nya.
Mempelajari tauhid yang artinya beriman kepada nama Allah dan sifat-Nya ini bertujuan untuk
mengetahui bahwa apa yang Allah SWT sifatkan untuk dirinya adalah benar (haq) dan mutlak.
Allah SWT berfirman:
٨ - ‫هّٰللَا ُ ٓاَل اِ ٰلهَ اِاَّل هُ ۗ َو لَهُ ااْل َ ْس َم ۤا ُء ْال ُحس ْٰنى‬
Artinya: "(Dialah) Allah, tidak ada tuhan selain Dia, yang mempunyai nama-nama yang terbaik."
(QS. Taha: 8).

2.4 Macam-macam Syirik


Syirik terbagi menjadi dua macam, yakni syirk akbar (syirik besar) atau disebut juga dengan
syirk jali (syirik nyata) dan syirk asghar (syirik kecil) atau disebut juga dengan syirk khafi (syirik
samar-samar).
1.Syirik Akbar
Disebut syirik akbar atau syirk jali jika melakukan perbuatan yang jelas-jelas menganggap ada
tuhan- tuhan lain selain Allah Swt. dan tuhan-tuhan itu dijadikannya sebagai tandingan di
samping Allah menganggap ada sesembahan selain Allahmenganggap Tuhan mempunyai anak
atau segala perbuatan yang mengingkari kemahakuasaan Allah Oleh karena itu mereka disebut
musyrik sehingga perlu dimurnikan ketauhidannya.
2.Syirik Asghar
Syirik asghar (syirk khafi) ialah perbuatan yang secara tersirat mengandung pengakuan ada yang
kuasa di samping Allah Swt. Misalnya, pernyataan seseorang: “Jika seandainya saya tidak
ditolong oleh dokter itu, saya pasti akan mati.” Pernyataan seperti ini menyiratkan seakan-akan
ada pengakuan bahwa ada sesuatu yang berkuasa selain Allah Swt. Seorang mukmin yang baik
dalam peristiwa seperti tersebut di atas akan berkata: “seandainya tidak ada pertolongan Allah
melalui dokter itu, saya pasti akan mati.”

7
2.5 Implementasi Arkanul Iman Dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Iman Kepada Allah
Iman yang pertama adalah yakin atas adanya Allah SWT. Mengimani Allah berarti kita percaya
bahwa hanya Allah satu-satunya pencipta semesta ini yang menguasai dan mengatur segalanya.
Kita juga harus percaya dengan semua nama dan sifat baik Allah, menaati semua perintah-Nya
serta menjauhi segala larangan-Nya.
Contoh: Lakukan shalat 5 waktu, lakukan kewajiban kita untuk zakat, berbakti kepada kedua
orang tua dan lakukan segala amalan yang sudah diperintahkan oleh Allah SWT.
2. Iman kepada para malaikat Allah
Kita wajib beriman tentang adanya malaikat, mereka adalah ciptaan Allah SWT yang dibuat dari
cahaya. Percaya bahwa setiap malaikat Allah memiliki masing-masing tugas yang diperintah
oleh Allah SWT.
Contoh: Cara mengimaninya dengan meniru sifat baik dari malaikat yang selalu taat kepada
Allah SWT. Ingat bahwa ada malaikat yang betugas untuk mencatat amal baik dan buruk kita,
dalam hidup di dunia, pastikan Anda memperbanyak perbuatan baik.
3. Iman kepada kitab-kitab Allah
Kita harus yakin bahwa seluruh kitab Allah adalah ucapan-Nya. Allah telah menurunkan 4 kitab
yaitu Taurat, Injil, Zabur, dan kitab Alquran sebagai penyempurna kitab terdahulu.
Contoh: Sebagai umat muslim kita harus selalu membaca, menghafal, bahkan mengamalkan apa
yang telah terkandung dalam Alquran dalam kehidupan agar tidak tersesat. Firman Allah dalam
Alquran sungguh nyata, sebisa mungkin kita harus terus melakukan amalan yang terkandung du
dalamnya.
4. Iman kepada para rasul Allah
Rukun iman ke 4 adalah beriman kepada Allah. Kita wajib mengimani bahwa rasul Allah adalah
25 laki-laki yang terpilih menjadi perantara membawa kebaikan untuk makhluk Allah.
Nabi Muhammad sendiri diturunkan sebagai nabi terakhir yang membawa kebenaran atas izin
Allah SWT. Sebagai umat muslim kita dapat menyakininya dengan percaya semua itu.
Contoh: rajin membaca sholawat nabi setiap hari, menjalankan sunnah dari Rasulullah yang telah
diajarkan, dan meniru sifat baik para 25 rasul yang telah Allah pilih.
5. Iman kepada Hari Kiamat (hari akhir)
Mengimani segala sesuatu yang terjadi di alam barzakh berupa fitnah kubur yaitu nikmat atau
pun siksa. Kita juga harus mengimani tanda-tanda kiamat, hari kebangkitan di padang mahsyar,
adanya hisab, misan, hingga berakhir di Surga atau Neraka.
6. Iman kepada Qada dan Qadar

8
Mengimani semua kejadian yang baik maupun yang buruk berasal dari Allah SWT. Hanya Allah
yang menghendaki segala sesuatu di alam semesta ini.
Contoh: Selalu berprasangka baik kepada Allah SWT, Allah menciptakan mudarat pastilah ada
maslahat, dan pandai bersyukur baik saat mendapat musibah maupun mendapat kebahagian.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Akidah Islam adalah prinsip utama dalam pemikiran Islami yang dapat membina setiap individu
muslim sehingga memandang alam semesta dan kehidupan dengan kaca mata tauhid dan
melahirkan konotasi-konotasi valid baginya yang merefleksikan persfektif Islam mengenai
berbagai dimensi kehidupan serta menumbuhkan perasaan-perasaan yang murni dalam
dirinya.Atas dasar ini, akidah mencerminkan sebuah unsur kekuatan yang mampu menciptakan
mu’jizat dan merealisasikan kemenangan-kemenangan besar di zaman permulaan Islam.Demi
membina setiap individu muslim, perlu kiranya kita mengingatkannya tentang sumbangsih-
sumbangsih akidah yang telah dimiliki oleh orang-orang sebelumnya dan meyakinkannya akan
validitas akidah itu dalam setiap zaman dan keselarasannya dengan segala era.
3.2 Saran
Dalam mempelajari makalah ini, sebaiknya para pembaca juga membaca buku atau meteri yang
bersangkutan dengan makalah ini, karena makalah ini disajikan secara ringkas untuk
memudahkan pembaca, memperoleh inti dari bahasan yang terdapat dalam makalah.

10
DAFTAR PUSTAKA

Al-Banna, H. (1980). Aqidah Islam. Bandung: Al-Ma'arif.


Ali, M. D. (1998). Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
al-Utsaimin, M. b. (2000). Ulasan Tuntas Tentang Tiga Prinsip Pokok, terj Zainal
Abidin Syamsuddin. Jakarta: Yayasan al-Shofwa.
Amin, S. M. (2010). Bimbingan dan Koneseling Islam. Jakarta: Amzah.
Andayani, A. M. (2005). Pendidikan Islam Berbasis Kompetensi. Bandung: Rosda
Karya.
Annisa, F. (2016, Desember 23). Fungsi Hadits terhadap Al-Qur'an beserta
Dalilnya. Dipetik Februari 15, 2020, dari http://dalamislam.com
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Aziz, A. (2009). Konsepsi Ahlussunnah Wal Jama'ah. Yogyakarta: Mutiara Ilmu.
Farikhatin, N. (2018, Februari 26). NU Online. Dipetik Februari 16, 2020, dari
NU Online Web site: http://islam.nu.or.id
Fatmawati, D. (2019). Implementasi Nilai-nilai Agama Islam Melalui Kegiatan
Keagamaan.

11

Anda mungkin juga menyukai