Di susun oleh :
Adinda Ichwania Putri (04010523001)
Agustin Chindy Artika Widiatama (04010523002)
Ainaya Permata Henryska (04010523003)
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya,
yang melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah agama
islam dan berbagai dimensinya. Makalah ini dapat diselesaikan dengan
baik, tak lepas dari sumber-sumber yang terkait dengan makalah ini.
Kami pun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Semoga makalah sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun yang
membacanya dan makalah yang kami buat dapat memberikan informasi
bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan
peningkatan ilmu agama bagi kita semua. Sebelumnya saya mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan, oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat untuk kedepannya.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI................................................................................................................................................ 3
BAB I ........................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 4
A.Latar belakang ................................................................................................................................ 4
B.Rumusan masalah ........................................................................................................................... 5
C.Tujuan masalah ............................................................................................................................... 5
BAB II .......................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 6
A. Aqidah ............................................................................................................................................. 6
B.Syariah.............................................................................................................................................. 9
C.Akhlak ............................................................................................................................................ 11
BAB III....................................................................................................................................................... 16
PENUTUP .................................................................................................................................................. 16
KESIMPULAN ................................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 17
3
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
4
B.Rumusan masalah
1. Apa pengertian aqidah?
2. Apa pengertian syari’ah ?
3. Apa pengertian akhlak?
C.Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui pengertian aqidah
2. Untuk mengetahui pengertian syari’ah
3. Untuk mengetahui pengertian akhlak
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Aqidah
Kata Akidah dalam bahasa arab adalah ‘aqidah, yang diambil dari kata
dasar ‘aqada, ya’qidu, ‘aqdan, ‘aqidatan, yang berarti simpul, ikatan,
perjanjian. Setelah berbentuk menjadi ‘aqidah, maka ia bermakna
keyakinan. Dengan demikian, ‘aqidah, yang berhubungan dengan kata
‘aqdan, menjadi bermakna keyakinan yang kokoh di hati, bersifat
mengikat dan mengandung perjanjian. Dalam kamus bahasa Indonesia,
akidah (‘aqidah) berarti yang dipercayai hati. Kata akidah ini juga seakar
dengan kata “al-‘aqdu” yang memiliki arti sama dengan kata :
1. Ar-rabth (ikatan)
2. Al-ibram (pengesahan)
3. Al-ihkam (penguatan)
4. At-tawatstsuq (menjadi kokoh, kuat)
5. Al-syaddu biquwwah (pengikatan dengan kuat)
6. At-tamasuk (pengokohan) dan al-itsbat (penetapan)
Dengan demikian, kata ‘aqidah, dapat dimaknai sebagai ketetapan hati
yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil keputusan.
Pengertian Akidah secara istilah ( dalam agama ) berarti perkara yang
wajib dibenarkan oleh hati, sehingga menjadi suatu kenyataan yang
teguh dan kokoh, tidak mencampuri oleh keraguan dan kebimbangan.
6
Pendapat serupa juga dikemukakan:
1. Hasan Al – Banna “ Akidah adalah beberapa perkara yang wajib
diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa,
menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan
keraguan”.
2. Menurut Abu Bakar Jabir Al jazairi “ Aqidah adalah sejumlah
kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia
berdasarkan akal Wahyu dan Fitrah kebenaran itu dimunculkan
oleh manusia dalam hati diyakini kebenarannya secara pasti serta
ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu”.
3. Mahmud syaltut, mantan Rektor Al Azhar Mesir “aqidah sebagai
suatu sistem kepercayaan dalam Islam diyakini sebelum apapun
melakukan apapun tanpa ada keraguan sedikitpun dan tanpa ada
unsur yang mengganggu kebersihan keyakinannya itu”.
7
Segala wujud yang ada ini hanya makhluk belakang ia akan senantiasa
berkomunikasi dengan penuh rasa tanggung jawab dan waspada apabila
ia bertindak atas dasar kebenaran maka ia dapat bekerja sama dengan
mereka yang berperilaku atas kebenaran pula.
Dengan dasar dan tujuan inilah Islam datang dan Nabi Muhammad
SAW berhasil mempersatukan umat manusia beserta perbaikan pada
budi pekerti kemerdekaan paham dan kebudayaan yang beradab.
Ruang lingkup pembahasan aqidah bisa diklasifikasikan kepada :
1. Ilahiyat
yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan Allah SWT, sifat-sifat Allah SWT, perbuatanAllah SWT
dan lain-lain.
2. Nubuwat
yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan Nabi dan Rasul, termasuk pembahasan tentang kitab-kitab
Allah SWT, mu’jizat, dan lain sebagainya.
3. Ruhaniyat
yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan alam metafisik seperti Malaikat, Jin, Iblis, Syaiton, Roh,
dan lain sebagainya.
4. Sam’iyyat
yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui
lewat dalil naqli berupa Al-Quran dan sunnah seperti alam barzah
akhirat azab kubur tanda-tanda kiamat surga neraka dan lainnya.
8
B.Syariah
9
Ketentuan-ketentuan tersebut bersifat abadi dan tidak ada yang
kompeten untuk mengubahnya selain Allah sendiri. Sedangkan tasyri'
wadl’i adalah penentuan hukum yang dilakukan para mujtahid.
Ketentuan-ketentuan hukum hasil kajian mereka ini tidak memiliki sifat
mutlak, tetapi bisa berubah-ubah karena merupakan hasil kajian nalar
para ulama yang tidak lepas dari salah karena di pengaruhi oleh
pengalaman keilmuan mercka serta kondisi lingkungan dan dinamika
social budaya masyarakat di sekitarnya. Sementara itu, kata syari’ah
bermakna jalan tempat keluarnya air untuk minum (murid al-ma’).
Dalam kajian hukum islam, syari’ah diartikan sebagai segala sesuatu
yang disyari’atkan oleh Allah kepada seluruh manusia, agar mereka
memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Aspek hukum yang
masuk dalam kategori syari’ah itu mencakup aturan tentang hubungan
antara manusia dengan Allah, yang disebut dengan ‘ubudiyah, dan
mencakup aturan tentang antar manusia dengan manusia, yang disebut
dengan mu ‘amalah/ijtima "iyah.
10
C.Akhlak
Akhlak secara etimologis berarti budi pekerti, tingkah laku atau tabiat.
Secara terminologis, akhlak berarti tingkah laku seseorang yang
didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu
perbuatan yang baik.
Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Muhammad al-
Ghazali, dan Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai
yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan
baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu. Tingkah laku itu
dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan
perbuatan baik atau hanya sewaktu-waktu saja.
Maka seseorang dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan
sendirinya, didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan dengan
banyak pertimbangan pemikiran apalagi pertimbangan yang sering
diulang-ulang, sehingga terkesan sebagai keterpaksaan untuk berbuat.
Apabila perbuatan tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah
pencerminan dari akhlak. Sementara itu, ilmu akhlak adalah ilmu yang
membahas tentang perbuatan yang dilakukan oleh manusia dan
mengajarkan perbuatan baik yang harus dilakukan oleh manusia dan
perbuatan buruk yang harus dihindari dalam kehidupan sehari-hari.
11
Berdasarkan pengertian di atas maka terdapat empat hal yang menjadi
syarat apabila seseorang ingin dikatakan berakhlak :
1. Perbuatan baik
2. Kemampuan melakukan perbuatan
3. Kesadaran akan perbuatan itu.
4. Kondisi jiwa yang membuat cenderung melakukan perbuatan baik
atau buruk
Akhlak bersumber pada agama. Pembentukan perangai ke arah baik atau
buruk ditentukan oleh faktor dari dalam diri sendiri maupun dari luar,
yaitu kondisi lingkungannya lingkungan yang paling kecil adalah
keluarga, melalui keluargalah kepribadian seseorang dapat terbentuk.
Secara terminologis, akhlak berarti tingkah laku seseorang yang
didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu
perbuatan yang baik.
Muhammad al-Ghazali menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang
melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik
tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.
Budi pekerti, moral, etika dan akhlak memiliki pengertian yang sangat
berbeda. Budi pekerti pada kamus bahasa Indonesia merupakan kata
majemuk dari kata budi dan pekerti. Budi berarti sadar atau yang
menyadarkan atau alat kesadaran. Pekerti berarti kelakuan.
12
Secara terminologis, kata budi ialah sesuatu pada manusia yang
berhubungan dengan kesadaran, didorong oleh pemikiran atau rasio
yang disebut dengan nama karakter. Sedangkan pekerti ialah apa yang
terlihat pada manusia, karena didorong oleh perasaan hati, yang disebut
behavior. Jadi dari kedua kata tersebut budi pekerti dapat diartikan
sebagai perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang bermanifestasi pada
karsa dan tingkah laku manusia.
Moral berasal dari bahasa latin yaitu mores, yang berarti adat istiadat
atau aturan umum yang menjadi dasar ukuran baik atau buruk perbuatan
seseorang. Maka moral adalah tindakan manusia yang baik dan wajar
menurut aturan 1umum di mana manusia itu berada.
Etika, berasal dari kata ethos, yang berarti adat kebiasaan. Etika terdiri
dari tiga pendekatan yaitu etika deskriptif, etika normatif, dan metaetika.
Kaidah etika yang biasa dimunculkan dalam etika deskriptif adalah adat
kebiasaan, anggapan-anggapan tentang baik dan buruk, tindakan yang
diperbolehkan atau tidak diperbolehkan Sedangkan kaidah yang sering
muncul dalam etika normatif, yaitu hati nurani, kebebasan dan tanggung
jawab nilai dan norma, serta hak dan kewajiban Selanjutnya yang
termasuk kaidah dalam metaetika adalah ucapan-ucapan yang dikatakan
pada bidang moralitas.
13
Etika dalam islam memiliki beberapa ciri diantaranya adalah :
1. Mengajarkan kepada manusia tingkah laku yang baik
2. Mengajarkan kepada manusia bahwa sumber moral (ukuran baik
atau buruknya perbuatan) adalah ajaran Allah SWT
3. Bersifat universal dan komprehensif
Persamaan antara etika dan moral adalah sama-sama membicarakan
tentang tingkah laku manusia. Hanya saja etika lebih banayak
didasarkan oleh akal pikiran, sementara moral di dasarkan pada adat
kebiasaan.
Ruang lingkup akhlak adalah sebagai berikut;
1. Akhlak dalam berhubungan dengan Allah SWT
Bentuknya adalah dengan menjalankan segala perintahnya dan mejauhi
segala laranganNya Mencintai Allah SWT dan mensyukuri segala
nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Mengakui keagungan
Allah SWT sehingga memiliki rasa malu untuk berbuat maksiat. Serta
tidak memiliki sifat putus asa dan menerima segala keputusan Allah
SWT dengan sikap sabar sehingga tidak akan memiliki prasangka buruk
kepada Allah SWT.
14
2. Akhlak dalam berhubungan dengan sesama manusia
Bentuknya adalah saling menjalin sikap silaturahmi menghormati
menghargai dan saling tolong menolong. Tidak menyakiti orang lain
baik dalam bentuk perkataan maupun sikap. Mengedepankan sikap maaf
jika terjadi perselisihan.
3. Akhlak dalam berhubungan dengan alam
Bentuknya adalah dengan menjaga kelestarian alam karena alam juga
makhluk Allah yang berhak hidup seperti manusia hal itu dilakukan
dengan cara menyadari bahwa diri manusia diciptakan dari unsur alam
yaitu tanah. Dengan demikian alam adalah bagian dari diri manusia.
Di antara metode peningkatan kualitas akhlak adalah dengan menyadari
bahwa manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang dapat melakukan
berbagai kemungkinan.
15
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Aqidah adalah ketetapan hati ataupun keyakinan yang tidak ada
keraguan sedikitpun dan tanpa ada unsur yang mengganggu kebersihan
keyakinannya itu, sedangkan akidah islam adalah sistem kepercayaan
dalam islam yang mengikat pengikutnya dalam bersikap dan bertingkah
laku.
Syari'ah diartikan sebagai segala sesuatu yang disyari'atkan oleh Allah
kepada seluruh manusia, agar mereka memperoleh kebahagiaan di dunia
dan di akhirat.
Akhlak berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu
keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik.
Muhammad al-Ghazali menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang
melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik
tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahuluPerangai sendiri
mengandung pengertian suatu sifat dan watak yang merupakan bawaan
seseorang.
16
DAFTAR PUSTAKA
17