Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Segala puji bagi Allah yang maha megetahui dan maha bijaksana yang telah memberi
petunjuk agama yang lurus kepada hamba-Nya dan hanya kepada-Nya. Salawat serta salam
semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW yang membimbing umat nya degan suri
tauladan-Nya yang baik .
Dan segalah Syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan
anugrah,kesempatan dan pemikiran kepada kami untuk dapat menyelesaikan makalah ini .
makanlah ini merupakan pengetahuan tentangkonsep aqidah dalam islam, semua ini di
rangkup dalam makalah ini , agar pemahaman terhadap permasalahan lebih mudah di
pahami dan lebih singkat dan akurat .
Sistematika makalah ini dimulai dari pengantar yang merupakan apersepsi atas
materi yang telah dan akan dibahas dalam bab tersebut .Selanjutnya , membaca akan masuk
pada inti pembahasaan dan di akhiri dengan kesimpulan , saran dan makalah ini. Diharapkan
pembaca dapat mengkaji berbagai permasalahan tentang konsep aqidah islam,kami
penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu proses
pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaaat bagi kita semua.
Terimakasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

DAFTAR ISI

1. . Kata penghantar…………………………………………………………………… iii


2. Daftar isi ………………………………………………………………………….. v

BAB I Pendahuluan ………………………………………………………………. 1


1. Latar Belakang...................................................................... 1
2. Rumusan masalah
3. Tujuan................................................................................... 1
BAB II Pembahasan
1. Pengertian Aqidah…………………………………………………..……..
2. Istilah lain Aqidah................................................................

BAB III Penutup

1. Kesimpulan
2. Saran

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Nilai suatu ilmu itu ditentukan ofeh kandungan ilmu tersebut. Semakin besar dan
bermanfaat nilainya semakin penting untuk dipelajarinya. Ilmu yang paling penting adalah
ilmu yang mengenakan kita kepada Allah SWT, Sang Pencipta. Sehingga orang yang tidak
kenal Allah SWT disebut kafir meskipun dia Profesor Doktor, pada hakekatnya dia bodoh.
Adakah yang lebih bodoh daripada orang yang tidak mengenal yang menciptakannya?
Begitu pentingnya Aqidah ini sehingga Nabi Muhammad, penutup para Nabi dan
Rasul membimbing ummatnya selama 13 tahun ketika berada di Mekkah pada bagian ini,
karena aqidah adafah landasan semua tindakan. Dia dalam tubuh manusia seperti
kepatanya. Maka apabila suatu ummat sudah rusak, bagian yang harus direhabilitisi adalah
kepalanya lebih dahulu. Disinitah pentingnya aqidah ini. Apalagi ini menyangkut
kebahagiaan dan keberhasilan dunia dan akherat. Dialah kunci menuju surga.
Aqidah secara bahasa berarti sesuatu yang mengikat. Pada keyakinan manusia
adalah suatu keyakinan yang mengikat hatinya dari segala keraguan. Aqidah menurut
terminologi syarat (agama) yaitu keimanan kepada Allah, Malaikat-malaikat, Kitab-kitab,
Para Rasul, Hari Akherat, dan keimanan kepada takdir Allah baik dan buruknya. lni disebut
Rukun Iman.
Dalam syarat Islam terdiri dua pangkal utama. Pertama : Aqidah yaitu keyakinan
pada rukun iman itu, letaknya di hati dan tidak ada kaitannya dengan cara-cara perbuatan
(ibadah). Bagian ini disebut pokok atau asas. Kedua : Perbuatan yaitu cara-cara amal atau
ibadah seperti sholat, puasa, zakat, dan seluruh bentuk ibadah disebut sebagai cabang. Nilai
perbuatan ini baik buruknya atau diterima atau tidaknya bergantung yang pertama.
Makanya syarat diterimanya ibadah itu ada dua, pertama : ikhias karena Allah SWT
yaitu berdasarkan aqidah islamiyah yang benar. Kedua : Mengerjakan ibadahnya sesuai
dengan petunjuk Rasululiah SAW. ini disebut amal sholeh. Ibadah yang memenuhi satu
syarat saja, umpamanya ikhlas saja tidak mengikuti petunjuk Rasuluflah SAW tertolak atau
mengikuti Rasuiullah SAW saja tapi tidak ikhlas, karena faktor manusia, umpamanya, maka
amal tersebut tertolak. Sampai benar-benar memenuhi dua kriteria itu. Inilah makna yang
terkandung dalam AI-Qur'an surah AI-Kahfii 110 yang artinya : "Barangsiapa mengharap
perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh dan
janganlah ia me.mpersekutukan. seorangpun cialam befibadah kepada Tuhannya. “
Aqidah adalah pokok-pokok keimanan yang telah ditetapkan oleh Allah, dan kita
sebagai manusia wajib meyakininya sehingga kita layak disebut sebagai orang yang beriman
(mu’min).
Namun bukan berarti bahwa keimanan itu ditanamkan dalam diri seseorang secara
dogmatis, sebab proses keimanan harus disertai dalil-dalil aqli. Akan tetapi, karena akal
manusia terbatas maka tidak semua hal yang harus diimani dapat diindra dan dijangkau oleh
akal manusia.
Para ulama sepakat bahwa dalil-dalil aqli yang haq dapat menghasilkan keyakinan
dan keimanan yang kokoh. Sedangkan dalil-dalil naqli yang dapat memberikan keimanan
yang diharapkan hanyalah dalil-dalil yang shahih.

2. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan aqidah ?
2. Apa istilah lain aqidah?

3. Tujuan Makalah
1. Menjelaskan pengertian aqidah
2. Menjelaskan istilah lain aqidah
BAB II
Pembahasan

1. Pengertian
· Pengertian aqidah dalam bahasa arab berasal dari kata al-‘aqdu yang berarti ikatan, at-
tautsiiqu yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-‘ihkaamu yang artinya
mengokohkan, dan ar-rabthu buqw-wah yang berarti mengikat yang kuat.
· Pengertian aqidah secara istilah adalah iman teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan
sedikitpun bagi orang yang menyakitinya.
· Pengertian aqidah dalam syara’ yaitu iman kepada allah, para malaikat-nya, para raulnya,
dan hari akhir serta pada qada dan qadar.
· Menurut M Hasbi Ash Shiddiqi mengatakan aqidah menurut ketentuan bahasa (bahasa
arab) ialah sesuatu yang dipegang teguh dan terhunjam kuat di dalam lubuk jiwa dan tak
dapat beralih dari padanya.
· Aqidah menurut Syaikh Mahmoud Syaltout adalah segi teoritis yang dituntut pertama-
tama dan terdahulu dari segala sesuatu untuk dipercayai dengan suatu keimanan yang tidak
boleh dicampuri oleh syakwasangka dan tidak dipengaruhi oleh keragu-raguan.
· Syekh Hasan Al-Bannah menyatakan aqidah sebagai sesuatu yang seharusnya hati
membenarkannya sehingga menjadi ketenangan jiwa, yang menjadikan kepercayaan bersih
dari kebimbangan dan keragu-raguan.
· Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat
diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu
dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini keshahihan dan keberadaannya secara
pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran
itu.
· Menurut Abdullah Azzam, aqidah adalah iman dengan semua rukun-rukunnya yang enam.Berarti
menurut pengertian ini iman yaitu keyakinan ataukepercayaan akan adanya Allah SWT, Malaikat-malaikat-
Nya, Kitab-kitab-Nya,Nabi-nabi-Nya, hari kebangkitan dan Qadha dan Qadar-Nya.
Jadi aqidah islam adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah
dangan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepadanya, beriman kapada
malaikatnya dan rasul-rasulnya, hari akhir, tardik baik dan buruk dan mengmani apa-apa
yang telah shahih tentang prinsip-prinsip agama, perkara-perkara yang ghaib.

2. Istilah lain Aqidah


Istilah aqidah merupakan istilah baru. Dalam Al-Qur’an, tidak kita menjumpai kata aqidah.
Demikian pula pada masa Rasulullah dan sahabat, istilah ini belum populer.

Istilah aqidah baru digunakan oleh para ulama setelahnya. Misalnya Imam Al Laalakaai (418 h)
dalam kitabnya Syarhul Ushul I’tiqad Ahlu Sunnah wal Jama’ah dan Imam Ash Shabuni (449
H) dalam kitabnya Aqidas Salaf Ashaabul Hadits.

Aqidah islamiyah memiliki banyak sinonim alias nama lain. Antara lain at tauhid, al iman, al
fiqhul akbar, as sunnah dan ushuluddin.
At Tauhid
Sejak awal, Islam sudah menggunakan istilah tauhid. Bisa kita dapati dalam hadits-hadits
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Di antaranya sabda beliau kepada Muadz bin Jabal
ketika mengutusnya ke Yaman:
، ‫ َفِإْن ُهْم َأَطاُع ْو ا َلَك ِبٰذ ِلَك‬، ‫َخـْمَس َص َلَو اٍت ِفْي ُك ِّل َيْو ٍم َو َلْيَلٍة‬ ‫ َفَأْخ ِبْر ُهْم َأَّن َهللا َقْد َفَر َض َع َلْيِهْم‬، ‫َلَك ِبٰذ ِلَك‬
، ‫ َفِإْن ُهْم َأَطاُع ْو ا َلَك ِبٰذ ِلَك‬، ‫ِم ْن َأْغ ِنَياِئِه ْم َفُتَر ُّد َع َلى ُفَقَر اِئِه ْم‬ ‫َفَأْخ ِبْر ُهْم َأَّن َهللا َقْد َفَرَض َع َلْيِه ْم َص َد َقًة ُتْؤ َخ ُذ‬
‫ َفِإَّنُه َلْيَس َبْيَنُه َو َبْيَن ِهللا ِح َج اٌب‬، ‫ َو اَّتِق َد ْع َو َة اْلـَم ْظُلْو ِم‬، ‫َأْم َو اِلِه ْم‬ ‫َفِإَّياَك َو َك َر اِئَم‬

“Sesungguhnya engkau akan mendatangi satu kaum Ahli Kitab, maka hendaklah pertama kali
yang kamu sampaikan kepada mereka ialah syahadat La ilaha illallah wa anna Muhammadar
Rasulullah -dalam riwayat lain disebutkan, ‘Sampai mereka mentauhidkan Allâh.’- Jika
mereka telah mentaatimu dalam hal itu, maka sampaikanlah kepada mereka bahwa
mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu sehari semalam. Jika mereka telah mentaati
hal itu, maka sampaikanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan kepada mereka zakat
yang diambil dari orang-orang kaya di antara mereka untuk diberikan kepada orang-orang
fakir. Dan jika mereka telah mentaati hal itu, maka jauhkanlah dirimu (jangan mengambil)
dari harta terbaik mereka. Dan lindungilah dirimu dari doa orang yang teraniaya karena
sesungguhnya tidak satu penghalang pun antara doanya dan Allah.” (HR. Bukhari dan
Muslim)

Fiqhul Akbar
Awalnya, istilah Fiqih mengacu kepada ajaran Islam secara umum, terutama tentang akhirat.
Namun kemudian, ia menyempit menjadi ilmu tentang hukum-hukum dzahir praktis syar’i
sebagaimana saat ini.

Karenanya untuk membedakan dari fiqih praktis, aqidah disebut sebagai fiqhul akbar. Di
antaranya ulama yang mempopulerkannya adalah Imam Abu Hanifah (150 H) dalam
kitabnya Al Fiqhul Akbar.

As Sunnah
Sunnah memiliki banyak makna sesuai disiplin ilmunya. Dalam fiqih ada istilah sunnah yang
merupakan salah satu dari lima hukum taklifi. Dalam ushul fiqih ada sunnah yang
merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an. Sedangkan dalam ilmu hadits, ada
sunnah yang merupakan sinonim aqidah dan antitesa dari bid’ah.

Banyak ulama yang menggunakan istilah sunnah sebagai sinonim aqidah. Antara lain Imam
Ahmad bin Hanbal (327 H) dalam Kitabus Sunnah dan Imam Al Barbhaari (329 H) dalam
Syarhus Sunnah.

Ushulud Din
Ushulud din artinya adalah pokok agama. Yakni aqidah. Istilah inilah yang sekarang menjadi
nama fakultas dalam perguruan tinggi. Ulama yang menggunakan istilah ini dalam kitabnya
antara lain Abu Hasan Al Asy’ari (324 H) dalam Al ‘Inabah ‘an Ushulid Diyanah dan Ibnu
Bathoh (387 H) dalam Asy Syarhu wal Ibanat ‘an Ushulin Sunnah wad Diyanah.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Dalam keseluruhan bangunan Islam, aqidah dapat diibaratkan sebagai fondasi. Di mana
seluruh komponen ajaran Islam tegak di atasnya. Aqidah merupakan beberapa prinsip
keyakinan. Dengan keyakinan itulah seseorang termotivasi untuk menunaikan kewajiban-
kewajiban agamanya. Karena sifatnya keyakinan maka materi aqidah sepenuhnya adalah
informasi yang disampaikan oleh Allah Swt. melalui wahyu kepada nabi-Nya, Muhammad
Saw.
Pada hakikatnya filsafat dalam bahasan aqidah tetap bersumber pada Al-Qur’an dan
Sunnah. Allah menganugerahkan kebijakan dan kecerdasan berfikir kepada manusia untuk
mengenal adanya Allah dengan memperhatikan alam sebagai bukti hasil perbuatan-Nya
Yang Maha Kuasa. Hasil perbuatan Allah itu serba teratur, cermat dan berhati-hati.
Sumber aqidah Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Akal pikiran tidaklah menjadi sumber
aqidah, tetapi hanya berfungsi memahami nash-nash yang terdapat dalam kedua sumber
tersebut dan mencoba –kalau diperlukan – membuktikan secara ilmiah kebenaran yang
disampaikan Al-Qur’an dan Sunnah. Itupun harus didasari oleh suatu kesadaran bahwa
kemampuan akal sangat terbatas. Sesuatu yang terbatas/akal tidak akan mampu menggapai
sesuatu yang tidak terbatas.
Jadi aqidah berfungsi sebagai ruh dari kehidupan agama, tanpa ruh/aqidah maka
syari’at/jasad kita tidak ada guna apa-apa.
2. SARAN
Aqidah merupakan hal yang sangat penting namun sering kali diabaikan.
Persoalannya adalah bagaimana kita ber-aqidah yang sesuai dengan Al-Quran dan Hadist.
Karena dewasa ini telah banyak bertebaran aqidah yang mengatasnamakan islam namun
melenceng dari tuntunan yang berlaku.
Marilah kita sebagai kaum muslim berintelektual membangun peradaban islam yang
baldatun, toyibatun, warabbun ghofur. Semoga apa yang telah kami sajikan tadi dapat
diambil intisarinya yang kemudian diamalkan juga semoga berguna bagi kehidupan kita di
masa yang akan datang.

Daftar Pustaka

Rohman, Roli Abdur. 2008. Menjaga Aqidah dan Akhlaq 1. Erlangga. Jakarta
Jawas, Yazid bin Abdul Qadir. 2011. Syarah Aqidah Ahlus Sunah wal Jama’ah. Pustaka Imam
Asy Syafi’i. Jakarta
Daudy, Ahmad. 1997. Kuliah Aqidah Islam. Bulan Bintang. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai