Anda di halaman 1dari 12

SISTEM BILANGAN REAL

DOSEN PENGUMPU : HABIBI, M.pd

KELOMPOK 1

AYU DEWI PUTRI

HERLINA

MUHAMMAD DAVA MAHAVERO

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

MUHAMMADIYAH PAGARALAM 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
"Sistem bilangan real" ini.

Saya menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah
yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya, Karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman, kami selaku penyusun makalah ini mohon maaf sebesar-
sebesarnya atas segala kekurangan dalam penyusunan makalah ini.

Pagaralam,19 September 2023

Penyusun

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

System bilangan merupakan hal pokok dalam ilmu matematika, yang dapat juga
dinyatakan sebagai inti dari ilmu matematika. Dari system ini dapat terbagi ke dalam
beberapa macam termasuk bilangan real. Dalam makalah yang kami sajikan ini akan
membahas tentang bilangan real yang dilengkapi dengan macam dan sifat-sifatnya.

Bilangan real adalah bilangan yang sering di gunakan dalam kehidupan sehari-hari yaitu
bilangan yang merupakan gabungan dari bilangan rasioanal dan bilangan irrasioanal sendiri.
Bilangan rasional adalah gabungan antara bilangan bulat dengan bilang pecahan. Sedangkan
bilangan irasional adalah bilangan yang tidak dapat dinyatakan ke dalam bentuk pecahan
atau bilangan yang bukan merupakan bilangan rasional.

B. Tujuan

1. Memahami tentang konsep dasar matematika terutama tentang bilangan real.


2. Menjelaskan tentang pengertian, macam, hingga sifat-sifat bilangan real.

C.Manfaat

1. Dengan dibuatnya makalah ini maka dapat kiketahui tentang bilangan real, baik
macam maupun sifat-sifatnya
2. Dengan dibuatnya makalah ini akam mempermudah pembaca dalam memahami
dasar dari matematika,
3. Dengan dibuatnya makalah ini maka dapat di gunakan sebagai bahan acuan dalam
belajar matematika
4. Dengan dibuatnya makalah ini akan mempermudah pembaca dalam melakukan
operasi hitung matematika.

D.Rumusan Masalah

1. Apa pengertian sistem bilangan real


2. Apa saja macam macam bilangan real
3. Bagaimana sifat sifat bilangan real

iv
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Bilangan Real

Sistem Bilangan Real adalah himpunan bilangan real yang disertai dengan operasi
penjumlahan dan perkalian sehingga memenuhi aksioma tertentu. Sedangkan himpunan
bilangan real sendiri adalah gabungan dari himpunan bilangan rasional dan himpunan
bilangan irasional.

Bilangan real adalah sistem bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk desimal. Angka
desimal adalah angka berbasis 10 yang dibentuk dari angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9. Bilangan
ini memiliki simbol R. Bilangan real berasal dari real (bahasa inggris) yang artinya nyata.
Disebut bilangan nyata karena dapat ditemukan pada garis bilangan. Berikut merupakan
contoh bilangan real:

 -2,5 dibaca minus dua koma lima


 -1 dibaca minus satu
 0
 1
 1,6
 1/2 = 0,5
 √2 = 1,4142 …
 ϵ = 2,718281 …(konstanta euler)
 π = 3,141592 … (konstanta phi)
 75% = 0,75

B. Jenis-Jenis Bilangan Real
Berikut merupakan jenis-jenis bilangan real dan contohnya masing-masing
1. Bilangan Rasional

Bilangan rasional adalah suatu bilangan yang dapat diubah ke dalam bentuk pecahan a/b,
dimana a dan b merupakan bilangan bulat, serta nilai b tidak sama dengan nol. Himpunan
bilangan rasional dilambangkan dengan huruf Q.

Bilangan rasional dapat diubah menjadi bilangan desimal. Jika diubah ke desimal, maka
angkanya akan berhenti pada suatu bilangan tertentu. Namun jika tidak berhenti, maka
akan membentuk pola pengulangan.

v
Contoh bilangan rasional:

 0 = 0/1 (dapat diubah ke bentuk a/b)


 5 = 5/1 (dapat diubah ke bentuk a/b)
 1,2 = 12/10 (dapat diubah ke bentuk a/b)
 1/4 = 0,25 (berhenti di suatu bilangan)
 5/4 = 0,636363… (memiliki pola pengulangan)
 √4 = 2 = 2/1 (dapat diubah ke bentuk a/b)
 20% = 20/100 (dapat diubah ke bentuk a/b)

2. Bilangan Irasional

Bilangan irasional adalah suatu bilangan yang tidak dapat diubah ke dalam bentuk
pecahan a/b. Himpunan bilangan irasional dilambangkan dengan huruf I. Jika suatu bilangan
irasional diubah menjadi bentuk pecahan desimal, maka angkanya akan tidak akan berhenti
di suatu bilangan dan tidak membentuk suatu pola pengulangan tertentu.

Contoh bilangan irasional:

 konstanta π = 3,1415926… (tidak membentuk pola pengulangan)


 konstanta e = 2,7182818… (tidak membentuk pola pengulangan)
 √5 = 2,236067… (tidak membentuk pola pengulangan)
 √2 =1,4142135… (tidak membentuk pola pengulangan)
 √3 =1,7320508… (tidak membentuk pola pengulangan)

3. Bilangan Pecahan

Bilangan pecahan adalah suatu bilangan yang ditulis dalam bentuk a/b, di mana a dan b
merupakan bilangan bulat. a disebut sebagai pembilang, dan b disebut sebagai penyebut,
serta nilai b bukan nol.

Bilangan pecahan memiliki beberapa jenis, diantaranya yaitu pecahan biasa, pecahan
campuran, desimal, persen dan permil.

Contoh bilangan pecahan:

 1/2 (pecahan biasa), pecahan yang ditulis a/b


 1 2/3 (pecahan campuran), pecahan yang terdiri dari bilangan bulat dan pecahan
biasa
 0,25 (pecahan desimal), pecahan dengan penyebut sepuluh, seratus, seribu, dan
seterunya
 25% (persen), pecahan perseratus

vi
 50‰ (permil), pecahan perseribu

4. Bilangan Bulat
Bilangan bulat adalah himpunan bilangan yang terdiri dari bilangan bulat positif, bilangan
nol (0) dan bilangan bulat negatif. Bilangan bulat disimbolkan dengan huruf Z. Himpunan
anggota bilangan bulat dapat dituliskan sebagai berikut:
Contoh bilangan bulat:
Z = { …,-5, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5, … }.

a. Bilangan Bulat Positif

Bilangan bulat positif adalah bilangan yang nilainya positif. Pada garis bilangan, bilangan
positif dimulai dari angka satu terus berlanjut ke kanan dan seterusnya.

Contoh bilangan bulat positif:

1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya.

b. Bilangan Bulat Negatif

Bilangan bulat negatif adalah bilangan yang nilainya negatif. Pada garis bilangan, bilangan
negatif dimulai dari -1 terus berlanjut ke kiri dan seterusnya.

Contoh bilangan bulat negatif:

-1, -2, -3, -4, -5, dan seterusnya.

c. Bilangan 0 (Nol)
Bilangan nol adalah angka nol (0). Nol bukan termasuk bilangan positif atau pun bilangan
negatif.

5. Bilangan Cacah

Bilangan cacah merupakan gabungan dari bilangan nol dan bilangan asli. Bilangan cacah
adalah bilangan yang dimulai dari angka 0 dan angka selanjutnya merupakan bilangan asli
yang ditambah 1 dari bilangan semula. Bilangan cacah dilambangkan dengan huruf C.
Himpunan anggota bilangan cacah dapat dituliskan sebagai berikut:

Contoh bilangan cacah:


C = {0, 1, 2, 3, 4, 5, … }

6. Bilangan Asli

vii
Bilangan asli adalah himpunan bilangan yang dimulai dari angka 1 dan bertambah satu-
satu dari angka semula. Himpunan bilangan asli merupakan himpunan bilangan bulat positif.
Himpunan bilangan asli dilambangkan dengan huruf A. Anggota himpunan bilangan asli
dapat dituliskan sebagai berikut:

Contoh bilangan asli:


A = {1, 2, 3, 4, 5, …}

7. Bilangan Ganjil
Bilangan ganjil adalah himpunan bilangan bulat yang tidak habis dibagi dua. Bilangan
ganjil dapat dituliskan dalam bentuk = 2n + 1, dimana n adalah bilangan bulat. Himpunan
bilangan ganjil dilambangkan dengan huruf L. Anggota himpunan bilangan ganjil dapat
dituliskan sebagai berikut:

Contoh bilangan ganjil:


L = {…, -9, -7, -5, -3, -1, 1, 3, 5, 7, 9, …}

8. Bilangan Genap

Bilangan genap adalah himpunan bilangan bulat yang habis dibagi dua. Bilangan genap
dapat dituliskan dalam bentuk = 2n, dimana n adalah bilangan bulat. Himpunan bilangan
genap dilambangkan dengan huruf N. Anggota himpunan bilangan genap dapat dituliskan
sebagai berikut:

Contoh bilangan genap:


N = {…, -10, -8, -6, -4, -2, 0, 2, 4, 6, 8, 10, …}

9. Bilangan Prima

Bilangan prima adalah bilangan asli yang lebih dari angka 1 dan hanya bisa dibagi dengan
angka 1 dan bilangan itu sendiri. Himpunan bilangan prima dilambangkan dengan huruf P.

Contoh bilangan prima 1 – 100:


P = (2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29, 31, 37, 41, 43, 47, 53, 59, 61, 67, 71, 73, 79, 83, 89, 97)

10. Bilangan Komposit


Bilangan komposit adalah bilangan asli yang lebih besar dari 1 dan memiliki lebih dari 2
faktor pembagi. Sehingga, bilangan ini dapat dibagi lagi oleh bilangan lainnya selain angka
1 dan bilangan itu sendiri. Himpunan bilangan komposit dilambangkan dengan huruf K.

Contoh bilangan komposit 1-100:

viii
K = (4, 6, 8, 9, 10, 12, 14, 15, 16, 18, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 38,
39, 40, 42, 44, 45, 46, 48, 49, 50, 51, 52, 54, 55, 56, 57, 58, 60, 62, 63, 64, 65, 66, 68, 69, 70,
72, 74, 75, 76, 77, 78, 80, 81,82, 84, 85, 86, 87, 88, 90, 91, 92, 93, 94, 95, 96, 98, 99, 100).

C. Sifat-Sifat Bilangan Real

Berikut empat sifat utama bilangan real:

1. Properti komutatif
2. Properti asosiatif
3. Properti distributif
4. Properti identitas

Misalkan “m, n dan r” adalah tiga bilangan real. Kemudian sifat-sifat di atas dapat
dijelaskan dengan menggunakan m, n, dan r seperti di bawah ini:

1. Properti Komutatif

Jika m dan n adalah bilangan, maka bentuk umumnya adalah m + n = n + m untuk


penjumlahan dan mn = nm untuk perkalian.

Tambahan: m + n = n + m. Misalnya 5 + 3 = 3 + 5, 2 + 4 = 4 + 2.

Perkalian: m × n = n × m. Misalnya 5×3 = 3×5, 2×4 = 4×2.

2. Properti Asosiatif

Jika m, n dan r adalah bilangan. Bentuk umumnya adalah m + (n + r) = (m + n) + r untuk


penjumlahan(mn) r = m (nr) untuk perkalian.

Tambahan: Bentuk umumnya adalah m + (n + r) = (m + n) + r. Contoh sifat asosiatif


penjumlahan adalah 10 + (3 + 2) = (10 + 3) + 2.

Perkalian: (mn) r = m (nr). Contoh sifat asosiatif perkalian adalah (2×3) 4 = 2 (3×4).

3. Properti Distributif

Untuk tiga bilangan m, n, dan r yang bersifat real, sifat distributifnya direpresentasikan
sebagai: m (n + r) = mn + tuan dan (m + n) r = tuan + nr.

Contoh sifat distributif adalah: 5(2 + 3) = 5 × 2 + 5 × 3. Di sini, kedua ruas akan menghasilkan
25.

ix
4. Properti Identitas

Ada identitas tambahan dan perkalian. Sebagai tambahan: m + 0 = m. (0 adalah identitas


tambahan)

Untuk perkalian: m × 1 = 1 × m = m. (1 adalah identitas perkalian)

x
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Bilangan real adalah bilangan yang sering di gunakan dalam kehidupan sehari-hari
yaitu bilangan yang merupakan gabungan dari bilangan rasioanal dan bilangan irrasioanal
sendiri.

Dari sebuah contoh dikatakan bahwa yang namanya bilangan real itu terdiri dari
bilangan rasional, bilangan irasional, bilangan bulat, bilangan ganjil, bilangan pecahan,
bilangan prima, dan lain sebagainaya.Bilangan real sendiri juga memiliki beberapa sifat
seperti:

1.Properti komutatif

2.Properti asosiatif

3.Properti distributif

4.Properti identitas

B. Saran

Demikianlah makalah bilangan real ini kami buat, makalah ini tentunya sangat jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, apabila dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangan
atau kesalahan – kesalahan, dan kami juga sangat mengharapkan saran maupun kritikan
yang sifatnya membangun demi kebaikan dan kesempurnaan makalah yang kami buat ini di
masa mendatang.

Akhir kata yang kami ucapkan dalam pembahasan makalah bilangan real ini, kami
mengharapkan semoga apa yang tertulus dalam karya tulis ini menjadi suatu pengalaman
yang bermanfaat bagi kami selaku penulis dam para pembaca pada umumnya.

xi
DAFTAR PUSTAKA

https://choelfsparkyusite.wordpress.com/2015/10/18/makalah-matematika-bilangan-real/

https://m-kumparan-com.cdn.ampproject.org/v/s/m.kumparan.com/amp/berita-hari-ini/
mengenal-sistem-bilangan-real-dalam-matematika-1zycM1SuU3y?
amp_gsa=1&amp_js_v=a9&usqp=mq331AQIUAKwASCAAgM%3D#amp_tf=Dari
%20%251%24s&aoh=16948265385587&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&ampshare=https%3A%2F%2Fkumparan.com%2Fberita-hari-ini
%2Fmengenal-sistem-bilangan-real-dalam-matematika-1zycM1SuU3y

xii

Anda mungkin juga menyukai