Anda di halaman 1dari 8

KELOMPOK 2

1. Febriyanto H supu (151421148)


2. Arifah Azhara gobel (151421110)
3. Mutia Monoarfa (151421129)
4. Shelly Marcelina Gobel (151421108)
5. Nur Ain Paneo (151421120)

Kosep bilangan dan Lambangnya

A. Bilangan dan lambangnya

Bilangan adalah suatu idea. Sifatnya abstrak. Bilangan bukan simbol atau lambang dan
bukan pula lambang bilangan. Bilangan memberikan keterangan mengenai banyaknya
anggota suatu himpunan.

1. Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan dengan cara memisahkan tiap – tiap
bagian kata.
a. Bilangan utuh
Contoh:
23 = dua puluh tiga (benar)
duapuluh tiga (salah)
508 = seratus tiga puluh empat
508 = lima ratus delapan
b. Penulisan bilangan pecahan
Contoh:
1/2 = setengah
3/4 = tiga perempat
4/16 = empat perenam belas
3 2/3 = tiga dua pertiga
10% = sepuluh persen
B. Nilai tempat

Nilai tempat merupakan nilai yg diberikan untuk sebuah angka berdasarkan letak angka
tersebut. Biasanya nilai tempat bilangan dimulai dari sebelah kanan. Dimulai dengan satuan,
puluhan, ratusan, dan seterusnya. Kenapa di mulai dari satuan? Karena satuan adalah nilai
bilangan yang paling kecil, yaitu 1-9. Sedangkan puluhan adalah bilangan dari 10-99. Sedangkan
ratusan adalah bilangan dari 100-999. Kemudian dilanjutkan dengan ribuan dan
seterusnya.

C. Garis Bilangan
Garis bilangan merupakan garis yang umum digunakan dalam digunakan dalam operasi
bilangan bulat dalam ilmu matematika. Garis bilangan adalah garis yang dibuat secara mendatar
dengan menempatkan angka nol di bagian tengahnya. Dalam penulisan garis bilangan, maka angka
atau bilangan bulat positif akan berada di sebelah kanan, sedangkan bilang bulat positif akan berada
di sebelah kiri angka nol
Selain digunakan untuk membandingkan bilangan bulat positif dan negatif,
keberadaan garis bilangan tersebut juga dapat memudahkan para pelajar untuk
melakukan pengoperasian hitungan bilangan bulat. Dalam pengoperasian hitungan
bilangan bulat, terdapat beberapa prinsip yang perlu dipahami oleh pelajar, di antaranya
ialah sebagai berikut:

 Jika bilangan bulat positif ditambah bilangan positif maka hasilnya tetap positif,
misalnya: 1+2=3
 Jika bilangan bulat positif ditambah dengan bilangan negatif maka hasilnya
ditentukan berdasarkan bilangan yang terbanyak, misalnya: 3+(-1)=2, 2+(-5)= -3
 Jika bilangan bulat negatif ditambah bilangan bulat negatif, maka hasilnya akan
negatif, misalnya: (-2)+(-2)=(-4
 Jika bilangan bulat negative dikurangi bilangan bulat negatif, maka tandanya
diubah menjadi plus (+), misalnya 5-(-1)=5+1=6

D. Jenis-jenis bilangan

1. Bilangan kompleks

merupakan bilangan yang terdiri atas bagian riil dan bagian imajiner.Secara umum,
bilangan kompleks dilambangkan dengan a + ib, dengan a dan b merupakan bilangan
real. Adapun yang menyebabkan bilangan tersebut menjadi bilangan kompleks yaitu
keberadaan “i” atau dapat disebut sebagai bilangan imajiner. Pada bilangan kompleks
berbentuk a + ib, bagian “a” merupakan bagian real, sedangkan “ib” merupakan bagian
imajinernya.

Perhatikan contoh berikut untuk lebih memahami konsep bilangan kompleks.

Contoh: z = 4 + 3i.

Bilangan di atas merupakan bilangan kompleks dengan bagian riilnya adalah 4 dan
bagian imajinernya yaitu 3i.

Untuk menuliskan bagian real dapat digunakan simbol Re sedangkan unutk bagian
imajiner dapat ditulis dengan Im.

Misalnya pada contoh di atas dituliskan Re(z) = 4 dan Im(z) = 3i.


 Contoh Penjumlahan :

Dalam operasi penjumlahan bilangan kompleks, penjumlahan dilakukan dengan


mengelompokkan bagian riil dan bagian imajinernya lalu dijumlahkan masing-masing.

Misalnya penjumlahan 3 + 4i dan 2 – 8i.

Berikut operasi penjumlahannya.

(3 + 4i) + (2 – 8i)

= (3 + 2) + (4i – 8i)

= 5 + (-4i)

= 5 – 4i

 Contoh Pengurangan :

Sama dengan operasi penjumlahan, pada operasi pengurangan bilangan kompleks


dilakukan dengan mengelompokkan bagian riil dan imajinernya kemudian dilakukan
pengurangan pada masing-masing bagian.

Contoh operasi pengurangan yaitu sebagai berikut.

Pengurangan 6 + 3i oleh 3 – 2i.

(6 + 3i) – (3 – 2i)

= (6 – 3) + (3i – (-2i))

= 3 + 5i

2. Bilangan imajiner

adalah bilangan yang dapat didefinisikan dengan i² = -1, dengan i merupakan simbol angka
imajiner. Bilangan i dalam bahasa inggris disebut juga imaginary number. Nilai imajiner sering
digunakan dalam ilmu teknik elektro dan fisika

 Contoh penjumlahan bilangan imajiner

Hitunglah hasil dari


(15 + 6i) + (5 – 2i)

= (15 + 5) + (6i – 2i)

= 20 + 4i

3. Bilangan Bulat
Bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri dari bilangan bulat positif, nol, dan bilangan
bulat negative. Dapat disimpulkan, terdapat 2 bentuk bilangan bulat yaitu bilangan bulat
positif dan bilangan bulat negative. Bilangan bulat positif adalah bilangan bernilai positif
yang terletak disebelah kanan dari nol pada garis bilangan, contohnya 1,2,3,4,5,6,7,8,9...
dst. Bilangan bulat negative adalah bilangan bernilai negative yang berada disebelah kiri
dari nol pada garis bilangan, contohnya, -1,-2,-3,-4,-5,-6,-7,-8,-9...dst. Semakin kekanan
posisi bilangan dalam garis bilangan maka semakin besar nilai bilangannya dan semakin
kekiri bilangannya dalam garis bilangan maka semakin kecil bilangannya. Bilangan bulat
dilambangkan dengan (Z)

Contoh soal:
Penjumlahan:

 1 + 2 = 3 (kedua bilangan merupakan bilangan positif maka hasilnya adalah


bilangan positif)
 (-5) + (-6) = (-11) (kedua bilangan merupakan bilangan negated maka
hasilnya adalah bilangan negative)
 6 + (-5) = 1
 (-6) + 5 = (-1) (hasilnya ditentukan dengan jenis bilangan bulat paling
besar.)

Pengurangan

 3 – (-1) = 3 ( symbol mines bertemu kurang maka hasilnya akan


dijumlahkan)

Perkalian:
 2 x 3 = 6 (kedua bilangan merupakan bilangan positif maka hasilnya
adalah bilangan positif)
 (-2) x (-3) = 6 (kedua bilangan merupakan bilangan negated maka hasilnya
adalah bilangan positif)
 3 x (-4) = (-12)
 (-3) x 4 = (-12) (kedua bilangan merupakan bilangan positif dan negative
maka hasilnya adalah bilangan negative)

Pembagian:

 4 : 2 = 2 (kedua bilangan merupakan bilangan positif maka hasilnya


adalah bilangan positif)
 (-4) : (-2) = 2 (kedua bilangan merupakan bilangan negatif maka hasilnya
adalah bilangan positif)
 4 : (-2) = (-2) (kedua bilangan merupakan bilangan positif dan negative
maka hasilnya adalah bilangan negative

4. Bilangan riil (Asli)

Bilangan asli adalah semua angka yang dimulai dari angka 1, tapi tidak termasuk
nol, contohnya 1,2,3,4,5...dst. Bilangan asli disimbolkan dengan huruf (N). Jadi bilangan
asli bernilai positif bukan angka negative maupun pecahan.

Contoh soal:

Sebutkan bilangan asli yang kurang dari 12

Jadi, N = (1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11)

5. Bilangan rasional

Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat diubah menjadi pecahan biasa
(a/b) dan apabila bilangan ini diubah ke pecahan desimal, maka angkanya akan
berhenti di suatu bilangan tertentu. Apabila tidak berhenti, maka akan membentuk
pola pengulangan. Contohnya
2,1/2, 4/3, -1/3
1,121212
0,076076076

6. Bilangan irasional

Berbeda dengan bilangan rasional, kalau bilangan irasional adalah bilangan yang
tidak dapat diubah ke pecahan biasa dan apabila bilangan ini diubah ke pecahan
desimal, maka angkanya tidak akan berhenti dan tidak memiliki pola tertentu.
Contohnya :

√2, √11, π, o,1010010100100...

7. Bilangan Cacah

Bilangan cacah adalah himpunan bilangan bulat yang nilainya tidak negative yaitu
0,1,2,3,4,5...dst. Anggota bilangan ini bisa didefinisikan sebagai himpunan bilangan asli
yaitu 1,2,3,4,5...dst dan ditambahkan dengan 0. Ciri utama yang paling mudah dikenali
adalah nilainya yang selalu positif dan memiliki angka nol. Dalam notasi mtematika
bilangan caca disimbolkan dengan huruf (C)
Contoh soal:
Tentukan bilangan berikut yang termasuk kedalam anggota bilangan cacah.
-3, 5, 7, -2, 0,5, 0, 2/4, 12, -15
Jadi C= (5,7,0,12)

8. Bilangan Prima

Bilangan prima adalah bilangan yang hanya dapat dibagi oleh 2 bilangan yaitu
bilangan 1 dan bilangan itu sendiri, tanpa bisa dibagi oleh bilangan lainnya.
Contoh soal:
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
Yang termasuk bilangan prima adalah (2,3,5,7)

 1 bukan bilangan prima karena hanya terdiri dari 1 faktor yaitu dirinya
sendiri
 2 merupakan satu-satunya bilangan genap yang merupakan bilangan
prima, karena memiliki 2 faktor yaitu 2 bisa dibagi dengan angka 1 dan
habis dibagi oleh 2. Begitupun dengan 3,5,7 angka tersebut hanya
memiliki dua factor yaitu 1 dan dirinya sendiri
9. Bilangan Komposit

Bilangan komposit adalah bilangan asli yang memiliki lebih dari 2 faktor, sehingga
bilangan komposit dapat dibagj oleh bilangan lain selain angka 1 dan bilangan itu sendiri.
Bilangan komposit merupakan lawan dari bilangan prima.
Contoh soal:

Jika m adalah himpunan bilangan komposit yang kurang dari atau sama dengan 10, maka
tentukan anggota dari himpunan m
M = (4,6,8,9,10)
Angka 4,6,8,9,10 , angka tersebut dapat habis dibagi lebih dari 2 angka selain angka 1
dan bilangan itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai