Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Mata pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang isi muatannya berkaitan dengan hitung
menghitung. Matematika juga merupakan salah satu ilmu yang universal dan menjadi dasar bagi
pengembangan ilmu pengetahuan lainnya. Sebagai ilmu yang universal, matematika mendapatkan
tempat yang strategis dalam struktur kurikulum pendidikan ditanah air, utamanya pada pendidikan
dasar dan menengah, yakni sebagai mata pelajaran wajib dalam kelompok mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (PP 19 tahun 2005, pasal 7 ayat 4). Sebagai mata pelajaran dalam
rumpun tersebut, mata pelajaran matematika bagi peserta didik pada jenjang pendidikan dasar
berguna untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis
dan kreatif serta kemampuan bekerjasama .

Keadaan ini menuntut setiap orang baik itu anak-anak ataupun dewasa hingga tua sekalipun harus
teliti dalam berhitung. Tujuannya adalah agar tidak terjadi kesalahan dalam proses menghitung yang
berakibat fatal. Orang yang mahir matematika bukan berarti karena kebetulan. Untuk menguasai
materi matematika di syaratkan mengetahui dan menguasai kajian dasarnya. Selanjutnya dia sering
berlatih dengan soal-soal yang berkaitan dengan apa yang sedang di pelajarinya. Sehingga dia bisa
menguasai secara benar teori, konsep dan penerapannya untuk mempelajari salah satu disiplin ilmu
ini. Oleh karena itu untuk memenuhi tuntutan tersebut, dalam makalah ini di cantumkan uraian
singkat tentang bilangan rasional.

Matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan penelaahan bentuk-bentuk atau
struktur-struktur yang abstrak dan hubungan-hubungannya diantara hal-hal itu. Bertitik tolak dari
tujuan pembalajaran matematika di Sekolah Dasar yaitu menumbuhkan dan mengembangkan
keterampilan berhitung sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari, maka matematika sebagai salah
satu ilmu dasar yang memberi tekanan pada penalaran dan pembentukan sikap anak memberikan
pengajaran perpangkatan dan akar bilangan dalam menerapkan matematika dalam kehidupan
sehari-hari.

Oleh karena itu konsep dasar matematika harus ditanamkan benar-benar dalam diri pribadi setiap
anak didik. Sebab kalau penguasaan mereka terhadap konsep matematika, dalam hal ini tentang
operasi bilangan desimal pada Sekolah Dasar sekarang tentu akan menjadi faktor kesulitan bagi
siswa ketika melanjutkan pendidian.
B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang di atas, didapat rumusan masalah sebagai berikut :

1) Apa yang dimaksud dengan bilangan rasional?


2) Bagaimana sifat-sifat bilangan rasional?
3) Bagaimana operasi pada bilangan rasional ?
4) Apa itu Bilangan Desimal?
5) Apa saja Bilangan Desimal itu?
6) Bagaimana system operasi Bilangan Desimal?
7) Bagaimana cara mengajarkan Bilangan Desimal pada siswa/i Sekolah Dasar?

C. TUJUAN

Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1) Mengetahui sifat-sifat bilangan rasional


2) Mengetahui apa yang dimaksud dari bilangan rasional
3) Mengetahui bagaimana operasi bilangan rasional
4) Untuk mengetahui pengertian Bilangan Desimal.
5) Untuk mengetahui yang mana Bilangan Desimal itu.
6) Untuk memahami sistem operasi Bilangan Desimal.
7) Untuk memahami cara mengajarkan Bilangan Desimal pada siswa/i Sekolah Dasar.
PEMBAHASAN

A. Bilangan Rasional

Bilangan Rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk a/b dengan a dan b masing –
masing merupakan anggota himpunan bilangan bulat. bilangan, a disebut pembilang (numerator)
atau pengatas dan b disebut penyebut (denumerator) atau pembawah.Himpunan semua bilangan
rasional ditulis dengan notasi Q.

Contoh Bilangan-bilangan rasional 1/5, 1/3, 3/2, 22/7, 56/10, …, a/b… disebut bilangan-bilangan
rasional pecahan biasa atau sering disebut pecahan biasa. Bilangan-bilangan rasional 2 1/2, 4 2/3, 7
5/6, 15 1/9, … a/b disebut bilangan-bilangan rasional pecahan sempurna atau sering disebut
pecahan campuran. Operasi bilangan rasional meliputi pengurangan, perkalian, dan pembagian yang
memiliki sifatnya masing-masing

Bilangan rasional bisa dinyatakan dalam pecahan atau bilangan desimal. Mungkin beberapa orang
berpikir bahwa bilangan desimal itu selalu ada tanda komanya. Padahal tidak selalu demikian.
Penulisan bilangan tunggal seperti 9 juga merupakan sistem penulisan desimal. Tanda koma pada
bilangan desimal dipakai untuk hasil pembagian dua buah bilangan yang masih memiliki sisa atau
untuk keperluan penulisan angka penting dan ketelitian .

v Kesamaan Bilangan Rasional :

Bilangan-bilangan rasional adalah sama ditulis jika dan hanya jika ad=bc.

Contoh himpunan anggota himpunan bilangan rasional adalah 2, 0,25, ¾, 1,333...,dan sebagainya.
Bilangan tersebut termasuk dalam anggota himpunan bilangan rasional karena bisa dinyatakan
dalam bentuk pecahan dengan masing-masing pembilang dan penyebutnya merupakan anggota
himpunan bilangan bulat. Bilangan dua bisa dinyatakan dalam bentuk pecahan , bilangan 0,25 dapat
dinyatakan dalam bentuk pecahan ¼ , bilangan ¾ sudah jelas berbentuk pecahan dengan pembilang
3 dan penyebut 4 yang keduanya merupakan anggota himpunan bilangan bulat. Bilangan 1,333...
Juga merupakan anggota himpunan bilangan rasional, karena bisa dinyatakan dalam bentuk pecahan
.

B. Macam-macam bilangan rasional

Apabila kita mengatakan bilangan rasional berarti di dalamnya sudah mencakub bilangan-bilangan
lain seperti: bilangan bulat, bilangan asli, bilangan cacah, bilangan prima dan bilangan-bilangan lain
yang menjadi subset dari bilangan rasional.
a) Moh. Syamsul hidayat dalam bukunya yang berjudul solusi matematika lengkap membagi
bilangan rasional kedalam dua kelompok :

Pertama bilangan pecahan, dan yang kedua bilangan bulat. Sedangkan bilangan bulat tersebut
terbagi lagi menjadi bilangan bulat negatif dan bilangan cacah. Selanjutnya bilangan cacah
mencakup di dalamnya bilangan asli( baik ganjil ataupun genap) dan nol. Terakhir dia
menggolongkan bilangan asli itu menjadi bilangan prima dan bilangan komposit.

b) Macam-macam bilangan :

Bilangan pecahan adalah suatu bilangan yang terdiri dari pembilang dan penyebut.Bentuk pokoknya
adalah /b, dengan

a = pembilang ( merupakan bilangan bulat )

b = penyebut ( merupakan bilangan asli )

c) Adapun jenis bilangan pecahan yaitu :

1) Bilangan bulat adalah semua bilangan yang terdiri dari bilangan cacah (0, 1, 2, 3,...) dan
negatifnya (-1, -2, -3, ...; -0 adalah sama dengan 0 dan tidak dimasukkan lagi secara terpisah).
Bilangan bulat juga sering di devinisikan sebagai bilangan yang bukan pecahan, yang meliputi ;
bilangan bulat positif (bilangan asli 1,2,3…., dst), bilangan nol yaitu 0, dan bilangan bulat negatif
( bilangan yang nilainya berlawanan dengan bilangan bulat positif; 1,2,3,4….., dst)

2) Bilangan cacah adalah himpunan bilangan bulat yang tidak negatif, yaitu {0, 1, 2, 3 ...}. Dengan
kata lain himpunan bilangan asli ditambah 0. Jadi, bilangan cacah harus bertanda positif. Sehingga
dapat di simpulkan bahwa bilangan cacah merupakan bilangan bulat positif yang di awali dari angka
nol. Dalam matematika, terdapat dua kesepakatan mengenai himpunan bilangan asli. Yang pertama
definisi menurut matematikawan tradisional, yaitu himpunan bilangan bulat positif yang bukan nol
{1, 2, 3, 4, ...}. Sedangkan yang kedua definisi oleh logikawan dan ilmuwan komputer, adalah
himpunan nol dan bilangan bulat positif {0, 1, 2, 3, ...}.

3) Bilangan asli merupakan salah satu konsep matematika yg paling sederhana dan termasuk
konsep pertama yang bisa dipelajari dan dimengerti oleh manusia, bahkan beberapa penelitian
menunjukkan beberapa jenis kera juga bisa menangkapnya.

4) Bilangan prima adalah bilangan asli yang lebih besar dari 1, yang faktor pembaginya adalah 1
dan bilangan itu sendiri. 2 dan 3 adalah bilangan prima. 4 bukan bilangan prima karena 4 bisa dibagi
2. Sepuluh bilangan prima yang pertama adalah 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23 dan 29.Jika suatu
bilangan yang lebih besar dari satu bukan bilangan prima, maka bilangan itu disebut bilangan
komposit.

C. Bilangan Rasional dan Operasinya

Ø Penjumlahan dan Pengurangan

Jikadan adalah sebarang dua bilangan rasional, maka bentuknya :

+ = dan - =

maka

- = = =

* Sifat-sifat operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan rasional mempunyai beberapa


kesamaan dengan sifat-sifat dalam penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat ,yaitu:

1. Penjumlahan dan pengurangan bilangan rasional bersifat tertutup:

+ dan - adalah bilangan rasional

2. Penjumlahan bilangan rasional bersifat komutatif:

+ = +

3. Penjumlahan bilangan rasional bersifat asosiatif :

+ ( + )= ( + )+

4. Penjumlahan pada bilangan rasional mempunyai unsur identitas yang

tunggal ,yaitu 0

5. Setiap bilangan rasional mempunyai invers terhadap penjumlahan ,yaitu

untuk setiap bilangan rasional ,ada bilangan rasional - ( )

Sehingga: + (- ) = (- ) + ( ) = 0

Inversterhadap penjumlahan disebut lawan

6. Penjumlahan dan pengurangan bilangan rasional adalah tunggal.

7. Jika r 0 ,maka + =

Ø Perkalian dan Pembagian


Jika dan adalah sebarang dua bilangan rasional,maka

x = dan : =

Contoh:

Perkalian: x = = =

Pembagian: : = = =

* Sifat-sifat operasi perkalian dan pembagian bilangan rasional adalah sebagai berikut:

Jika , , dan adalah bilangan-bilangan rasional ,maka

1. Perkalian pada bilangan rasional bersifat tertutup :

x adalah bilangan rasional ,sedangkan operasi pembagiannya tidak

bersifat tertutup sebab pembagian dengan 0 tidak didefinisikan sehingga

pembagian bilangan rasional tidak selalu menghasilkan bilangan

rasional.

2. Perkalian pada bilangan rasional bersifat komutatif:

x = x

3. Perkalian pada bilangan rasional bersifat asosiatif:

x( x )= ( x ) x

4. Perkalian pada bilangan rasional mempunyai unsur identitas yang tunggal ,yaitu

1 sehingga x 1 = 1 x = ( 1 adalah bilangan rasional karena dapat dinyatakan

sebagai pecahan dengan X 0 )

5. Kecuali 0 , semua bilangan rasional yang lain mempunyai invers terhadap

perkalian ,yaitu:

x = x = 1 ,berarti dan saling invers.

- Invers terhadap perkalian disebut kebalikan

6.Perkalian sebarang bilangan rasional dengan 0 adalah 0 ,yaitu:

x 0 = 0x = 0

7.Perkalian bilangan rasional adalah tunggal.


8.Pada bilangan rasional berlaku sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan

,yaitu: x ( + ) = ( x ) + ( x ) dan ( + ) x = ( x ) + ( x )

D. Contoh-contoh Cara Mengubah Bilangan Pecahan yang termasuk dalam bilangan Rasional

ü Mengubah Pecahan menjadi Bilangan Desimal

Secara umum mengubah pecahan menjadi bilangan desimal dilakukan dengan cara pembagian
bersusun. Untuk pecahan dengan penyebut yang membagi habis bilangan kelipatan 10, cara
mengubahnya menjadi bentuk desimal cukup mudah dilakukan, yaitu dengancara mengalihkan
pembilang dan penyebut dengan suatu bilangan yang menyebabkan penyebutnya menjadi bilangan
kelipatan 10. Penyebut yang merupakan kelipatan bilangan 10 tersebut menunjukan banyak angka
yang terdapat dibelakang, bilangan desimalnya. Perhatikan contoh berikut ini :

= x = = 0,6

Pecahan diatas memiliki penyebut 5 yang membagi habis bilangan kelipatan 10. Untuk menghasilkan
bilangan kelipatan 10 pada penyebut kita perlu mengalihkan bilangan 5 tersebut dengan bilangan
2.Menurut konsep kesamaan pecahan, kita kalikan juga pembilang pecahannya dengan bilangan 2
sehingga diperoleh pecahan . Seperti sudah dijelaskan diatas bahwa kelipatan 10 pada penyebut
menunjukan banyak angka dibelakang koma. Karena 10 itu merupakan kelipatan ke-1 dari 10 maka
banyak angka dibelakang koma pada bilangan desimalnya sebanyak 1 angka. Pembilang dari
pecahan tersebut adalah bilangan 6 (1 angka). Karena pembilangnya hanya mengandung 1 angka
maka bilangan ini satu-satunya yang menjadi angka dibelakang koma setelah nol koma (0,). Hasil
koma didepan disebabkan karena pembagian 3 oleh 5 hasilnya kurang dari 1. Penulisan nol koma ini
kadang ditulis hanya dalam koma diikuti bilangan dibelakangnya saja. Bilangan desimal 0,6 dalam
beberapa penulisan hanya ditulis dalam bentuk ,6 saja.

Contohnya :

1. ¼ = ¼ x 25/25 = 25/100= 0,25

2. 1/8 = 1/8 x 125/125=125/1000= 0,125

3. 1/16= 1/16 x 625/625= 625/10000= 0.0625

4. 1/20=1/20x5/5=5/100=0,05

ü Mengubah bilangan desimal menjadi pecahan

Bilangan desimal merupakan bilangann rasional ada dua jenis, yaitu bilangan desimal dengan banyak
angka berhingga di belakang koma dan bilangan desimal dengan bilangan berulang di belakang
koma. Cara mengubah kedua bentuk bilangan desimal tersebut sangat berbeda. Berikut ini adalah
caranya:

Mengubah bilangan desimal dengan banyak angka berhingga di belakang koma cukup mudah
dilakukan dengan cara membuat bilangan desimal menjadi pecahan dengan penyebut bilangan
kelipatan 10. Banyak angka di belakang koma merupakan kelipatan 10 yang dituliskan sebagai
penyebut dan pembilangnya yang merupakan bilangan dibelakang koma tanpa tanda koma dan
tanpa nol di depanya.

Contohnya:

1. 0,4= 4/10=2/5

2. 0,06=6/100=3/50

3. 0,0015=15/10000=3/2000

Ø Mengubah bilangan desimal dengan bilangan beruang

Mengubah bilangan desimal dengan bilangan berulang dapat diselesaikan dengan cara memisalkan
bilangan desimal tersebut terlebih dahulu menjadi suatu peubah. Kemudian mengalikan peubah
tersebut dengan bilangan kelipatan 10 sebanyak angka pada bilangan berulangnya. Setelah itu
kurangkan keduanya sehingga kita memperoleh bentuk pecahan.

Contoh:

v kita ubah bilangan desimal 0,333... Menjadi pecahan.

Misalkan bilangan desimal 0,333...=p

Karena perulanganya satu-satu kita kalikan dengan 10

10p= 3,333...

10p – p=3,333...-0,333...=3

9p=3

P=3/9=1/3

v Kita ubah bilangan desimal 0,252525... Menjadi pecahan.

Misalkan bilangan desimal 0,252525...=p

Karena perulanganya dua-dua kita kalikan p dengan 100

100p=25,252525...

100p – p=25,252525...-0,252525...=25

P=25/99
ü Operasi bilangan rasional berbentuk desimal

Operasi penjumalahan (dan pengurangan) pada bilangan rasional berbentuk desimal dapat
dilakukan dengan cara yang sama dengan operasi penjumalahan (dan pengurangan) pada bilangan
bulat. Tapi ada aturan tertentu apabila bilangan desimal yang di jumlahkan (atau dikurangkan)
mengandung tanda koma. Pada saat menjumlahkan (atau mengurangkan) dua bilangan desimal,
posisi tanda koma harus sejajar dan banyak angka di belakang koma pada masing-masing bilangan
desimal harus sama. Jika banyaka nagka di belakang koma tidak sama pada kedua bilangan maka
jadikan banyaknya sama dengan cara menambahkan bilangan nol dibelakangnya hingga kedua
bilangan desimal memiliki banyak angka sama di belakang koma.

Contoh:

1. 1+ 1,02 = 1,00 + 1,02 = 2,02

2. 0,005 + 0,5 = 0,005 _+0,500= 0,505

3. 2,24 + 1,8 = 2,24 + 1,80 = 4,04

4. 3,14 -2,7= 3,14 – 2,70 =0,44

Perkalian (dan pembagian) dua bilangan desimal dilakukan dengan cara yang sama dengan perkalian
(dan pembagian) pada bilangan bulat. Untuk bilangan desimal yang mengandung koma, hasil
perkalianya (atau pembagianya) diperoleh dengan aturan tertentu untuk bilangan desimal dengan
banyak angka berhingga di belakang koma, cara mengalikanya adalah dengan mengalikan kedua
bilangan tersebut (tanda koma) kemudian banyak angka di belakang koma pada hasil perkaliannya
sama dengan jumlah banyaknya angka di belakang koma dari kedua bilangan yang dikalikan.
Sedangkan untuk pembagian bilangan desimal yang memiliki banyak angka berhingga di belakang
koma adalah dengan membagi kedua bilangan (tanpa tanda koma) kemudian letak tanda koma
pada hasil pembagianya ditentukan oleh hasil pengurangan banyak angka dibelakang koma pada
pembilang oleh banyak angka dibelakang koma pada penyebut. Kalau hasil pengurangan positif
berarti tanda komanya maju sedangkan hasil penguranganya negatf berti tanda komanya mundur.
Kalau tanda komanya mundur dan mentok, tambahkan bilangan nol di belakangnya . Untuk bilangan
desimal dengan bilangan berulang di belakangnya, bilangan berulang tersebut dianggap sebagai
banyak angka di belakang koma.

Contoh:

1. 1,2 x 0,05 =?

Kalikan terlebih dahulu 12 dengan 5

12 x 5 = 60

Angka dibelakang koma pada hasil perkalianya sebanyak 3 angka


Diperoleh dari jumlah banyaknya angka di belakang koma pada kedua bilangan yang dikalikan.

Berarti hasilnya 0,060 = 0,06

1,2 x 0,05 = 0,06

2. 6,3/0,18 = ?

Bagi terlebiih dahulu kedua bilangan tanpa tanda koma

63/18 = 3.5

Lalu pindahkan tanda komanya dengan aturan yangsudah dijelaskan . Banyak angka dibelakang
koma pada pembilang dikurangi banyak angka dibelakang koma pada penyebut = 1- 2 = -1.

Karena hasil penguranganya negatif berarti tanda koma mundur satu angka.

Diperoleh hasil 35,0 = 35

6,3/ 0,18 = 35

ü Operasi bilangan Rasional berbetuk Pecahan

Cara menyelesaikan masalah penjumlahan (dan pengurangan) pecahan ,jadikan penyebutnya sama.
Kalau pecahannya dijumlahkan dengan bilangan desimal , jadikan terlebih dahulu bilangan desimal
tersebut menjadi pecahan.

Perkalian pecahan dilakukan dengan cara mengalikan pembilang dengan pembilang dan penyebut
dan penyebut.kalau perkalian pecahan dengan bilangan desimal, kalikan saja bilangan desimal
tersebut hanya dengan pembilangnya.

E. Media Pembelajaran Bilangan Rasional

Media yang bisa dijadikan dalam menyelesaikan suatu masalah dalam bilangan rasional dapat kita
menggunakan benda nyata seperti penggaris, atau benda yang konkret dan abstrak.

-contoh gambar yang dapt digunakan yaitu :

PEMETAAN KOMPETENSI DASAR (KD)

DAN INDIKATOR

KELAS

KOMPETENSI DASAR
F. Pengertian Bilangan Desimal

Sistem bilangan decimal disusun dari 10 angka atau lambang. Dengan menggunakan lambang –
lambang tersebut sebagai digit pada sebuah bilangan, kita dapat mengekspresikan suatu kuantitas.
Kesepuluh lambang tersebut adalah :

D = {0,1,2,3,4,5,6,7,8,9}

Sistem bilangan desimal juga disebut sistem bilangan basis 10 atau radiks 10 karena mempunyai 10
digit. Sistem bilangan ini bersifat alamiah karena pada kenyataannya manusia mempunyai 10 jari.
Kata digit itu sendiri diturunkan dari kata bahasa latin finger. Contohnya: 0,12; 1,28; 0,005 dll.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bilangan desimal adalah jenis bilangan berbasis 10 yang
umunya dituliskan dengan tanda koma (,). Secara umum, bilangan ini berkaitan erat dengan bilangan
pecahan. Mengapa? Karena ada sebuah materi dimana kamu harus mampu mengubah bilangan ini
ke dalam bentuk pecahan.

Selain materi di atas, kamu juga akan mempelajari mengenai operasi bilangan desimal, seperti
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan juga pembagian. Untuk melakukan penjumlahan dan
pengurangan bilangan desimal, kamu perlu sejajarkan terlebih dahulu koma dari bilangan yang akan
dihitung. Setelah itu, baru kamu bisa jumlahkan dan kurangkan bilangan tersebut.

Untuk melakukan perkalian dan pembagian bilangan desimal, kamu bisa merubah bilangan yang
akan dihitung ke dalam bentuk pecahan. Jika sudah, kamu bisa kalikan atau bagi dengan
menggunakan prinsip pecahan. Setelah itu, barulah kamu dapatkan hasil perkaliannya dengan
merubah bentuk pecahan tersebut ke dalam bentuk desimal.

G. Sistem Operasi Bilangan Desimal

1. Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Desimal

Pada operasi hitung pecahan desimal, untuk Penjumlahan dan Pengurangan, sebaiknya kita gunakan
metode Penjumlahan/Pengurangan susun, dan caranya sama dengan Penjumlahan/Pengurangan
Bilangan Bulat, yaitu dengan meluruskan angka satuannya. Yang mesti kita cermati adalah bahwa
angka yang tepat di depan koma itu adalah angka satuan, maka akan lebih mudah diingat bila
bahasanya kita ubah menjadi “ yang diluruskan adalah koma”

a. Penjumlahan

Untuk lebih meningkatkan daya ingat, sengaja saya berikan dulu Contoh Penjumlahan Bilangan Bulat
dengan angka yang sama Pada pengerjaan pecahan desimal :

9876 + 5432 = ......

Dengan Penjumlahan susun, yang diluruskan adalah angka satuan

yaitu angka 6 harus lurus dengan angka 2 menjadi seperti ini :


Contoh Penjumlahan Pecahan Desimal, misal :

98,76 + 5,432 =......

Dengan Penjumlahan susun, yang diluruskan adalah angka satuan,

yaitu angka yang tepat didepan tanda koma (8 dan 5),

atau dengan bahasa yang lebih mudah diingat adalah yang diluruskan tanda koma nya.

Untuk mempermudah hitungan. Silakan beri angka nol! pada bagian kosong, dengan tujuan untuk
meluruskan dengan angka diatas atau dibawahnya.

Pada Bilangan Pecahan Desimal, penambahan angka nol sebanyak apapun, didepan sekali atau
dibelakang sekali (tidak ditengah), tidak akan

mempengaruhi/mengubah nilai Bilangan Pecahan Desimal tersebut.

maka akan menjadi seperti ini :

b. Pengurangan

Untuk lebih meningkatkan daya ingat, sengaja saya berikan dulu Contoh Pengurangan Bilangan Bulat
dengan angka yang sama pada pengerjaan Pecahan Desimal :

9876 - 5432 = 4444

Dengan Pengurangan susun, yang diluruskan adalah angka satuan yaitu angka 6 harus lurus dengan
angka 2 menjadi seperti ini :

Contoh Pengurangan Pecahan Desimal, misal :

98,76 - 5,432 = 93,328

Dengan Pengurangan susun, yang diluruskan adalah angka satuan, yaitu angka yang tepat didepan
tanda koma ( 8 dan 5 ), atau dengan bahasa yang lebih mudah diingat adalah yang diluruskan tanda
koma nya,

sedang untuk meluruskan angka paling belakang maka kita beri saja angka 0 pada pada bagian paling
belakang sampai jumlah angka Desimalnya sama (jumlah angka dibelakang koma sama,
98,76menjadi 98,760 seperti ini :

2. Perkalian Dan Pembagian Bilangan Desimal

Yang sangat perlu diperhatikan pada Operasi Perkalian dan Pembagian susun adalah "Jumlah Angka
Dibelakang Koma"
a. Perkalian

Kerjakan Perkalian dengan membuang terlebih dahulu tanda koma, setelah selesai baru kita hitung
jumlah angka dibelakang koma pada bilangan dikali dan angka dibelakang koma pada bilangan
pengali, lalu dijumlahkan angka dibelakang koma itu untuk menentukan jumlah angka dibelakang
koma pada jawaban.

Contoh Perkalian Bilangan Bulat :

3075 x 123 = 378225

Contoh Perkalian Pecahan Desimal misalnya :

30,75 x 12,3 = 378,225

Untuk jumlah Desimal pada jawaban, kita tinggal menambahkan jumlah Desimal pada angka
mengalikan (30,75) dua angka desimal dan pada angka yang dikalikan (12,3) satu angka desimal. Dua
desimal ditambah satu desimal = tiga desimal, berarti tiga angka dibelakang koma (tiga Desimal)
yaitu 225 (tiga angka dihitung dari belakang) makanya pada jawaban tertulis 378,225

b. Pembagian

Kerjakan Pembagian dengan membuang terlebih dahulu tanda koma, setelah selesai baru kita hitung
jumlah angka dibelakang koma pada bilangan dibagi dan angka dibelakang koma pada bilangan
pembagi, lalu jumlah angka dibelakang koma pada bilangan dibagi

dikurangi jumlah angka dibelakang koma pada bilangan pembagi, itu untuk menentukan jumlah
angka dibelakang koma pada jawaban.

Cara 1 :

Pada langkah awalnya, proses pengerjaan operasi hitung pembagian pecahan desimal, sama persis
dengan proses pengerjaan perkalian pecahan desimal. Yaitu menganggap pecahan desimal itu
sebagai bilangan bulat, dengan cara menyingkirkan tanda desimal ( tanda koma ) terlebih dahulu.

9 , 63 : 32 , 1 ~> 963 : 321

Setelah tanda desimal disingkirkan terlebih dahulu, langkah kedua adalah mengerjakan sebagai
pembagian. bilangan bulat.

963 : 321 = 3
Langkah ketiga, ini yang berbalik 180 derajat. Bila pada operasi hitung perkalian pecahan desimal,
"semua desimal dijumlahkan", maka pada operasi hitung pembagian pecahan desimal "DESIMAL
PADA BILANGAN DIBAGI DIKURANGI DESIMAL PADA BILANGAN PEMBAGI"

9 , 63 ada 2 desimal

32 , 1 ada 1 desimal

2 - 1 = 1 >> berarti ada satu desimal pada jawaban

jawaban yang asalnya 3 dijadikan satu desimal menjadi 0 ,3

1) Bila hasil pengurangan itu adalah bilangan positif, jumlah desimal pada jawaban sebanyak
besaran hasil pengurangan tersebut

Contoh :

a) 1 , 25 : 2 , 5

kerjakan dulu sebagai 125 : 25 = 5

1 , 25 ada 2 desimal

2 , 5 ada 1 desimal

2 - 1 = 1 >> berarti ada 1 desimal pada jawaban

jawaban yang asalnya 5 dijadikan 1 desimal menjadi 0 , 5

b) 1 , 25 : 25

kerjakan dulu sebagai 125 : 25 = 5

1 , 25 ada 2 desimal

25 ada 0 desimal

2 - 0 = 2 >> berarti ada 2 desimal pada jawaban


jawaban yang asalnya 5 dijadikan satu desimal menjadi 0 , 05

------------------------------------

c) 0 , 125 : 2 , 5

kerjakan dulu sebagai 125 : 25 = 5

0 , 125 ada 3 desimal

2 , 5 ada 1 desimal

3 - 1 = 2 >> berarti ada 2 desimal pada jawaban

jawaban yang asalnya 5 dijadikan satu desimal menjadi 0 , 05

-----------------------------------

d) 0 , 125 : 25

kerjakan dulu sebagai 125 : 25 = 5

0 , 125 ada 3 desimal

25 ada 0 desimal

3 - 0 = 3 >> berarti ada 3 desimal pada jawaban

jawaban yang asalnya 5 dijadikan satu desimal menjadi 0 , 005

======================

2) Bila hasil pengurangan itu = nol, maka jawaban tidak mengandung desimal (tidak ada koma)

Contoh :

-------------------------------------

a) 12 , 5 : 2 , 5
kerjakan dulu sebagai 125 : 25 = 5

12 , 5 ada 1 desimal

2 , 5 ada 1 desimal

1 - 1 = 1 >> berarti ada nol desimal pada jawaban

jawaban yang asalnya 5 dijadikan nol desimal tetap 5

b) 1 , 25 : 0 , 25

kerjakan dulu sebagai 125 : 25 = 5

1 , 25 ada 2 desimal

0 , 25 ada 2 desimal

2 - 2 = 0 >> berarti ada nol desimal pada jawaban

jawaban yang asalnya 5 dijadikan nol desimal tetap 5

3) Bila hasil pengurangan = bilangan negatif , tambahkan nol dibelakang jawaban sejumlah besaran
bilangan negatif tersebut.

Contoh :

------------------------------------

a) 125 : 0 , 25

kerjakan dulu sebagai 125 : 25 = 5

125 ada 0 desimal

0 , 25 ada 2 desimal

0 - 2 = -2 >> berarti menambah satu nol dibelakang jawaban


jawaban yang asalnya 5 dijadikan satu desimal menjadi 500

b) 125 : 2 , 5

kerjakan dulu sebagai 125 : 25 = 5

125 ada 0 desimal

2 , 5 ada 1 desimal

0 - 1 = -1 >> berarti menambah satu nol dibelakang jawaban

jawaban yang asalnya 5 dijadikan satu desimal menjadi 50

======================

Cara 2 :

Kalikan kedua bilangan desimal itu dengan angka 10 atau 100 atau 100 dst .... tergantung jumlah
desimal terbanyak pada soal, baik pada bilangan terbagi maupun pada bilangan terbagi.

1) bila desimal terbanyak adalah satu desimal, kalikan dengan 10

2) bila desimal terbanyak adalah dua desimal, kalikan dengan 100

3) bila desimal terbanyak adalah tiga desimal, kalikan 1000

4) dst ....

========================

Contoh:

a) 1 : 2.3

Desimal terbanyak adalah satu desimal

yaitu 3 pada angka 2.3

maka dikalikan dengan 10

1 x 10 = 10
2,3 x 10 = 23

akhirnya menjadi

10 : 23 = 0.434782608695652

0.434782608695652 dibulatkan dalam dua desimal menjadi 0.43

sehingga :

1 : 2.3 = 0.43

b) 1.2 : 3.45

desimal terbanyak adalah dua desimal

yaitu 45 pada angka 3.45

maka dikalikan dengan 100

1.2 x 100 = 120

3.45 x 100 = 345

akhirnya menjadi

120 : 345 = 0.347826086956522

0.347826086956522 dibulatkan dalam dua desimal menjadi 0.35

sehingga 1.2 : 3.45 = 0.35

c) 76.543 : 2.1

Desimal terbanyak adalah tiga desimal

yaitu 543 pada angka 76.543

maka dikalikan dengan 1000

76.543 x 1000 = 76543

2.1 x 1000 = 2100

akhirnya menjadi

76543 : 2100 = 3644.90476190476

3644.90476190476 dibulatkan dalam dua desimal menjadi 3644.90


sehingga 76.543 : 2.1 = 3644.9

C. Cara Mengajarkan Operasi Bilangan Desimal kepada Siswa/i Sekolah Dasar

Nama Cara ini adalah Tanda Koma Berjalan

Pertama : Masing-masing siswa diminta untuk membuat kartu-kartu bilangan yang bertuliskan angka
1-9, 5 buah kartu bertuliskan angka 0, dan sebuah kartu untuk tanda koma (,).

Kedua : Guru memberikan papan petunjuk di depan siswa. Jika dibagi maka tanda koma (,) akan
melompat ke kiri sebanyak jumlah nol pembaginya. Jika dikali maka tanda koma (,) akan melompat
ke kanan sebanyak jumlah nol pembaginya.

Ketiga: Jika di depan koma (,) kosong / tidak ada angka maka diisi dengan angka 0 (nol).

Keempat: Guru memberikan soal latihan kepada siswa.

Contoh Penggunaan

1. Pembagian

3,79 : 100 = …. Guru meminta siswa untuk menyusun bilangan 3,79 dengan kartu bilangan yang telah
dibuat. Tanda koma akan melompat sesuai dengan arahnya operasi hitungnya. Karena operasi
hitungnya “dibagi” maka koma melompat ke kiri. Jumlah lompatan sesuai dengan jumlah nol angka
pembagi (10 = 1x lompatan; 100 = 2x lompatan; 1000 = 3x lompatan; dst)

Perkalian

0,035 x 1000 = …. Guru meminta siswa untuk menyusun bilangan 0,035 dengan kartu bilangan yang
telah dibuat. Tanda koma akan melompat sesuai dengan arahnya operasi hitungnya. Karena operasi
hitungnya “dikali” maka koma melompat ke kanan. Jumlah lompatan sesuai dengan jumlah nol
angka pembagi (10 = 1x lompatan; 100 = 2x lompatan; 1000 = 3x lompatan; dst).

Description: Operasi Desimal: PembagianDescription: Operaso Desimal: Perkalian


Kesimpulan

Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai pecahan dengan p dan q
adalah bilangan-bilangan bulat dan q≠0. Sedangkan bilangan irasional bukan merupakan bilangan
bulat dan juga bukan bilangan pecahan. operasi-operasi yang terjadi pada bilangan rasional adalah
penjumlahan,pengurangan,perkalian,pembagian.

Sistem bilangan decimal disusun dari 10 angka atau lambang. Dengan menggunakan
lambang – lambang tersebut sebagai digit pada sebuah bilangan, kita dapat mengekspresikan suatu
kuantitas. Kesepuluh lambang tersebut adalah : D = {0,1,2,3,4,5,6,7,8,9}

Pada operasi hitung pecahan desimal, untuk Penjumlahan dan Pengurangan, sebaiknya kita gunakan
metode Penjumlahan/Pengurangan susun, dan caranya sama dengan Penjumlahan/Pengurangan
Bilangan Bulat, yaitu dengan meluruskan angka satuannya. Yang mesti kita cermati adalah bahwa
angka yang tepat di depan koma itu adalah angka satuan, maka akan lebih mudah diingat bila
bahasanya kita ubah menjadi “ yang diluruskan adalah koma”

Yang sangat perlu diperhatikan pada Operasi Perkalian dan Pembagian susun adalah "Jumlah Angka
Dibelakang Koma".

Saran

Diakhir pembuatan makalah ini penulis menyarankan kepada pembaca khususnya dan kepada
semua pada umumnya untuk mempelajari matematika dengan baik, agar tidak terjadi kesalahan
penanaman konsep matematika yang diberikan kepada siswa SD. Penulis juga menyarankan kepada
semua agar tidak menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit karena matematika
merupakan salah satu ilmu yang dibutuhkan dan digunakan untuk pemecahan masalah sehari-hari
dan Semoga makalah ini dapat diterima dan bermanfaat bagi yang membaca khusunya bagi kami
dan khalayak ramai umumnya. Dan semoga dapat menambah wawasan bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Kusuma, Irwan. 2005. Rahasia Matematika Untuk Sd kelas 4-5-6. Jakarta : Grafika Mulia

Hidayat,Syamsul. 2007. Solusi Matematika Lengkap Untuk Sd kelas 3,4,5,6 Surabaya: APOLO

http://handono-eksak.blogspot.com/2007/12/bilangan.html3/9/2011 diakses pada 20 Maret 2016


3:17:02 AM

http://wapedia.mobi/id/Angka3/9/2011 diakses pada 20 Maret 2016 10:27:09 PM

http://id.wikipedia.org/wiki/Bilangan_rasional 3/5/2011 diakses pada 20 Maret 2016

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2068232-pengertian-bilangan/3/9/2011 diakses
pada 20 Maret 2016 10:24:46 PM

Darmawi, Fadhil. (2014). Makalah Matematika Bilangan. [Online]. Tersedia:


http://fadhildarmawi.blogspot.co.id/2014/06/makalah-matematika-bilangan.html. [Diakses: 29
Maret 2016].

GuruKatro. (2014). Operasi Hitung Pecahan Desimal. [Online]. Tersedia:


https://gurukatrondeso.blogspot.co.id/2014/11/operasi-hitung-pecahan-desimal.html. [Diakses 29
Maret 2017].

Matematika5. (2013). Komanya Jalan, Bu! Operasi Hitung Desimal. [Online]. Tersedia:
http://belajar.indonesiamengajar.org/2013/02/komanya-jalan-bu-operasi-hitung-desimal/. [Diakses
29 Maret 2017].

Matik6sd. (2013). Perkalian dan Pembagian Desimal. [Online]. Tersedia:


https://matikkelas6.wordpress.com/2013/02/15/perkalian-dan-pembagian-desimal/. [Diakses: 29
Maret 2016).

Yasir, Ahmad. (2014). Pecahan Desimal. [Online]. Tersedia:


http://yasmakalah.blogspot.co.id/2014/03/pecahan-desimal.html. [Diakses 29 Maret 2017].

Anda mungkin juga menyukai