Disusun Oleh :
Zahra Restu Madadina (A410160082)
Sasmita Salma Hani’in (A410160092)
Rismawati Mentari Putri (A410160100)
Alfi Uswatun Hasanah (A410160102)
Ervha Arien Pratama (A410160107)
Hari :
Tanggal :
Surakarta,
HALAMAN PENGESAHAN
BAB I : PENDAHULUAN
A. Pembahasan Teori
B. Hubungan dengan Pembelajaran Matematika
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sedangkan dari hasil penelitian yang dilakukan Rohmayasari (2010:68) didapat bahwa
sikap dan kemampuan berpikir matematika peserta didik masih rendah dan belum
memuaskan, diantaranya:
1. Peserta didik masih merasa malas untuk mempelajari matematika karena terlalu banyak
rumus.
5. Peserta didik masih merasa bingung dalam mengaplikasikan konsep matematika dalam
kehidupan sehari-hari.
Dari pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa munculnya kemampuan berpikir kritis
peserta didik harus diiringi oleh minatnya terhadap suatu objek. Kemudian diyakini bahwa
objek yang menarik minat peserta didik tersebut misalnya terhadap proses pembelajaran di
kelas akan menjadi dasar motivasi peserta didik sehingga akan menentukan sikap peserta
didik untuk belajar. Dalam suatu pembelajaran di kelas agar peserta didik dapat memiliki
minat yang tinggi salah satunya adalah dengan menghadirkan alat peraga sebagai alat
pembangkit minat peserta didik untuk mempelajarinya. Dengan keinginan atau minat untuk
mempelajari matematika, maka tidak sulit lagi peserta didik dapat memahami materi yang
guru berikan. Salah satu contoh kesulitan kemampuan berpikir peserta didik dalam operasi
hitung penjumlahan, pengurangan dan perkalian bilangan bulat merupakan masalah bagi
peserta didik dan guru. Dari permasalahan tersebut, cara yang diambil adalah dengan
menggunakan bantuan alat peraga berupa garis bilangan yang dirancang oleh guru. Alat
tersebut dinamakan BILBUL sebagai alat dalam menghitung penjumlahan, pengurangan, dan
perkalian bilangan bulat. Alat ini dibuat semenarik mungkin untuk mempermudah peserta
didik dalam operasi penjumlahan, pengurangan dan perkalian bilangan bulat serta diharapkan
dengan alat tersebut peserta didik akan lebih tertarik untuk belajar sehingga mudah untuk
mempelajarinya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pembuataan alat peraga “BILBUL” untuk pokok bahasan operasi
hitung penjumlahan, pengurangan, dan perkalian bilangan bulat ?
Manfaat yang ingin dicapai dalam pembuatan alat peraga ini adalah :
1. Secara teoristis
Sebagai upaya pengembangan media pembelajaran untuk mata pelajaran matematika.
2. Secara Praktis
LANDASAN TEORI
A. Pembahasan Teori
Bilangan bulat adalah himpunan bilangan yang terdiri dari bilangan bulat negatif, nol
dan bilangan bulat positif. Bilangan bulat terdiri dari bilangan cacah (0, 1, 2, 3, ...)
dan negatifnya (-1, -2, -3, ...; -0 adalah sama dengan 0 sehingga tidak lagi dimasukkan
secara terpisah). Bilangan bulat dapat dituliskan tanpa komponen desimal atau
pecahan.Himpunan semua bilangan bulat dalam matematika dilambangkan dengan Z
berasal dari Zahlen (bahasa Jerman untuk "bilangan").Himpunan Z tertutup di bawah
operasi penambahan dan perkalian. Artinya, jumlah dan hasil kali dua bilangan bulat
juga bilangan bulat. Namun berbeda dengan bilangan asli, Z juga tertutup di bawah
operasi pengurangan. Hasil pembagian dua bilangan bulat belum tentu bilangan bulat
pula, karena itu Z tidak tertutup di bawah pembagian.
1. Operasi Penjumlahan
Penjumlahan dua bilangan bulat bertanda sama. Penjumlahan ini tejadi jika kedua
bilangan memiliki tanda yang sama yaitu sama-sama bilangan positif dan sama-sama
bilangan negatif. Rumusnya adalah :
a. Jika bilangan bulat positif (+) ditambahkan dengan bilangan bulat positif (+)
hasilnya = bilangan bulat positif (+). Contoh : 327 + 234 = 561
b. Jika bilangan bulat negatif (-) ditambahkan dengan bilangan bulat negatif (-)
hasilnya = bilangan bulat negatif (-). Contoh : – 452 + (- 212) = -(452 + 212) = –
664
Penjumlahan dua bilangan bulat tanda berlawanan. Penjumlahan ini terjadi jika kedua
bilangan berbeda tandanya, yang satu bertanda positif, yang lainnya bertanda negatif.
2. Operasi Pengurangan
Pada operasi pengurangan bilangan bulat rumusnya adalah
a – b = a + (-b)
maksud dari rumus ini adalah. jika a dikurangi b, maka hasilnya sama dengan
a ditambahkan dengan lawan dari angka b. Untuk memperjelas lihat contoh :
3. Operasi Perkalian
Perkalian bilangan bulat memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
a.Unsur Identitas. Unsur identitas perkalian adalah 1 karena berapapun bilangan yang
dikalikan 1 selalu menghasilkan bilangan itu sendiri.
bx1=1xb=b
b. Sifat Perkalian Bilangan Bulat berdasarkan tandanya
Perkalian positif (+) dengan positif (+), menghasilkan bilangan positif.
Perkalian positif (+) dengan negatif (-), menghasilkan bilangan negatif.
Perkalian bilangan negatif (-) dengan positif (+), menghasilkan bilangan negatif.
Perkalian bilangan negatif (-) dengan negatif (-), menghasilkan bilangan positif (+).
Semua bilangan yang dikalian dengan nol (0) hasilnya akan selalu nol.
4. Operasi Pembagian
Perhatikanlah uraian berikut ini. Untuk suhu 2° C di atas titik beku (0° C) biasa ditulis
+2° C atau 2° C, sedangkan untuk suhu 3° C di bawah titik beku (0° C) biasa ditulis –3° C.
Bilangan +2 dan –3 adalah contoh bilangan bulat danberturut-turut disebut bilangan bulat
positif dan bilangan bulat negatif (+2 dibaca positif 2 dan –3 dibaca negatif 3). Selain
diterapkan untuk pengukuran termometer operasi bilangan bulat diterapkan pada seleksi
penerimaan mahasiswa baru, penerapan pada kapal selam (berhubungan dengan kedalaman
laut), dan masih banyak contoh lain.
Keterangan:
Alat:
1. Gergaji
2. Palu
3. Gunting
4. Bor
5. Kuas
6. Solder
7. Amplas
8. Penggaris kayu 1 meter
Bahan:
E. Cara Penggunaan
1. Penjumlahan/Pengurangan
a. Bilangan bulat hanya tersedia {-10, -9, -8,..., 8, 9, 10}
b. Menulis soal yang tersedia dalam papan BILBUL dengan spidol
c. Aturan pemakaian:
i. a + b dan a – b
ii. Katak melompat diawali dan bilangan nol (lintasan bawah)
iii. Ketika sudah perhitungan kedua (b) maka kata melompat ke lintasan atas
d. Jika bilangan positif maka katak melompat ke arah kanan
e. Jika bilangan negatif maka melompat ke arah kiri
f. Jika penjumlahan bertemu bilangan positif maka katak melompat ke arah
kanan
g. Jika penjumlahan bertemu bilangan negatif maka katak akan melompat ke
arah kiri
h. Jika pengurangan bertemu bilangan positif maka katak akan melompat ke
arah kiri
i. Jika pengurangan bertemu bilangan negatif maka katak akan melompat ke
arah kanan
2. Perkalian
a. Menyediakan hanya untuk operasi perkalian bilangan puluhan dengan jumlah
bilangan satuan dan puluhan maksimal sepuluh.
b. Menyusun stik sesuai dengan jumlah bilangan pada soal dengan bilangan
satuan berwarna merah dan bilangan puluhan berwarna hijau. Untuk pengali
disusun secara vertikal dan untuk yang dikali disusun secara horisontal.
c. Akan terbentuk titik-titik perpotongan antara stik. Pada titik perpotongan,
lampu akan menyala. Lampu yang menyala tersebut memudahkan siswa
dalam menghitung banyaknya titik.
d. Titik perpotongan tersebut kemudian dijumlahkan sesuai dengan nilai tempat
bilangan tersebut.