Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan
kemampuan individu dalam mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang
sedang dan akan terjadi. Dengan pendidikan, manusia dapat melihat secara akurat,
berpikir jernih, dan bertindak efektif untuk mencapai tujuan hidup sesuai dengan
pilihan dan aspirasinya. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Matematika merupakan mata pelajaran yang menduduki peranan penting
disetiap jenjang pendidikan. Pentingnya matematika menjadikan matematika
sebagai hal yang wajib diajarkan dan diberikan untuk siswa sejak dini. Shadiq
(2014 : 4) menyatakan bahwa pelajaran matematika harus diberikan dengan porsi
yang lebih besar karena selain untuk saringan masa depan, matematika juga
berperan untuk membentuk pribadi dan kompetensi siswa. Abdurrahman (2012:
225) berpendapat bahwa matematika adalah bahasa simbolis untuk
mengekspresikan hubungan kuantitatif dan keruangan, yang memudahkan
manusia untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Namun pada
kenyataannya, banyak siswa yang hanya menerima begitu saja pelajaran tanpa
mempertanyakan mengapa dan untuk apa matematika diajarkan, serta kurangnya
pemahaman konsep matematika pada siswa terutama dalam menyelesaikan soal
matematika. Menurut Ivee K. Guce (2017) menyimpulkan pentingnya untuk
menemukan suatu jawaban matematika adalah mengartikulasikan dengan jelas
dan koheren bagaimana sampai pada jawaban akhir. Tidak jarang muncul
pendapat bahwa matematika merupakan pelajaran sukar dipahami dan kurang
diminati. Sehingga pembelajaran di kelas tidak menghasilkan aspek-aspek

1
2

pembelajaran matematika. Aspek-aspek pembelajaran matematika diantaranya


pemahaman konsep, pembuktian, algoritma, penyelesaian soal, pemahaman ruang
apresiasi dan keterampilan psikomotorik.
Berdasarkan hasil penelitian terbaru dari Research on Improvement of
System Education (RISE) tahun 2018, ini dirilis para peneliti dalam Deklarasi
Gerakan Nasional Pemberantasan Buta Matematika di Universitas Indonesia
(UI) Depok, Sabtu, 10 November 2018, menyatakan terjadi kondisi gawat
darurat bermatematika pada siswa SD hingga SMU. Penelitian Zakaria Ndemo
(2019) menyimpulkan bahwa dalam penguasaan konten mata pelajaran
matematika oleh siswa rapuh dan karenanya diperlukan beberapa kebutuhan untuk
melanjutkan pengembangan profesional dalam layanan matematika tentang
pengetahuan konten subjek. Kondisi gawat darurat bermatematika juga
dikhawatirkan berdampak pada kemampuan anak-anak dalam berpikir dan
bernalar, serta menyelesaikan permasalahan sehari-hari. Hasil penelitian Ariyadi
Wijaya, dkk (2019) menunjukkan bahwa kemampuan diagnostik siswa masih
sangat memerlukan dukungan terutama untuk mendiagnosis proses berpikir
matematika. Selain itu berdasarkan hasil Programme for International Student
Assessment (PISA) tahun 2000 hingga 2015, secara konsisten menempatkan
negara Indonesia mendapatkan peringkat terbawah. Telah disebutkan juga
bahwa anak-anak Indonesia ternyata belum mampu menerapkan pengetahuan
prosedural matematika ke dalam permasalahan yang dihadapinya sehari-hari.
Hasil ini juga dikonfirmasi oleh hasil-hasil tes internasional lain seperti Trends
in International Mathematics and Science Study (TIMSS).
Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru matematika kelas IX di SMP
Negeri 3 Colomadu diperoleh informasi bahwa materi persamaan dan fungsi
kuadrat menjadi materi yang cukup sulit dipahami sehingga masih banyak siswa
yang sering melakukan kesalahan-kesalahan dalam memecahan soal pada materi
persamaan dan fungsi kuadrat. Farida (2015) mengemukakan bahwa kesalahan
siswa dalam menyelesaikan soal dapat dikarenakan dalam mengubah informasi
yang diberikan ke dalam ungkapan matematika karena siswa tidak memperhatikan
maksud soal, kesalahan dalam aspek konsep karena telah terjadi miskonsepsi pada
3

diri siswa. Kesalahan pemahaman siswa dalam menyelesaikan soal persamaan dan
fungsi kuadrat merupakan permasalahan yang sering terjadi. Faktor penyebab
kesalahan pemahaman dalam menyelesaikan soal persamaan dan fungsi kuadrat
yaitu kurangnya kemampuan siswa untuk menganalisis soal dan kurang
memahami konsep serta pengaplikasiannya, hal ini sangat berdampak pada
rendahnya hasil belajar siswa. Penelitian yang dilakukan Delsika Pramata Sari,
dkk (2018) menyimpulkan bahwa kesalahan yang paling menonjol dari
representasi matematika, kemampuan pada indikator bahwa pemecahan masalah
melibatkan simbol aritmatika (representasi simbolis). Hasil penelitian Muchamad
Subali Noto, dkk (2019) menyimpulkan bahwa adanya hambatan belajar
matematika yang dapat menimbulkan kesalahan meliputi: hambatan belajar dalam
mengaplikasikan konsep; memvisualisasikan objek; memahami prinsip-prinsip;
memahami masalah dan terkait dengan pembuktian matematis.
Persamaan dan Fungsi Kuadrat merupakan salah satu materi mata
pelajaran matematika yang diberikan pada SMP kelas IX semester 1. Persamaan
kuadrat adalah suatu persamaan dari variabel (peubah) yang mempunyai pangkat
tertinggi yaitu dua. Penyelesaian atau pemecahan dari sebuah persamaan ini
disebut sebagai akar-akar persamaan kuadrat. Penyelesaian suatu persamaan
kuadrat dapat dilakukan dengan beberapa metode sehingga diperoleh hasil akhir
berupa akar-akar persamaan kuadrat. Metode yang digunakan untuk mencari akar-
akar persamaan kuadrat yaitu (1) metode pemfaktoran, (2) metode melengkapkan
kuadrat sempurna dan (3) metode rumus ABC. Fungsi kuadrat atau fungsi
polinom adalah fungsi dengan pangkat peubah tertingginya yaitu dua, suatu fungsi
kuadrat selalu berkaitan dengan grafik fungsi yang memiliki bentuk seperti
parabola.
Dalam penelitian Lila Puspitasari, dkk (2019) sehubungan dengan
kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal matematika
menyimpulkan bahwa kesalahan siswa masih cenderung coba-coba, kurang
terstruktur, kurang sistematis dan kurang rinci sehingga dalam menyelesaikan dan
membuat langkah solusi mereka masih menemui banyak kendala. Menurut Iwan
Junaedi (2015) jenis kesalahan pada kategori encoding diantaranya adalah
4

kurangnya latihan dalam mengerjakan soal matematika. Kesalahan dalam


menyelesaikan soal matematika dapat diartikan sebagai suatu pemahaman yang
kurang tepat dalam mempelajari suatu konsep matematika atau menyinggung dari
suatu konsep matematika. Penelitian yang dilakukan Ika Santia, dkk (2019)
menyimpulkan bahwa skema representasi siswa pendidikan matematika dalam
menyelesaikan masalah yang tidak terstruktur menunjukkan bahwa mereka
cenderung menggunakan representasi verbal-simbolik dan simbolik-verba. Seperti
halnya pada penelitian Indah Puspitasari Maharani dan Subanji (2018)
menyatakan bahwa konflik kognitif memainkan peran penting dalam mengubah
konsep siswa dengan memeriksa kesalahan yang dibuat oleh siswa.
Berdasarkan uraian diatas, tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
mendeskripsikan kesalahan siswa kelas IX SMP Negeri 3 Colomadu dalam
menyelesaikan soal materi persamaan dan fungsi kuadrat. Penelitian ini juga
bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan siswa
dalam menyelesaikan soal materi persamaan dan fungsi kuadrat sehingga dapat
mengatasi masalah tersebut guna meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih
baik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, peneliti merumuskan masalah sebagai
berikut :
a. Bagaimana kesalahan yang dilakukan siswa pada kelas IX SMP Negeri 3
Colomadu untuk menyelesaikan soal materi persamaan dan fungsi kuadrat?
b. Apa saja faktor penyebab kesalahan siswa pada kelas IX SMP Negeri 3
Colomadu untuk menyelesaikan soal materi persamaan dan fungsi kuadrat?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut dapat dirumuskan tujuan penelitian
sebagai berikut :
a. Mendeskripsikan jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa pada kelas IX
SMP Negeri 3 Colomadu dalam menyelesaikan soal materi persamaan dan
fungsi kuadrat.
5

b. Menganalisis faktor-faktor penyebab kesalahan yang dilakukan siswa pada


kelas IX SMP Negeri 3 Colomadu dalam menyelesaikan soal materi persamaan
dan fungsi kuadrat.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian tersebut dapat diperoleh manfaat sebagai berikut :
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pemikiran
terhadap upaya kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal dengan langkah-
langkah yang baik dan benar khususnya untuk menyelesaikan soal materi
persamaan dan fungsi kuadrat. Selain itu, diharapkan dapat memberikan
masukkan terhadap cara pembelajaran di sekolah sebagai upaya peningkatan
kompetensi siswa dalam mempelajari konsep penyelesaian soal materi
persamaan dan fungsi kuadrat.
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru, siswa dan
sekolah.
1) Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam
memperbaiki rancangan proses pembelajaran dan meningkatkan prestasi
belajar dengan meminimalkan terjadinya kesalahan yang dilakukan siswa.
2) Bagi siswa, hasil penelitian ini sebagai acuan dalam mengetahui kesalahan
yang dilakukan dalam mengerjakan soal dan siswa dapat lebih optimal untuk
mempersiapkan diri menghadapi soal materi persamaan dan fungsi kuadrat.
3) Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai upaya peningkatan
kualitas dan memperbaiki layanan pembinaan.

Anda mungkin juga menyukai