DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
A. Penjelasan Umum......................................................................................................................1
B. Pembelajaran STEM pada Tema Kapal Gaya Pegas................................................................2
C. Deskripsi Unit Pembelajaran Kapal Gaya Pegas .....................................................................3
BAB II PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN STEM........................................................5
A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi.......................................................5
B. Tujuan Pembelajaran.................................................................................................................6
C. Pengembangan Keterampilan Abad 21.....................................................................................7
D. Pengembangan Penguatan Pendidikan Karakter.......................................................................8
E. Analisis Materi Pembelajaran STEM........................................................................................8
F. Desain Pembelajaran...............................................................................................................10
G. Skenario Pembelajaran............................................................................................................11
BAB III PENILAIAN PEMBELAJARAN........................................................................................19
A. Teknik dan Bentuk Penilaian..................................................................................................19
B. Instrumen Penilaian.................................................................................................................20
BAB IV PENUTUP...........................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................27
LAMPIRAN.......................................................................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penjelasan Umum
Pengembangan pembelajaran yang inspiratif sangat dibutuhkan oleh semua pihak yang
terkait dengan pendidikan. Upaya dalam meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam
pengembangan pembelajaran harus selalu dilakukan agar peserta didik terlibat aktif dalam
pembelajaran, sehingga menimbulkan pengalaman belajar yang bermakna, menyenangkan, dan
efektif dalam mencapai kompetensi yang diharapkan.
Berdasarkan hasil Asesmen Kompetensi Peserta didik Indonesia (AKSI) tahun 2016 yang
dilakukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) yang diikuti oleh peserta didik kelas 4 di
setiap provinsi di Indonesia menghasilkan bahwa kemampuan peserta didik dalam mata pelajaran
Matematika dan Sains masih tergolong rendah. Berdasarkan hasil Trend in International
Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2015, Indonesia menempati urutan ke-4 dari
bawah untuk mata pelajaran IPA dan urutan ke-6 dari bawah untuk Matematika. Dari hasil
penilaian tersebut dapat disimpulkan bahwa peserta didik masih lemah dalam kecakapan kognitif
orde tinggi seperti menalar, menganalisa, dan mengevaluasi. Sepatutnya dilakukan tindak lanjut
berdasarkan diagnosa yang telah dihasilkan dari survei diagnostik AKSI dan TIMSS tersebut.
Peserta didik harus dibiasakan dengan pembelajaran yang mengacu pada kecakapan berpikir orde
tinggi (HOTS).
STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) merupakan pendekatan
pembelajaran multidisipliner yang bertujuan untuk memberikan konteks kehidupan nyata dalam
pembelajaran di kelas dan membantu peserta didik mengembangkan keterampilan abad XXI yang
mereka butuhkan. Pembelajaran berbasis STEM menganalisis permasalahan di dunia nyata secara
kreatif dan kolaboratif dengan menggunakan penyelesaian masalah yang memampukan peserta
didik berpikir kritis, integratif, dan multidisipliner. Pendekatan STEM dalam pembelajaran juga
mampu melatih peserta didik secara kognitif, keterampilan, maupun afektif, selain itu peserta didik
tidak hanya diajarkan secara teori saja, tetapi juga praktik sehingga peserta didik mengalami
langsung proses pembelajaran (Septiani, 2016 ).
Ritz dan Fan (2014) mengungkapkan bahwa penerapan STEM education telah berlangsung
di beberapa negara, dan masing-masing memiliki bentuk beragam dalam hal penerapannya. Di
Indonesia sendiri integrasi STEM sebagai pendekatan pembelajaran belum begitu populer.
Walaupun demikian, konsep integrasi antar bidang keilmuan sudah mulai muncul disuarakan
dalam kurikulum pendidikan kita, di antaranya di kurikulum 2013. Walaupun tidak secara eksplisit
memunculkan istilah STEM, tetapi konsep “tematik integratif” yang muncul dalam kurikulum
2013 mengindikasikan perlunya integrasi berbagai bidang ilmu dalam sebuah pembelajaran bidang
studi tertentu, dan hal ini sejalan dengan konsep integrasi STEM.
Definisi literasi STEM menurut National Governor’s Association Center for Best Practices
(Asmuniv, 2015). Science (Literasi Ilmiah) : Kemampuan dalam menggunakan pengetahuan
ilmiah dan proses untuk memahami dunia serta alam serta kemampuan untuk berpartisipasi dalam
mengambil keputusan untuk mempengaruhinya. Technology (Literasi Teknologi) : Pengetahuan
1
bagaimana menggunakan teknologi baru, memahami bagaimana teknologi baru dikembangkan,
dan memiliki kemampuan untuk menganalisis bagaimana teknologi baru mempengaruhi individu,
masyarakat, bangsa, dan dunia. Engineering (Literasi Desain) : Pemahaman tentang bagaimana
teknologi dapat dikembangkan melalui proses rekayasa/desain menggunakan tema pelajaran
berbasis proyek dengan cara mengintegrasikan beberapa mata pelajaran berbeda (interdisipliner).
Mathematics (Literasi Matemati) : Kumpulan dalam menganalisis alasan dan mengkomunikasikan
ide secara efektif dan dari cara bersikap, merumuskan, memecahkan, dan menafsirkan solusi untuk
masalah matematika dalam menerapkan berbagai situasi berbeda. Menurut jurnal inovasi
Pendidikan IPA (2), 2016, pendekatan STEM dalam pembelajaran diharapkan dapat
menghasilkan pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik melalui integrasi pengetahuan,
konsep, dan keterampilan secara sistematis. Beberapa manfaat dari pendekatan STEM membuat
peserta didik mampu memecahkan masalah menjadi lebih baik, inovator, inventors, mandiri,
pemikir logis, dan literasi teknologi (Morrison dalam Stohlmann, Moore, & Roehrig, 2012, p.
29).
Model pembelajaran yang sejalan dengan pedekatan STEM adalah project based learning
model (PjBL), dimana PjBL memiliki keunggulan dari karakteristiknya yaitu membantu peserta
didik merancang proses untuk menentukan sebuah hasil, melatih peserta didik bertanggung jawab
dalam mengelola informasi yang dilakukan pada sebuah proyek dan peserta didik dapat
menghasilkan sebuah produk nyata hasil peserta didik itu sendiri yang kemudian dipresentasikan
dalam kelas. (Amirudin, dkk: 2015). Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Wrigley (1998), Curtis
(2005) dan National Training Laboratory (2006) didapat hasil bahwa model pembelajaran berbasis
proyek (project based learning model) cukup berguna dalam mendesain pembelajaran yang efektif
sehingga cukup potensial untuk memenuhi tuntutan pembelajaran (Sastrika, dkk, 2013). Model
pembelajaran berbasis proyek (project based learning model) membantu peserta didik dalam
belajar : (1) pengetahuan dan keterampilan yang kokoh dan bermakna guna (meaningfull-use)
yang dibangun melalui tugas-tugas dan pekerjaan yang otentik; (2) memperluas pengetahuan
melalui keotentikan kegiatan kurikuler yang terdukung oleh proses kegiatan belajar melakukan
perencanaan (designing) atau investigasi yang open-ended, dengan hasil atau jawaban yang tidak
ditetapkan sebelumnya oleh perspektif tertentu; dan (3) membangun pengetahuan melalui
pengalaman dunia nyata dan negosiasi kognitif antarpersonal yang berlangsung di dalam suasana
kerja kolaboratif (Santi, 2011:77).
Gaya ialah tarikan dan dorongan yang mempengaruhi keadaan suatu benda. Gaya tersebut
dapat mengakibatkan perubahan kecepatan maupun perubahan gerak. Hal inilah yang memicu
adanya hubungan antara gaya dan gerak. Misalnya kursi yang didorong akan bergerak karena kursi
tersebut mendapakan gaya dorong. Maka dari itu gerak suatu benda dapat dipengaruhi oleh gaya.
Hubungan antara gaya dan gerak tersebut akan mempengaruhi keadaan benda yang meliputi:
Benda yang awalnya diam menjadi bergerak. Contohnya mendorong kursi, mendorong sepeda
motor yang mogok, tarik tambang, menarik gerobak, dan menendang bola.
1. Benda yang awalnya bergerak menjadi diam. Contohnya saat kita sedang naik mobil.
Kemudian melakukan pengereman mendadak hingga kecepatannya menjadi lambat dan
2
akhirnya dapat berhenti. Dapat disimpulkan bahwa gaya dapat mengakibatkan benda bergerak
menjadi diam.
2. Perubahan arah gerak suatu benda. Misalnya ketika seorang pemain bola melakukan sundulan,
maka arah bola akan berubah dikarenakan terdapat tambahan gaya pada bola.
3. Perubahan bentuk suatu benda. Misalnya ketika terjadi tabrakan sepeda motor. Dikarenakan
terdapat gaya yang berlebihan mengakibatkan sepeda berubah bentuk.
Kemudian ada pula macam macam gaya yang dapat mempengaruhi keadaan suatu benda.
Hubungan antara gaya dan gerak tersebut berbeda beda bentuknya tergantung jenis gaya yang
digunakan. Beberapa macam gaya adalah:
Gaya listrik ialah gaya yang diakibatkan oleh adanya aliran listrik.
Gaya pegas ialah gaya yang diakibatkan oleh adanya tarikan dan dorongan pada benda benda
elastis.
Gaya magnet ialah gaya yang diakibatkan oleh tarikan magnet pada benda benda logam.
Gaya gravitasi ialah gaya yang dipengaruhi oleh gaya tarik bumi. Benda yang dilempar keatas
akan selalu jatuh ke bawah dengan cepat karena dipengaruhi oleh gaya tarik bumi.
Gaya gesek ialah gaya yang diakibatkan oleh gesekan dua permukaan benda. Semakin kasar
permukaan benda maka gaya geseknya akan semakin besar. Sedangkan jika permukaan benda
semakin halus maka gaya geseknya akan semakin kecil. Untuk dapat membuktikan pengaruh
gaya gesek tersebut maka dibuat sebuah model ban mobil – mobilan yang dapat melaju
dengan kecepatan lambat pada lintasan licin.
Melalui pendekatan STEM maka peserta didik kelas IV SD dapat mempelajari beberapa
konsep, yaitu:
Science Engineering
Dalam pembelajaran IPA, pembuatan Pembuatan kapal dengan gaya pegas
kapal dengan gaya pegas membantu dapat membantu peserta didik
peserta didik memahami hubungan antara mengembangkan kemampuan rekayasa.
gaya pegas yang diberikan dan gerak
yang dihasilkan pada suatu benda.
Technology Mathematic
Teknologi perancangan desain kapal Dalam pembelajaran Matematika
dengan gaya pegas didapatkan peserta dengan tema pengukuran didapatkan
didik dengan pencarian pada laman peserta didik saat mengukur seberapa
internet. jauh kapal melaju.
Pembuatan hasil akhir proyek sebuah kapal dengan gaya pegas diharapkan dapat
memberikan pengalaman belajar yang melekat dan terintegrasi kepada peserta didik kelas IV
( empat ) mengenai hubungan antara gaya dan gerak.
Peserta didik dapat mempelajari berbagai kemampuan yang terintegrasi dalam
pembelajaran ini, antara lain : kemampuan berbahasa yang tertuang dalam pembuatan laporan
pengamatan mengenai pengaruh gaya gesek dan gerak yang dihasilkan, kemampuan seni yang
3
tertuang dalam pembuatan kapal dengan gaya pegas, kemampuan matematika yang tertuang dalam
pengukuran, kemampuan teknologi dan rekayasa yang tertuang dalam proses desain dan
mewujudkannya menjadi model konkret.
Bagi guru, diharapkan bahan ajar ini dapat memperkaya teknik mengajar guru SD dan
memperdalam pembelajaran tematik dengan tema mengenai gaya dan gerak, mulai dari
perancangan, proses, sampai penilaian. Melalui bahan ajar ini diharapkan guru dapat mengenal
pendekatan STEM yang sangat tepat bila diimplementasikan pada kurikulum 2013, dimana
melalui pembelajaran STEM kita dapat mengintegrasikan beberapa mata pelajaran dalam satu
kegiatan belajar yang sama dan menggunakan keterampilan rekayasa dan teknologi untuk
mencapai kompetensi. Bahan ajar ini hanya inspirasi bagi guru, dimana guru dapat
mengembangkan sendiri sesuai dengan kebutuhan peserta didiknya masing – masing.
BAB II
4
A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Berikut adalah kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi yang dicapai peserta didik
pada pembelajaran dengan pendekatan STEM menggunakan model pembelajaran Project Based
Learning pada topik kapal dengan gaya pegas di kelas IV.
1. Kompetensi Dasar
IPA
3.3 Menghubungkan jenis gaya (otot, gravitasi, gesek, pegas, listrik, dan magnet) dan gerak
serta pengaruhnya pada peristiwa di lingkungan sekitar
4.3 Menyajikan hasil percobaan pemanfaatan gaya (otot, gravitasi, gesek, pegas listrik, dan
magnet) dan gerak serta pengaruhnya pada peristiwa di lingkungan sekitar.
B.Indonesia
3.2 Mencermati keterhubungan antar gagasan yang didapat dari teks lisan, tulis, atau visual
4.2 Menyajikan hasil pengamatan tentang keterhubungan antar gagasan ke dalam tulisan
Matematika
3.3 Menjelaskan dan melakukan pembulatan hasil pengukuran panjang dan berat ke satuan
terdekat
4.3 Menyelesaikan masalah pembulatan hasil pengukuran panjang dan berat ke satuan terdekat
SBdP
3.1 Mengetahui gambar dan bentuk tiga dimensi
4.1 Menggambar dan membentuk tiga dimensi
Matematika
3.3.1 Menjelaskan dan melakukan pembulatan hasil pengukuran panjang dan berat ke satuan
terdekat
5
4.3.1 Mengukur panjang perjalan kapal
SBdP
3.1.1 Mengenal bentuk tiga dimensi
3.1.2 Mengidentifikasi bentuk tiga dimensi
4.1.1 Membuat bentuk tiga dimensi kapal
4.1.2 Mengkreasikan bentuk tiga dimensi menjadi kapal yang menggunakan tenaga gaya pegas
sebagai penggerak
D. Tujuan Pembelajaran
Tujuan dari pembelajaran dengan pendekatan STEM menggunakan model pembelajaran Project
Based Learning pada topik kapal dengan gaya pegas di kelas IV adalah sebagai berikut.
1. Peserta didik mampu memahami gaya pegas
2. Peserta didik mampu menuangkan gagasan yang didapat secara visual ke dalam bentuk lisan
dan tulisan.
3. Peserta didik mampu memahami cara melakukan pembulatan hasil pengukuran panjang dan
berat ke satuan terdekat .
4. Peserta didik mampu membuat bentuk 3 dimensi dalam wujud sebuah kapal yang
menggunakan tenaga gaya pegas sebagai penggerak
5. Guru mampu mengimplementasikan pembelajaran tematik dengan efektif, efisien, dan
bermakna.
6. Guru memperoleh gambaran pencapaian kompetensi peserta didik secara autentik melalui
proyek yang dikerjakan.
A. Kemampuan Prasyarat
Berikut adalah kemampuan prasyarat yang harus dimiliki peserta didik dan guru sebelum
melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan STEM menggunakan model pembelajaran
Project Based Learning pada topik kapal dengan gaya pegas di kelas IV.
Kemampuan Peserta Didik
1. Memahami pemanfaatan gaya
2. Memahami cara melakukan pembulatan
3. Memahami macam – macam bentuk 3 dimensi
4. Mengetahui kosa kata baku
5. Memahami konsep penyusunan laporan
6. Keterampilan penggunaan IT
Kemampuan Guru
6
7. Keterampilan penggunaan IT
7
desain hingga membuat alat dengan sistem gaya dan gerak tentu dibutuhkan tingkat kreativitas
yang tinggi sehingga dapat menghasilkan produk yang baik, bermutu, dan bernilai lebih.
Pembelajaran tematik pada alat gaya dan gerak sederhana menggunakan pendekatan STEM dapat
dijabarkan sebagai berikut:
Sains, dimana peserta didik akan mempelajari materi pembelajaran IPA yaitu hubungan gaya
pegas dan gerak yang dihasilkan. Gaya pegas yang diberikan sebagai pengerak baling baling dan
menghasilkan gerak yang berbeda.
8
Teknologi, dimana peserta didik akan diperkenalkan pada pembuatan kapal secara sederhana
dengan menggunakan styrofoam. Proses perencanaan proyek melalui laman internet dapat
mengembangkan kemampuan peserta didikdalam bidang teknologi.
Engineering (rekayasa), dimana peserta didik akan merancang desain kapal yang mampu melaju
dengan bantuan karet. Melakukan pebuatan bantuk kapal yang mampu melaju dengan cepat
tersebut berdasarkan hasil evaluasi keefektifan dan keefisienan kapal yang telah dilakukan.
Matematika, dimana peserta didik akan mempelajari bangaimana mengukur sebarapa jauh perahu
melaju.
H. Desain Pembelajaran
Desain pembelajaran dengan pendekatan STEM menggunakan model pembelajaran Project Based
Learning pada topik kapal dengan gaya pegas di kelas IV adalah sebagai berikut :
Topik / Materi Konsep Esensial Tahapan Project Based
Learning
Gaya dan Gerak Gaya Essential Question
Gaya pegas dan gerak yang Tarikan atau dorongan pada benda Peserta didik dan guru
melakukan tanya jawab
dihasilkan yang menyebabkan benda
tentang sebuah video
bergerak mengenai bagaimana kapal
bisa bergerak dengan
Perencanaan desain kapal yang Gerak
bantuan gaya pegas,
dapat melaju dengan bantuan Perpindahan posisi benda dari kemudian melakukan
percobaan menjalankan
gaya pegas tempat asalnya karena adanya
kapal dengan 2 cara yang
gaya berbeda, yang pertama
memutar baling baling
Pembuatan kapal yang dapat Gaya pegas
searah dengan jarum jam
melaju dengan bantuan gaya Gaya yang diakibatkan oleh pegas dan memutar baling baling
berlawanan dengan jarum
pegas dan diubah menjadi gerak
jam. Peserta didik
berputar. menghitung panjang kapal
bergerak.
Uji coba kapal yang dapat pengukuran
melaju dengan bantuan gaya mengukur panjang kapan Design A Plan
Peserta didik berdiskusi
pegas bergerak.
dalam kelompoknya
bagaimana merancang
sebuah proyek membuat
Membuat laporan percobaan
kapal yang dapat melaju
membuat kapal yang dapat dengan bantuan gaya pegas.
Create A Schedule
melaju dengan bantuan gaya
Peserta didik menyusun
pegas sebuah jadwal dalam
kelompkoknya, agar dapat
melakukan penyelesaian
proyek membuat kapal
yang dapat melaju dengan
bantuan gaya pegas
9
anggota kelompok
melakukan tanggung
jawabnya dan sesuai
dengan waktu yang
diharapkan
Peserta didik melakukan uji
coba terhadap kapal yang
dapat bantuan gaya pegas
yang telah dibuat,
apakah telah sesuai dengan
tujuan awal pembuatannya,
kemudian melakukan
perbaikan dimana dirasa
perlu.
Peserta didik diminta
membuat laporan
pengamatan.
I. Skenario Pembelajaran
10
SBdP : Gambar dan bentuk tiga dimensi
Alokasi Waktu : 1 x 7 x 35 menit
4. Matematika
3.12.1 Memahami pembulatan hasil pengukuran panjang dan berat ke satuan terdekat
3.12.2 Menjelaskan pembulatan hasil pengukuran panjang dan berat ke satuan terdekat
11
4.12.1 Mengidentifikasi pembulatan hasil pengukuran panjang dan berat ke satuan
terdekat
5. SBdP
3.1.1 Mengenal bentuk tiga dimensi
3.1.2 Mengidentifikasi bentuk tiga dimensi
4.1.1 Membuat bentuk tiga dimensi
4.1.2 Mengkreasikan bentuk tiga dimensi
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah melakukan percobaan tentang gaya pegas dan gerak yang dihasilkan, peserta didik
mampu memahami pemakaiannya pada peristiwa sehari-hari.
2. Setelah melakukan pengukuran panjang kapal bergerak, peserta didik mampu memahami
pembulatan hasil pengukuran panjang dan berat ke satuan terdekat.
3. Setelah diskusi, peserta didik mampu mendesain kapal yang menggunakan tenaga gaya
pegas sebagai penggerak.
4. Setelah eksplorasi, peserta didik mampu mengaplikasikan bagaimana menambah gaya
pegas dan mengurangi kecepatan gerak benda.
5. Setelah eksplorasi dan diskusi, peserta didik mampu menyajikan laporan hasil pengamatan
tentang hubungan antara gaya pegas yang dapat menggerakan kapal
C. MATERI PEMBELAJARAN
Bahasa Indonesia
Pengamatan merupakan sebuah aktivitas yang dilakukan secara sengaja dan terencana
dengan maksud untuk memperoleh informasi atas apa yang menjadi tujuan dalam pengamatan.
Hal yang perlu di himpun terlebih dahulu sebelu melakukan pengamatan adalah sebagai
berikut:
Hal yang diamati
Waktu pengamatan
Tempat pengamatan
Tujuan pengamatan
Hasil pengamatan
Kesimpulan
Matematika
Pembulatan angka adalah metode untuk membuat angka lebih sederhana dengan
mengubahnya ke nilai terdekatnya agar lebih mudah dimasukkan ke dalam operasi matematika.
Dalam kehidupan sehari -hari kita sering melihat Pembulatan
pembulatan hasil pengukuran panjang dan berat ke satuan terdekat dapat dilakukan dengan
ebih dekat ke atas atau ke bawah. Misalnya saja, 599 dapat dibulatkan ke atas menjadi 600, atau
751 bisa dibulatkan kebawah menjadi 750
12
IPA
Gaya adalah suatu kekuatan yang mengakibatkan benda yang dikenainya dapat mengalami
gerak, perubahan kedudukan, atau perubahan bentuk. Gaya juga dapat diartikan sebagai tarikan
atau dorongan yang dapat memengaruhi keadaan suatu benda.
Gerak adalah perpindahan kedudukan suatu benda terhadap benda lainnya, baik perpindahan
kedudukan yang mendekati maupun menjauhi suatu benda atau tempat asal akibat benda itu
dikenai gaya.
Gaya Pegas adalah termasuk dalam gaya tarik yang telah ditimbulkan dengan pegas tersebut.
Karet gelang, yang memanjang serta pegangan, dikompresi atau dikompresi, menciptakan gaya
pada material yang dikompresi atau dikompresi. Gaya yang muncul disebut sebagai gaya pegas.
Dalam gaya ini, yakni telah disebabkan oleh sifat elastis / elastis gelang / pegas karet. Dalam
elastis ini disebabkan oleh fakta bahwa ketika objek dilepaskan setelah dilepaskan, ia akan
kembali ke keadaan semula Gaya gesek dapat memberikan banyak manfaat dalam kehidupan
kita sehari – hari, yaitu :
Contoh Gaya Pegas
1. Menarik anak panah
2. Menarik ketapel
3. Peer yang terdapat pada spring bed
4. Permainan anak-anak trampolin
5. Penggunaan peer pada ujung jungkat jungkit
6. Karet gelang yang ditarik
7. Penggaris ditekan
8. Bola yang dilempar
9. Menghapus papan tulis menggunakan penghapus
10. Permainan billiard
SBdP
Seni rupa 3 dimensi, atau biasa kita sebut dengan Seni rupa 3D, merupakan seni rupa yang
dibatasi dengan 3 sisi yaitu sisi panjang, sisi lebar, dan tinggi atau dalam pengertiannya yaitu
karya seni yang memilki volume dan ada di dalam sebuah ruang.
Pembuatan karya seni rupa 3 Dimensi terbagi menjadi dua bagian, berdasarkan fungsi dan
tujuan seni rupa tersebut yaitu seni rupa murni dan seni rupa terapan. Seni Rupa Murni
merupakan karya seni yang tercipta bebas dengan fungsi yang lebih mengutamakan keindahan
dari pada fungsi, sebagai kepuasan pandangan mata saja dan biasanya sering digunakan hanya
sebagai pajangan. Seni Rupa Terapan merupakan karya seni yang tidak hanya sebagai pajangan
rumah saja, tapi juga berfungsi untuk membantu kehidupan manusia. Seni rupa terapan lebih
mengutamakan kegunaan dibandingkan keindahannya.
Berikut ini adalah teknik-teknik yang biasa digunakan dalam pembuatan karya seni rupa 3
dimensi: Teknik Aplikasi – merupakan sebuah karya hias yang digunakan dalam seni menjahit
dengan cara menempelkan bermacam-macam kain yang sudah di gunting yang seperti bunga,
bintang, boneka dan bentuk lainnya di sebuah kain sebagai hiasan untuk mempercantik. Teknik
13
Mozaik – merupakan sebuah teknik menggambar dengan menggunakan suatu bentuk geometris
tertentu. Bentuk geometris digunakan untuk mengganti bahan pewarna. Teknik Merakit –
merupakan sebuah karya seni dengan cara menyambungkan beberapa potongan bahan-bahan.
Cara ini bisa disebut dengan merakit, rakitan adalah hasil karyanya. Teknik Pahat – merupakan
teknik yang membuat karya seni dengan membuang bahan-bahan yang tidak digunakan. Biasa
dibuat menggunakan alat martil, pahat, kikir dan sebagainya. Teknik Cor atau menuang –
merupakan karya seni yang dilakukan dengan cara menuang bahan cair ke sebuah alat cetakkan.
Bahan cair yang biasa digunakan terbuat dari semen, karet, logam dan sebagainya.
D. METODE PEMBELAJARAN
• Pendekatan : STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics)
• Model : PjBL (Project Based Learning)
• Metode : Eksperimen, proyek, kerja kelompok, diskusi, presentasi
F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan ke 1 ( 7 x 35 menit )
14
bisa bergerak mengunakan bantuan gaya pegas
Tobikin.com
15
Memantau penyelesaian proyek
Guru membuat rubrik sebagai alat monitor kemajuan
proyek yang sedang dikerjakan peserta didik.
Menilai hasil proyek
Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Pengetahuan : tes tulis, penugasan
b. Keterampilan : proyek, produk, presentasi
2. Instrumen Penilaian
a. Bahasa Indonesia : Teks petunjuk penggunaan
b. IPA : Hubungan gaya dan gerak
c. Matematika : pembulatan hasil pengukuran panjang dan berat ke satuan terdekat
d. SBdP : Seni rupa 3 dimensi dengan tenik merakit
16
Remedial
?
Pengayaan
Apabila memiliki waktu, peserta didik mempersilahkan kelompok lain mencoba menggunakan
mobil – mobilan yang dapat melaju dengan kecepatan lambat pada lintasan licin
....................................... ...................................
NIP. NIP.
17
H. Sumber Belajar
BSE
18
BAB III
PENILAIAN PEMBELAJARAN
Penilaian pembelajaran dengan metoda Pembelajaran berbasis proyek harus diakukan secara
menyeluruh terhadap sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperoleh peserta didik dalam
melaksanakan pembelajaran berbasis proyek. Penilaian pembelajaran berbasis proyek dapat
menggunakan teknik penilaian yang dikembangkan oleh Pusat Penilaian Pendidikan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan yaitu penilaian proyek atau penilaian produk. Penilaian tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut.
1. Penilaian Proyek
a. Pengertian Penilaian proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan
dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat
digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan
penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu
secara jelas.
Pada penilaian proyek setidaknya ada 4 (empat) hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu:
a.1. Pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi, dan mengelola waktu
pengumpulan data, serta penulisan laporan.
a.2. Relevansi
Topik, data, dan produk sesuai dengan KD.
a.3. Keaslian
Produk (misalnya laporan) yang dihasilkan peserta didik merupakan hasil karyanya, dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta
didik.
a.4. Inovasi dan kreativitas
Hasil proyek peserta didik terdapat unsur-unsur kebaruan dan menemukan sesuatu yang
berbeda dari biasanya.
b. Teknik Penilaian Proyek
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir
proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti
penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan
tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian
dapat menggunakan alat/ instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian.
19
Penilaian Proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan sampai dengan akhir
proyek. Untuk itu perlu memperhatikan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai. Pelaksanaan
penilaian dapat juga menggunakan rating scale dan checklist.
2. Penilaian Produk
a. Pengertian Penilaian Produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk.
Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk
teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar),
barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam. Pengembangan produk meliputi 3
(tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:
a.1. Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan,
menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
a.2. Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam
menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
a.3. Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan peserta
didik sesuai kriteria yang ditetapkan.
20
LAPORAN TUGAS PROYEK
Tema : Tematik
Nama Proyek : KAPAL GAYA PEGAS
Kelas : IV
Kelompok : ______________________
Nama anggota Kelompok :
1. ___________________
2. ___________________
3. ___________________
4. ___________________
No. TUGAS SKOR (1 - 5)
1 PERENCANAAN :
a. Mempelajari konsep gaya dan gerak kapal yang
menggunakan tenaga gaya pegas sebagai penggerak
b. Membuat rancangan kapal yang menggunakan
tenaga gaya pegas sebagai penggerak
2 PELAKSANAAN :
a. Pembuatan proyek kapal yang menggunakan
tenaga gaya pegas sebagai penggerak
b. Uji Coba proyek kapal yang menggunakan tenaga
gaya pegas sebagai penggerak
c. Perbaikan proyek kapal yang menggunakan tenaga
gaya pegas sebagai penggerak
d. Evaluasi proyek kapal yang menggunakan tenaga
gaya pegas sebagai penggerak
e. Penarikan kesimpulan
3 LAPORAN PROYEK :
a. Performa
b. Presentasi / Penguasaan
TOTAL SKOR
Catatan :
*) Skor diberikan dengan rentang skor 1 sampai dengan 5, dengan ketentuan semakin
lengkap jawaban dan ketepatan dalam proses pembuatan maka semakin tinggi nilainya
21
LAPORAN PENGUJIAN ALAT
Mata Pelajaran : Tematik
Nama Proyek : KAPAL GAYA PEGAS
Kelas : IV
Kelompok : _______________________
Nama anggota Kelompok :
1. ___________________
2. ___________________
3. ___________________
4. ___________________
Melakukan percobaan ke 2
Melakukan percobaan ke 2
22
Laporan Pembuatan kapal gaya pegas
Berdasarkan kegiatan ini, tulislah sebuah laporan penelitian sederhana tentang kapal
yang menggunakan tenaga gaya pegas sebagai penggerak. Buat judul yang menarik!
Mata Pelajaran : Tematik
Hal yang diamati : kapal gaya pegas
Waktu pengamatan :
Tempat pengamatan :
Tujuan pengamatan :
Kelas : IV
Kelompok : _______________________
Nama anggota Kelompok :
1. ___________________
2. ___________________
3. ___________________
4. ___________________
23
Alat dan Bahan yang digunakan :
1.
2.
3.
4. dst
Kesimpulan :
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
_______________
24
Penilaian Pengetahuan
Penilaian Pengetahuan
25
PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
(PROJECT BASED LEARNING)
“Replika Bel Listrik”
KELAS : 4
PENDAHULUAN :
Getaran dari suatu benda akan mengakibatkan udara di sekitarnya bergetar disebut dengan bunyi.
Getaran dari benda tersebut menimbulkan gelombang bunyi di udara. Segala macam bentuk bunyi berasal
dari benda yang bergetar.
Sumber bunyi adalah benda-benda yang bergetar dan menghasilkan bunyi. Bunyi dapat merambat
melalui benda padat, cair, dan gas. Akan tetapi, bunyi tidak dapat merambat pada ruang hampa.
Bunyi yang dapat didengar oleh manusia berada pada frekuensi audio, yaitu bunyi pada frekuensi
antara 20 sampai dengan 20.000 Hz. Frekuensi audio disebut juga dengan frekuensi pendengaran
manusia. Di bawah frekuensi 20 Hz disebut frekuensi infrasonik, sedangkan frekuensi di atas 20.000 Hz
disebut ultrasonik
PEMANTIK :
Siswa menyimak video tentang bunyi .
Siswa menyimak video tentang tata cara membuat bel listrik
PERTANYAAN MENDASAR :
Pertanyaan mendasar :
Bagaiman mengahsilkan bunyi ?
26
MEDIA YANG DIBUTUHKAN :
1. Kardus tebal berukuran panjang 20cm dan lebar 10cm
2. 1 buah kaleng bekas
3. 1 buah baterai
4. 2 buah kabel
5. 1 buah dinamo mobil mobilan
PELAKSANAAN PROYEK :
1. Guru mengajak siswa menyimak pembahasan tentang proses kerja replika bel listrik.
2. Guru mengajak siswa menyimak beberapa video tentang bunyi yang berada di sekitar kita.
3. Guru membentuk kelompok siswa 5 atau 6 siswa
4. Guru memberikan arahan pelaksanaan proyek dan alur kerja serta waktu yang ditentukan.
5. Siswa berdiskusi menyusun desain dan rencana pembuatan replika bel listrik
6. Guru memeriksa kesiapan kelompok kerja apakah setiap kelompok sudah membuat rencana dan
anggaran .
7. Guru memeriksa kelengkapan dan kesiapan semua bahan dan alat .
8. Siswa menyusun langkah langkah pembuatan replika bel listrik dengan memanfaatkan sumber
informasi yang ada. Siswa diberi kebebasan memilih bahan penyaring sesuai perencanaan
kelompok .
9. Guru memeriksa langkah –langkap pembuatan replika bel listrik yang sudah disusun setiap
kelompok dan memberikan umpan balik.
10. Guru meminta siswa melakukan langkah-langkah pembuatan replika bel listrik sesuai dengan
hasil perencanaan kelompok dan dengan memastikan langkah demi langkah dilakukan hingga
selesai, baru dilakukan langkah berikutnya.
Catatan: Pastikan kabel terpasang dengan benar.
11. Pembahasan hasil proyek .
Guru memunculkan beberapa pertanyaan sebagai umpan balik seperti :
a. Mengapa bel dapat berbunyi?
b. Apa saja yang menyebabkan replika bel listrik itu berbunyi?
c. Bagaimana jika salah satu komponen hilang?
d. Apa yang meyebabkan dinamo dapat berputar?
e. Apa yang terjadi apabila kebel tidak terpasang dengan terbalik
12. Guru meminta siswa merencanakan bentuk laporan proyek, apakah dalam bentuk narasi , laporan
terstruktur , cerita bergambar . Laporan proyek dapat dibuat secara berkelompok atau individu .
13. Secara berkelompok siswa presentasi di depan kelas tentang hasil proyek replika bel listrik yang
berhasil dibuat maupun yang tidak berhasil
14. Guru mengajak siswa melakukan refleksi setelah proyek dibuat
27
LINGKUNGAN BELAJAR YANG DAPAT DIKUNJUNGI :
1. Sumber informasi dari internet
2. Perpustakaan mencari sumber bacaan yang terkait dengan penjernihan air
KOMPETENSI YANG AKAN DIKEMBANGKAN :
1. IPA
KD 3.5 Menerapkan sifat-sifat bunyi dan keterkaitannya dengan indera pendengaran.
KD 4.5 Menyajikan laporan hasil percobaan tentang sifat-sifat bunyi
2. BHS INDONESIA
KD 3.1 Mencermati gagasan pokok dan gagasan pendukung yang diperoleh dari teks lisan, tulis,
atau visual
KD 4.1 Menata informasi yang didapat dari teks berdasarkan keterhubungan antargagasan ke
dalam kerangka tulisan.
3. SBdP
3.1 Mengetahui gambar dan bentuk tiga dimensi
4.1 Menggambar dan membentuk tiga dimensi
PENILAIAN :
Menggunakan Rubrik Penilaian :
Aspek Kriteria
Penilaian
4 3 2 1
Perencanaan Melakukan Melakukan Melakukan Melakukan
dan perencanaan perencanaan dan perencanaan dan perencanaan dan
Penyusunan dan penyusunan penyusunan penyusunan
Desain penyusunan desain desain desain
desain pembuatan pembuatan pembuatan
pembuatan replika bel replika bel replika bel
replika bel listrik dengan listrik dengan listrik dengan
listrik dengan lengkap cukup lengkap kurang lengkap
sangat lengkap
28
29
PENUTUP
Melalui bahan ajar ini diharapkan guru dapat memahami mengenai pendekaan STEM dan menerapkannya
dalam pembelajarn di kelas.
30
Alexander, D. (2000). The learning that lies between play and academics in afterschool programs. National
Institute on Out-of-School Time. Retrieved from http://www.niost.org/Publications/papers.
Barron, B., & Darling-Hammond, L. (2008). Teaching for meaningful learning: A review of research on inquiry-
based and cooperative learning. Retrieved from http://www.edutopia.org/pdfs/edutopia-teaching-for-
meaningful-learning.pdf.
Florin, Suzanne. 2010. The Success of Project Based Learning. [Online]. Diakses di
http://www.brighthub.com/education/k-12/articles/90553.aspx
Grant, M. (2009, April). Understanding projects in projectbased learning: A student’s perspective. Paper presented
at Annual Meeting of the American Educational Research Association, San Diego, CA.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Modul Pelatihan Kurikulum 2013, Jakarta:Kemdikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2016). Modul Pelatihan Kurikulum 2013, Jakarta:Kemdikbud.
Markham, T. (2003). Project-Based Learning Handbook (2nd ed.). Novato, CA: Buck Institute for Education.
ResearchSummaries/ProjectBasedLearninginMath/tabid/1570/Default.aspx.
Savery, J. R. (2006). Overview of problem-based learning: Definitions and distinctions. The Interdisciplinary Journal
of Problem-Based Learning, 1(1), 9–20. Journal of Problem-Based Learning, 3(1), 12–43.
https://youtu.be/NZOaV4EqfsY
31
Lampiran
Kapal gaya pegas Adalah sebuah kapal yang terbuat dari kumpulan beberapa barang bekas yang
kemudian bisa dijalankan dengan bantuan gaya pegas
BAHAN BAHAN
Langkah langkahnya
Tobikin.com
2. Kemudian bentuk styrofoam menjadi seperti tapal kuda
Tobikin.com
3. Potong sedotan dan tepel pada bagian belakang styrofoam dan tutup sedotan dengan styrofom agar
lebih kuat
Tobikin.com Tobikin.com
32
4. Tempelkan 2 buah stick es krim pada samping kanan dan kiri styrofoam
Tobikin.com
5. Ambil botol kemudian potong menjadi 2 bagian dan di belah menjadi 2 lalu tempelkan salah satu
bagian pada styrofoam
Tobikin.com
Tobikin.com
6. buat ikatan karet pada bagian tengah sedok kemudian di lem agar lebih erat
Tobikin.com
7. Kemudian bentuk stik es krim sebagai pengganjal karet lalu masukan kedua sisi karet melewati
bagian dalam sedotan
Tobikin.com
Tobikin.com
8. Terakhir adalah putar sendok secara perlahan beberapa kali kemudian tahan dan letakkan kapal di
air, akan terlihat kapal berjalan
33