Anda di halaman 1dari 22

ASESMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DALAM IMPLEMENTASI

KURIKULUM MERDEKA

Disusun Oleh:

Puji Qur’ani Al Haq


20700121060
Pendidikan Matematika B

Dosen Pengampu: Dr. Nursalam, S.Pd., M.Si.

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang berkat rahmat dan
hidayah-Nya, serta kemudahan yang diberikan kepada hamba-hamba-Nya, kami
mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat dan salam kepada
junjungan umat manusia, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, yang
melalui berita darinya kita mengetahui perkara-perkara yang diperbolehkan dan
dilarang oleh-Nya. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada pihak-pihak
yang membantu dalam penyelesaian makalah ini. Tak lupa pula penulis
sampaikan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Pengembangan
Kurikulum dan Pembelajaran, Bapak Dr. Nursalam, S.Pd., M.Si., yang telah
membimbing dan memberikan pengetahuan yang amat berharga bagi penulis.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi


Pembelajaran, serta diharapkan agar pembaca dapat menambah pengetahuan
mengenai Asesmen Pembelajaran Matematika dalam Implementasi Kurikulum
Merdeka. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu kami harapkan sebagai bahan pembelajaran dalam menyusun makalah
ini. Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada
pembaca dan bermanfaat bagi banyak orang.

Gowa, 12 Oktober 2023

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................. ii

DAFTAR ISI........................................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................... 4

2.1 Hakikat Asesmen dalam Pembelajaran...................................................................4

2.2 Prinsip Asesmen dalam Pembelajaran....................................................................5

2.3 Jenis-Jenis Asesmen dalam Perencanaan Pembelajaran Kurikulum


Merdeka.............................................................................................................................................. 6

2.4 Instrumen dan Teknik Pelaksanaan Asesmen Pembelajaran Kurikulum


Merdeka............................................................................................................................................ 11

2.5 Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Kurikulum Merdeka............................14

BAB III KESIMPULAN..................................................................................................... 16

3.1 Kesimpulan........................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................... 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Merdeka belajar adalah program yang diusung oleh pemerintah untuk
menjawab tantangan pembelajaran di Indonesia dan sebagai upaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Program ini memberikan
keleluasaan kepada guru untuk berinovasi dan kreatif dalam pembelajaran
sekaligus menyesuaikan dengan situasi dalam proses pembelajaran yang sedang
berlangsung, entah itu dari segi adat dan budaya, kearifan lokal, kondisi sosial
ekonomi serta infrastruktur yang ada (Wahdani & Burhanuddin, 2020 dalam
Nurulaeni & Rahma, 2022). Dalam pembelajaran matematika, evaluasi
merupakan tahapan yang tidak boleh terlewatkan. Evaluasi pembelajaran
merupakan unsur kunci dalam dunia pendidikan yang tak terhindarkan.
Pemerintah menawarkan implementasi Kurikulum Merdeka tahun 2022
kepada sekolah di seluruh Indonesia yaitu : (1) Kurikulum 2013 secara utuh; (2)
Kurikulum Darurat; (3) Kurikulum 2013 yang disederhanakan; dan (4)
Kurikulum Merdeka dengan beberapa pilihan seperti Mandiri Belajar, Mandiri
Berubah, dan Mandiri berbagi.
Dalam era perkembangan pendidikan yang semakin pesat, pemahaman
mendalam tentang evaluasi pembelajaran menjadi sangat penting. Salah satu
komponen dalam evaluasi pembelajaran adalah asesmen. Asesmen sebagai salah
satu alat ukur untuk mengetahui perkembangan peserta didik di sekolah sangat
penting untuk didalami lebih lanjut. Kata asesmen semakin popular sejak
penggunaan kurikulum merdeka digalakkan. Adapun kurikulum merdeka
sebagai kurikulum yang dikembangkan oleh pemerintah menekankan pada
literasi dan numerasi.
Berdasarkan penelitian oleh Aprima & Sari (2022), implementasi
Kurikulum Merdeka lebih optimal dari pada kurikulum sebelumnya meskipun

1
baru satu tahun pelaksanaannya, di mana kurikulum sebelumnya masih
menyisakan berbagai permasalahan sehingga disempurnakan dengan hadirnya
Kurikulum Merdeka yang tentunya masih perlu dilakukan pengembangan,
pendampingan secara langsung dan perbaikan agar dapat mengatasi
permasalahan pendidikan.
Berdasarkan penelitian pengembangan produk berupa Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) berbasis Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) pada
materi geometri SMP oleh Miftah & Setyaningsih (2022) yang memenuhi kriteria
valid dan praktis, diperoleh kesimpulan bahwa asesmen yang dibuatnya yang
merupakan implmenetasi dari Kurikulum Merdeka memiliki efek meningkatkan
kemampuan numerasi peserta didik, sehingga layak digunakan dalam
pembelajaran matematika, khususnya materi geometri kelas VIII dengan bentuk
soal AKM.
Penelitian tentang efektivitas pengaplikasian Kurikulum Merdeka pada
mata pelajaran matematika oleh Fianingrum dkk. (2023) diperoleh kesimpulan
bahwa mengaplikasikan kurikulum merdeka memberikan pengaruh positif
terhadap pembelajaran matematika. Penggunaan kurikulum merdeka dapat
membantu peserta didik dalam memahami konsep dan memecahkan masalah
matematika.
Makalah ini disusun sebagai bahan pembelajaran bagi penulis mengenai
Asesmen Pembelajaran Matematika dalam Implementasi Kurikulum Merdeka,
juga untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran.
Kebermanfaatan makalah ini tentu diharapkan oleh penulis bagi pembaca
sekalian. Diharapkan penulis juga dapat meningkatkan kemampuan dalam studi
literatur dan penyusunan karya tulis, sehingga dapat menunjang proses belajar
penulis di masa-masa yang akan datang.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa itu asesmen dalam pembelajaran kurikulum merdeka?;

2
1.2.2 Apa saja prinsip asesmen dalam pembelajaran kurikulum merdeka?;
1.2.3 Apa saja jenis-jenis asesmen dalam pembelajaran kurikulum merdeka?;
1.2.4 Apa saja instrumen dan teknik pelaksanaan asesmen dalam pembelajaran
kurikulum merdeka?; dan
1.2.5 Bagaimana ketercapaian tujuan pembelajaran dalam kurikulum
merdeka?;

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Asesmen dalam Pembelajaran


Asesmen adalah aktivitas selama proses pembelajaran untuk
mencari bukti ketercapaian tujuan pembelajaran, pembelajaran dan
asesmen merupakan satu siklus; di mana asesmen memberikan informasi
tentang pembelajaran yang perlu dirancang, kemudian asesmen
digunakan untuk mengecek efektivitas pembelajaran yang berlangsung
(Kemendikbudristek Republik Indonesia, 2022).

Sesuai dengan Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan


Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah oleh
Kemendikbudristek (2022), pembelajaran dapat diawali dengan proses
perencanaan asesmen dan perencanaan pembelajaran. Proses
perencanaan asesmen dilakukan di awal pembelajaran, saat
berlangsungnya pembelajaran, dan di akhir pembelajaran. Asesmen di
awal pembelajaran berguna untuk mengetahui pengetahuan awal dan
kebutuhan belajar peserta didik yang dari hasil asesmen tersebut seorang
pendidik dapat merancang pembelajaran yang sesuai dengan tahap
capaian peserta didik tersebut.

Perencanaan pembelajaran terdiri dari tujuan pembelajaran,


langkah-langkah pembelajaran, dan asesmen pembelajaran. Perencanaan
ini disusun dalam bentuk dokumen yang fleksibel, sederhana, dan
kontekstual. Adapun Tujuan Pembelajaran disusun berdasarkan Capaian
Pembelajaran (CP) dengan mempertimbangkan kekhasan dan
karakteristik Satuan Pendidikan. Perencanaan pembelajaran diharapkan
sesuai dengan tahapan dan kebutuhan belajar peserta didik. Setelah

4
pendidik membuat perencanaan pembelajaran, tahapan selanjutnya
adalah proses asesmen pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa asesmen


dalam pembelajaran memberikan informasi tentang bagaimana
pembelajaran akan direncanakan atau dirancang, bagaimana tujuan
pembelajaran yang ada telah dipenuhi oleh peserta didik atau efektivitas
pembelajaran di kelas.

2.2 Prinsip Asesmen dalam Pembelajaran


Prinsip-prinsip pembelajaran seperti yang tertuang dalam
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar, dan Menengah oleh Kemendikbudristek (2022), yakni
sebagai berikut.
1) Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap
perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai
dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan
perkembangan peserta didik yang beragam sehingga pembelajaran
menjadi bermakna dan menyenangkan;
2) Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas
untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat;
3) Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan
karakter peserta didik secara holistik;
4) Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai
konteks, lingkungan, dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang
tua dan komunitas sebagai mitra; dan
5) Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.

5
Prinsip-prinsip asesmen pembelajaran seperti yang tertuang
dalam Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar, dan Menengah oleh Kemendikbudristek (2022), yakni
sebagai berikut.
1) Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi
pembelajaran, dan penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan
balik untuk pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali agar dapat
memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya;
2) asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen
tersebut, dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu
pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran;
3) asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya
(reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan
tentang langkah dan sebagai dasar untuk menyusun program
pembelajaran yang sesuai selanjutnya;
4) laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat
sederhana dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat
tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak
lanjut; dan
5) hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga
kependidikan, dan orang tua/wali sebagai bahan refleksi untuk
meningkatkan mutu pembelajaran.

2.3 Jenis-Jenis Asesmen dalam Perencanaan Pembelajaran Kurikulum


Merdeka
Dalam pembelajaran Kurikulum Merdeka, pendidik dianjurkan
untuk menggunakan asesmen-asesmen berikut dalam pembelajaran:

1) Asesmen formatif

6
Penilaian atau asesmen formatif bertujuan untuk memantau dan
memperbaiki proses pembelajaran, serta mengevaluasi pencapaian
tujuan pembelajaran. Asesmen ini dilakukan untuk mengidentifikasi
kebutuhan belajar peserta didik, hambatan atau kesulitan yang mereka
hadapi, dan juga untuk mendapatkan informasi perkembangan peserta
didik, juga bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi
pendidik dan peserta didik untuk memperbaiki proses belajar. Asesmen
formatif dapat dilaksanakan di awal dan di tengah-tengah proses
pembelajaran.
a) Asesmen di awal pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui
kesiapan peserta didik untuk mempelajari materi ajar dan mencapai
tujuan pembelajaran yang direncanakan. Asesmen ini termasuk
dalam kategori asesmen formatif karena ditujukan untuk kebutuhan
guru dalam merancang pembelajaran, tidak untuk keperluan
penilaian hasil belajar peserta didik yang dilaporkan dalam rapor.
b) Asesmen di dalam proses pembelajaran yang dilakukan selama
proses pembelajaran untuk mengetahui perkembangan peserta
didik dan sekaligus pemberian umpan balik yang cepat. Biasanya
asesmen ini dilakukan sepanjang atau di tengah kegiatan/langkah
pembelajaran, dan dapat juga dilakukan di akhir langkah
pembelajaran. Asesmen ini juga termasuk dalam kategori asesmen
formatif.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pendidik dalam merancang


asesmen formatif, antara lain sebagai berikut.
 Asesmen formatif tidak berisiko tinggi (high stake). Asesmen
formatif dirancang untuk tujuan pembelajaran dan tidak
seharusnya digunakan untuk menentukan nilai rapor,

7
keputusan kenaikan kelas, kelulusan, atau keputusan-
keputusan penting lainnya.
 Asesmen formatif dapat menggunakan berbagai teknik
dan/atau instrumen. Suatu asesmen dikategorikan sebagai
asesmen formatif apabila tujuannya adalah untuk
meningkatkan kualitas proses belajar.
 Asesmen formatif dilaksanakan bersamaan dengan proses
pembelajaran yang sedang berlangsung sehingga asesmen
formatif dan pembelajaran menjadi suatu kesatuan.
 Asesmen formatif dapat menggunakan metode yang
sederhana, sehingga umpan balik hasil asesmen tersebut
dapat diperoleh dengan cepat.
 Asesmen formatif yang dilakukan di awal pembelajaran akan
memberikan informasi kepada pendidik tentang kesiapan
belajar peserta didik. Berdasarkan asesmen ini, pendidik
perlu menyesuaikan/memodifikasi rencana pelaksanaan
pembelajarannya dan/ atau membuat diferensiasi
pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
 Instrumen asesmen yang digunakan dapat memberikan
informasi tentang kekuatan, hal-hal yang masih perlu
ditingkatkan oleh peserta didik dan mengungkapkan cara
untuk meningkatkan kualitas tulisan, karya atau performa
yang diberi umpan balik. Dengan demikian, hasil asesmen
tidak sekadar sebuah angka.
Contoh penilaian atau asesmen formatif, yaitu:
 Pendidik memulai kegiatan tatap muka dengan memberikan
pertanyaan berkaitan dengan konsep atau topik yang telah
dipelajari pada pertemuan sebelumnya.

8
 Pendidik mengakhiri kegiatan pembelajaran di kelas dengan
meminta peserta didik untuk menuliskan 3 hal tentang konsep
yang baru mereka pelajari, 2 hal yang ingin mereka pelajari lebih
mendalam, dan 1 hal yang mereka belum pahami.
 Kegiatan percobaan dilanjutkan dengan diskusi terkait proses dan
hasil percobaan, kemudian pendidik memberikan umpan balik
terhadap pemahaman peserta didik.
 Pendidik memberikan pertanyaan tertulis, kemudian setelah
selesai menjawab pertanyaan, peserta didik diberikan kunci
jawabannya sebagai acuan melakukan penilaian.
 Penilaian diri, penilaian antarteman, pemberian umpan balik antar
teman dan refleksi. Sebagai contoh, peserta didik diminta untuk
menjelaskan secara lisan atau tulisan (misalnya, menulis surat
untuk teman) tentang konsep yang baru dipelajari.

2) Asesmen sumatif
Asesmen sumatif adalah asesmen yang dilakukan untuk
memastikan ketercapaian keseluruhan tujuan pembelajaran. Asesmen ini
dilakukan pada akhir proses pembelajaran atau dapat juga dilakukan
sekaligus untuk dua atau lebih tujuan pembelajaran, sesuai dengan
pertimbangan pendidik dan kebijakan satuan pendidikan. Berbeda
dengan asesmen formatif, asesmen sumatif menjadi bagian dari
perhitungan penilaian di akhir semester, akhir tahun ajaran, dan/atau
akhir jenjang.
Penilaian atau asesmen sumatif pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah bertujuan untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran
dan/atau CP peserta didik sebagai dasar penentuan kenaikan kelas
dan/atau kelulusan dari satuan pendidikan. Penilaian pencapaian hasil

9
belajar peserta didik dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil
belajar peserta didik dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.
Adapun asesmen sumatif dapat berfungsi untuk: 1) alat ukur
untuk mengetahui pencapaian hasil belajar peserta didik dalam satu atau
lebih tujuan pembelajaran di periode tertentu; 2) mendapatkan nilai
capaian hasil belajar untuk dibandingkan dengan kriteria capaian yang
telah ditetapkan; dan 3) menentukan kelanjutan proses belajar siswa di
kelas atau jenjang berikutnya.
Asesmen sumatif dapat dilakukan setelah pembelajaran berakhir,
misalnya pada akhir satu lingkup materi (dapat terdiri atas satu atau
lebih tujuan pembelajaran), pada akhir semester dan pada akhir fase;
khusus asesmen pada akhir semester, asesmen ini bersifat pilihan. Untuk
asesmen sumatif, pendidik dapat menggunakan teknik dan instrumen
yang beragam, tidak hanya berupa tes, namun dapat menggunakan
observasi dan performa (praktik, menghasilkan produk, melakukan
projek, dan membuat portofolio).
3) Asesmen diagnostik
Asesmen diagnostik pada dasarnya digunakan untuk menemukan
kekuatan kelemahan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran (Arifin
dkk., 2018; Salma dkk., 2016 dalam Budiono & Hatip, 2023). Hasil dari
asesmen diagnostik dapat digunakan oleh pendidik sebagai dasar (entry
point) dalam merencanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
karakteristik dan kebutuhan pembelajaran peserta didik. Pada kondisi
tertentu informasi terkait dengan latar belakang keluarga, kesiapan
belajar (school readiness), motivasi belajar, minat peserta didik, dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan
pembelajaran (Budiono & Hatip, 2023).

10
Asesmen diagnostik terdiri dari asesmen kognitif dan asesmen
nonkognitif. Adapun asesmen diagnostik kognitif bertujuan untuk: (1)
Mengidentifikasi capaian kompetensi siswa, (2) Menyesuaikan
pembelajaran di kelas dengan kompetensi rata-rata siswa, (3)
Memberikan kelas remedial atau pelajaran tambahan kepada siswa yang
kompetensinya dibawah rata- rata. Asesmen diagnostik nonkognitif
bertujuan utuk: (1) Mengetahui kesejahteraan psikologis dan sosial emosi
siswa, (2) Mengetahui aktivitas selama belajar di rumah, (3) Mengetahui
kondisi keluarga siswa, (4) Mengetahui latar belakang pergaulan siswa,
(5) Mengetahui gaya belajar, karakter serta minat siswa.

2.4 Instrumen dan Teknik Pelaksanaan Asesmen Pembelajaran


Kurikulum Merdeka
Rencana asesmen dimulai dengan perumusan tujuan asesmen.
Tujuan ini tentu berkaitan erat dengan tujuan pembelajaran. Setelah
tujuan dirumuskan, pendidik memilih dan/atau mengembangkan
instrumen asesmen sesuai tujuan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam memilih/mengembangkan instrumen, antara lain: karakteristik
peserta didik, kesesuaian asesmen dengan rencana/ tujuan pembelajaran
dan tujuan asesmen, kemudahan penggunaan instrumen untuk
memberikan umpan balik kepada peserta didik dan pendidik.

Instrumen sebagai alat ukur dalam pelaksanaan asesmen atau


penilaian pembelajaran Kurikulum Merdeka dapat berupa:

a) Rubrik, yakni pedoman yang dibuat untuk menilai dan mengevaluasi


kualitas capaian kinerja peserta didik sehingga pendidik dapat
menyediakan bantuan yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja.
Rubrik juga dapat digunakan oleh pendidik untuk memusatkan perhatian
pada kompetensi yang harus dikuasai. Capaian kinerja dituangkan dalam

11
bentuk kriteria atau dimensi yang akan dinilai yang dibuat secara
bertingkat dari kurang sampai terbaik.
b) Ceklis, dapat berupa daftar informasi, data, ciri-ciri, karakteristik, atau
elemen yang dituju.
c) Catatan anekdotal, yaitu catatan singkat hasil observasi yang difokuskan
pada performa dan perilaku yang menonjol, disertai latar belakang
kejadian dan hasil analisis atas observasi yang dilakukan.
d) Grafik perkembangan (kontinum), yakni grafik atau infografik yang
menggambarkan tahap perkembangan belajar.

Adapun teknik penilaian yang dapat digunakan pendidik, yakni


sebagai berikut.

a) Observasi, yakni penilaian peserta didik yang dilakukan secara


berkesinambungan melalui pengamatan perilaku yang diamati secara
berkala. Observasi dapat difokuskan untuk semua peserta didik atau per
individu. Observasi dapat dilakukan dalam tugas atau aktivitas
rutin/harian.
b) Kinerja, yakni penilaian yang menuntut peserta didik untuk
mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuannya ke dalam
berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan.
Asesmen kinerja dapat berupa praktik, menghasilkan produk, melakukan
projek, atau membuat portofolio.
c) Projek, yakni kegiatan penilaian terhadap suatu tugas meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan, yang harus diselesaikan dalam
periode/waktu tertentu.
d) Tes tertulis, yakni tes dengan soal dan jawaban disajikan secara tertulis
untuk mengukur atau memperoleh informasi tentang kemampuan

12
peserta didik. Tes tertulis dapat berbentuk esai, pilihan ganda, uraian,
atau bentuk-bentuk tes tertulis lainnya.
e) Tes lisan, yakni pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta didik
menjawab secara lisan, dan dapat diberikan secara klasikal ketika
pembelajaran.
f) Penugasan, yakni pemberian tugas kepada peserta didik untuk mengukur
pengetahuan dan memfasilitasi peserta didik memperoleh atau
meningkatkan pengetahuan.
g) Portofolio, yakni kumpulan dokumen hasil penilaian, penghargaan, dan
karya peserta didik dalam bidang tertentu yang mencerminkan
perkembangan (reflektif-integratif) dalam kurun waktu tertentu.

Ilustrasi siklus perencanaan pembelajaran dan asesmen, yaitu: 1)


Pertama, pendidik menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran,
termasuk di dalamnya rencana asesmen formatif yang akan dilakukan di
awal pembelajaran dan asesmen di akhir pembelajaran; 2) Kedua,
pendidik melakukan asesmen di awal pembelajaran untuk menilai
kesiapan setiap individu peserta didik untuk mempelajari materi yang
telah dirancang; 3) Ketiga, berdasarkan hasil asesmen, pendidik
memodifikasi rencana yang dibuatnya dan/ atau membuat penyesuaian
untuk sebagian peserta didik; 4) Keempat, pelaksanakan pembelajaran
dan menggunakan berbagai metode asesmen formatif untuk memonitor
kemajuan belajar; dan 5) Kelima, melaksanakan asesmen di akhir
pembelajaran untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran.
Asesmen ini dapat digunakan sebagai asesmen awal pada pembelajaran
berikutnya.

Beberapa alternatif yang dapat dilakukan dalam pelaksanaan


pembelajaran dan asesmen, yaitu berdasarkan asesmen yang dilakukan

13
di awal pembelajaran, peserta didik di kelas yang sama dibagi menjadi
dua atau lebih kelompok menurut capaian belajar mereka, dan keduanya
diajarkan oleh guru yang sama atau disertai guru pendamping/asisten.
Selain itu, satuan pendidikan juga menyelenggarakan program pelajaran
tambahan untuk peserta didik yang belum siap untuk belajar sesuai
dengan fase di kelasnya.

2.5 Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Kurikulum Merdeka


Suatu tujuan pembelajaran yang telah disusun oleh pendidik perlu
untuk diketahui bagaimana ketercapaian tujuan tersebut dalam proses
pembelajaran. Sehingga, pendidik perlu menetapkan kriteria atau
indikator ketercapaian tujuan pembelajaran. Kriteria ini dikembangkan
saat pendidik merencanakan asesmen, yang dilakukan saat pendidik
menyusun perencanaan pembelajaran, baik dalam bentuk rencana
pelaksanaan pembelajaran ataupun modul ajar.

Kriteria ketercapaian ini juga menjadi salah satu pertimbangan


dalam memilih/membuat instrumen asesmen, karena belum tentu suatu
asesmen sesuai dengan tujuan dan kriteria ketercapaian tujuan
pembelajaran. Beberapa pendekatan kriteria ketercapaian yang dapat
digunakan oleh pendidik, yakni sebagai berikut.

1) Menggunakan deskripsi kriteria


Deskripsi kriteria yang dibuat pendidik dapat terdiri dari beberapa
poin kriteria yang jika peserta didik tidak mencapai kriteria tersebut
maka dianggap belum mencapai tujuan pembelajaran.
2) Menggunakan rubrik
Rubrik adalah serangkaian deskripsi-deskripsi yang menunjukkan
ketuntasan atau ketercapaian suatu tujuan pembelajaran yang lebih
terurai. Contohnya, dalam tugas menulis laporan, pendidik menetapkan

14
kriteria ketuntasan yang terdiri atas dua bagian: Isi laporan dan
penulisan. Dalam rubrik terdapat empat tahap pencapaian, dari baru
berkembang, layak, cakap hingga mahir. Dalam setiap tahapan ada
deskripsi yang menjelaskan performa peserta didik.
3) Menggunakan interval nilai
Untuk menggunakan interval, pendidik dan/ atau satuan
pendidikan dapat menggunakan rubrik maupun nilai dari tes. Pendidik
menentukan terlebih dahulu intervalnya dan tindak lanjut yang akan
dilakukan untuk para peserta didik.
Contoh interval nilai, yaitu:
 0 – 40 %: belum mencapai, remedial di seluruh bagian
 41 – 65 %: belum mencapai ketuntasan, remedial di bagian
yang diperlukan
 66 - 85 %: sudah mencapai ketuntasan, tidak perlu remedial
 86 - 100%: sudah mencapai ketuntasan, perlu pengayaan
atau tantangan lebih

Contoh interval nilai yang diolah dari rubrik, yaitu untuk setiap
kriteria terdapat 4 (empat) skala pencapaian (1-4). Pendidik
membandingkan hasil pekerjaan peserta didik dengan rubrik untuk
menentukan ketercapaian peserta didik.

15
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
3.1.1 Asesmen dalam pembelajaran memberikan informasi tentang bagaimana
pembelajaran akan direncanakan atau dirancang, bagaimana tujuan
pembelajaran yang ada telah dipenuhi oleh peserta didik atau efektivitas
pembelajaran di kelas.
3.1.2 Prinsip-prinsip asesmen dalam pembelajaran, yakni 1) asesmen
merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran; 2) asesmen
dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut; 3)
asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya
(reliable); 4) laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik
bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi yang
bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta strategi
tindak lanjut; dan 5) hasil asesmen digunakan oleh peserta didik,
pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua/wali sebagai bahan refleksi
untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
3.1.3 Jenis-jenis asesmen dalam perencanaan pembelajaran Kurikulum
Merdeka, yakni 1) asesmen formatif, yakni asesmen yang bertujuan untuk
memberikan informasi atau umpan balik bagi pendidik dan peserta didik
untuk memperbaiki proses belajar, yang dapat dilaksanakan di awal dan
di tengah proses pembelajaran; 2) asesmen sumatif, yakni asesmen untuk
memastikan ketercapaian seluruh tujuan pembelajaran, yang dapat
dilakukan setelah pembelajaran berakhir, misalnya pada akhir satu
lingkup materi (dapat terdiri atas satu atau lebih tujuan pembelajaran),
pada akhir semester dan pada akhir fase (khusus asesmen pada akhir
semester); dan 3) asesmen diagnostik, yakni asesmen digunakan untuk
menemukan kekuatan dan kelemahan peserta didik dalam kegiatan

16
pembelajaran, terdiri dari asesmen diagnostik kognitif dan asesmen
diagnostik nonkognitif.
3.1.4 Instrumen pelaksanaan rencana pembelajaran dan asesmen, yakni terdiri
dari 1) rubrik, yakni pedoman yang dibuat untuk menilai dan
mengevaluasi kualitas capaian kinerja peserta didik sehingga pendidik
dapat menyediakan bantuan yang diperlukan untuk meningkatkan
kinerja; 2) capaian kinerja dituangkan dalam bentuk kriteria atau dimensi
yang akan dinilai yang dibuat secara bertingkat dari kurang sampai
terbaik; 3) ceklis, dapat berupa daftar informasi, data, ciri-ciri,
karakteristik, atau elemen yang dituju; 4) catatan anekdotal, yaitu catatan
singkat hasil observasi yang difokuskan pada performa dan perilaku yang
menonjol, disertai latar belakang kejadian dan hasil analisis atas
observasi yang dilakukan; hingga 5) grafik perkembangan (kontinum),
yakni grafik atau infografik yang menggambarkan tahap perkembangan
belajar. Adapun teknik pelaksanaan rencana pembelajaran dan asesmen,
yakni terdiri dari 1) observasi, yakni penilaian peserta didik yang
dilakukan secara berkesinambungan melalui pengamatan perilaku yang
diamati secara berkala; 2) kinerja, dapat berupa praktik, menghasilkan
produk, melakukan projek, atau membuat portofolio; 3) projek, yakni
kegiatan penilaian terhadap suatu tugas meliputi kegiatan perancangan,
pelaksanaan, dan pelaporan, yang harus diselesaikan dalam
periode/waktu tertentu; 4) tes tertulis, dapat berbentuk esai, pilihan
ganda, uraian, atau bentuk-bentuk tes tertulis lainnya; 5) tes lisan, yakni
pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta didik menjawab
secara lisan, dan dapat diberikan secara klasikal ketika pembelajaran; 6)
penugasan, yakni pemberian tugas kepada peserta didik untuk mengukur
pengetahuan dan memfasilitasi peserta didik memperoleh atau
meningkatkan pengetahuan; dan 7) portofolio, yakni kumpulan dokumen

17
hasil penilaian, penghargaan, dan karya peserta didik dalam bidang
tertentu yang mencerminkan perkembangan (reflektif-integratif) dalam
kurun waktu tertentu.
3.1.5 Kriteria yang digunakan untuk menentukan apakah peserta didik telah
mencapai tujuan pembelajaran dapat dikembangkan pendidik dengan
menggunakan beberapa pendekatan, di antaranya: (1) menggunakan
deskripsi sehingga apabila peserta didik tidak mencapai kriteria tersebut
maka dianggap belum mencapai tujuan pembelajaran, (2) menggunakan
rubrik yang dapat mengidentifikasi sejauh mana peserta didik mencapai
tujuan pembelajaran, (3) menggunakan skala atau interval nilai, atau
pendekatan lainnya sesuai dengan kebutuhan dan kesiapan pendidik
dalam mengembangkannya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Aprima, D., & Sari, S. (2022). Analisis Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi


Dalam Implementasi Kurikulum Merdeka Pada Pelajaran Matematika SD.
Cendikia: Media Jurnal Ilmiah Pendidikan, 13(1), 95–101.

Budiono, A. N., & Hatip, M. (2023). Asesmen Pembelajaran Pada Kurikulum


Merdeka. Jurnal Axioma: Jurnal Matematika Dan Pembelajaran, 8(1).

Fianingrum, F., Novaliyosi, & Nindiasari, H. (2023). Kurikulum Merdeka pada


Pembelajaran Matematika. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 5(1), 132–137.

Kemendikbudristek Republik Indonesia. (2022). Panduan Pembelajaran dan


Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah.

Miftah, R. N., & Setyaningsih, R. (2022). Pengembangan LKPD Berbasis Asesmen


Kompetensi Minimum (AKM) pada Materi Geometri unuk Meningkatkan
Kemampuan Literasi Numerasi. Jurnal Program Studi Pendidikan
Matematika, 11(3), 2199–2208.

Nurulaeni, F., & Rahma, A. (2022). Analisis Problematika Pelaksanaan Merdeka


Belajar Matematika. Jurnal Pacu Pendidikan Dasar, 2(1).

19

Anda mungkin juga menyukai