Anda di halaman 1dari 7

1.

Hasil Belajar Siswa


Data hasil belajar biologi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Makassar pada siklus I
dan siklus II yang diperoleh dari tes hasil belajar pada setiap akhir siklus. Adapun
statistik deskriptif nilai hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 2 Makassar dapa
dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2 Distribusi Jumlah Siswa, Persentase dan Kategori Hasil Belajar Biologi
Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
dengan Media Animasi Macromedia Flash pada Siklus I dan Siklus II
di Kelas XI SMA Negeri 2 Makassar

Interval
Nilai
9,0 10,0
8,0 8,9
7,0 7,9
6,0 6,9
5,0 5,9
5,0

Kategori
Sangat Baik
Baik
Sedang
Cukup
Kurang
Sangat Kurang

Jumlah Siswa

Persentase (%)

Siklus I

Siklus II

Siklus I

Siklus II

4
7
14
10
3
1

29
9
1
0
0
0

10
17
35
25
7
2

74
23
2
0
0
0

Pada tabel 4.2 di atas menunjukkan nilai rata-rata pada siklus I yaitu
dan meningkat pada siklus II menjadi. Nilai terendah pada siklus I yaitu dan
meningkat pada siklus II menjadi . Nilai tertinggi pada siklus I yaitu meningkat
pada siklus II menjadi . Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar

siswa kelas XI SMA Negeri 2 Makassar. Adapun distribusi frekuensi dan kategori
nilai hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 2 Makassar setelah dikelompokkan
ke dalam lima kategori dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa


Melalui Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
dengan Media Animasi Macromedia Flash pada Siklus I dan
Siklus II di Kelas XI SMA Negeri 2 Makassar
Tabel 4.3 terlihat bahwa pada siklus I, presenase siswa yang memperoleh
nilai gagal adalah 0%, kurang .. %, cukup %, baik . % dan sangat
baik ..%. Sedangkan pada siklus II meningkat dimana pada siklus II ini
presentase jumlah siswa yang memperoleh nilai gagal 0%, kurang .. %, cukup
%, baik . % dan sangat baik ..%. Hal ini menunjukkan bahwa
proses belajar mengajar melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah
dengan media animasi macromedia flash pada pmbelajaran memberikan
konstribusi positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Adapun distribusi
kategori keuntasan belajar siswa dapat dilihat pada abel 4.4 berikut.

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi dan Kategorisasi Ketuntasan Belajar Biologi


Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
dengan Media Animasi Macromedia Flash pada Siklus I dan
Siklus II di Kelas XI SMA Negeri 2 Makassar
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari total . Siswa kelas XI SMA Negeri
1 Liliriraja yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis

masalah dengan media animasi macromedia flash pada mata pelajaran sistem
imun pada tabel 4.4 distribusi frekuensi dan kategorisasi ketuntasan belajar siswa
di atas terlihat bahwa siklus I, siswa yang tuntas hanya . %, sedangkan pada
siklus II presentase ketuntasan siswa meningkat menjadi 82,60%. Pada kategori
tidak tuntas, pada siklus I siswa yang tidak tuntas .. % menurun menjadi ..
% pada siklus II.
2. Refleksi
a. Refleksi Siklus I
Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan media
animasi macromedia flash selama proses pembelajaran pada siklus I
menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar. Peningkatan aktivitas
belajar ini terjadi pada pertemuan pertama ke pertemuan kedua siklus I. pada
akhir siklus I, masih ditemukan beberapa masalah dalam proses pembelajaran.
Masalah-masalah tersebut kemudian dijadikan sebagai refleksi untuk
perbaikan tindakan pada siklus II. Masalah-masalah yang diemukan selama
proses pembelajaran adalah sebagai berikut.
1) Masih ada beberapa siswa yang malu-malu dan takut untuk bertanya
maupun menjawab pertanyaan
2) Kerjasama dalam kelompok masih kurang. Hanya beberapa kelompok saja
yang aktif dalam diskusi.
3) Dlll
Kekurangan dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I, menjadi
dasar bagi peneliti untuk melakukan perbaikan tindakan pada siklus II.
Perbaikan tindakan pada siklus II lebih kepada pengelolaan kelas agar siswa
lebih aktif baik dalam kegiatan diskusi dan selama proses pembelajaran. Untuk
mengatasi permasalahan yang muncul pada siklus I, peneliti melakukan
tindakan sebagai berikut.

1) Meminta guru saat mengajar lebih sering berinteraksi dengan masingmasing siswa dan memberikan kasus-kasus menarik atau beberapa
pertanyaan agar siswa lebih bersemangat menerima materi yang
disampaikan serta secara tidak langsung siswa akan berdiskusi dengan
teman kelompoknya untuk menjawab pertanyaan dari guru.
2) Meminta guru memberikan penguatan dan motivasi kepada siswa agar
tidak lagi merasa malu atau takut untuk tampil dan memberikan tanggapan
mereka.
3) Untuk memoivasi belajar khususnya pada percaya diri siswa, peneliti
bersama dengan guru berinisiatif memberikan penghargaan berupa
tambahan nilai bagi siswa atau kelompok yang berani mempresentasikan
hasil diskusi mereka atau menyampaikan argument mereka di depan kelas.
4) Guru memberikan motivasi kepada siswa agar menanamkan rasa percaya
diri bahwa mereka memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan
khususnya dalam mata pelajaran biologi.
Pada siklus I, tidak ada siswa yang memperoleh nilai gagal, .
Siswa memperoleh nilai kurang dengan presentase . %, . Siswa
memperoleh nilai cukup dengan presentase . %, . Siswa memperoleh nilai
baik dengan presentase %, dan . Siswa memperoleh nilai baik sekali
dengan presentase ..%. Setelah dikelompokkan dalam kriteria ketuntasan
minimal (KKM) yang digunakan di SMA Negeri 1 Liliaja bahwa pada siklus I,
siswa yang tuntas sebesar. % atau siswa yang tuntas hanya .. siswa dari
. Siswa. Berdasarkan hal tersebut, maka perbaikan tindakan lebih
ditekankan pada pengelolaan kelas untuk dapat meningkatkan aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajar siswa pun dapat meningkat.
b. Refleksi Siklus II

Pada siklus II ini, guru masih menggunakan media animasi


macromedia flash selama proses pembelajaran dengan melakukan perbaikan
tindakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Pada siklus II ini terlihat
adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus I, yaitu adanya
peningkatan keaktifan siswa dalam diskusi kelompok.
Hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus
I. hal ini terlihat karena adanya peningkatan pada rata-rata nilai siswa dari
siklus I ke siklus II, yaitu persentase siswa yang tuntas pada siklus II, yaitu
dari . % siswa yang tuntas hanya siswa dari . Siswa kemudian
meningkat menjadi % atau . Siswa dari . Siswa.
Menyikapi hasil refleksi siklus II dan setelah mengamati berbagai
kekurangan dan kemajuan siswa yang terjadi selama siklus II terlihat bahwa
sebagian besar masalah yang ditemukan pada siklus I dapat teratasi pada siklus
II. Dengan demikian, dapat dinyaakan bahwa penerapan model pembelajaran
berbasis masalah dengan media animasi dapat memberikan kontribusi positif
terhadap peningkatan aktivitas, dan hasil belajar biologi siswa kelas XI SMA
Negeri 2 Makassar.

A. Pembahasan
1. Aktivitas Belajar
Hasil penelitian aktivitas belajar siswa kelas XI SMA Negeri 2 Makassar
menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan
media animasi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas XI SMA Negeri 2
Makassar. Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran terlihat

adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Hal ini diandai
dengan menigkatnya peran aktif siswa selama proses pembelajaran.
Pada siklus I, jumlah siswa yang ..
2. Hasil Belajar
Peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II melalui penerapan
model pembelajaran berbasis masalah dengan media animasi dapat dilihat pada
Tabel 4.3. Hasil belajar siswa yang mendapat nilai pada kategori baik sekali hanya
berjumlah . Orang dengan persentase ..% dan pada kategori baik berjumlah
.. orang dengan persentase .% dan masih ada siswa yang berada dalam
kategori cukup berjumlah . Orang dengan persentase %. Siswa yang
berada pada kategori kurang yaitu . Orang dengan persentase .% dan tidak
ada siswa yang berada pada kategori gagal. Pada siklus II hasil belajar siswa
mengalami peningkatan dimana pada siklus I siswa yang berada pada kategori
baik sekali hanya berjumlah orang dan pada siklus II meningkat menjadi
siswa pada kategori baik sekali dengan persentase .%, hal ini menunjukkan
pada kaegori baik sekali mengalami peningkatan sebesar ..%. siswa pada
kategori baik pada siklus II yakni .siswa dengan persentase % mengalami
kenaikan sebesar ..%. siswa pada kategori cukup dan kurang hanya tinggal ..
siswa. Hal ini menunnjukkan siswa pada kategori cukup mengalami penurunan
dari ..% pada siklus I menjadi.% dan pada kategori kurang juga mengalami
penurunan dari % pada siklus I menjadi .% dan tidak ada siswa pada
kategori gagal.
Ketuntasan belajar juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II.
Berdasarkan kategori ketuntasan hasil belajar pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa
pada siklus I ketuntasan belajar siswa belum maksimal. Hal ini terlihat bahwa

siswa yang tergolong dalam kategori tidak tuntas berjumlah siswa dan yang
berada pada kategori tuntas hanya berjumlah . Siswa. Pada siklus II ketuntasan
belajar siswa mengalami peningkatan dimana pada siklus II siswa yang berada
pada kategori tunas berjumlah siswa dengan persentase .%, siswa yang
tergolong kategori tidak tuntas berjumlah . Siswa dengan persentase..%.
Peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II disebabkan karena
penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan media animasi
macromedia flash yang digunakna oleh guru. .

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut.
1. Penerapan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) dengan media animasi
macromedia flash dalam kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas
belajar Biologi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Makassar yaitu. % pada siklus
I meningkat menjadi .% pada siklus II.
2. Penerapan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) dengan media animasi
macromedia flash dalam kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar
bilogi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Makassar yaitu. % pada siklus I
meningkat menjadi .% pada siklus II.

Anda mungkin juga menyukai